Bianca baru saja menyelesaikan design gaun untuk Audie Leonard. Karena ia sudah berjanji pada Audie Leonard, akan membuatkan gaun maka Bianca menyelesaikan designnya saat ia datang ke butiknya. Saat Bianca tengah mendesign gaun, Arthur juga memeriksa pekerjaanya di ipad miliknya. Bianca sempat melihat Arthur yang saat ia tengah fokus dengan pekerjaanya. "Arthur" panggil Bianca yang baru saja menyelesaikan pekerjaanya. "Ya" Arthur langsung mengalihkan pandangan dari ipadnya dan kini menatap Bianca."Aku lapar""Mau makan disini atau kita keluar?" "Makan diluar saja, pekerjaan ku sudah selesai. Bagaimana dengan mu?" "Aku juga sudah selesai, aku hanya memeriksa email saja tadi."Arthur langsung bangkit dari tempat duduknya dan Bianca juga langsung mengambil tasnya. Kini mereka langsung berjalan meninggalkan ruangan kerja Bianca. Saat Bianca tiba di lantai bawah, Bianca langsung berjalan menghampiri Cassie manager butiknya."Cassie" panggil Bianca yang kini sudah berada di hadapan C
Setelah selesai makan siang Bianca meminta Arthur untuk menemaninya ke Jardin Du Luxembourg atau Taman Luxembourg. Sebuah taman yang terletak di Arondisemen Keenam Paris, Perancis. Taman ini dibangun pada tahun 1612 atas perintah Marie de' Medici, istri raja Henri IV dari Perancis yang telah menjadi janda pada masa itu, untuk dijadikan taman istana, istana yang baru saja ia bangun, yaitu Istana Luxembourg.Pada tahun 1620 taman ini dikembangkan dan di kelola oleh Pemerintah Perancis dengan di ditanami sebagai macam bunga, pohon, air mancur dan sebagainya. Bianca sengaja meminta Arthur ke Taman Luxembourg, karena suasananya yang sangat nyaman. Ditambah saat ini masih musim semi, udara Paris sangat segar. Dulu saat Bianca tinggal menetap di Paris, tempat ini lah yang ia sering datangi bersama Annabeth. Tempat ini memang sangat cocok untuk menikmati hari dan udara segar di Paris. Kini Bianca dan Arthur tengah duduk dan menikmati pemandangan bunga serta air mancur di Taman Luxembourg.
Keesokan pagi Arthur membuka matanya, ia melihat Bianca masih tertidur pulas. Ia mulai menyentuh mata, hidung dan bibir Bianca. Wajah polos Bianca tanpa polesan make up memang sangat cantik. Bianca memiliki kulit yang putih dan halus, Arthur memang sangat menyukai kulit Bianca. Lalu Arthur mulai mengecup bibir Bianca saat mata Bianca masih terpejam. "Arthur" ucap Bianca dengan nada serak, ia mulai membuka matanya, saat ia membuka mata ia sedikit terkejut mendapatkan ciuman dari Arthur. "Sudah bangun hem?" "Iya" "Besiaplah, kau ingin berbelanja bukan?" tanya Arthur dan Bianca langsung mengangguk. Kemudian Arthur dan Bianca beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi."Arthur kau ingin mandi duluan?" tanya Bianca."Tidak""Lalu kenapa kau mengikuti ku ke kamar mandi?" "Kita mandi bersama" Mendengar jawaban Arthur, sontak membuat Bianca membelalak matanya terkejut. Meskipun Bianca sudah menikah dengan Arthur, tapi mereka belum pernah mandi bersama. "Arthur lebih baik kau mandi
"Boleh saya tahu, siapa nama nona?""Bianca, lalu tuan?""Saya Lewis""Nona Bianca hanya sendiri? ah saya lupa anda bersama pengawal anda""Saya di Paris dengan suami saya tuan, dan pengawal itu karena suami saya tidak mengizinkan saya pergi sendiri." ujar Bianca."Anda sudah menikah nona?" balas Lewis yang sedikit kecewa mendengar Bianca telah menikah."Sudah tuan." Lewis langsung mengangguk. "Gadis secantik nona, pasti memiliki seorang suami yang hebat." ucap Lewis dan Bianca hanya membalas dengan senyuman ramah."Jika boleh saya tahu, berapa lama Nona Bianca di Paris?" tanya Lewis sambil menatap Bianca."Sekitar satu minggu tuan," jawab Bianca. Saat Bianca dan Lewis, tengah mengobrol. Terdengar suara seorang pria yang memanggil Bianca. "Bianca," panggil suara seorang pria yang Bianca sangat mengenal pemilik suara ini."Arthur?" Bianca kini menatap Arthur yang berjalan menghampirinya. Arthur mengecup pucuk kepala Bianca, "Maaf aku terlambat." ucap Arthur.Pandangan Arthur kini
Kini Arthur dan Bianca sudah tiba di Museum Louvre, salah satu museum seni terbesar yang paling banyak dikunjungi dan sebuah monumen bersejarah dunia. Museum Louvre terletak di Rive Drotte Seine, Arondisemen pertama di Paris. Perancis. Museum ini bertempat di Istana Louvre (Palais du louvre) yang awalnya merupakan benteng yang di bangun pada abad ke-12 dibawah pemerintahan Philip II. Sisa-sisa benteng dapat dilihat di ruang bawah tanah museum. Bangunan ini diperluas beberapa kali hingga membentuk Istana Louvre yang sekarang. Pada tahun 1682, Louis XIV memilih Istana Versailes sebagai kediaman pribadi, meninggalkan Louvre untuk selanjutnya dijadikan sebagai tempat untuk menampilkan tempat menampilkan koleksi kerajaan. Museum ini dibuka pada tanggal 10 agustus 1793, dengan memamerkan 537 lukisan. Mayoritas karya tersebut diperoleh dari properti gereja dan kerajaan yang disiti Pemerintah Perancis. Pada tahun 2008. kolesi museum di bagi menjadi delapan departmen kuratorial : Koleksi M
Keesokan hari, Bianca sudah bersiap. Hari ini Arthur akan membawa Bianca ke Hotel milik Arhur yang di Paris. Memang benar apa yang dikatakan Arthur, Bianca hanya tahu jika Arthur hanya memiliki perusaahaan majalah dan juga entertainment. Sebenarnya Bianca sudah pernah mendengar jika Afford Company sangatlah besar, dan memilki banyak perusahaan tidak hanya perusahaan majalah atau entertainment. Hanya saja, Bianca tidak terlalu mencari tahu secara detail tentang Afford Company. Hari ini Bianca memutuskan untuk memakai mini dress mustard tanpa lengan, di padukan dengan sepatu heels bewarna cream motif brokat. Karena hari ini ia hanya datang ke hotel milik Arthur. Saat Bianca tengah menatap cermin, ia sedang merapihkan rambutnya. Arthur langsung memeluknya dari belakang dan ia mengecup leher Bianca. "Sudah siap hem?" tanya Arthur sambil memeluk Bianca dari belakang. "Sudah" Bianca langsung memutar tubuhnya dan kini menatap Arthur, lalu Bianca mengecup dengan lembut bibir Arthur. Saat
Keesokan hari Bianca sudah bersiap untuk kembali ke New York, ia sudah menata semua barang-barang belanjaannya. Kemarin setelah melihat hotel Milik Arthur, Bianca sempat berbelanja untuk dirinya sendiri. Tidak hanya itu, ia juga membeli baju dan tas untuk kedua orang tuanya yang tinggal di Los Angeles. Bianca berencana, meminta orang tuanya dalam bulan ini untuk datang ke New York. Jujur saja ia kasihan membiarkan Caroline dan Annebeth harus tinggal di masion sendiri tanpa dirinya. Ya meskipun Bianca menambah pelayan, dan security untuk menjaga Caroline dan Annabeth. Hanya saja Bianca sangat tahu, Caroline pasti merasa kesepian.Arthur kini masih membersihkan diri, sedangkan Bianca sambil menunggu Arthur, ia merapihkan make up miliklnya. Tidak lama kemudian setelah ia tengah sibuk merapihkan make up, terdengar dering ponsel miliknya. Bianca langsung mengambil ponsel yang terletak di atas meja. "Nomor tidak di kenal? siapa ini?" gumam Bianca saat melihat layar ponsel miliknya. "H
New York, Amerika.Arthur dan Bianca kini sudah tiba di bandara, sebenarnya saat di pesawat Arthur tidak tega untuk membangunkan Bianca, tapi tidak lama kemudian Banca sudah lebih dulu terbangun. Mereka pun langsung berjalan meninggalkan bandara, menuju lobby. Supir mereka pun sudah menemput mereka. "Kau terlihat sangat lelah, lebih baik kau tidur lagi," ucap Arthur pada Bianca yang kini mereka sudah berada di dalam mobil."Iya" Bianca langsung menyenderkan kepalanya di dada bidang suaminya. "Besok jika masih lelah, kita tunda saja bertemu Steven. Tunggu sampai aku kembali dari Melbourne," kata Arthur sambil mengelus rambut Bianca. "No Arthur, i need to talk with your friend, and i could not waiting anymore." balas Bianca. "Baiklah, besok kita akan bertemu dengan Steven." Bianca langsung mengangguk, tidak lama kemudian matanya mulai terpejam. Arthur sangat mengerti, jika Bianca sangat lelah. Perjalanan menuju bandara ke mansion milik Arthur, kurang lebih sekitar satu jam. Kini m
Satu minggu kemudian...Bianca tengah duduk di sofa sembari menyusui Nathan. Bianca tersenyum melihat bayi mungilnya. Wajahnya sungguh mirip dengan Justin saat Justin masih bayi. Bianca mengusap pelan pipi Nathan. Kini hidupanya benar-benar sempurna. Memiliki suami yang mencintainya dan memiliki dua putra yang sangat tampan. Suara dering ponsel terdengar, Bianca mengambil ponselnya dengan tangan kanannya. Tangan Kiri Bianca tengah menopang kepala Nathan yang masih menyusu padanya. Bianca menatap ke layar ponsel, tertera nama Irina di layar ponselnya. Kening Bianca berkerut dalam ketika melihat nama Irina. Tidak biasanya Irina menghubungi dirinya. Tanpa menunggu lama, Bianca mengusap tombol hijau untuk menerima panggilan. Sebelum kemudian, Bianca meletakan ponselnya di telinganya. "Irina?" sapa Bianca saat panggilan terhubung. "Bianca? Kau masih menyimpan nomorku?" tanya Irina dari seberang line. "Tentu Irina, aku masih menyimpannya. Apa kabar Irina?" "Aku baik, bagaimana denganmu
Beberapa bulan kemudian.. Di ruang operasi, Arthur terus berada di samping Bianca. Bayi dalam kandungan Bianca, tidak dalam posisi yang tepat. Hingga akhirnya dokter menyarankan untuk Bianca kembali operasi caesar. Arthur terus mengecupi kening Bianca saat dokter melakukan proses operasi. Sudut mata Bianca mengeluarkan air mata haru, dia kembali bisa melahirkan buah cintanya dengan Arthur. Oeee...Oee.... Sura tangis bayi pecah di ruang operasi. Air mata Bianca menetes ketika mendengar bayinya menangis. Arthur mengecup kening istrinya. Mata Arthur tidak mampu lagi menahan, air matanya menetes saat mendengar suara bayi. "Terima kasih sayang," bisik Arhur. "Bayi laki-laki," ucap sang dokter. Tidak perduli apa jenis kelaminya, terpenting bagi Bianca dan Arthur anaknya lahir dengan selamat. Kehamilan yang kedua ini, Bianca memang sengaja tidak memeriksa jenis kelamin bayinya. "Nyonya Bianca, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungil itu dalam gendongan Bianca. Me
Viola duduk di tepi ranjang, menatap Richo yang masih terus menutup matanya. Dokter memang mengatakan peluru tidak mengenai jantung Richo, tapi hingga detik ini Richo masih juga belum sadar. Beberapa hari ini, Viola menjalani harinya begitu berat. Viola merasa kehilangan sosok Richo yang setiap hari selalu mengganggunya. Viola menyentuh tangan Richo, mengelus pelan."Richo, kapan kau bangun? Aku merindukan mu Richo..." air mata Viola tidak mampu lagi tertahan. Dia sungguh merindukan kekasihnya itu. Rasanya beberapa hari tanpa Richo dia benar-benar merasakan tidak lagi bernyawa. "Selama ini aku selalu menutupi perasaan ku. Aku menyukai cara mu yang tidak pernah menyerah mendapatkan ku. Aku sungguh menyukai setiap cara mu Richo. Kau tidak pernah lelah mengejar ku. Bahkan berkali-kali aku mengusir mu dari kehidupan ku, kau tetap meminta ku menjadi wanita mu. Andai waktu bisa di putar, sudah sejak awal aku menerima mu." "Masa lalu mu memang membuat ku ragu menerima mu. Tapi percayalah,
Beberapa hari kemudian... Altov turun dari mobil, dia melangkah masuk ke dalam rumah tempat dimana dia menyembunyikan Clarissa. Altov masih mengurung Clarissa sebelum menjebloskannya ke dalam penjara. Sebenarnya Arthur tidak setuju dengan apa yang di rencanakan Altov, tapi Altov memiliki alasan tersendiri mengurung Clarissa. Tidak hanya Clarissa, tapi Jesslyn yang turut membantu Clarissa juga di kurung oleh Altov. Alasannya karena permintaan dari Viola. Saat itu ketika Viola mendengar Jesslyn sudah berhasil di tangkap oleh Altov, Viola meminta waktu sebentar sebelum menjebloskan Jesslyn ke penjara. "Tuan," sapa Christian saat Altov melangkah masuk ke dalam. "Dimana Clarissa?" tanya Altov dingin. "Masih berada di kamarnya tuan," jawab Christin. Altov mengangguk, kemudian melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar. Tempat dimana Clarissa di kurung. Setiap kali Altov bertemu dengan Clarissa, dia merasa dirinya tidak berguna. Harusnya sejak awal Altov menyeret paksa Clarissa meningg
Arthur dan Drake kini pergi ke tempat persembunyian Clarissa. Alvin sudah memberikan informasi saat ini Clarissa dan Jessly dalam perlindungan Jasson Steele. Itu artinya Arthur sendiri yang harus turun tangan. Tidak hanya Arthur, tapi Drake juga turun tangan. Drake ingin langsung berhadapan dengan Jasson. Jika sampai Jasson mempersulit, maka tidak ada pilihan lain bagi Drake untuk melakukan tindakan kekerasan. Mobil Arthur telah tiba di sebuah rumah yang jauh dari Manhattan. Arthur tahu, Jasson memang sengaja menyembunyikan Clarissa di tempat ini. Arthur dan Drake turun dari mobil. Beberapa pengawal Arthur dan Drake berada di belakang. Arthur tersenyum melihat penjagaan ketat demi menyelamatkan Clarissa. Tapi Arthur tidak perduli sedikit pun. Arthur dan Drake tetap melangkah masuk ke dalam. Langkah Arthu terhenti ketika pengawal Jasson menghadang dirnya. Alrthur tersenyum sinis menatap para pengawal Jasson yang menghalanginya. Rupanya Jasson memang berniat untuk melawan dirinya. Sun
Perlahan Bianca mulai membuka matanya, dia menatap ruangan putih. Bianca menoleh dan melihat ada Arthur dan Paula yang berjaga di sisinya. Mereka sama-sama tersenyum saat Bianca sudah membuka matanya. "Bianca? Kau mendengar ku?" Arthur mengelus dengan lembut pipi Bianca. "Arthur kenapa aku di sini?" Bianca mengerutkan keningnya. Dia berusaha mengingat kenapa dirinya berada di rumah sakit. Namun, ketika Bianca mengingat sesuatu. Ingatan di kepalanya begitu jelas tentang Tasya, Richo dan Ella yang tergeletak dengan berlumuran darah. Wajah Bianca langsung memucat, saat dia mengingat semuanya. "Arthur? Bagaimana keadaan Tasya? Richo dan Ella bagaimana?" Bianca semakin panik, kepalanya semakin sakit dan memberat."Ssst, jangan pikirkan itu Bianca. Aku yakin mereka akan selamat," Arthur membawa tangannya mengusap lembut perut istrinya. "Aku minta pada mu, jangan memikirkan hal berat, Dokter mengatakan kandungan mu lemah. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada anak kita." Sebelumnya dokter
Bianca menatap cermin, kini tubuhnya sudah terbalut dengan gaun berwarna gold dengan model atas kemben. Hari ini adalah ulang tahun putranya, Justin. Bianca masih tidak menyangka usia Justin sudah satu tahun. Perjuangan yang Bianca hadapi dulu saat melahirkan putranya itu, tidak pernah bisa terlupakan. Beruntung Tuhan masih melindungi dirinya dan putra kesayangannya. Arthur yang melangkah masuk ke dalam kamar, dia menatap istrinya sudah terbalut dengan gaun yang membuat istrinya terlihat sangat cantik dan seksi. Arthur mendekat, dia langsung memeluk Bianca dari belakang. Memberikan kecupan di tenguk leher. hingga ke pundak mulus milik istrinya itu. "Kenapa kau selalu cantik hem?" bisik Arthur di sela-sela kecupannya. Bianca tersenyum, lalu membalikan tubuhnya menatap lekat wajah suaminya. Bianca mengelus lembut rahang Arthur. "Dan kau selalu tampan."Arthur mengeratkan pelukannya. "Aku rasanya tidak ingin keluar kamar. Aku ingin terus di sini bersama mu." "Kau ini bagaimana! Putra
Viola menyandarkan punggungnya di sofa. Sejak kejadian dirinya bertengkar dengan ayahnya, Viola lebih menyendiri. Daisy ibunya kini sudah mengetahui semuanya. Viola sengaja mengatakan langsung pada Daisy. Viola tidak ingin Daisy terus tertipu pada Carlos yang memberikan sebuah cinta palsu. Selama ini Carlos selalu menunjukan peran ayah yang terlihat begitu sempurna. Tapi kenyataan yang Viola dapatkan ayahnya sendiri berusaha mengahancurkan kehidupannya. Richo melangkah masuk ke dalam rumah, dia menatap Viola tengah melamun. Richo langsung berjalan mendekat ke arah Viola, dan langsung duduk di samping kekasihnya itu. "Kau sedang memikirkan apa?" tegur Richo yang membuat Viola menghentikan lamunannya. Viola mengalihkan pandangannya dan menatap Richo yang duduk di sampingnya. "Kau sudah pulang? Maaf aku tidak menyadari kau datang." "Ada yang kau pikirkan?" Richo kembali bertanya, dia menatap wajah kekasihnya terlihat begitu muram. "Tidak ada," jawab Viola yang berbohong. Dia tidak i
Hari ini hari dimana Viola meminta Richo menemani dirinya untuk bertemu dengan ayahnya. Viola sengaja meminta Richo untuk menemani dirinya. Viola ingin tahu apa reaksi dari ayahnya setelah dia mengetahui semuanya. "Apa kau yakin ingin bertemu dengan ayah mu?" tanya Richo yang kini berada di depan mobil. Sebelum masuk, dia kembali memastikan pada Viola. Viola mengangguk. "Kita harus menemuinya. Aku ingin langsung melihat tindakan apa yang dia ambil setelah melihat kita berdua." "Allright, dengan senang hari aku bertemu dengan calon mertua ku." Richo masuk ke dalam mobil. Begitu pun dengan Viola. Kemudian Richo mulai melanjukan mobilnya meninggalkan halaman parkir mansionnya. "Apa kau sudah tahu dimana rumah ayah ku yang baru?" Viola membuka suara ketika Richo tengah fokus melajukan mobil. "Lebih tepatnya itu adalah rumah lama ayah mu. Rumah itu tempat tinggal ayah mu dan Aria. Aku rasa Jesslyn juga berada di sana. Karena tadi aku meminta assistant ku dan melihat apartemen Jesslyn