Bianca duduk di taman bersama dengan Justin dan Arthur. Kini Justin sedang di gendong oleh Arthur. Jika Arthur sedang di rumah, biasanya Arthur memang ingin menghabiskan waktu bersama dengan Justin. Bianca menatap bunga lily yang tumbuh begitu indah di taman rumahnya. Menghabiskan waktu bersama dengan suami dan juga anaknya benar-benar sangat membuat hati Bianca bahagia. Tidak pernah, ia merasakan seperti ini sebelumnya. Duduk di taman bersama dengan suami dan anaknya adalah hal terindah dalam hidupnya. "Arthur, apa nanti kau hari ini tidak ada meeting? terkadang kau memiliki meeting di weekend?" tanya Bianca, biasanya memang Arthur sering memiliki meeting mendadak di saat weekend. Namun sejak Justin ada, Arthur sering melimpahkan semuanya pada Alvin. "Tidak, biarkan Alvin yang menangani meeting. Aku ingin bersama dengan mu dan Justin." jawab Arthur. Bianca tersenyum. "Kau memang daddy terbaik." Bianca mengecupi Justin yang berada digendongan Arthur, Justin terus tertawa saat Bia
Viola baru saja tiba di bandara, dengan membawa dua koper besar. Viola sudah memutuskan untuk meninggalkan New York untuk sementara waktu. Tujuan Viola adalah Melbourne, alasannya Viola memilih Melbourne karena jarak antara New York ke Melbourne cukup jauh. Viola yakin, ayahnya tidak akan mengira jika dirinya melarikan diri ke Melbourne. Sejak saat Carlos ayahnya mengatakan Viola di jodohkan, Viola dengan cepat meninggalkan mansionnya. Ia memiliki apartemen pribadi yang tidak ada satu pun orang mengetahuinya. Alasannya, Viola tidak ingin diganggu. Ketika dirinya memilih untuk menyendiri biasanya Viola akan tingga di apartemen. Viola tidak mengerti dengan apa yang di pikirkan ayahnya. Kenapa bisa ayahnya berniat menjodohkan dirinya dengan anak temannya. Sampai kapanpun Viola tidak akan mau menikah jika bukan dengan pria pilihannya. Ya, tentu Viola sangat menyadari usianya hampir menginjak 30 tahun. Bahkan seluruh teman dekatnya semuanya sudah menikah dan memiliki anak. Bagi Viola, di
Kini Bianca dan Arthur sudah tiba di Walden Galleria Mall. Sebenarnya, Bianca ingin menghabiskan libur suaminya untuk di rumah. Tapi entah kenapa Bianca ingin ke mall. Bianca ingin menjadi pasangan suami istri lain, yang datang ke mall bersama dengan anak mereka. Selama ini Arthur selalu disibukan dengan pekerjaan. Cuaca yang begitu cerah, sangat mendukung Bianca untuk mengajak Arthur ke mall. Awalnya Arthur menolak, tapi akhirnya Arthur menyetujui permintaan istrinya. Arthur memang tidak pernah bisa menolak apa yang telah diinginkan oleh istrinya itu. Saat Bianca dan Arthur masuk ke dalam mall, Bianca baru menyadari banyak wanita yang menatap suaminya. Bianca menoleh pantas saja banyak wanita yang tidak henti menatap Arthur. Arthur terlihat sangat menggoda dengan wajah yang tampan dan sedang menggendong Justin. Sejak tadi Justin, hanya ingin di gendong oleh Arthur. "Arthur, apa kau lelah menggendong Justin? biar aku saja yang menggendongnya jika kau lelah." kata Bianca. "Tidak mu
Pagi hari, Bianca tengah duduk di sofa sambil menyusui Justin. Putranya itu terlihat begitu tenang. Justin memang bukan anak yang sering menangis. Biasanya jika anak banyak menangis. Tapi Justin tidak, Bianca sangat bersyukur Justin anak yang penurut. Bahkan ketika Justin nangis, jika sudah berada dalam pelukan Bianca atau Arthur dengan cepat Justin sudah tidak lagi menangis. Kini usia Justin sudah lima bulan. Tubuhnya terlihat begitu gemuk dan sehat. Wajah Justin memang sangat mirip dengan Arthur.Hari ini Arthur berangkat lebih pagi dari biasanya. Arthur mengatakan dirinya memiliki banyak meeting. Sedangkan Bianca, tentu saja menghabiskan waktunya di rumah. Bianca memang sudah sepenuhnya ibu rumah tangga. Bianca sudah tidak terlalu sering datang ke butik. Berbeda saat dulu di awal pernikahannya. Sejak ada Justin, Bianca fokus untuk mengurus Justin. Bianca ingin selalu ada di setiap pertumbuhan putranya ini. Terkadang Bianca masih sering merasakan sedih. Andai saja, Melinda dan Adam
Altov duduk di ruang kerjanya, ia kembali mengingat semua perkataan Christian assistantnya. Gelang tangan yang harusnya sudah hancur saat kecelakaan, tapi kenyataannya gelang itu masih ada. Semua ini berkaitan dengan Bianca istri dari Arthur. Rasanya Altov tidak bisa mempercayai ini semua. Laporan dari Christian tadi mengatakan jika Bianca bukan putri kandung dari Keluarga Lancaster. Membuat Altov tidak henti memikirkan bagaimana gelang itu bisa berkaitan dengan Bianca.Altov sengaja meminta Christian untuk meninggalkannya. Saat ini dirinya tidak bisa mengerti semua ini. Altov masih harus mencari bukti jika benar Bianca adalah adiknya. Tapi jika benar Bianca adiknya, ini tentu akan menjadi kabar yang membuat Paula ibunya bahagia. Selama ini Paula tidak henti menyalahkan dirinya atas penculikan Isabel. Hanya saja Altov memikirkan Clarissa, terakhir Clarissa berniat mencelakai Bianca. Dan hingga detik ini Clarissa masih belum meninggalkan New York."Bianca, jika kau benar adik ku kenapa
Kini Bianca tengah duduk di taman bersama dengan Justin. Ia menikmati pagi yang begitu cerah, bunga lily yang tumbuh begitu indah di taman membuat Bianca selalu mengunjungi tamannya. Tadi pagi, Arthur sudah berangkat lebih awal. Dulu, Bianca sering berpikir jika dia tidak bekerja maka dia akan merasa bosan. Tapi sekarang setelah ada Justin, meski Bianca tidak bekerja ia tidak pernah merasakan bosan. "Justin, kelak kalau kau dewasa jangan seperti daddy mu. Mommy tidak ingin kau memiliki banyak wanita. Mommy akan marah pada mu jika kau mempermainkan hati wanita. Apa kau mengerti son?" ucap Bianca dengan lembut sambil menatap Justin yang terus tertawa ke arahnya. Bianca langsung mengecupi pipi Justin yang gemuk. Melihat tawa Justin, membuat hati Bianca sangat bahagia. Bianca benar-benar bersyukur memiliki putra yang sangat tampan. "Astaga Justin! mommy lupa untuk menanyakan kabar Aunty Viola." kata Bianca, ia lupa untuk kirim pesan pada Viola. Dengan cepan Bianca mengambil ponselnya.
Hari ini Bianca meminta Arthur untuk tidak pergi ke kantor karena Caroline akan datang berkunjung bersam dengan Steven. Memang rencananya, Caroline datang saat weekend. Tapi karena Annabeth terus merajuk dan menangis, akhirnya Caroline memutuskan untuk berkunjung ke rumah Bianca di hari biasa. Untungnya Steven selalu berusaha menuruti setiap permintaan Annabeth. Bianca bisa melihat dengan jelas, Steven begitu menyayangi Annabeth dan juga Caroline. Bianca kini sudah lebih tenang karena sudah ada yang bisa menjaga Annabeth dan Caroline. Tadi malam, Bianca juga meminta Viola dan Richo datang ke rumahnya. Bianca ingin semua orang terdekatnya berkumpul. Terlebih semuanya memiliki kesibukan, hingga sulit membuat semuanya berkumpul. Viola juga sudah menyetujui untuk datang ke rumah Bianca. Jika saja Tasya Bisa ikut, pasti Bianca mengajaknya. Hanya saja, Tasya sedang memiliki jadwal pemotretan yang cukup banyak. Bianca melangkah menuju ruang kerja Arthur sambil menggendong Justin. Sudah sej
"Tuan, saat kecil Bianca pernah di culik. Melinda Lancaster menemukan Bianca saat Melinda dan Adam tengah berlibur ke Las Vegas. Melinda berhasil menyelamatkan Bianca yang saat bayi hampir di jual oleh orang yang telah menculiknya. Melinda juga sengaja menyembunyikan identitas asli Bianca. Karena anak yang di kandung Melinda meninggal. Saat Melinda menemukan Bianca, ia memutuskan untuk memberitahu publik jika Bianca anak kandungnya." ujar Chritsian"Tuan, untuk gelang tangan milik adik anda itu sebenarnya milik Bianca. Melinda juga sudah menuliskan surat yang sudah di baca oleh Bianca saat Melinda dan Adam sudah meninggal. Tuan, saya sangat yakin. Gelang tangan milik adik anda adalah milik Bianca istri dari Arthur Afford. Itu artinya adik anda sebenarnya masih hidup tuan. Bayi yang berada di kecelakaan mobil itu bukanlah adik anda." lanjut Christian."Apa yang maksud yang kau katakan ini Christian! berikan informasi yang jelas!" tukas Altov."Tuan, Bianca Lancaster adalah adik anda. G
Satu minggu kemudian...Bianca tengah duduk di sofa sembari menyusui Nathan. Bianca tersenyum melihat bayi mungilnya. Wajahnya sungguh mirip dengan Justin saat Justin masih bayi. Bianca mengusap pelan pipi Nathan. Kini hidupanya benar-benar sempurna. Memiliki suami yang mencintainya dan memiliki dua putra yang sangat tampan. Suara dering ponsel terdengar, Bianca mengambil ponselnya dengan tangan kanannya. Tangan Kiri Bianca tengah menopang kepala Nathan yang masih menyusu padanya. Bianca menatap ke layar ponsel, tertera nama Irina di layar ponselnya. Kening Bianca berkerut dalam ketika melihat nama Irina. Tidak biasanya Irina menghubungi dirinya. Tanpa menunggu lama, Bianca mengusap tombol hijau untuk menerima panggilan. Sebelum kemudian, Bianca meletakan ponselnya di telinganya. "Irina?" sapa Bianca saat panggilan terhubung. "Bianca? Kau masih menyimpan nomorku?" tanya Irina dari seberang line. "Tentu Irina, aku masih menyimpannya. Apa kabar Irina?" "Aku baik, bagaimana denganmu
Beberapa bulan kemudian.. Di ruang operasi, Arthur terus berada di samping Bianca. Bayi dalam kandungan Bianca, tidak dalam posisi yang tepat. Hingga akhirnya dokter menyarankan untuk Bianca kembali operasi caesar. Arthur terus mengecupi kening Bianca saat dokter melakukan proses operasi. Sudut mata Bianca mengeluarkan air mata haru, dia kembali bisa melahirkan buah cintanya dengan Arthur. Oeee...Oee.... Sura tangis bayi pecah di ruang operasi. Air mata Bianca menetes ketika mendengar bayinya menangis. Arthur mengecup kening istrinya. Mata Arthur tidak mampu lagi menahan, air matanya menetes saat mendengar suara bayi. "Terima kasih sayang," bisik Arhur. "Bayi laki-laki," ucap sang dokter. Tidak perduli apa jenis kelaminya, terpenting bagi Bianca dan Arthur anaknya lahir dengan selamat. Kehamilan yang kedua ini, Bianca memang sengaja tidak memeriksa jenis kelamin bayinya. "Nyonya Bianca, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungil itu dalam gendongan Bianca. Me
Viola duduk di tepi ranjang, menatap Richo yang masih terus menutup matanya. Dokter memang mengatakan peluru tidak mengenai jantung Richo, tapi hingga detik ini Richo masih juga belum sadar. Beberapa hari ini, Viola menjalani harinya begitu berat. Viola merasa kehilangan sosok Richo yang setiap hari selalu mengganggunya. Viola menyentuh tangan Richo, mengelus pelan."Richo, kapan kau bangun? Aku merindukan mu Richo..." air mata Viola tidak mampu lagi tertahan. Dia sungguh merindukan kekasihnya itu. Rasanya beberapa hari tanpa Richo dia benar-benar merasakan tidak lagi bernyawa. "Selama ini aku selalu menutupi perasaan ku. Aku menyukai cara mu yang tidak pernah menyerah mendapatkan ku. Aku sungguh menyukai setiap cara mu Richo. Kau tidak pernah lelah mengejar ku. Bahkan berkali-kali aku mengusir mu dari kehidupan ku, kau tetap meminta ku menjadi wanita mu. Andai waktu bisa di putar, sudah sejak awal aku menerima mu." "Masa lalu mu memang membuat ku ragu menerima mu. Tapi percayalah,
Beberapa hari kemudian... Altov turun dari mobil, dia melangkah masuk ke dalam rumah tempat dimana dia menyembunyikan Clarissa. Altov masih mengurung Clarissa sebelum menjebloskannya ke dalam penjara. Sebenarnya Arthur tidak setuju dengan apa yang di rencanakan Altov, tapi Altov memiliki alasan tersendiri mengurung Clarissa. Tidak hanya Clarissa, tapi Jesslyn yang turut membantu Clarissa juga di kurung oleh Altov. Alasannya karena permintaan dari Viola. Saat itu ketika Viola mendengar Jesslyn sudah berhasil di tangkap oleh Altov, Viola meminta waktu sebentar sebelum menjebloskan Jesslyn ke penjara. "Tuan," sapa Christian saat Altov melangkah masuk ke dalam. "Dimana Clarissa?" tanya Altov dingin. "Masih berada di kamarnya tuan," jawab Christin. Altov mengangguk, kemudian melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar. Tempat dimana Clarissa di kurung. Setiap kali Altov bertemu dengan Clarissa, dia merasa dirinya tidak berguna. Harusnya sejak awal Altov menyeret paksa Clarissa meningg
Arthur dan Drake kini pergi ke tempat persembunyian Clarissa. Alvin sudah memberikan informasi saat ini Clarissa dan Jessly dalam perlindungan Jasson Steele. Itu artinya Arthur sendiri yang harus turun tangan. Tidak hanya Arthur, tapi Drake juga turun tangan. Drake ingin langsung berhadapan dengan Jasson. Jika sampai Jasson mempersulit, maka tidak ada pilihan lain bagi Drake untuk melakukan tindakan kekerasan. Mobil Arthur telah tiba di sebuah rumah yang jauh dari Manhattan. Arthur tahu, Jasson memang sengaja menyembunyikan Clarissa di tempat ini. Arthur dan Drake turun dari mobil. Beberapa pengawal Arthur dan Drake berada di belakang. Arthur tersenyum melihat penjagaan ketat demi menyelamatkan Clarissa. Tapi Arthur tidak perduli sedikit pun. Arthur dan Drake tetap melangkah masuk ke dalam. Langkah Arthu terhenti ketika pengawal Jasson menghadang dirnya. Alrthur tersenyum sinis menatap para pengawal Jasson yang menghalanginya. Rupanya Jasson memang berniat untuk melawan dirinya. Sun
Perlahan Bianca mulai membuka matanya, dia menatap ruangan putih. Bianca menoleh dan melihat ada Arthur dan Paula yang berjaga di sisinya. Mereka sama-sama tersenyum saat Bianca sudah membuka matanya. "Bianca? Kau mendengar ku?" Arthur mengelus dengan lembut pipi Bianca. "Arthur kenapa aku di sini?" Bianca mengerutkan keningnya. Dia berusaha mengingat kenapa dirinya berada di rumah sakit. Namun, ketika Bianca mengingat sesuatu. Ingatan di kepalanya begitu jelas tentang Tasya, Richo dan Ella yang tergeletak dengan berlumuran darah. Wajah Bianca langsung memucat, saat dia mengingat semuanya. "Arthur? Bagaimana keadaan Tasya? Richo dan Ella bagaimana?" Bianca semakin panik, kepalanya semakin sakit dan memberat."Ssst, jangan pikirkan itu Bianca. Aku yakin mereka akan selamat," Arthur membawa tangannya mengusap lembut perut istrinya. "Aku minta pada mu, jangan memikirkan hal berat, Dokter mengatakan kandungan mu lemah. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada anak kita." Sebelumnya dokter
Bianca menatap cermin, kini tubuhnya sudah terbalut dengan gaun berwarna gold dengan model atas kemben. Hari ini adalah ulang tahun putranya, Justin. Bianca masih tidak menyangka usia Justin sudah satu tahun. Perjuangan yang Bianca hadapi dulu saat melahirkan putranya itu, tidak pernah bisa terlupakan. Beruntung Tuhan masih melindungi dirinya dan putra kesayangannya. Arthur yang melangkah masuk ke dalam kamar, dia menatap istrinya sudah terbalut dengan gaun yang membuat istrinya terlihat sangat cantik dan seksi. Arthur mendekat, dia langsung memeluk Bianca dari belakang. Memberikan kecupan di tenguk leher. hingga ke pundak mulus milik istrinya itu. "Kenapa kau selalu cantik hem?" bisik Arthur di sela-sela kecupannya. Bianca tersenyum, lalu membalikan tubuhnya menatap lekat wajah suaminya. Bianca mengelus lembut rahang Arthur. "Dan kau selalu tampan."Arthur mengeratkan pelukannya. "Aku rasanya tidak ingin keluar kamar. Aku ingin terus di sini bersama mu." "Kau ini bagaimana! Putra
Viola menyandarkan punggungnya di sofa. Sejak kejadian dirinya bertengkar dengan ayahnya, Viola lebih menyendiri. Daisy ibunya kini sudah mengetahui semuanya. Viola sengaja mengatakan langsung pada Daisy. Viola tidak ingin Daisy terus tertipu pada Carlos yang memberikan sebuah cinta palsu. Selama ini Carlos selalu menunjukan peran ayah yang terlihat begitu sempurna. Tapi kenyataan yang Viola dapatkan ayahnya sendiri berusaha mengahancurkan kehidupannya. Richo melangkah masuk ke dalam rumah, dia menatap Viola tengah melamun. Richo langsung berjalan mendekat ke arah Viola, dan langsung duduk di samping kekasihnya itu. "Kau sedang memikirkan apa?" tegur Richo yang membuat Viola menghentikan lamunannya. Viola mengalihkan pandangannya dan menatap Richo yang duduk di sampingnya. "Kau sudah pulang? Maaf aku tidak menyadari kau datang." "Ada yang kau pikirkan?" Richo kembali bertanya, dia menatap wajah kekasihnya terlihat begitu muram. "Tidak ada," jawab Viola yang berbohong. Dia tidak i
Hari ini hari dimana Viola meminta Richo menemani dirinya untuk bertemu dengan ayahnya. Viola sengaja meminta Richo untuk menemani dirinya. Viola ingin tahu apa reaksi dari ayahnya setelah dia mengetahui semuanya. "Apa kau yakin ingin bertemu dengan ayah mu?" tanya Richo yang kini berada di depan mobil. Sebelum masuk, dia kembali memastikan pada Viola. Viola mengangguk. "Kita harus menemuinya. Aku ingin langsung melihat tindakan apa yang dia ambil setelah melihat kita berdua." "Allright, dengan senang hari aku bertemu dengan calon mertua ku." Richo masuk ke dalam mobil. Begitu pun dengan Viola. Kemudian Richo mulai melanjukan mobilnya meninggalkan halaman parkir mansionnya. "Apa kau sudah tahu dimana rumah ayah ku yang baru?" Viola membuka suara ketika Richo tengah fokus melajukan mobil. "Lebih tepatnya itu adalah rumah lama ayah mu. Rumah itu tempat tinggal ayah mu dan Aria. Aku rasa Jesslyn juga berada di sana. Karena tadi aku meminta assistant ku dan melihat apartemen Jesslyn