Beranda / Pendekar / Aranjo / Bab 27 . I - Kepergian Putra Mahkota

Share

Bab 27 . I - Kepergian Putra Mahkota

Penulis: Venny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Istana begitu ramai pada saat hari perjamuan. Begitu banyak perwakilan dari Kerajaan dan pejabat tinggi, yang datang untuk mengucapkan selamat dengan membawa begitu banyak bingkisan.

Aranjo berada di kamar Raja dan membantu Raja berganti pakaian. Raja sangat tampan saat terbalut jubah merah dengan sulaman benang emas berbentuk naga. Aranjo merapikan dan mengikat jubah itu. Raja sangat tampan dan perkasa, ada rasa bangga dalam hati Aranjo dapat menjadi wanita pria berpengaruh seperti ini.

"Selamat Raja." 

Aranjo memberi selamat kepada pria di hadapannya ini. Raja merengkuh tubuh Aranjo dan menciumnya mesra.

"Beri aku anak, maka posisi di samping diriku akan menjadi milikmu! Menjadi Ratuku!" ujar Raja di sela ciumannya.

Aranjo hanya tersenyum, ucapan Sang Raja seakan memadamkan hasratnya. Aranjo bersedia melakukan apapun untuk pria ini, tetapi pria itu meminta hal yang tidak dapat diberikan olehnya. Walaupun mengancamnya dengan pedang tajam, tidak ak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aranjo   Bab 28 . I - Raja Berlutut

    Aranjo tidak sadar, dirinya merasa sedih untuk Sang Raja. Raja terlihat begitu terpukul dan menyentuh putranya yang tidak lagi bernyawa dengan tangan gemetar hebat. Pria yang selalu tampil percaya diri dan perkasa tidak ada lagi. Saat ini, Aranjo melihat pria yang terlihat sakit dan terluka.Aranjo menyentuh dadanya, terasa sangat sakit dan dirinya kesulitan bernapas. Tidak lagi tahan dengan semua itu, Aranjo berlari keluar dan kembali ke Paviliun Selatan.Tidak tahu berapa lama, Aranjo duduk menatap keluar jendela. Menatap ke arah bulan yang begitu bulat dan terang. Dirinya memilah apa yang terjadi padanya? Apakah ini yang disebut dengan cinta? Dirinya akan merasakan sakit yang sama dengan pria yang dicintainya?"Kaisar! Apakah ini kehendakmu? Apakah ini yang memang kamu inginkan?" gumam Aranjo masih menatap ke langit malam yang indah.Di Alam Langit, tepatnya di aula istana.Kaisar yang sedang berbicara dengan Kaisar Langit dan para Jenderal, terdiam.

  • Aranjo   Bab 29 . I - Kabar Duka Keluarga Jenderal

    Namun, takdir yang paling kejam dan buruk akan melekat pada pria yang dimiliki oleh Aranjo.Seperti Raja dan Jenderal Kerajaan Qiyang.Raja, tidak akan pernah mempunyai ahli waris. Sedangkan takdir Jenderal Ming Hao tidak kalah mengenaskan dari Sang Raja.Di saat Sang Jenderal dan Aranjo bermesraan, seluruh kota gempar akan penemuan tiga mayat yang terapung di sungai. Benar, Yu Pei melompat ke dalam sungai bersama kedua anaknya. Wanita itu bahkan meninggalkan sepucuk surat di atas meja makan.Seluruh istana gempar dan tidak dapat menemukan Sang Jenderal. Tentu saja, bukankah pria itu sedang berada di ruang mandi Paviliun Selatan, menyalurkan hasrat gilanya.Setelah puas bermesraan dengan Aranjo, Jenderal Ming Hao menyusup meninggalkan Paviliun Selatan.Namun, kabar duka langsung menyambut kehadirannya. Saat itulah, hatinya terasa hancur apalagi setelah melihat jasad istri dan anak-anaknya. Kali pertama bagi Sang Jenderal menangis meraung, menyesal

  • Aranjo   Bab 30 . I - Sakit dan Jijik

    Erangan keluar dari bibir Aranjo. Dirinya ingin memohon agar siksaan itu dihentikan, tetapi ada sisi lain tubuhnya yang menikmati permainan kasar itu. Jadi, Aranjo hanya mengerang dan sesekali memekik saat rasa sakit menjadi tidak tertahankan.Jenderal Ming Hao melepaskan kewanitaannya dan itu membuat Aranjo merasa lega sekaligus kehilangan. Tangan Jenderal yang basah di selipkan ke bagian atas gaunnya. Kali ini, payudaranya yang diperlakukan dengan kasar. Tangan yang mencekik lehernya juga semakin kencang membuat Aranjo kesulitan bernapas.Jenderal meremas kuat dan kasar payudara yang begitu disukainya itu. Daging lembut yang memenuhi telapak tangannya di remas dengan kuat. Puting yang diketahui jelas oleh Sang Jenderal berwarna merah muda, juga tidak terhindar dari perlakuan kasarnya. Cubitan dan tarikan kuat membuat Aranjo merintih kesakitan.Wajah Aranjo mulai memerah karena kehabisan napas. Saat itulah Jenderal melepaskan leher Aranjo dan meluma

  • Aranjo   Bab 31. I - Ini Adalah Takdir

    Sosok pemuda muncul di balik cahaya terang itu dan menyebutkan namanya."Aranjo!"Aranjo menatap sosok itu dan untuk sesaat tidak mengenal siapa itu. Namun, saat tatapan mereka bertemu mata hitam keemasan milik pemuda itu membuatnya teringat akan Griffin."Griffin?" tanya Aranjo dan melompat turun dari ranjang.Griffin tersenyum dan itu menjawab pertanyaan Aranjo."Bagaimana kabarmu?" tanya Griffin.Aranjo menyentuh dadanya, tempat di mana bulu Griffin menyatu dengan tubuhnya."Apakah kamu datang untuk mengambil milikmu?" tanya Aranjo.Griffin menggeleng dan berkata, "Aku ingin menemani dirimu, sahabat!"Aranjo tersenyum simpul. Benar, dirinya butuh sahabat. Akan menyenangkan ada seseorang berada di sisinya untuk membantu maupun mendengar keluh kesahnya."Apa yang kamu lakukan di dunia fana?" tanya Aranjo dan duduk di salah satu kursi bulat di dekat meja."Begini, karena kamu akan lama tinggal di dunia ini

  • Aranjo   Bab 32 . I - Pembawa Sial

    Keesokan harinya, Paviliun Selatan didatangi begitu banyak tabib. Hal itu tentu menarik perhatian penghuni istana, mulai dari para pelayan sampai mereka yang berkedudukan tinggi.Ratu, setelah kepergian putranya selalu berdiam di dalam kediamannya. Bahkan, menurut rumor yang disampaikan oleh pelayannya, Ratu depresi dan sering berbicara sendiri. Raja sudah tidak pernah mengunjungi kediaman Ratu, begitu juga kediaman para selir. Para selir membenci Aranjo dan Aranjo disebut sebagai pembawa sial Kerajaan Qiyang.Hari ini, kembali ada tontonan dan bahan untuk digunjingkan terkait dirinya. Aranjo marah, tetapi dirinya tidak mampu menolak perintah Raja.Satu persatu tabib memeriksa kondisi Aranjo dengan menyentuh titik nadi di tangannya. Para tabib tidak berbicara, karena mereka diperintahkan melapor langsung kepada kepala kasim. Ada sekitar 30 orang tabib yang memeriksa dirinya dan Aranjo hanya diam seribu bahasa. Para pelayan menemani dirinya selama pemeriksaan

  • Aranjo   Bab 33 . I - Kuil 9 Dewa

    Satu gumpalan energi Qi elemen api, dilemparkan ke arah Kaisar. Setelah melepaskan bola api itu, Aranjo berteleportasi ke belakang Kaisar.Aranjo mengeluarkan pedang spiritual dari ruang dimensi miliknya. Pedang peninggalan ibunya, pedang ini diberikan oleh Ara saat Aranjo beranjak dewasa.Tangan Aranjo menggenggam pedang itu dengan kuat. Satu tebasan tidak akan membuat Kaisar mati, bukan? Aranjo dapat merasakan kekuatannya yang meningkat pesat. Setidaknya hal itu memabuat Aranjo merasa senang.Kaisar hanya bergeser sedikit untuk menghindari serangan bola api itu. Kehadiran Aranjo di belakang Kaisar, dirasakan dengan jelas. Begitu juga dengan pedang yang sedang melayang menuju tubuhnya. Kaisar berteleportasi ke belakang Aranjo dan menangkap lengan Aranjo yang bersemangat hendak menghunuskan pedang padanya. Satu tangan Kaisar menangkap tangan Aranjo yang lain.Lalu, Kaisar mengunci tubuh Aranjo dengan kedua tangan. Aranjo yang berada tepat di depan K

  • Aranjo   Bab 34 . I - Kesayangan Kaisar

    Keesokan harinya. Saat Aranjo bangun, Yun sudah menunggunya dengan sehelai hanfu berwarna merah.Pelayan itu lalu berkata, "Nona, Raja berpesan Nona harus mengenakan hanfu berwarna merah saat pergi ke kuil. Kereta kuda sudah menunggu, begitu juga dengan persembahan sudah disiapkan. Nona, hanya perlu mandi dan berganti pakaian, lalu pergi ke kuil."Aranjo turun dari ranjang dan mengikuti apa yang dikatakan Yun. Setelah mandi dan sarapan sedikit, Aranjo berdandan begitu cantik serta penampilannya disempurnakan dengan hanfu berwana merah dari kain sutera. Suasana hatinya buruk, tetapi ada baiknya jika Aranjo keluar dari istana ini.Aranjo menaiki kereta kuda dengan tirai tertutup. Kata Yun, perjalanan menuju kuil butuh waktu sekitar 2 jam dan akan sangat membosankan duduk diam di dalam kereta kuda ini.Jadi, Aranjo menyentuh tanda helai inti Griffin di dadanya dan memanggil nama mahluk itu.Seketika, Griffin muncul di hadapannya. Tepatnya duduk di seb

  • Aranjo   Bab 35. I - Kita Sama

    Griffin mengabaikan siluman itu. Tentu dirinya memliki hubungan istimewa dengan Aranjo. Jiwa mereka terikat dan Griffin terjebak di tengah-tengah hukuman Aranjo."Dan kau..., Dewi kesayangan Kaisar aku tahu alasanmu ke kuil ini! Ah.... dan dilihat dari persembahan yang kamu bawa kemari, aku yakin permintaanmu sangat penting!" ujar Mo Za, sambil berjalan mengelilingi Aranjo."Aku ingin hamil! Apakah itu bisa?" tanya Aranjo langsung.Ha ha ha!"Dewi bodoh yang ingin mengandung anak manusia! Ini lelucon yang paling menggelikan!" ujar Mo Za sambil tertawa mengejek."Ah, itu artinya semua persembahan harus aku bawa pulang bukan?" tanya Aranjo santai."Oh, tidak tentu tidak! Aku dapat mewujudkan semua permintaan, jika aku ingin!" bisik Mo Za tepat di telinga Aranjo.Aranjo mundur dan menjauhi siluman itu."Bukankah aku sudah katakan, siluman itu hanya akan membuatmu melahirkan bayi ular

Bab terbaru

  • Aranjo   Bab 125 . END

    Archer berlumuran darah dan sama sekali tidak melawan. Ia hanya berharap perasaan Aranjo dapat tergerak, melihatnya seperti ini. Sedangkan Asmodus semakin menggila dan memukul, membabi buta.Aranjo berteriak, histeris. Namun, ia tidak mampu menggerakkan tubuh. Ya, dalam hatinya, ia berteriak melihat bagaimana Archer babak belur. Apalagi, tidak ada yang dapat dilakukan.Sampai pada satu titik, Asmodus mencengkeram leher Archer dan mengangkatnya tinggi. Tawa puas, menggema, melihat betapa banyak darah yang membasahi tubuh Dewa Agung itu."Hmmm, tidak menarik, karena kamu tidak melawan. Namun, itu bagus. Aku dapat memusnahkanmu, lebih cepat."Cengkeraman semakin kuat dan membuat Aranjo, semakin panik.'Aku mohon, jika Surga memang ada, maka dengarkan doaku. Aku mencintai Archer dan Dewa itu juga mencintaiku, aku mohon biarkan aku terlepas dari belenggu ini, agar dapat menolongnya. Aku tidak peduli, walaupun jiwaku menjadi taruh

  • Aranjo   Bab 124 . Takut

    "Para Dewa Agung, aku butuh kekuatan kalian untuk menyegel gerbang alam bawah ini. Jadi, saat Asmodus musnah, kerusakan cukup terjadi di alam bawah dan tidak menyebabkan kerusakan di luar itu!" ujar Kaisar Langit dengan tegas."Baik, Yang Mulia Kaisar Langit!" seru para Dewa Agung terkuat di Alam Langit.Para Dewa melompat turun dari atas punggung Pegasus yang masih terbang. Membentuk formasi di sekitar gerbang alam bawah dan mulai menyalurkan energi kekuatan sihir mereka."TUNGGU!"Para Dewa Agung dan Kaisar Langit menatap ke sosok yang berani bersuara.Robert Gao melangkah maju, tepat ke hadapan sang Kaisar Langit. Ia keluar bersama dengan semua mahluk dari alam bawah dan tetap berada di dekat gerbang, untuk melihat apa yang terjadi."Bagaimana dengan Archer? Ia masih berada di dalam dan kalian menyegel gerbang ini. Bagaimana ia dapat keluar dan bagaimana jika ia membutuhkan bantuan?" seru Robert Gao, yang mer

  • Aranjo   Bab 123 . Banyak Hal yang Terjadi Di Luar Kehendakmu

    Robert berusaha bernapas, tetapi itu begitu sulit. Tidak lagi berusaha melawan, Robert merogoh sesuatu dari saku pakaiannya. Berhasil, walaupun dengan susah payah. Dengan wajah yang sudah memerah karena kehabisan napas, Robert berhasil mengangkat kalung dengan leontin darah suci ke hadapan Griffin.Seketika tangan yang mencengkeram leher, dilepaskan dan membuat tubuh Robert terhempas kuat ke tanah.Berusaha keras mengisi paru-paru dengan oksigen, Robert benar-benar kesulitan. Sedikit lebih lama lagi, maka ia akan musnah.Griffin berdiri mematung dan menatap ke tangan manusia abadi yang menggenggamnya leontin itu. Griffin tahu itu adalah bagian dari dirinya, tetapi bagaimana itu bisa ada di tangan manusia abadi itu?"Dari mana kamu mendapatkan itu?" tanya Griffin dingin."A-Anda menitipkan kepadaku! Dan berpesan, untuk mengembalikannya saat ini," ujar Robert dengan suara yang begitu lemah.Griffin menunduk dan menatap

  • Aranjo   Bab 122 . Kembali Kepada Sang Pemilik

    Tangan Aranjo terulur, mendekati artefak itu. Ujung jari telunjuk, menyentuh benda itu dan seketika cahaya terang menyelimuti Aranjo. Ia menghilang bersama dengan benda itu, kembali kepada sang pemilik.***Keesokan harinya, Griffin keluar dari paviliun dan tetap berada di sana untuk beberapa saat. Menunggu, menunggu Aranjo keluar dari paviliun.Setelah menunggu beberapa saat, Leander datang menghampirinya."Ayo, kita harus segera pergi ke alam bawah. Lentera cahaya sudah ada padaku," ajak Leander.Diam dan tidak menanggapi ucapan Leander."Kamu menunggu Aranjo?" tanya Leander.Griffin mengangguk."Dia sudah kembali ke Alam Iblis," ujar Leander. Ya, ia tidak berbohong, memang benar Aranjo telah kembali ke Alam Iblis, walaupun bukan ke istana. Namun, Leander yakin Griffin tidak akan bertanya lebih jauh, sebab mengira Aranjo kembali ke istana.Ragu sejenak, tetapi pada akhirnya Gri

  • Aranjo   Bab 121 . Perasaan Baru

    "Bagus, jika kamu menyukainya," balas Griffin dan merasa lega, tidak harus merubah warna rambutnya ini.Seketika, kesadaran akan cincin ilusi miliknya yang belum dikembalikan, membuat Aranjo langsung duduk. Gerakannya itu membuat rambut Griffin yang berada dalam genggamannya, tertarik.Griffin langsung memalingkan wajah dan menatap ke arah Aranjo, yang sudah dalam posisi duduk."M-Maaf," ujar Aranjo dan segera melepaskan rambut itu."Tapi..., Hei! Kembalikan cincin ilusi, milikku!" ujar Aranjo lantang, saat teringat akan cincin itu."Ini?" tanya Griffin, sambil mengangkat tangannya tepat di hadapan Aranjo, perlahan membuka kepalan tangan dan cincin ilusi itu ada di atas telapaknya.Melihat cincin itu, Aranjo langsung hendak mengambil. Namun, Griffin memindahkan tangannya, sehingga tangan Aranjo hanya menggapai angin."Kembalikan!" seru Aranjo yang mulai kesal. Mabuk, membuat otaknya tidak dapat berp

  • Aranjo   Bab 120 . Jatuh Cinta

    Perjamuan makan diadakan oleh Kaisar Langit. Kembali mereka diundang ke aula, untuk mengikuti perjamuan itu.Aranjo mengagumi keindahan Alam Langit dan matanya, tidak henti melihat-lihat.Perjamuan yang cukup meriah dan dihadiri oleh begitu banyak Dewa, serta Dewi.Aranjo duduk di balik meja rendah, yang berada tepat di antara meja Leander dan Griffin. Alunan musik dari harpa, mengiringi tarian indah yang dipertontonkan di tengah-tengah aula. Tarian yang isisipkan dengan kekuatan sihir, membuat apa yang dilihat begitu menakjubkan.Aranjo menatap dengan mulut menganga, akan keajaiban tarian yang ada di hadapannya.Leander memalingkan wajah dan menatap ke arah Griffin. Seperti perkiraannya, siku Griffin diletakkan di atas meja, dengan tangan menopang wajahnya. Ya, Griffin menatap ke arah Aranjo. Mahluk agung itu terlihat jelas seperti sedang jatuh cinta.Leander menghela napas, ia khawatir akan apa yang akan

  • Aranjo   Bab 119 . Daya Tarik

    Tiba di aula utama, semua mata para Dewa tertuju pada Griffin dan sosok iblis muda yang ada dalam gandengan mahluk agung itu.Langkah kaki Aranjo berhenti, saat Griffin menghentikan langkahnya. Aranjo melihat ke sekeliling dan mendapati, tatapan yang begitu dingin. Tanpa sadar, ia bergeser dan menempelkan tubuh pada lengan kokoh, sang Griffin.Kaisar Langit, turun dari singgasana dengan raut wajah yang tidak terbaca. Para dewa yang berkumpul di singgasana langsung mundur, dengan kepala menunduk.Leander yang baru tiba di aula, langsung memberi hormat."Hormat, Yang Mulia Kaisar Langit."Setelah memberi salam, Leander langsung melangkah maju dan berdiri di samping Griffin, serta Aranjo."Alasan kedatangan kami, terkait dengan salah satu benda spiritual. Kami ingin memohon izin kepada Kaisar Langit, agar dapat memberikan kepada kami, lentera cahaya. Itu–"Ucapan Leander terhenti, saat sang Kaisar Langit men

  • Aranjo   Bab 118 . Terasa Begitu Tepat

    Griffin melepaskan cengkeramannya dan segera mahluk itu melayang agak jauh, ketakutan."Buka matamu," ujar Griffin dan menurunkan tangannya dari depan wajah Aranjo.Patuh, Aranjo membuka mata dan menatap ke arah mahluk yang sudah berada cukup jauh, darinya."Tuanku berkata, tiket masuk kalian adalah lentera cahaya! Bawa benda spiritual itu dan kalian, diizinkan masuk!" seru mahluk itu, sebelum melayang kembali ke balik gerbang.KLANG!Gerbang kembali menutup dengan suara yang memekakkan telinga.Griffin memalingkan wajah, menatap Leander. Ia tidak keberatan untuk menghancurkan alam bawah ini, tetapi mereka memiliki tanggung jawab, jadi keputusan tidak dapat diambil oleh satu pihak."Kita kembali setelah mendapatkan lentera cahaya!" ujar Leander, lalu memutar kudanya, meninggalkan alam bawah.Semua berbalik dan meninggalkan tempat mengerikan itu.Aranjo menatap ke pung

  • Aranjo   Bab 117 . Apakah Ada Yang Istimewa?

    Seulas senyum licik, muncul di wajah cantik Aranjo. Ia yakin dapat menghentikan langkah mahluk sombong, yang mengabaikan kehadirannya begitu saja.Namun, saat ia yakin dapat menangkap mahluk itu, kenyataannya angin yang tergapai oleh tangannya.Kedua kaki Aranjo menapak kembali ke tanah dan menatap tidak percaya dengan apa yang terjadi. Mahluk sombong itu sudah berpindah tepat di belakangnya, begitu cepat. Bahkan, mata Aranjo tidak menangkap gerakan mahluk tersebut.Berputar, dengan tangan kembali menggapai.SIAL!SIAL!!SIAL!!!Aranjo memaki dalam hati, saat serangan yang diluncurkan tidak mampu mengenai mahluk tersebut.Leander baru saja keluar dari paviliun dan disambut dengan perkelahian. Tidak tepat disebut perkelahian, sebab hanya satu pihak yang menyerang dengan pihak lain, terus berhasil menghindar.Ini kali pertama baginya melihat, Griffin tidak melawan. Bias

DMCA.com Protection Status