Candace berasal dari keluarga kelas pekerja biasa. Kedua orang tuanya adalah guru dan dia juga seorang guru karena dia telah mengikuti rencana yang ditetapkan orang tuanya untuknya. Dia dianggap memiliki latar belakang keluarga yang masih bisa diterima.Di dalam kotak hitam yang dihadiahkan Claude kepada Nyonya White, ada beberapa aksesoris emas dan untaian mutiara giok. Itu pasti sangat mahal!Oleh karena itu, ketika satu set perhiasan itu dipersembahkan, hal itu membuat Nyonya White tercengang."Ini... Ini pasti sangat mahal, kan?" Nyonya White tergagap.Candace menatap Claude. 'Dia hanya pengawal. Dari mana dia mendapatkan uang untuk membeli perhiasan mahal seperti itu?''Namun, aku harus akui kalau set perhiasan ini memang cocok untuk ibu aku.'"Nggak semahal itu. Asal kamu suka, Bibi." Claude memasang tampang riang. Satu set perhiasan itu hanya 300 juta dolar dan dia merasa itu sepadan dengan harganya.Nyonya White memperhatikan dia berbicara begitu santai dan berasumsi bah
"Aku juga melakukan ini untuk kebaikan kamu. Kamu punya kualifikasi akademis yang tinggi. Kalau kamu ketemu suami yang nggak punya standar yang sama, kalian nggak akan punya topik umum untuk dibicarakan nanti. Aku nggak mau sampai kamu nyesel. Jadi, lebih baik kamu putus sama dia sekarang." Nyonya White segera memberikan perintahnya.Candace menatap ibunya, sulit dipercaya. 'Hanya karena kualifikasi akademik Claude, dia meminta aku untuk putus dengannya?'"Bu, bisa nggak kamu lebih rasional tentang ini? Kualifikasi akademis nggak penting dalam keputusan aku untuk sama dia. Kami berdua punya perasaan satu sama lain!" Candace dengan sabar berkata kepada ibunya."Aku udah bilang kalian nggak cocok satu sama lain. Kalau kamu nikah sama dia, kamu cuma bakal menderita. Aku nggak setuju kalian sama-sama." kata Nyonya White dengan ekspresi dingin"Bibi, apa yang kamu katakan sebelumnya salah. Gaji tahunan aku tujuh digit, dan kadang-kadang, aku mendapatkan lebih dari itu juga. Soal kualif
"Tentu saja nggak. Aku cuma takut Bibi akan terlalu marah dan itu akan mempengaruhi kesehatan dia. Kamu pulang aja sama dia coba bicara sama dia dulu." kata Claude.Candace mendengarnya dan menghela nafas lega. Selama Claude tidak menyerah pada hubungan mereka, dia tidak akan menyerah padanya.Meskipun ibunya tidak setuju untuk membiarkan mereka bersama, dia tidak akan mengabaikan ibunya begitu saja. Karena itu, dia menganggukkan kepalanya. "Ok. Kalau gitu aku akan pergi sekarang. Ingat, jangan pernah putus sama aku."Claude berkata sambil tersenyum, "Seharusnya aku yang bilang itu sama kamu."Candace akhirnya tenang dan menatapnya dengan tatapan penuh gairah yang luar biasa.Nyonya White menyeret putrinya pergi setelah melihat tatapannya yang penuh gairah. "Cukup, ayo pergi!" Dia tidak akan pernah membiarkan putrinya bersama dengan pria seperti itu.Candace mengikuti ibunya kembali ke rumah, dan ekspresi keduanya sangat terlihat mengerikan."Candace, segera putus dengan pria it
Claude sangat mengkhawatirkan Candace. Lagi pula, dia tidak tahu tentang kondisinya.Dari jauh, Sebastian telah menyaksikan Ibu itu menutup pintu di depannya. Dia berlari ke Claude dan bertanya, "Calon ibu mertua kamu nggak mau mengizinkan kamu mengunjungi Ibu guru? Dia sangat membenci kamu?"Claude mengerutkan kening. Dia tidak akan bersikap agresif kepada Nyonya White, kalau tidak, dia akan lebih bertekad untuk tidak membiarkannya bersama Candace.'Aku nggak mau bisa memaksa masuk, jadi apa yang bisa aku lakukan?'"Paman, aku punya cara untuk bikin kamu bisa ketemu Ibu guru. Dengerin aku..." Sebastian menarik lengan bajunya, membuatnya membungkuk ke depan. Sebastian mulai bergumam di telinganya."Tapi kurasa itu bukan ide yang bagus." Claude tidak begitu setuju setelah mendengar ide Sebastian."Saat ini, ini satu-satunya cara bagi kamu untuk bertemu dengan Ibu guru. Kamu bisa pilih apa kamu ingin mengikutinya." Sebastian mengizinkannya untuk melakukan panggilan terakhir.Demi
Ketika Nyonya White sedang berjalan ke rumah, dia masih memaki. "Anak siapa sih mana bocah nakal itu?! Beraninya dia kabur begitu saja setelah mecahin kaca jendela aku? Nanti pasti aku bakal ketemu lagi sama dia."Nyonya White sudah sangat marah, dan ketika dia kembali ke rumah, dia melihat Claude memasuki rumahnya. Dia bahkan ingin menyelundupkan putrinya keluar juga!Dia dengan cepat meningkatkan langkahnya dan memblokir pintu. "Kamu... Siapa yang izinin masuk rumah aku? Kamu menyerang wilayah pribadi! Kamu bahkan berpikir untuk menculik putri aku juga? Aku akan memanggil polisi untuk menangkap kamu!"Nyonya White tahu bahwa dia tidak mampu melawan pria besar seperti Claude, terutama ketika dia adalah pengawal pribadi yang terkemuka. Dia tidak punya pilihan selain melapor ke polisi untuk menyelamatkan putrinya.Claude dan Candace terkejut karena mereka tidak menyangka dia akan kembali secepat ini. Mereka bahkan menabraknya.Dia tidak bisa membawa Candace pergi lagi.Dalam beber
Claude berpikir bahwa karena dia ingin bersama dengan Candace, maka dia tidak boleh menyembunyikan kariernya dari orang tuanya.Dia berkata jujur, "Memang, aku punya pistol, tapi aku cuma akan menembaki mereka yang mencoba menyakiti orang yang mau aku lindungi. Jadi, kamu nggak perlu takut."Nyonya White telah hidup begitu lama dan belum pernah melihat senjata sungguhan. Suara itu membuat orang merasa takut. 'Bagaimana aku bisa mengizinkan putri aku menikah dengan orang seperti itu?'"Berhenti bicara omong kosong dan ngaco!" Dia kemudian berkata kepada putrinya, "Candace, ke sini sekarang juga!"Candace berdiri di samping Claude, dan tangannya menggenggam erat Claude. Dia tidak berniat mendengarkan ibunya."Bu, aku mau pergi sama dia," Candace mengucapkan kata-kata yang selama ini dia simpan jauh di lubuk hatinya.Ekspresi Nyonya White berubah menjadi lebih buruk. "Beraninya kamu bicara omong kosong?! Kemari!""Bu, aku serius. Aku mau pergi sama dia. Aku nggak mau dikurung di
"Nggak apa-apa kalau kamu mau anggap nya seperti itu. Anggap saja aku mati." Saat Candace berbicara, air mata terlihat di matanya. Kemudian, dia membanting kepalanya ke lantai sebagai penghormatan kepada ibunya. "Terima kasih, Bu, karena sudah merawat aku selama bertahun-tahun. Terima kasih untuk Ayah juga."Claude mendukungnya. Kemudian, dia memegang tangannya dengan erat. "Ayo pergi." Dia mencoba yang terbaik untuk tidak melihat ibunya dan ingin pergi secepat mungkin karena takut dia akan menyesalinya."Candace, apa kamu yakin soal ini?" Claude takut dia akan bertindak gegabah. Begitu dia keluar dari rumah bersamanya, dia akan memutuskan hubungan dengan orang tuanya.Claude tidak ingin menjadi orang yang menghancurkan hubungan mereka. Namun, jika dia bertekad untuk pergi, dia masih akan membawanya pergi."Ayo pergi, bawa aku pergi dari sini." Pernyataan terakhirnya agak lembut, seolah-olah dia akan kehilangan kekuatannya.Claude memberinya tatapan penuh tekad. "Ok, aku akan bawa
Claude menggelengkan kepalanya dan mengerutkan bibirnya, tidak mengatakan sepatah kata pun. Itu, baginya, adalah masalah yang sulit."Apa kamu nggak melihat bagaimana pasangan ciuman di acara TV?" dia bertanya lagi.Dia masih menggelengkan kepalanya. "Aku nggak nonton acara seperti itu."Candace menghela napas lagi. "Sepertinya aku masih harus mengajari kamu kalau begitu."Dia menatapnya, bingung. 'Dia tahu bagaimana melakukannya? Bukannya dia bilang kalau dia belum pernah cium siapa pun sebelumnya?'"Aku nggak paham prakteknya, tapi aku sering baca banyak novel romantis. Mereka cerita gimana karakter pria dan wanita ciuman."Sudut mata Claude berkedut. 'Apa buku-buku itu dapat diandalkan?'Candace melihat ekspresi tidak percayanya. Untuk membuktikan bahwa dia bisa melakukannya, dia membungkuk ke arahnya lagi. "Kenapa kita tidak coba?"Claude sedikit tersipu dan pada saat yang sama, merasa agak bingung. Dia memang pria yang naif. Namun, dia menyukai cara dia dan itu hanya membu