Share

66. Misi ambigu

Penulis: Apri April
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-07 18:07:55

Mita nggak perlu menunggu lama. Sebab setelah dia mendudukkan diri sekitar lima menit, seorang perempuan tinggi langsing, berpenampilan anggun serta wajahnya yang terlalu mencolok sebagai bintang iklan menghampiri tempat duduknya di pojok dekat jendela kaca.

Mita menampilkan senyumnya, jiwa insecure ketika bersanding dengan Bunga bergejolak menggebu. Gadis bermata sipit itu hanya selayaknya wanita kantoran dengan setelan pakaian formal yang kaku. Sedangkan Bunga tampak santai, dress merumbai tanpa lengan serta topi baret dan sepatu hak sebagai penunjang penampilan yang cetar. Mita kemudian mempersilahkan Bunga untuk duduk dan langsung memesankan kopi latte untuk sang pacar bosnya itu.

Cafe dengan nama DEE'ana di depan kantor Miyora masih lenggang karena belum waktunya jam istirahat para pekerja. Dari jendela kaca yang langsung terpampang ke jalan raya, Mita dapat melihat berbagai gedung perkantoran dimana salah satunya kontor kerjanya yaitu Miyora. Lalu setelah sadar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   67. Ingin pergi ke bulan

    "Apa yang kalian bicarakan?" tanya Vano begitu Mita masuk ke dalam ruangan. Ternyata si tuan muda sudah berada di kursi kebesarannya dengan berpakaian kemeja navy yang digulung hingga batas siku. Mita dapat melihat jika jas Vano tergeletak di sofa sebrang. Atas pertanyaan bosnya Mita semakin masuk dan menutup pintu dengan rapat. Dia berjalan menuju sofa dan menjatuhkan tubuhnya disana. "Ya begitu, pak," jawab Mita nggak tau harus menjelaskan pembicaraan antara dirinya dan Bunga kepada Vano. Sebab nggak ada kesimpulan hasil yang memuaskan. Mita saja masih bingung. "Kamu nggak menjelek-jelekkan saya kan?" Entah sejak kapan Vano sudah berada di dekat Mita. Laki-laki yang berperawakan tinggi dan padat gagah nggak jauh berbeda dengan Billy itu langsung duduk di sebelah asistennya. Jadilah mereka duduk bersebelahan di sofa yang sama. Dimana hal seperti itu sangat jarang terlihat. Maksudnya Vano adalah bos yang selalu sibuk bekerja, bahkan makan sian

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-27
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   68. Mungkin

    "Jadi ..." pancing Billy melirik secara bergantian antara Mita dan Vano. Laki-laki itu bagaikan bos yang sudah memergoki kesalahan karyawannya. Mita hanya menundukkan kepalanya nggak bisa menahan rasa malu yang menyerangnya. Sedangkan Vano hanya diam saja dan malah seperti seorang pencuri yang kepergok mencuri. Sedangkan itu jam di dinding berdetak dengan irama yang begitu canggung di pendengaran Mita. Rasanya dia ingin segera pergi dan menghilang saja. Dan saat-saat seperti inilah yang membuatnya merasakan butuh kucing biru kebanggan Jepang. Lagi pula mengapa dia harus seperti ini. Maksudnya kejadian tadi kan karena ketidaksengajaan semata, nggak ada maksud lain-lain ataupun niatan lain-lain. Harusnya Mita bisa dengan mudah menjelaskan ketidaksengajaan itu kepada Billy. Namun mengapa sulit sekali walau hanya untuk mendongakkan kepala. Nggak pernah Mita dalam posisi seperti itu sebelumnya. "Diamnya kalian bikin saya jadi berpikiran macam-macam," ujar

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-27
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   69. Menjungkir balikkan

    Sorot jingga menembus kaca jendela yang tak tertutup tirai, membuat mata silau untuk melihat keluar. Hari mulai sore. Waktu tak terasa sangat cepat berlalu. Seperti tiba-tiba pagi, tiba-tiba sore dan tiba-tiba pagi lagi. Jam di dinding sudah menunjuk angka lima. Tandanya sudah waktunya para pekerja untuk pulang menuju rumah masing-masing. Sedangkan itu di ruangan yang luas dan khusus untuk CEO perusahaan Miyora, dua anak manusia berdiam nggak ada yang ingin memecahkan keheningan. Laki-laki tampan eksekutif muda itu sedang bersiap memberesi dokuman yang akan dia bawa pulang seperti biasa. Selayaknya workaholic sejati, Vano akan selalu membawa pekerjaannya ke rumah. Sedangkan gadis satu-satunya yang berada di ruangan yang sama, yaitu Mita, sebenarnya sudah sejak tadi selesai memberesi barang-barangnya, dan hanya tinggal bersiap untuk pulang. Jika biasanya gadis itu cerewet mengingatkan si bos untuk pulang, namun kali ini dia hanya diam tak bisa mengelua

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   70. Laki-laki baik

    Malam sabtu langit sangat cerah, nggak mendung dan juga nggak berhawa panas. Suasana sejuk dengan angin sepoi yang berhembus membuat Mita bisa semakin menikmati secangkir teh hangat dengan lebih nyaman. Gadis itu sedang duduk-duduk di teras bersama dengan Hansel yang sedang mengerjakan PR nya. Adiknya itu bukanlah anak yang rajin, namun berhubung tugas yang dia kerjakan harus selesai esok hari, maka mau nggak mau harus dikerjakan malam ini juga. Begitulah Hansel, anak itu lebih suka menunda dan lebih senang mengerjakan tugas mepet deadline dibanding rajin mengerjakan jauh sebelum deadline seperti dirinya dulu. "Haduh Mbak, nggak ngerti gue nomer lima, ajarin ngapa," keluh Hansel. Awalnya Mita sangat malas dan menolak untuk membantu mengerjakan tugas adiknya itu. Alasannya tentu ingin santai dan sedang malas memikirkan yang berat-berat. Namun karena tak tega mendengar keluhan Hansel terus menerus, maka Mita segera mendekat untuk membantu. Dia terlebih

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-29
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   71. Comblangan Farhan

    "Mit, kamu nggak ada kenalin calon ke rumah?" Atas pertanyaan yang tiba-tiba dilayangkan oleh Ibu Sri membuat Mita menolehkan kepalanya. Awalnya dia sedang asyik bermain ponsel sembari menonton acara televisi di ruang tengah. Namun tiba-tiba Ibu datang dan mengacaukan pikiran fresh Mita di pagi hari. "Kan lagi fokus kerja Bu," sanggah gadis itu dengan malas-malasan. "Iya Ibu juga tau." Nah, kalau tau mengapa Ibu akhir-akhir ini merecoki Mita dengan selalu menagih calon atau calon mantu. Harusnya wanita Jawa tulen itu kan mengerti. "Tapi kemarin si Rika anak kedunya Bu RT yang kerja di pabrik itu udah lamaran, padahal dia masih kuliah juga kan?" Mita nggak bisa untuk nggak mendengus atas ucapan Ibu. Ternyata Ibu Sri termakan dengan omongan-omongan tetangga sekitar. Tapi memang ya, lebih baik memiliki Ibu yang banyak diam di rumah saja ketimbang memiliki Ibu yang rutin berkumpul dengan Ibu-Ibu tetangga sekitar. Bukannya gimana, g

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-30
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   72. Saling kenal?

    Kali pertama malam minggu Mita keluar lagi setelah sekian lama. Dulu terakhir gadis itu keluar saat malam minggu yaitu ketika bertemu dengan Bianca dan Billy saat membahas lowongan pekerjaan. Dan seperti biasa yang menjadi kekhasan di malam minggu. Jalanan padat serta banyak muda-mudi yang menghabiskan malam dengan berkumpul bersama teman-teman, ajang keluarga untuk jalan-jalan serta malamnya sepasang kekasih untuk memadu kasih. Mita yang kini berpenampilan kasual, celana kulot jeans yang menjadi ciri khasnya dipadukan dengan kemeja serta rambutnya yang tergerai dengan rapih. Gadis bermata sipit itu terlihat manis dan santai. Wajahnya yang memiliki karekter baby face nggak mencerminkan jika dia sudah berusia dua puluh empat tahun. Orang-orang yang melihatnya merasa bahwa Mita masih seperti remaja atau anak kuliahan, terlebih dengan dandanan natural nggak seperfek saat dirinya bekerja. Imut manis dan bikin gemes secara bersamaan. Bahkan semakin terlihat imut s

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   73. Ter-Gilang-Gilang

    "Lo berdua kenal?" Farhan membeo sembari menatap kedua temannya dengan ekspresi bingung. Sebagai mak comblang mengapa dirinya yang seperti orang bodoh yang nggak tau apa-apa. Sedangkan itu baik Mita maupun Gilang masih merasa nggak percaya dengan pertemuan kebetulan. Maksudnya kebetulan karena mereka awalnya sama-sama nggak tau jika teman wanita Farhan adalah Mita serta teman laki-laki Farhan adalah Gilang. Pertanda apa lagi ini, mengapa banyak sekali kebetulan antara Mita dan Gilang. "Kenal lah, kita satu univ," jawab Gilang atas pertanyaan sahabatnya itu. Kemudian dia mengambil duduk di sebelah Mita. Laki-laki manis berlesung pipi itu kembali menampilkan senyumnya pada Mita. Dia hanya masih belum percaya saja dengan apa yang terjadi. "Yaelah ... nggak seru dong," keluh Farhan menjadi kurang bersemangat. Padahal niatnya, dia ingin surprise baik dengan Mita maupun Gilang. Namun kedua temannya sama-sama saling mengenal. Alhasil acara percomblan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03
  • Asisten Pribadi Tuan Muda   74. Mulai jujur

    "Bisa tebak nggak? Kenapa gue ajak ngobrol berdua?" tanya Gilang menatap gadis yang duduk di depannya. Mereka kini sudah berada di depan indo*art setelah membeli beberapa cemilan hanya semata untuk alasan agar bisa duduk di bangku yang disediakan. "Wah, main tebak-tebakan nih ceritanya?" balas Mita. Gilang pun terkekeh. "Tebak aja," ucapnya sekali lagi. Atas perintah Gilang, Mita menampilkan ekspresi berpikir sembari bergumam, membuat laki-laki di depannya tersenyum menikmati ekspresi yang ditampilkan. Mita dan segala kelucuannya siapa yang nggak gemas coba. Bahkan Gilang nggak bisa untuk nggak terpesona dengan segala tingkah dan ekspresi gadis itu atas respon suatu hal. Lalu dengan tiba-tiba seperti sekarang, dia bertemu lagi dengan Mita tanpa sepengetahuan apapun. Gilang menerima tawaran ajakan Farhan untuk mempertemukan dengan sosok perempuan yang kata sahabatnya itu cocok, sebenarnya hanya semata iseng belaka. Dia nggak ada niatan berjodoh

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03

Bab terbaru

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   Ucapan

    Terimakasih untuk yang telah meluangkan waktu mengikuti kisah Mita dan Vano. Seperti halnya dalam hidup yang tak pernah ada akhir hingga kematian datang. Begitu pula kisah ini, yang sebenarnya belum berakhir. Bahkan Vano dan Mita baru mengawali kisahnya ketika ini berakhir. Maka dari itu, biarkan mereka melaluinya sendiri. Merajut kisah selanjutnya dengan hanya ada mereka sendiri. Sekali lagi, terimakasih untuk semuanya. Maaf jika sang pencipta cerita ini banyak mengulur waktu dan berakhir dengan cara yang mungkin membuat kalian kurang puas. Tetapi dengan cerita yang kurang sempurna ini saya berharap kalian semua bisa menikmati. Terlepas dengan saya yang memang suka ngaret update :) Terimakasih banyak. Salam hormat dari Mita, Vano dan author.****

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   124. Ikuti Kata Hati

    "Ikuti kata hati, jangan menyangkalnya." Mita baru tau jika Ibunya bisa menasehati dengan baik. Ia pikir hanya Bapak yang bijak dalam menasehati. Saat itu setelah selesai acara makan siang bersama, Ibu berkata dengan kalimat itu sebelum keluar. Mita bingung tentang maksud perkataan Ibunya. Namun ketika dipikir lagi, ternyata memang masih ada problem dalam dirinya. Persis yang dikatakan Ibu, bahwa dia terus-terusan menyangkal perasaannya sendiri. Bukan tanpa alasan, sebab ia tak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Yaitu menyakiti orang lain. Dulu ia benar-benar menyakiti orang yang sangat baik kepadanya. Atas dasar kelabilannya lah jadi banyak orang yang dia repotkan. Mita nggak ingin itu terjadi, maka dengan membohongi dan menyangkal dirinya sendiri adalah senjata untuk itu. Tetapi semakin menyangkal, semakin pula ia tak bebas dengan dirinya. Ada perasaan cemas dan juga khawatir. Tetapi atas dasar menghukum diri sendiri pula, Mita memantapkan diri untuk tetap baik-baik saja.

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   123. Tak Ingin Memaksa Lagi

    Siang hari kali ini panas menyengat membakar kulit. Di jalanan komplek tak ada orang yang bersenang hati berjalan di bawah teriknya matahari, bahkan di dalam rumah pun terasa sekali gerahnya kalau nggak ada kipas angin. Lebih bagusnya ac, namun rumah Mita bukanlah rumah mewah dengan adanya ac di setiap ruangan. Mereka mengandalkan angin dari kipas angin. Bukan hanya satu atau dua saja kipas terpasang, bahkan di ruang tamu ada, di ruang tengah dan di setiap kamar juga ada. Namun karena hari ini sangat panas, jadi gadis itu menyeret salah satu koleksi kipas berdiri menuju ruang makan. Nggak berat sama sekali, dia bisa santai tanpa perlu bantuan, namun karena seruan Ibu yang menyuruhnya untuk cepat membuat langkah kaki gadis itu semakin cepat. "Ayo duduk Van." Ibu Sri mempersilahkan si tamu untuk duduk di salah satu kursi makan. Sedangkan Mita hanya diam sembari menyalakan kipas angin yang tadi dia bawa. "Karena hari ini cuman buat satu pesanan jadi nggak begitu banyak masaknya," kata

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   122. Datang

    Malam semakin berlalu, jam yang berdetak di ruang keluarga pun hingga terdengar jelas. Sedangkan itu di satu kamar nampak remang hanya diterangi lampu tidur. Keranjang berdecit kala seseorang di atasnya merubah posisi. Kembali berdecit saat lagi-lagi berganti posisi. Mita seketika menendang selimut yang menutupi setengah tubuhnya. Merasa kesal akibat matanya yang tak kunjung tertutup. Dia mengambil bantal dan menutup wajahnya. Lagi-lagi nggak bisa tertidur. Dia frustasi dan mengembalikan bantalnya ke tempat semula. Sorot matanya seketika menerawang langit-langit kamar tak bisa tenang. Pikirannya berkelana pada satu momen siang tadi. "Tolong buka hati untuk saya." "Jangan menghindari saya." Argh! Rasanya Mita ingin berteriak kuat-kuat. Seketika jantungnya kembali berdegup nggak normal saat mengingat lagi momen itu. Dia memandang langit-langit kamar dengan menerawang. Tapi sesaat kemudian bibirnya terangkat ke atas secara otomatis. Mita tersenyum, namun kala tersadar ia memukul k

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   121. Dua permintaan

    "Kok bisa salah kirim?" tanya laki-laki itu yang berkali-kali lipat tampan dibanding yang dulu. Mita menjadi gugup. Dia berdehem dan menyesap minumannya sedikit. "Nggak tau, saya mau kirim pesan ke Farhan," ucapnya berusaha tampak biasa saja. Dia sempat memperhatikan mantan bosnya yang sedang berbicara kepada salah satu pelayan yang lewat. Memesan kopi dan cemilan, lalu setelahnya kembali memperhatikan gadis di depannya. Dan secepat kilat Mita beralih, dia nggak ingin tertangkap basah sedang memperhatikan mantan bosnya. "Memang nama kontak saya pakai huruf F sampai ketuker seperti itu?" "Enggak," Mita lantas menggelengkan kepalanya. "Mungkin lagi kurang fokus," ujarnya kemudian tampak acuh. Sudah terlanjur kejadian juga. Mau nggak mau Mita harus menghadapinya. Berhadapan dengan mantan bosnya dan juga berbincang memang bukan rencana awalnya. Namun bagaimana lagi. Sebenarnya sih malu karena bisa salah kirim pesan. Tapi ya sudah. Mita kembali menghela nafasnya. Beruntung Vano ngga

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   120. Salah Kirim

    Waktu kian berlalu. Pagi hari terasa cepat sekali datang. Setiap jam dan menit kian berjalan bagai jarum detik yang cepat. Setidaknya itu yang dirasakan Mita. Entah orang lain merasakan gimana, namun dia merasa waktu cepat sekali berlalu.Hari-harinya dilalui dengan kegiatan yang membosankan. Pagi hari berberes membantu Ibu, siang hari jika hanya ingin di rumah ya tetap di rumah atau jika ingin keluar ya keluar jalan-jalan sendirian, lalu sore hari Mita beberapa kali berjalan-jalan di area komplek, menyapa tetangga yang berpapasan atau hanya menikmati udara segar di taman.Mita belum bekerja, ia kembali menjadi pengangguran dan sedang mencari pekerjaan. Rasanya dia kembali ke awal setelah semuanya terjadi, seperti menjadi pengangguran dan mencari pekerjaan. Jika sudah mendapatkan pekerjaan dia akan bekerja dan entah bagaimana kehidupan selanjutnya, apa dia akan mendapat rasa sakit lagi atau malah mendapatkan kebahagiaan. Sepertinya itu hanya Tuhan yang tau. Yang jelas dirinya sudah me

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   119. Semakin gemas

    "Tapi emang sekarang kamu cantik banget loh," ucap seorang wanita anggun dengan senyuman mengembang. Ia menggoda gadis muda yang ada di hadapannya. Kini mereka sedang duduk menikmati hidangan yang di sediakan. Sebab siang terus menjelang. Saat ini saja sudah akan menjelang pukul dua belas. "Tante jangan begitu, aku jadi malu loh," balas gadis itu dengan pura-pura menutup sebagian wajahnya. Tak ayal Tante Gina terkekeh merespon. "Apa kamu bisa malu Mit?" "Aih," Mita segera menoleh pada Om Iskandar. "Gini-gini banyak yang bilang aku pemalu kok Om." "Masa sih?" "Iya loh bener," balas Mita mencoba meyakinkan. Namun ia tersenyum ketika ia mendapat sorot mencurigakan dari Om Iskandar. Akhirnya mereka terkekeh bersama membuat dua orang yang menyaksikan interaksi mereka hanya bisa menggelengkan kepala. Vano nggak bisa berkata-kata lagi jika Mita sudah bergabung dengan papanya. Gadis itu sejak awal memang sudah nyambung dengan papahnya yang kerap receh. "Dengar ya Mit, kamu pasti seben

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   118. Menggemaskan

    Pagi yang penuh haru dengan berjalannya ijab kobul yang sakral telah berlalu. Kini para tamu sedang menikmati jalannya acara hiburan yang dibawakan oleh mc. Mita hanya duduk di salah satu kursi, senyum merekah tak henti-hentinya terbit di bibirnya. Ia menyapa dan sempat berbincang dengan beberapa kenalan kuliahnya dulu. Yang tak di sangka-sangka bahwa salah satu teman sekelas Bianca yang dia kenal dulu cupu, ternyata telah memiliki suami dan anak. Gadis itu sedikit kaget, namun begitulah roda kehidupan. Nggak ada yang tau pasti jalan hidup, nasib dan juga takdir. "Jadi, lo sendiri Mit?" tanya Farhan. Mita sudah berganti tempat duduk dan berkumpul dengan rombongan geng nya saat bekerja di Miyora dulu. Ada Bang Cakra dan istrinya, Mbak Amira dengan anaknya dan juga Farhan dengan pacarnya. Hanya Mita yang nggak memiliki gandengan. Ia jadi menyesal telah menyapa dan ikut duduk. "Gue paham lo lagi nyindir gue." "Dih, sensi amat lo, jomblo sih," ejek Farhan yang kemudian mendapat tepu

  • Asisten Pribadi Tuan Muda   117. Hari Pernikahan

    "Bu, pantas nggak?" Mita masuk ke dapur sembari menenteng slingbag hitam miliknya. Ia sudah berdandan rapih dan menata rambutnya. Dengan sentuhan make up serta pakaian kebaya kekinian, gadis itu menghadap Ibu Sri yang sedang memberesi meja makan. "Pantas," balas wanita Jawa tulen itu. "Emang mau berangkat jam berapa?" Ia melirik sekilas pada anak sulungnya, kemudian kembali sibuk mengangkat masakan sore yang masih bisa di hangatkan. "Jam 6, sekalian nanti nunggu ijab," balas Mita. Dia memperhatikan jarum jam di arloji yang dia kenakan. Masih pukul lima lewat tiga puluh menit dan dia sudah serapih ini. Mita memang sudah mempersiapkan dengan matang. Bangun pagi buta dan berdandan, nanti jam enam dia akan berangkat menuju sebuah hotel yang digunakan untuk acara pernikahan sahabatnya yaitu Bianca. Ah mengingat Bianca jadi Mita ingat obrolan mereka semalam. Sahabatnya itu mengatakan sangat gerogi dan nggak bisa tidur. Segala keluh kesah Bianca telah Mita dengarkan. Bahkan sahabatnya i

DMCA.com Protection Status