Share

DIMP 74

Author: LinDaVin
last update Last Updated: 2024-02-17 19:08:42

Ucapan selamat yang penuh haru, air mata seolah masih engan berhenti mengalir. Bukan air ata kesedihan, tapi, air mata kebahagiaan. Pagi yang penuh dengan kejutan dan begitu tegang, tangan dinginku baru saja menghangat setelah aku dan mas Satria menandatangani buku nikah. Antara tersenyum dan menangis itu yang aku alami sekarang.

“Selamat ya, akhirnya jadi Nyonya Satria.” Wina menggodaku saat kami berdektan, Mas Satria sedang bersama tamu pria di sudut yang lain.

“Sumpah aku tadi nangis, takut banget, bingung juga ada apa, pas Pak Satria nggak datang- datang tadi.” Tika menambahkan, suaranya sedikit dia pelankan.

Hal yang sama juga aku rasakan tadi, semua terasa benar-benar kacau. Aku tidak bisa membayangkan kalau sampai pernikahanku gagal untuk kedua kalinya. Hancur pasti, tapi, lebih dari itu mungkin aku akan benar-benar down dan tidak akan berpikir untuk menjalin hubungan lagi dengan siapapun.

“Tapi, aneh juga ya, kenapa Pak Satria datang sendiri.
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
bahkan mahar nya rania tuk aleya , bodoh kmu satria jahat sumpah nyesek bgt baca ne novel ada ya laki2 gk enak an ma mantan klo mmg gk enak an knp cerai
goodnovel comment avatar
Fa-oel Irawan
nikah siri dah mending ga usah nikah aja drpd di bohongin
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
yakin dech satria udh nikahi aleya ihhh jahat bgt kmu thor knp rania dpt jodoh ne laki2 lembek brengsek
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 75

    “Aku minta maaf, aku bersalah.” Mas Satria meraihku dan berusaha memelukku lagi dengan kesal aku menepis tangan pria itu.“Aku benar-benar kecewa, rasanya sakit sekali. Mas tega banget sama aku, sekuat hati aku sabar dan menahan diri berkorban perasaan. Semua Aleya … Aleya dan Aleya, kalau mas lebih memikirkan dia kenapa harus denganku? Kenapa memberi harapan padaku? Kenapa harus mempertahanku? Kalau sebenarnya mas nggak bisa lepas darinya.”Rasanya benar-benar sakit dan sesak, selama ini aku mencoba bersabar dan mengerti akan posisi mas Satria. Tapi, hari ini semua sudah melewati batas dari sebuah pemakluman ataupun toleransi. Di hari yang sakral dan penting seperti ini saja masih tetap Aleya yang didahulukan, apapun alasannya ini sangat menyakitkan.“Orang tua Aleya ingin aku merujuknya.”Pandanganku yang tadi teralihkan dari wajah mas Satria kini kembali memindai wajah pria itu. Aku bergeming menunggu kalimat selanjutnya dari mas Satria tanpa a

    Last Updated : 2024-02-18
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 76

    “Semua benar baik-baik saja kan?” Hari sudah sore, keluarga Mas Satria juga sudah pulang. Pakde dan keluarganya juga, hanya ada keluarga intiku saja. Mas Satria sedang mengobrol bersama kedua abang iparku, Arya dan juga Mama. Sebuah pertanyaan dari Kak Regi menghentikan putaran sendokku yang sedang mengaduk minuman di dapur.“Kakak kan juga sudah dengar sendiri kan penjelasan dari Mas Satria juga keluarganya tadi,” jawabku kemudian.“Iya, sih. Kasihan juga sebenarnya, bingung juga pastinya kalau dalam posisi seperti Satria. ya sudahlah semua juga sudah lewat juga,” lanjut Kak Regi kemudian.“Iya.” Aku menjawab pelan sambil mengangkat cangkir berisi minuman di depanku dan meletakkan di nampan.“Biar Kakak yang bawa ke depan,” ucap Kak Regi sambil menggeser nanmpan dan kemudian mengangkatnya. “Ada jus di kulkas tuang kasih ke anak-anak itu.”“Iya, Kak.” Aku kembali mengangguk sambil beranjak menuju kulkas, Kak Regi bergegas mening

    Last Updated : 2024-02-18
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 77

    “Iya, aku merasa bersalah bahkan sangat bersalah padamu. Seharusnya aku tidak sampai membuatmu menunggu dan berada di situasi yang seperti tadi. Seharusnya tidak ada pilihan dalam hatiku karena seharusnya hanya kamu satu-satunya. Tapi, pada kenyataannya aku berada dalam sebuah dilema dan itu membuatku merasa sangat bersalah padamu. Seharusnya aku tidak perlu meragu atas hatiku dan karena semua hal itu aku hampir saja kehilanganmu. Meski pada akhirnya aku tersadar, tapi, aku telah bersalah padamu dengan menjadikanmu sebagai salah satu pilihan. Harusnya kamu satu-satunya … aku minta maaf untuk itu.”Aku terdiam mendengar penejelasan Mas Satria, memang seharusnya demikian. Aku bukan salah satu pilihan, seharusnya hanya aku satu-satunya. Dan dia benar telah menyakitiku dengan sikapnya tersebut. Kebimbangannya telah melukai perasaanku sebagai seorang perempuan dan juga sebagai istrinya. Ketidaktegasan Mas Satria dalam bersikap hampir saja menghancurkan perasaan banyak orang.

    Last Updated : 2024-02-18
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 78

    "Keracunan bagaimana dokter?" tanya Mas Satria ikut menimpali."Kami akan lebih lanjut untuk memeriksa keadaan putri Bapak dan Ibu, karena kondisinya seperti ini yang terus muntah kami sarankan untuk putri Ibu menginap untuk mendapatkan perawatan karena di khawatirkan akan dehidrasi. Itu pastinya akan sangat berbahaya sekali untuk kondisi Putri Ibu." dokter yang menangani Ayra memberikan penjelasan"kami akan mencari tahu lebih detil tentang apa yang sedang dialami oleh putri Bapak dan Ibu. Akan tetapi untuk sementara karena si kecil kehilangan banyak cairan saya sarankan untuk diinfus terlebih dahulu dan kita akan melakukan tes besok untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya " dokter itu kembali menambahkan penjelasannya.Akku dan Mas Satriahanya bisa mengangguk sebagai tanda kalau aku dan Mas Satria setuju untuk Aira mendapatkan perawatan. Kami tidak ingin sesuatu terjadi kepada Ayra.Setelah setelah menandatangani berkas surat p

    Last Updated : 2024-02-18
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 79

    Entah jam berapa lelap menjemputku semalam aku hanya teringat selepas mencuci tangan dan muka aku langsung ke tempat tidur. Ya Tuhan apa yang terjadi, semalam seharusnya menjadi malam pertamaku sebagai seorang istri. Baru saja terbangun semua permasalahan langsung memenuhi benakku.Aku meraih tas selempang yang tak jauh dari jangkauan tanganku untuk mengambil ponselku. Semalam aku sengaja mematikannya, aku tidak peduli dengan apapun, pikiranku sangat kacau.Notif panggilan masuk dan sejumlah pesan langsung memenuhi ponselku. Selain pria itu ada juga Mama dan dari Kakak- kakakku dan juga Arya. Rasa nyeri kembali hadir dan membuat dadaku terasa begitu sesak.Kenapa pria itu tega melakukan semua ini padaku. Rasa cinta yang terlalu dalam ini semakin membuatku merasakan sakit yang berlipat. Mataku kembali menghangat dan bulir bening meluncur begitu saja melewati kedua pipiku. Masih tidak habis pikir dengan semuanya.Ujian apa lagi ya Allah setelah g

    Last Updated : 2024-02-18
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 80

    “Tapi, percayalah aku hanya mencintai kamu saja. Cuma kamu, Sayang. Kamu tau pasti bagaimana perasaanku padamu.” Mas Satria masih saja berlindung di balik alasan yang sama.“Aku bahkan ragu kalau mas benar-benar mencintaiku. Bukankan cinta itu tidak saling menyakiti, bukankah cinta itu saling menjaga. Tapi, apa yang mas lakukan? Bahkan mas tega membohongiku, berbohong kepada keluargaku.” Aku sudah tidak percaya apapun sekarang. “Aku terpaksa melakukan itu. Aku benar-benar minta maaf untuk semua ini, aku sudah berencana untuk jujur hanya aku butuh waktu.” Mas Satria meraih tanganku dan untuk kesekian kali aku hempaskan.“Dengan Aleya itu hanya rasa kasihan dan terpaksa karena desakan semua orang, aku ditempatkan pada posisi yang sangat sulit. Tapi, menikahimu itu adalah keinginanku, mimpiku. Aku bersalah padamu dan seluruh keluargamu, aku minta maaf. Kamu boleh mencaciku, memaki aku, tapi, jangan pernah meminta mengakhiri semua. Aku nggak bisa, aku bisa g

    Last Updated : 2024-02-19
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 81

    “Sebelumnya saya minta maaf sebsar-besarnya, saya bersalah.” Kalimat mas Satria terhenti beberapa saat, semua terdiam menunggu apa yang akan di sampaikan oleh pria yang berdiri di sampingku itu.“Saya bersalah, tapi, saya benar-benar mencintai Rania. Saya tidak ingin berpisah dan mengakhiri hubungan ini.” Setelah beberapa saat akhirnya mas Satria melanjutkan kalimatnya.“Bersalah kenapa? Masalahnya apa, tolong kalian yang jelas kalau bicara.” Mama yang sedari diam akhirnya ikut bicara.Mas Satria terisak dan tidak ada sepatah katapun keluar dari bibirnya.“Mas Satria … dia … dia sudah merujuk istri pertamanya sebelum menikahi Rania.” Akhirnya aku yang harus menyapaikan semua kebenaran ini kepada seluruh keluargaku.“Maksudnya?” tanya Kaka Sisil dengan mulut ternganga. “Satria rujuk dengan mantan istrinya, lalu menikahi kamu. Berarti sekarang Satria punya istri dua.” Kak Sisil menutup mulutnya dengan kedua tangan.“Iya,” jawabku singka

    Last Updated : 2024-02-19
  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   DIMP 82

    Hari pertama kembali ke kantor dalam keadaan yang berbeda, rasanya memang campur aduk. Seharusnya aku tersenyum bahagia hari ini dan menebar kebahagiaan kepada siapa saja. Bahkan dari beberapa waktu yang lalu aku sudah memesan nasi kotak yang akan aku bagikan sebagai bentuk rasa syukur dan ingin berbagi kebahagiaan dengan teman kantor. Makanan yang seharusnya aku bagi untuk teman kantor sudah aku salurkan ke sebuah yayasan sosial.Aku sedang berusaha berdamai dengan keadaan dan tidak akan membiarkan diriku terlalu lama terpuruk dalam kesedihan. Malu? Pasti … tapi, aku akan tetap berusaha mengendalikan diri dan juga emosiku. Semua ini sangat berat dan tidak mudah. Menghindari masalah tidak akan menyelesaikannya, yang benar adalah harus menghadapinya. Sehancur apapun hatiku saat ini biarlah diriku sendiri yang merasakannya.“Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, tapi, aku harap kamu bisa kuat. Itu masalah pribadi kalian berdua dan aku harap kamu tetap professional dal

    Last Updated : 2024-02-19

Latest chapter

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 15

    “Mama? kalau mama nyerahin sepenuhnya sama aku. Intinya yang penting aku bisa bahagia dan yang aku pilih juga harus pria baik-baik. Mama tidak netapin kriteria tertentu yang harus gimana-gimana gitu,” jelas AlethaSebuah kabar baik tentunya buat aku saat tidak ada kendalq baik di keluargaku maupun keluarga Aletha. Besar harapan niat baik ini akan berjalam sesuai dengan harapan.“ Mmm ... Apa siang nanti bisa keluar,? aku jemput. Setidaknya kita butuh bicara lagi untuk membahas lebih banyak hal tentang hal ini.”Ini sebuah hal yang perlu pembahasan lebih dalam karena kami akan melangkah ke jenjang yang serius. Akan banyak orang pula yang dilibatkan nantinya teritama keluarga. Perlu juga membangun komitmen lebih jauh antara aku dan Aletha.“Bisa, nggak usah dijemput, sekalian nanti aku ada keperluan keluar jadi Om mau ketemuan dimana?” tanya Aletha.“Di mana?” tanyaku membalikkan pertanyaan karena aku tidak terlalu tahu kafe-kafe

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 14

    "Menikah?” tanya ibu kemudian.“Iya,” jawabku sambil mengangguk.“Rania?” tanya Ibu ragu.“Bukan, Dia sudah bahagia dengan kehidupannya. Mungkin sekarang waktunya aku untuk bisa menata kembali kehidupanku. Ibu pernah meminta aku untuk kembali mendapatkan hati Rania karena dia tidak tahu kalau Rania sudah menikah. Aku mengatakan pada Ibu kalau Rania sudah menikah dengan pria lain dan hal itu membuat Ibu merasa semakin bersalah padaku dan juga Rania.“Kamu yakin bisa mencintai perempuan lain?” tanya Ibu kemudian. Sebuah pertanyaan yang wajar karena Ibu tahu aku sangat mencintai Rania dan betapa terpuruknya aku karena patah hati.“Aku harus bisa meski semua membutuhkan waktu. Rania … sampai saat ini aku masih mencintainya, tetapi, aku juga harus melanjutkan kehidupanku. Dia juga sudah bahagia dengan kehidupannya dan tidak seharusnya aku masih berharap untuk dapat bersamanya.”Aku lega melihat Rania bahagia dengan

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 13

    “Kamu serius?” tanyaku yang sedikit merasa kaget dengan pertanyaan Aletha. “Nggak,” jawab gadis itu enteng. “Ya seriuslah, Om.”“Beneran?” tanyaku lagi, padahal aku yang membuat pembicaraan ini dan aku sendiri pula yang masih merasa belum percaya.“Iya, ada beberapa point yang aku sepakat dengan pemikiran, Om. Karena dunia akan tetap berjalan bagaimanapun keadaan kita. Tidak akan ada yang peduli pada diri kita selain diri kita sendiri dan hidup juga sebuah pilihan bukan? apakah kita akan tetap berdiam membenamkan diri dalam kesakitan atau kita mulai berusaha membebaskan diri dari sebuah belenggu luka.” Aletha terlihat serius dengan bicaranya.“Sebuah hal baik katanya harus disegerakan, setidaknya untuk menghindari fitnah dan membuang waktu hanya untuk sekedar pengenalan. Setidaknya kita memiliki niat yang sama, sama-sama ingin lepas dari masa lalu dan melangkah ke depan untuk kehidupan baru. Aku berharap ini sebuah keputusan yang tepat dan aku ha

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 12

    “Nggak suka becandanya, bisa bahas hal lainnya.” Raut wajah Aletha berubah.Wajar saja dia berpikir demikian sedangkan kami memang belum lama saling mengenal, apalagi aku selalu bersikap ketus padanya selama ini. Aku juga belum yakin denga napa yang aku katakana, tetapi, ada sebuah dorongan yang tidak aku mengerti untuk aku mengatakan hal ini padanya. Aku merasa tidak ada yang buruk dengan pemikiran dari Pak Agus meski aku tidak tahu dia sedang serius atau hanya mencandaiku.Kami sama-sama terluka oleh masa lalu dan kami butuh seseorang untuk saling menguatkan. Tetapi, aku tidak yakin juga apa dia bisa menerimaku. Tetapi, akan lebih baik aku ungkapkan apa yang menjadi keinginanku masalah diterima atau ditolak itu urusan nanti. Setidaknya aku sudah berusaha keluar dari kubangan nestapa masa lalu yang selalu membayangi perjalanan hidupku. “Aku serius,” jawabku kemudian.“Tapi kenapa?” tanya Aletha, kedua tangannya mengenggam gelas minumnya dengan p

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   xtra 11

    Aku belum menjawab pertanyaan Aletha saat terdengar suara panggilan di ponselnya.“Assalamualaikum, Ma.” Terdengar gadis itu mengucapkan salam kepada penelepon yang dipanggilnya dengan sebutan Ma. Mungkin itu telepon dari mamanya.“Iya ditutup nggak bisa lewat, ini aku sama teman pulangnya.” Aku memelankan laju mobilku mengikuti pergerakan kendaraan lainnya yang juga merayap dan mengambil ke arah lurus kanan.“Belakang di tutup juga? Berarti semua di tutup kalau begitu. Ya sudah deh mah, aku nunggu sampai kelar. Paling jam sebelasan ya? Ya sudah nanti aku kabari lagi. Assalamualaikum.” Aletha mengakhiri panggilan dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas.“Kadang jalur belakang yang lewat kampung bisa, tapi, kata mama ditutup juga.” Aletha menoleh ke arahku.Rumah kami memang beda kompleks, tapi, arah kami sama saja. Aku juga tidak bisa pulang kalau jalan itu ditutup karena itu akses jalan utama untuk aku sampai di

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 10

    pov SatriaDari sebelum berangkat tadi sebenarnya aku sudah mempersiapkan diri, bagaimanapun kemungkinan bertemu dengan Rania pasti lebih besar mengingat dia bekerja di sini. Akan tetapi, tetap saja ada rasa perih yang menyeruak dalam hatiku. Entah mengapa sulit sekali untuk menghempas rasa yang sudah tidak ada artinya ini. Rania terlihat bahagia dengan kehidupannya yang sekarang, harusnya aku ikut bahagia melihatnya. Hanya saja itu tidak semudah seperti harapanku, aku terluka dengan rasaku sendiri.Waktu terasa panjang malam ini dan aku hanya banyak berdiam sambil menunggu acara makan malam selesai. Sesekali tersenyum atau menimpali satu dua patah kata saja atas obrolan yang terjadi selama acara mala mini. Aku sama sekali tidak bisa menikmati baik makanan maupun suasana di tengah atmosfer yang membuat hatiku kacau. “Om sakit?” tanya Aletha yang berada di dekatku.“Kenapa?” tanyaku kemudian sambil menoleh ke arah gadis itu.“Enggak, kok diam saja dari tadi. Ya, biasanya sih memang di

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   xtra 9

    Rania POV•••“Rania.”Suara panggilan membuatku menoleh mencari sumber suara, senyumku langsung terkembang saat melihat sosok yang cukup aku kenal. Namanya Titan, dia teman sewaktu aku bekerja di kantor dulu. Hanya saja sewaktu aku keluar dia sedang ditempatkan di RO Batu seingetku. Aku langsung melangkah mendekati Titan yang terlihat datang bersama tetan-temannya itu.“Hai, apa kabar?” sapaku kemudian dengan mengulurkan tangan untuk bersalaman.“Baik, kamu kerja disini?” tanya pria dengan kulit sawo matang itu.“Huum aku kerja di sini,” jawabku sembari mengangguk dan tersenyum. Tangan kananku berganti menyalami semua teman Titan yang berdiri di sampingnya.“Padahal aku sering kesini, kok nggak pernah ketemu ya?” “Oh, yah. Padahal aku biasa juga keluar-keluar ruangan buat cek,” balasku kemudian. “Oh yah … silahkan, mau di sini atau mau di rooftop?” “Nggak kuat angin di sana saja.” Titan menunjuk sudut rua

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 8

    ** Aletha tidak segera menimpali ucapanku sehingga aku menekan tangannya yang tengah aku pegang. Terlihat ketiga orang di depanku itu masih melihat ke arahku dengan tatapan tidak percaya atau curiga entah. Yang jelas bukan tatapan dan ekspresi yang enak untuk dilihat. “I-Iya, tapi, untuk apa ini tidak ada hubungannya dengan mereka, bukan? Tapi, ya sudah berhubung bertemu di sini sekalian saja ini Mas Satria calon suamiku.” Aletha melihatku dengan senyum sedikit canggung. “Bulan depan kami akan menikah,” imbuh Aletha yang membuat aku sedikit kaget juga, mendengar kata pernikahan entah kenapa rasanya tidak enak. “Iya kan, Sayang?!” Aletha sedikit memiringkan kepala melihat ke arahku masih dengan senyum yang sekarang lebih natural. “Apa kita perlu mengundang mereka?” tanya Aletha lagi dan dia sudah mulai masuk dalam perannya dengan cukup baik. Ini hanya sandiwara dan aku yang memulai,

  • Atasan Duda Itu Mantan Pacarku   Xtra 7

    xtra 7“Ya sudah, ngapain masih disini. Jalan ke atas,” ucapku lagi saat mendapati gadis itu belum beranjak.“Itu punya saya kan?” Aletha menunjuk Name Tag yang tadi aku keluarkan dari saku kemeja.“Iya,” jawabku sambil mengulurkan name tag yang aku bawa dan langsung diraih oleh Aletha. “Lain kali jangan sembarangan taruh, masih muda sudah pikun.”“Iya,” jawab Aletha kemudian memutar sedikit tubuhnya akan beranjak. “Terima kasih,” ucapnya lagi kemudian berjalan cepat meninggalkan aku yang masih berdiri di tempat yang sama.Aku bergegas mengayun langkah mengikuti Aletha yang sudah berjalan terlebih dahulu. Satu jam lagi acara akan dimulai aku harus memastikan semua sudah dipersiapkan dengan baik. Setelah menaiki tangga eskalator aku tiba di tempat acara. Kursi dengan cover kuning dan putih terlihat berjajar rapi, sebuah panggung berukuran sedang juga sudah di dekorasi dengan beberapa ornamen hiasan. Banner yang didominasi warna kuning menj

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status