Mungkin karena ia melihat keraguan di mata Sharon, ia melanjutkan kata-katanya, “Sebastian itu darah daging saya. Jadi apa kamu pikir saya akan membiarkan dia tinggal di luar jauh dari saya? Bahkan kalau aku yang mengizinkannya, keluarga Zachary tetap tidak akan mau.”Sharon mengerti sekarang. Kalau keluarga Zachary tahu Sebastian itu putra Simon, mereka pasti tidak ingin anak itu tinggal bersamanya!Mereka akan merebutnya dan membawa anak itu ke rumah keluarga Zachary.Pikirannya sangat kacau, tiba-tiba lalu ia menggenggam tangan Simon dengan erat. "Kamu nggak bisa ambil anakku dariku!"Simon mengangkat alisnya sedikit dan ada sedikit kerutan di bibir tipisnya. "Karena itu alasan kenapa aku tawarkan ke kamu pernikahan ini."Sharon benar-benar diam. Ia paham betul jika keluarga Zachary membawa anaknya pergi, kekuatannya tidak akan kuat untuk mampu menghentikan mereka.Apa itu berarti ia tidak punya pilihan lain selain menandatangani perjanjian ini?Tiba-tiba ia memikirkan putranya yang
Setelah melihat foto-foto itu, Dr. Collins mengerutkan kening sembari berkata, “Orang itu cukup familiar. Sebentar ya, saya ingat-ingat dulu…” Karena tidak nampak bagian tubuh depan pria itu, sulit bagi Dr. Collins untuk mengingatnya."Tidak apa-apa. Pelan-pelan saja Dok.” meski cemas, Sharon paham ia tidak bisa mendesaknya.“Ah, aku ingat sekarang. Pria ini kayaknya agak mirip dengan Dr Wayne John. Ia ada di bagian bedah.”“Wayne John? Apa Dokter yakin?" Mata Sharon bersinar seterang cahaya.“Yah, itu kayaknya mirip dia. Coba kamu ke departemen operasi dan tanya di sana ya.”"Terima kasih, Dr. Collins." Sharon ingin segera melihat pria Wayne John ini."Sama-sama. Oh ya Sharon, aku merasa sangat bersalah karena tidak bisa menyelamatkan ayahmu saat itu.”Ketika Sharon memperhatikan Dr. Collins terlihat ragu meneruskan kalimatnya, ia curiga lagi. “Dr. Collins, mungkin ada hal lain yang belum kamu ceritakan tentang kematian ayah aku saat itu?”Ekspresi Dr. Collins berubah dan ia dengan ce
Sharon menarik napas dalam-dalam dan akhirnya bergumam, “Dia… orang yang sudah kamu kenal. Dia, Paman Simon.”Sebastian terkejut. “Maksudmu paman yang galak itu adalah ayahku? Ibu gak bercanda kan?”Sharon memasang ekspresi tegas di wajahnya. "Nggak bercanda." Dia melihat perubahan ekspresi pria kecil itu dengan gugup. Apa ia bisa terima ini?“Pantas semua orang bilang kami mirip. Jadi benar dia memang ayah aku!”"Lalu, apa kamu mau terima, pamah itu ayah kamu?" Sharon bertanya ragu-ragu.“Tentu saja, aku akan menerimanya jika dia ayahku. Bu, paman galak itu orang yang cukup kaya. Dia pasti bisa menafkahi kita.”Mulut Sharon berkedut ketika mendengar ini. Apa yang sebenarnya terjadi?Sebelum mereka selesai dengan percakapan mereka, telepon Sharon berdering. Simon memberitahunya bahwa ia sekarang sudah ada di bawah dan ia meminta mereka untuk turun.Sharon menutup telepon, dan lelaki kecil itu menarik tangannya dengan penuh semangat. “Ayo turun, Bu.”Sharon masih bergeming dari tempat d
Sharon merasakan kepalanya pusing. Bukannya itu pernikahan palsu? Ia tidak harus begitu serius tentang ini, kan?Saat matahari mulai terbenam, Maybach akhirnya tiba di rumah keluarga Zachary.Mobil berhenti di depan air mancur yang sangat besar dan melalui jendela mobil, Sharon melihat seorang pelayan sedang menunggu.Simon dan putra mereka telah turun dari mobil, menunggu Sharon untuk keluar.Ia harus menghibur dirinya sendiri sebelum menyiapkan amunisi yang diperlukan dan keluar dari mobil. Kemudian tiba-tiba memikirkan sesuatu yang lain. "Oh tunggu. sopan nggak ya datang dengan kosong?” Ia menyadari seharusnya bawa beberapa hadiah."Cukup kamu kan udah bawa anak ini." Simon merasa itu sudah cukup."Ayo masuk" dia menoleh dan berkata kepada Sebastian.Sharon melihat ke belakang pria itu yang tampak dingin, sebelum mengikutinya.Para kepala pelayan dan pelayan menyambut mereka ke dalam rumah. Di ruang tamu, Douglas sedang duduk di sofa utama dengan manik-manik rosario di tangannya."
Dalam perbincangan tersebut, Simon menunjukkan ke ayahnya laporan tes DNA nya dan Sebastian dan berbicara singkat tentang apa yang terjadi lima tahun lalu.Ketika keduanya keluar dari ruang kerja, Sharon memperhatikan bahwa Douglas terlihat sangat serius, tetapi tidak lagi kasar seperti sebelumnya.Douglas duduk kembali di sofa utama dan menatap anak kecil itu. Dia melambai ke arahnya, berkata, "Kemarilah, bocah nakal.""Aku bukan bocah nakal." Sebastian menolak untuk mengalah.Douglas menatapnya dengan cermat. Karena ia adalah cucunya, ia hanya bisa berkata dengan sabar, “Jadi, namamu Sebastian? Sini ke Kakek.”"Kamu bukan kakekku." Si kecil menyimpan sedikit dendam.Douglas terlihat tersinggung. Belum pernah ada yang berani menolaknya dengan cara seperti itu sebelumnya.Sharon melangkah maju untuk berdamai. "Direktur Zachary, jika ada yang mau dikatakan, silahkan, bisa sampaikan saja langsung."Simon menatapnya dan berkata, "Sharon, kamu harusnya panggil Ayah."Sharon meliriknya. Bag
Fiona tidak mampu berdebat, seraya berkata dengan cemas, “Ayah, aku tidak menculiknya untuk melakukan aneh aneh. Aku… aku hanya ingin melakukan tes DNA ke dia dan Howard.”Ia berhenti dan menatap Sharon dengan dingin. Kemudian, ia menggertakkan gigi dan berkata, “Siapa yang sangka anak itu adalah milik Simon? Siapa yang tahu bagaimana bisa Wanita itu sampai berbuat hal kayak begini?! ”“Aku nggak peduli ya Nek. nenek udah culik aku dan aku akan memanggil polisi sekarang juga!” Sebastian mengambil ponsel Ibunya untuk telepon polisi.“Aku sudah kasih tau ya kalau aku tidak culik kamu! Dasar kamu bocah nakal—” Fiona ingin meraih telepon, tetapi sekarang setelah Douglas tahu anak ini adalah cucunya, ia melindungi anak itu, tidak mau bertindak gegabah lagi.Ia memandang Simon dengan cemas dan berkata, “Simon, bantu dong ini? Masa saudara ipar kamu nggak bersalah mau diseret ke kantor polisi?”Simon mengalihkan pandangannya ke arah si kecil sebelum berkata dengan samar, “Fiona, kamu memang k
"Ayah, apa kamu izinkan Simon menikahi wanita seperti ini?" Ia mengalihkan pandangannya ke arah Douglas.Douglas melirik Sharon cuek. Ia tidak bisa memaksa dirinya untuk menerima menantu perempuan ini, tetapi ia adalah ibu dari anak itu. Jika ia menolak untuk menerimanya, apakah ia harus membiarkan cucunya tinggal di luar?Karena Douglas tidak membuat pernyataan lebih lanjut, jadi diamnya tampaknya merupakan persetujuan tanpa suara.Fiona kehabisan akal dan dengan marah berkata kepada Simon, “Baik. Baiklah… Tunggu dan lihat saja. Ia juga akan menipumu suatu hari nanti dan kamu bakal nyesel!”Sharon tidak bisa menahannya lebih lama lagi ketika ia mendengar ini. Apalagi setelah mengetahui dari Sally bahwa selama pernikahannya dengan Howard, Fiona membiarkan foto bugilnya beredar. Fiona adalah orang yang merusak reputasinya!Sekarang, ia masih berani memfitnahnya!“Nyonya Lionel, tolong tarik kembali kata-kata anda. Saya selalu tidak bersalah dan tidak pernah mengkhianati Howard.” Sharon
Sebastian benar-benar kekenyangan dan mengelus perutnya yang buncit. "Bu, perut aku seperti semangka ya?"Sharon juga menepuk perut Sebastian dan merasa geli. "Siapa suruh makan banyak begitu?"“Makanannya enak banget bu, aku ga tahan.” Si kecil mengusap perutnya. Kalau saja tidak kenyang, ia mungkin akan makan lebih banyak."Bu, makanan di sini terlalu enak." Pria kecil itu tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela nafas."Kalau begitu, nanti pas kamu tinggal di sini, kamu bisa makan banyak makanan enak setiap hari," kata Simon tiba-tiba."Betul sekali. Tinggal di sini aja ya. Nanti pelayan bantu siapin kamar.” Douglas segera memerintahkan kepala pelayan untuk menyiapkan kamar.Sebastian menatap ibunya, meminta persetujuan, "Apa kita akan tinggal di sini?""Yah ..." Sharon melirik Douglas, lalu ke Simon. Mereka cuma mau anak ini yang tinggal kan ya?Bagaimanapun, Simon adalah ayah dari anak itu. Karena itu, ia perlu memberi mereka waktu bersama."Kalau kamu mau tinggal di sini, kam