Sharon kembali ke rumah. Ia bingung dan terus memikirkannya. 'Kenapa Simon tiba-tiba menjadi seperti ini?'Sharon berkata ia akan menunggunya di sana dan mungkin hanya ketika mereka bertemu ia bisa menanyakan alasan di balik tindakannya.Namun, ia tidak muncul bahkan setelah ia menunggu satu hari ...Di rumah sakit, Claude datang untuk melapor kepada Simon setelah mengatur penempatan personel keamanan. Hanya saja mereka melihat anak buah Jesse mengikuti mereka ke rumah sakit. Dilihat dari tindakan mereka, sepertinya mereka berencana untuk bergerak pada anak dan Diana."Tetap waspada. Kalau kamu benar-benar ketemu dengan mereka, maka ambil tindakan. Kalahkan mereka semua." kata Simon dengan suara dingin."Iya pak." Claude mundur setelah menerima perintah dan terus mengawasi siapa pun yang mencurigakan.Di kamu, perhatian Diana dan Nyonya York tertuju pada Bonnie. Mereka tidak merasakan bahaya di sekitarnya.Itu adalah malam yang tenang, dan keheningan di rumah sakit membuat orang
Sebelum Sharon bisa mengklarifikasi keraguannya, Simon berkata dengan dingin, "Kamu cuma perlu ingat apa yang aku bilang. Lagi pula, aku nggak mau lihat kamu lagi." Panggilan itu kemudian ditutup.Sharon hanya bisa mendengar suara bip di teleponnya saat pikirannya menjadi kosong…Instingnya memberitahunya ada sesuatu yang terjadi dengan Simon!Sharon tidak berani mengalihkan pikirannya untuk berpikir masalahnya ada hubungannya dengan ia dan Diana ...Sharon tidak pernah menjadi wanita yang hanya akan mendengarkan orang lain untuk memulai. 'Apa itu berarti aku tidak diizinkan pergi hanya karena ia berkata begitu?'Selain itu, ia merasa tidak nyaman karena sikap Simon yang tidak biasa. Jika ia tidak pergi untuk mengklarifikasi hal-hal, ia tidak akan bisa datang untuk malam itu.Ia kemudian segera menuju ke rumah sakit.Pada saat itu, langit terlihat lebih gelap.Claude bergegas untuk melaporkan berita terbaru kepada Simon. "Presiden Zachary, orang-orang kita telah menghadapi mere
Sharon butuh waktu lama untuk bereaksi ketika ia mendengar Simon mengucapkan kata itu. Ia hanya menatapnya tanpa mengedipkan matanya.Ia baru saja mengucapkan kata-kata itu karena marah, namun ia memberinya jawaban yang meyakinkan.Setelah beberapa waktu, ia masih menatapnya karena ia merasa sulit untuk percaya. Ia tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Simon, kamu bercanda sama aku, kan?"Simon tetap tanpa emosi seolah-olah ia tidak memperhatikan ekspresi patah hati istrinya. Ia berkata kepada Claude dengan dingin, "Antar dia pulang."Hari sudah sangat larut dan orang-orang Jesse mengawasi mereka. Simon tidak akan lega jika membiarkannya pulang sendiri.Claude sadar Simon saat ini berada dalam situasi yang sangat berbahaya dan tidak rela meninggalkan sisinya. "Tuan, saya akan minta Chuck mengantar Nona—""Aku minta kamu untuk antar dia pulang secara langsung!" Simon memotongnya.Claude menatapnya dengan tatapan khawatir. Namun, ia tidak membangkang. "Iya pak."Sharon menganggapn
Sharon berbalik dengan kejam ketika ia mendengar langkah kaki membuntutinya. Ia memelototi Claude yang adalah pria yang keras kepala. "Aku bilang aku nggak perlu kamu antar pulang. Pergi dari pandanganku!""Tuan bersikeras saya harus mengirim Anda pulang dengan selamat.""Ya, ini memang sangat malam sekarang tapi jangan khawatir, tidak ada yang akan menyentuh wanita terlantar sepertiku. Bahkan jika mereka merampokku demi uang, aku juga nggak punya uang."Sharon telah pergi ke rumah sakit, dan setelah mengatakan itu kepada Claude, ia memasuki mobil dan segera menyalakan mesin mobil.Ia berpikir setelah mengatakan begitu banyak, Claude akan mendapatkan petunjuk dan meninggalkannya. Ia tidak pernah menyangka bahwa tidak lama setelah ia mulai mengemudi, ada mobil yang mengikuti di belakangnya. 'Kurasa ia masih bersikeras mengikutiku.'Lupakan. Dia sama aja dengan tuannya. Keduanya begitu dingin dan keras kepala. Nggak ada gunanya bagiku untuk bilang sepatah kata pun. Aku akan biarkan
Sharon membuka matanya dan melihat ia diikat di kursi. Samar-samar ia bisa mendengar suara ombak laut dan ia bisa melihat laut melalui jendela kaca.'Apa aku di atas kapal?'Ia ingat dirinya diculik oleh orang asing. Karena ia telah banyak berjuang, mereka segera membuatnya pingsan.Saat ia mencoba mencari tahu siapa yang menculiknya, pintu kabin di depannya terbuka. Beberapa orang masuk, agak menghalangi cahaya dengan punggung mereka.Sinar cahaya yang tiba-tiba bersinar begitu menyilaukan hingga membuatnya menyipitkan matanya. Pada saat itu, ia tidak bisa melihat siapa orang-orang itu. Ia hanya tahu bahwa ada beberapa dari mereka yang datang.Setelah orang-orang itu masuk, mereka mengunci pintu. Baru kemudian ia bisa mengenali orang-orang di depannya.Sharon memandang mereka, heran. "J-Jesse?" Ia sebelumnya adalah asisten Tammy yang cakap dan tangan kanannya."Nona Newton, udah lama sejak terakhir kali kita bertemu. Gimana kabar kamu?" Jesse menatapnya dengan senyum samar, mat
Segera ada ekspresi kekalahan di wajah Diana. Ia merasa ia sudah selesai untuk kali ini. 'Simon pasti akan selamatkan Sharon!'"Nona Newton, apa kamu nggak penasaran? Coba tebak, siapa yang akan dia selamatkan? Kalau tebakanmu benar, mungkin aku akan menyelamatkan nyawamu." Jesse melirik Sharon dengan mata menyipit."Aku nggak tertarik." Sharon memalingkan wajahnya."Kenapa kamu nggak tertarik? Bukannya kamu wanita yang paling dicintai Henry? Tapi dia malah punya bayi dengan wanita ini. Kurasa kamu pasti sangat menginginkan dia mati, kan?" Jesse telah menyelidiki secara menyeluruh segala sesuatu yang terjadi di antara mereka."Ini nggak ada hubungannya dengan aku... Bayi itu... juga nggak ada hubungannya dengan aku!" Diana sangat takut sehingga ia mengklaim ia tidak berhubungan dengan anak itu.Pada saat itu, seorang bawahan masuk sambil menyeringai dan memberi tahu Jesse, "Simon ada di sini!"Jesse senang saat mendengarnya. "Hah! Dia benar-benar bertindak cepat. Sepertinya dia s
Sharon berpikir mungkin angin laut terlalu kencang, sampai-sampai ia tidak bisa mendengarkan kata-kata Simon dengan jelas.Namun, ia menunjuk tepat ke Diana!Ia memilih Diana dan bukan Sharon!Sharon menatap pria yang memiliki wajah yang sangat menakjubkan. Ia tidak percaya dan bingung. Sharon tiba-tiba merasa ia tidak tahu apa-apa tentang Simon!Mungkin, ia tidak pernah benar-benar tahu tentang ia sejak awal. 'Aku nggak bisa tebak apa yang ada dalam pikirannya!'Bahkan Jesse bingung. Lagi pula, ia berpikir wanita yang paling disayangi Simon adalah Sharon."Kamu pilih dia? Apa kamu yakin?" tanya Jesse."Putri aku masih sangat muda dan dia nggak bisa kehilangan ibunya." Belum diketahui apa pernyataan Simon ditujukan kepada Diana atau Sharon.Sharon tertawa tanpa mengeluarkan suara... 'Sekarang, aku bahkan kalah dari seorang bayi perempuan?'Diana menghela napas lega. Ia hampir mengatakan fakta ia bukan ibu kandung Bonnie!Ia tidak menyangka Simon akan memilih untuk menyelamat
Bang, bang, bang… Ada beberapa tembakan berturut-turut dan tidak ada yang tahu siapa yang tertembak.Diana terkejut ia mulai menangis. Ia tidak dapat menemukan tempat untuk bersembunyi.Jesse gagal menembak Simon dan merasakan gelombang kebencian dalam dirinya. Tiba-tiba, ia melihat Diana, yang bersembunyi di sudut. Kilatan kebencian di matanya menjadi jelas. Ia meraih Diana dan mengarahkan pistol ke kepalanya. Ia kemudian berteriak ke seberang, "Henry! Apa kamu nggak mau selamatin wanita ini? Dia ibu dari anak kamu. Apa kamu nggak peduli dengan hidupnya?"Begitu Jesse berbicara, sebuah peluru melesat melewatinya, menyerempet telinganya. Pada saat ini, ia tidak dapat menemukan sosok Simon.Jesse merasakan sakit yang membakar di telinganya. Peluru itu hampir merenggut nyawanya. Darah mengalir dari telinganya."Sepertinya wanita ini sama sekali nggak penting bagi kamu. Baiklah kalau gitu. Hari ini, aku akan ambil nyawa dia!" Jesse menggonggong."Nggak..." Diana sangat ketakutan hin