Pagi hari, Bianca sudah lebih dulu bangun. Ia sudah menyiapkan pakaian kantor yang akan di pakai suaminya hari ini. Keseharian Bianca kini disibukan mengurus suami dan anaknya. Hingga detik ini, rasanya Bianca tidak percaya waktu begitu cepat. Ia sudah memiliki anak dan suami secepat ini. Padahal, dulu dirinya tidak pernah mengira akan menikah. Bianca melangkah masuk ke dalam walk in closet, ia melihat Arthur sudah memakai pakaian yang tadi disiapkan olehnya. Bianca mendekat membantu Arthur memilih arloji dan memasangkan dasi untuk suaminya. "Arthur, hari ini aku akan ke butik sebentar. Aku sepertinya akan membawa Justin." kata Bianca sambil membantu Arthur memasangkan dasi. Arthur menundukan kepalanya lalu mengecup singkat bibir Bianca. "Ya, tapi jangan terlalu lama. Kasihan Justin." "Iya, aku tidak akan lama di butik. Lagi pula aku hanya melihat butik saja, aku sudah lama tidak mengunjungi butik." kata Bianca sambil menepuk pelan dada Arthur, ia sudah selesai memasang dasi Arthu
Tasya mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menelusuri kota Manhattan. Sudah hampir tujuh bulan Tasya tinggal di New York, tapi dia masih belum mengingat kota Manhattan dengan baik. Tasya masih sering salah jalan, ia selalu mengandalkan google maps untuk menunjukan arah. Sebenarnya sejak dulu Tasya memang sangat lemah soal menghafal arah jalanan. Hari ini Tasya memiliki jadwal pemotretan, beruntungnya bekerja dengan Afford Company mendapatkan fasilitas mobil BMW. Setidaknya Tasya tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli mobil. Merasa bosan di dalam mobil, Tasya memilih untuk memutar lagu I Have Nothing - Whitney Houston. Share my lifeTake me for what i am Cause i'll never change All my colors for youTake my loveI'll never ask for to much Just all that you are And everything that you doI dont't really need to lookVery much furtherI don't want to have to go Where you don't follow I will hold it back againThis passion inside Can't run from myselfThere's nowher
Kini Altov baru saja tiba di mansion keluarganya. Setelah bertemu dengan Arthur, Altov langsung datang ke mansion keluarganya. Alasannya tentu saja karena Paula ibunya selalu marah dirinya tidak pernah mau pulang. Altov memang lebih suka tinggal sendiri. Terkadang Altov tinggal di apartemen atau di mansion pribadi miliknya. Altov melangkah masuk ke dalam mansion, para pelayan yang melihat Altov datang mereka langsung menundukan kepalanya dan menyapa Altov. Altov membalas mereka dengan mengangguk. Kemudian Altov kembali melangkah menuju ruang keluarga, ia tahu pasti ayah dan ibunya sedang menghabiskan waktu disana. "Altov?" suara Paula berseru bahagia saat melihat putra tunggalnya masuk ke dalam ruang keluarga. "Kau tahu letak mu pulang son?" tukas Drake, sang ayah dengan suara yang terdengar begitu dingin.Altov tidak bergeming, ia memilih diam. Ini bukan pertama kali mendengar perkataan ayahnya seperti ini. Altov melangkah mendekat, tentu saja Paula langsung memeluk dan mencium pu
Bianca duduk di taman bersama dengan Justin dan Arthur. Kini Justin sedang di gendong oleh Arthur. Jika Arthur sedang di rumah, biasanya Arthur memang ingin menghabiskan waktu bersama dengan Justin. Bianca menatap bunga lily yang tumbuh begitu indah di taman rumahnya. Menghabiskan waktu bersama dengan suami dan juga anaknya benar-benar sangat membuat hati Bianca bahagia. Tidak pernah, ia merasakan seperti ini sebelumnya. Duduk di taman bersama dengan suami dan anaknya adalah hal terindah dalam hidupnya. "Arthur, apa nanti kau hari ini tidak ada meeting? terkadang kau memiliki meeting di weekend?" tanya Bianca, biasanya memang Arthur sering memiliki meeting mendadak di saat weekend. Namun sejak Justin ada, Arthur sering melimpahkan semuanya pada Alvin. "Tidak, biarkan Alvin yang menangani meeting. Aku ingin bersama dengan mu dan Justin." jawab Arthur. Bianca tersenyum. "Kau memang daddy terbaik." Bianca mengecupi Justin yang berada digendongan Arthur, Justin terus tertawa saat Bia
Viola baru saja tiba di bandara, dengan membawa dua koper besar. Viola sudah memutuskan untuk meninggalkan New York untuk sementara waktu. Tujuan Viola adalah Melbourne, alasannya Viola memilih Melbourne karena jarak antara New York ke Melbourne cukup jauh. Viola yakin, ayahnya tidak akan mengira jika dirinya melarikan diri ke Melbourne. Sejak saat Carlos ayahnya mengatakan Viola di jodohkan, Viola dengan cepat meninggalkan mansionnya. Ia memiliki apartemen pribadi yang tidak ada satu pun orang mengetahuinya. Alasannya, Viola tidak ingin diganggu. Ketika dirinya memilih untuk menyendiri biasanya Viola akan tingga di apartemen. Viola tidak mengerti dengan apa yang di pikirkan ayahnya. Kenapa bisa ayahnya berniat menjodohkan dirinya dengan anak temannya. Sampai kapanpun Viola tidak akan mau menikah jika bukan dengan pria pilihannya. Ya, tentu Viola sangat menyadari usianya hampir menginjak 30 tahun. Bahkan seluruh teman dekatnya semuanya sudah menikah dan memiliki anak. Bagi Viola, di
Kini Bianca dan Arthur sudah tiba di Walden Galleria Mall. Sebenarnya, Bianca ingin menghabiskan libur suaminya untuk di rumah. Tapi entah kenapa Bianca ingin ke mall. Bianca ingin menjadi pasangan suami istri lain, yang datang ke mall bersama dengan anak mereka. Selama ini Arthur selalu disibukan dengan pekerjaan. Cuaca yang begitu cerah, sangat mendukung Bianca untuk mengajak Arthur ke mall. Awalnya Arthur menolak, tapi akhirnya Arthur menyetujui permintaan istrinya. Arthur memang tidak pernah bisa menolak apa yang telah diinginkan oleh istrinya itu. Saat Bianca dan Arthur masuk ke dalam mall, Bianca baru menyadari banyak wanita yang menatap suaminya. Bianca menoleh pantas saja banyak wanita yang tidak henti menatap Arthur. Arthur terlihat sangat menggoda dengan wajah yang tampan dan sedang menggendong Justin. Sejak tadi Justin, hanya ingin di gendong oleh Arthur. "Arthur, apa kau lelah menggendong Justin? biar aku saja yang menggendongnya jika kau lelah." kata Bianca. "Tidak mu
Pagi hari, Bianca tengah duduk di sofa sambil menyusui Justin. Putranya itu terlihat begitu tenang. Justin memang bukan anak yang sering menangis. Biasanya jika anak banyak menangis. Tapi Justin tidak, Bianca sangat bersyukur Justin anak yang penurut. Bahkan ketika Justin nangis, jika sudah berada dalam pelukan Bianca atau Arthur dengan cepat Justin sudah tidak lagi menangis. Kini usia Justin sudah lima bulan. Tubuhnya terlihat begitu gemuk dan sehat. Wajah Justin memang sangat mirip dengan Arthur.Hari ini Arthur berangkat lebih pagi dari biasanya. Arthur mengatakan dirinya memiliki banyak meeting. Sedangkan Bianca, tentu saja menghabiskan waktunya di rumah. Bianca memang sudah sepenuhnya ibu rumah tangga. Bianca sudah tidak terlalu sering datang ke butik. Berbeda saat dulu di awal pernikahannya. Sejak ada Justin, Bianca fokus untuk mengurus Justin. Bianca ingin selalu ada di setiap pertumbuhan putranya ini. Terkadang Bianca masih sering merasakan sedih. Andai saja, Melinda dan Adam
Altov duduk di ruang kerjanya, ia kembali mengingat semua perkataan Christian assistantnya. Gelang tangan yang harusnya sudah hancur saat kecelakaan, tapi kenyataannya gelang itu masih ada. Semua ini berkaitan dengan Bianca istri dari Arthur. Rasanya Altov tidak bisa mempercayai ini semua. Laporan dari Christian tadi mengatakan jika Bianca bukan putri kandung dari Keluarga Lancaster. Membuat Altov tidak henti memikirkan bagaimana gelang itu bisa berkaitan dengan Bianca.Altov sengaja meminta Christian untuk meninggalkannya. Saat ini dirinya tidak bisa mengerti semua ini. Altov masih harus mencari bukti jika benar Bianca adalah adiknya. Tapi jika benar Bianca adiknya, ini tentu akan menjadi kabar yang membuat Paula ibunya bahagia. Selama ini Paula tidak henti menyalahkan dirinya atas penculikan Isabel. Hanya saja Altov memikirkan Clarissa, terakhir Clarissa berniat mencelakai Bianca. Dan hingga detik ini Clarissa masih belum meninggalkan New York."Bianca, jika kau benar adik ku kenapa
Justin turun dari mobil, dia mengancingkan jasnya masuk ke dalam perusahaan ayahnya. Hari ini, Justin menggantikan posisi Arthur. Ya, di usianya yang ke dua puluh delapan tahun, Arthur meminta Justin mengambil alih perusahannya. Tidak hanya Afford Company, tapi perusahaan perfilman milik Lucero Company berada dalam kendali Justin. Sang adik Nathan juga memiliki posisi yang tak kalah penting dengan Justin. Nathan memegang kendali perusahaan Afford Company dalam bidang property dan majalah. Untuk Lucero Company, Drake khusus meminta Nathan menangani perusahaan teknologinya. Sebelumnya Justin menetap di Barcelona selama dua tahun, untuk memperlajari Lucero Company. Namun, sekarang Justin memilih untuk menetap di New York. Karena bagaimanapun dia memiliki tanggung jawab perusahaan ayahnya.Joseph dan Hazel, adik kembar Justin yang kini berusia dua puluh tahun, mereka tengah menyelesaikan master degree di Oxford University. Diusia yang masih sangat muda, Joseph dan Hazel berhasil menyeles
Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Bianca meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar, anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. Arthur selalu mencium Bianca selama proses persalinan. Kebahagian Bianca dan Arthur begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka sepasang laki-laki dan perempuan. Kali ini, keinginan Arthur sudah terwurjud, memiliki anak perempuan."Nyonya Bianca, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungil itu dalam gendongan Bianca. Semua tim medis kini sudah membersihkan alat medis di dalam ruang operasi. Mereka semua kemudian pergi setelah melakukan pemeriksaan terhadap Bianca dan bayi kembarnya.Arthur meminta perawat untuk segera memindahkan Bianca di ruang rawat VVIP. Setelah proses IMD, tidak lama kemudian Bianca di pindahkan di ruang rawat VVIP sesuai permintaan Arthur.Kini seluruh keluarga Arthur dan keluarga Bianca masuk ke dalam ruang rawat Bianca. N
"Arthur, kau ingat, kan hari ini kita harus ke rumah orang tuaku?" kata Bianca mengingatkan suaminya itu. Sejak tadi, dia melihat Arthur yang tengah fokus pada iPad di tangannya. "Iya sayang, aku ingat. Sebentar ada pekerjaan yang harus aku selesaikan," jawab Arthur. Tatapannya teteap menatap layar iPad. Bianca mendengus. Dia melangkah mendekat ke arah Arthur, dan duduk di samping suaminya itu. "Tadi pagi justin sudah menghubungiku, putramu itu terus mengingatkan kita untuk tidak terlambat."Kemarin, Justin dan Nathan sudah lebih dulu dijemput oleh assistant Drake. Tentu Bianca sudah tidak lagi terkejut, karena kedua putranya itu sangat dekat pada kakek mereka. Terlebih Drake selalu memanjakan Justin dan Nathan. Bahkan Drake telah membangun sebuah perusahaan untuk Justin dan Nathan.Arthur meletakan iPadnya ke atas meja, lalu dia mengalihkan pandangannya ke arah Bianca. "Kau tidak apa-apa keluar sekarang? Minggu depan kau sudah melahirkan, aku hanya takut terjadi sesuatu padamu, say
Suara keributan terdengar membuat Tasya yang tengah tertidur pulas, langsung terbangun. Tasya berlari keluar kamar menuju suara keributan itu."Astaga Alfred...Aldrich... Kenapa kalian berdua bertengkar?" Tasya mendekat ke arah dua putranya yang ribut. "Mommy, look. Ka Aldrich merusak robotku!" tunjuk Alfred pada robotnya yang telah rusak. "Aldrich, kenapa kau merusah robot Alfred?" Tasya menundukan kepalanya, dia mengelus lembut pipi gemuk Aldrich. "Aku tidak sengaja, Mommy.." ucap Aldrich dengan penuh penyesalan. Tasya mendesah pelan. Ini bukan pertama kali mainan Aldrich atau Alfred rusak. Hal yang membuat Tasya sakit kepala, adalah harga mainan milik Aldrich dan Alfred. Bagaimana tidak? Altov memberlikan mainan pada anak kembar mereka, denga harga yang fantastis. Seluruh mainan milik Alfred dan Aldrich adalah mainan termahal. Harga ratusan ribu dollar hingga jutaan dollar. Bahkan rasanya Tasya sulit bernapas setiap kali Altov memberikan anak kembarnya itu mainan dengan harga f
Viola mematut cermin. Dia melihat seluruh tubuhnya, memastikan tubuhnya sudah kembali seperti dulu. Ya, kehamilan pertama Viola, membuatnya mengalami kenaikan berat badan cukup parah. Bahkan Viola, tidak mau keluar rumah karena malu dengan bentuk tubuhnya. Meski Richo, tidak pernah mengeluh sedikitpun, Richo juga selalu mengatakan Viola sangat cantik. Tapi tetap saja, Viola tidak pernah percaya diri jika keluar rumah. Dengan Berolah raga dan melakukan rangkaian perawatan kecantikan, membuat bentuk tubuh Viola sudah kembali seperti dulu. Kini dirinya sudah percaya diri seperti sedia kala. "Mommy....." pekik Kylie melangkah mendekat ke arah Viola.Viola mengalihkan pandangannya, dia melihat putrinya mendekat ke arahnya. Namun, tatapan Viola melihat wajah muram putrinya itu. Dia langsung menundukan tubuhnya. "Hi sweetheat, kenapa wajahmu bersedih?" "Mommy, where is Ka Justin? I wanna meet Ka Justin.." Kylie mencebik, dia mengerutkan bibirnya. Viola tersenyum, dia mengelus pipi Kylie.
Suara teriakan Annabet begitu keras membuat Steven dan Caroline yang masih tertidur, langsung membuka mata mereka dan segera menghampiri suara teriakan Annabeth. Mereka beranjak dari tempat tidur, lalu berlari keluar kamar. "Sayang, kau kenapa berteriak sepagi ini?" Caroline melangkah, mendekat ke arah Annebth yang kini menangis. "Ada apa sayang? Kenapa kau menangis?" "Adam, menyembunyikan bonekaku!" tunjuk Annabeth pada adiknya. Tangisnya, sesegukan. Sedangkan Caroline langsung menatap putra bungsunya yang tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya. Adam Steven Evans, putra Caroline dan Steven yang berusia empat tahun ini begitu aktif. Tidak heran, melihat tingkahnya yang hampir setiap hari membuat Annabeth menangis. Caroline dan Steven, hampir setiap hari mendengar suara tangis Caroline. Alasannya? Tentu saja karena Adam selalu mengambil barang-barang kesukaan Ananbeth dan menyembunyikannya. Steven membuang napas kasar, dia mengusap kepala putranya. "Boy, Daddy sudah mengataka
Pantai Jimbaran - BALI, INDONESIABianca dan Arthur tengah duduk di sebuah restoran yang ada di Pantai Jimbaran. Mereka tengah menikmatin makanan khas bali. Terlihat Bianca begitu menyukai makanan khas bali. Tapi berbeda dengan Arthur. Suaminya itu tidak bisa makan masakan pedas. Bianca sering menertawakan Arthur, yang wajahnya langsung memerah ketika makan makanan pedas. "Sayang, jangan di makan. Itu semua cabai. Nanti terjadi sesuatu pada anak kita," ujar Arthur dengan tatapan dingin melihat istrinya melahap masakan khas bali."Ini sambal khas dari bali. Ikan bakarnya juga sangat enak. Aku sepertinya menyukai tinggal di sini," balas Bianca dengan antusias, "Jangan bicara yang tidak-tidak Bianca," jawab Arthur malas. "Aku tidak mungkin bisa tinggal di kota yang panas ini." Bianca mencebik kesal. "Apa kau tidak lihat? Sejak tadi Justin dan Nathan terus bermain di pantai. Itu artinya kedua putramu menyukai Bali." "Mereka memang sudah bermain. Tidak hanya di Bali, saat kita berlibur
Lima tahun kemudian... BALI - INDONESIABianca menatap kedua putranya yang tengah berlari menelusuri Pantai Nusa Dua. Setelah menunda liburan ke bali, akhinya Bianca dan Arthur bisa berlibur. Dengan kaki telanjang dan perut membuncit Bianca menelusuri pantai indah itu. Ya, kini, Bianca tengah mengandung anak ketiganya dengan Arthur. Di kehamilan kali ini, Bianca merasa senang karena bisa merasakan babbymoon. Karena sebelumnya ketika mengandung Justin dan Nathan, begitu banyak masalah yang menghampiri mereka. Hingga membuat Bianca mengurungkan niatnya untuk babbymoon. "Justin... Nathan.. Jangan berlari kencang, nanti kalian jatuh!" teriak Bianca keras ke arah Justin dan Natha yang tengah berlari sembari bermain pasir di pantai."Biarkan sayang." Arthur memeluk pinggang istriny. Menikmati Pantai Nusa Dua yang begitu indah. Bianca menghela napas dalam. "Arthur, setelah ini aku tidak ingin hamil lagi! Sudah cukup! Justin, Nathan dan sekarang bayi kembar kita. Jika terus hamil, kapan ak
Beberapa bulan kemudian..Richo duduk di kursi kebesaraannya, membaca dokumen kerja sama perusahaan miliknya dengan perusahaan keluarga milik Viola. Kini Richo memimpin perusahaan keluarga Viola. Karena sejak awal, Richo memang tidak memperbolehkan Viola terlalu lelah bekerja. Richo masih membiarkan Viola, jika istrinya itu masih datang ke perushaaan. Hanya saja, Richo tidak ingin Viola fokus pada perusahaan. Setelah menikah, Richo menginginkan Viola lebih banyak di rumah. Meski Richo tahu, sejak Viola hanya di rumah, istrinya lebih sering ikut arisan bersama Bianca, Tasya dan Caroline. Tidak hanya itu, Viola juga selalu berbelanja setiap harinya demi menghilangkan rasa bosan. Bagi Richo, kebahagaian Viola adalah prioritasnya. Richo akan melakukan apa pun yang membuat istrinya selalu bahagia. Tidak perduli, berapa banyak uang yang harus Richo keluarkan yang terpenting istrinya selalu bahagia.Saat Richo tengah membaca membaca dokumen di hadapanya, dia terkejut melihat Davin assistant