#FLASH BACK Setelah Kebersamaan Herlambang & Elena#Keesokan harinya, tepat pukul 7.30 pagi Dimas telah berada di rumah Elena pada saat gadis cantik itu tengah menyiram tanaman. Elena berlari kecil menuju pagar dan membukanya, kala dilihat Dimas berada di pintu pagar.“Silakan masuk Pak. Setya baru saja ke kamar mandi,” sambut Elena tersenyum dengan wajah lesu.Dimas masuk ke halaman rumah itu, lalu duduk di teras dan kesempatan itu dipakai untuk berbasa-basi pada Elena. Sampai akhirnya, Dimas yang mengasihi Erlangga sejak kecil pun mengomentari kedekatan Elena dengan Herlambang.“Non Lena.., apa Tuan muda sama sekali nggak pernah telepon?” tanya Dimas berdiri disisi gadis cantik itu dan menunduk.Elena merasa malu saat Dimas yang sangat dipercaya oleh Erlangga menanyakan perihal Tuan mudanya sendiri padanya.“Iya Pak.., Er hanya tiap malam aja telepon saya, mungkin sibuk dampingi Nyonya Tiara,” ucap Elena pada Dimas tanpa menoleh sedikit pun pada lelaki itu berjalan menuju tera
#FLASH BACK Setelah kebersamaan Elena & Herlambang# Kedatangan Tiara dari Singapura usai pengecekan rutin atas kesehatannya selama 4 hari bersama putranya Erlangga jadi sebuah momen yang tak dapat dilupakan. Bagaimana mungkin kerinduan pada lelaki yang sangat cintanya menjadi kepiluan yang tidak akan dilupakan sepanjang hidupnya. Kelembutan dan cinta kasih Herlambang musnah hanya dalam empat hari ia berada di Singapura. Dan Tiara menyadari obat perangsang LAKNAT itu yang membuat perubahan diri Herlambang. Kini penyesalan pun sudah tidak ada artinya lagi. Tiara hanya berharap, hari ini akan berlalu karena ia yakin, setiap masalah akan berganti dengan masalah lainnya dalam bentuk yang berbeda. “Tiara...! Perbuatanmu pada Elena tidak akan aku maafkan..! Kalau aku nggak ingat Erlangga aku sudah.. CER..” “Cukup Mas Her.., ampuni aku Mas.., maafkan aku Mas.., hiks.. hiks..,” Tiara kembali meraih kaki Herlambang saat kata tabu dalam rumah tangga mereka akan meluncur dari bibir lelaki yang
#FLAS BACK usai kejadian kebersamaan Herlambang & Elena#Herlambang pun memenuhi janjinya pada Elena dengan tetap pulang ke rumah, walaupun masih ada amarah tersimpan dalam hatinya. Yang terpenting baginya, Elena memberikan kesempatan untuk bertemu dan merengkuh kebersamaan mereka. Sekitar jam sepuluh malam, Herlambang pulang dalam keadaan setengah mabuk dan hal itu bisa tercium dari mulutnya yang mengeluarkan bau alkohol. Dimas dan seorang sopir pribadi yang melihat kondisi Herlambang pun memapahnya dan membawa dirinya ke kamar atas. Erlangga yang kebetulan keluar kamar, terkejut melihat di tangga, Dimas dan sopir pribadi Tiara memapah Herlambang naik ke kamar atas. “Ada apa dengan Papi.., Pak Dimas?” tanya Erlangga kuatir melihat kondisi Herlambang yang mabuk seraya membantu memapahnya ke kamar Tiara yang kini bersebelahan dengan kamarnya. Tiara yang ada di dalam kamarnya pun terkejut, kala melihat Herlambang dipapah oleh mereka, lalu Dimas dan Erlangga pun merebahkan tubuh Herla
#FLASH BACH Setelah Kebersamaan Elena & Herlambang#Seperti Sabtu kemarin, di hari minggu pagi ini, mereka mengulangi permainan yang telah disetujui bersama. Herlambang menghabiskan waktu dan tenaganya demi meraih kenikmatan bersama gadis cantik yang jadi candunya.Sementara Elena melepas syaraf malunya di hari terakhir ini dengan menjadi lebih liar hingga meninggalkan jejak kissmark pada beberapa titik di leher Herlambang yang akan terlihat jelas bila seseorang memandang lehernya. Herlambang pun demikian, ia menumpahkan rasa nikmat dengan membuat kissmark pada kedua benda kenyal Elena. Warna putih pada bagian kenyal milik gadis itu nyaris penuh tanda merah.“Aduh.., Om ini liat.., masa semua dikasih tanda merah sih..,” keluh Elena dengan manja saat berada di kamar mandi usai mereka melakukan pelepasan untuk ketiga kalinya.“Abis.. Om geregetan.., nih lihat kamu juga kasih tanda di bahu sama leher Om. Malah tadi Om pikir kamu itu vampir cantik..,” canda Herlambang, memperlihat
#FLASHBACK Setelah Kebersamaan Elena & Herlambang# Pagi sekali sekitar jam tujuh pagi tampak Erlangga telah berpakaian rapi menuruni tangga menuju ruang makan. Seorang pelayan menyapanya di pagi yang cerah ini. “Selamat pagi Tuan muda.., Bibi buatkan susu hangat atau teh hangat?” tanya seorang pelayan di meja makan. “Susu hangat aja. Sekalian buatkan roti bakar isi coklat dan keju,” perintah Erlangga seraya membuka tas sekolahnya untuk mengecek semua peralatan yang akan di pakai untuk mengerjakan soal pada semester ganjil ini. Erlangga mengirimkan pesan pada Bella teman satu kelasnya yang biasanya jam 7 pagi sudah di sekolah. [Pesan keluar Erlangga : Bella.., elo udah sampai sekolah?] “Silakan Tuan muda,” pelayan tersebut meletakan susu hangat dan roti sesuai permintaan Tuannya. Erlangga menikmati roti bakar isian coklat dan keju dengan sesekali memandang kearah ponselnya. Ia pun menggerutu sendiri, “Sialan nih Bella kagak jawab pesan gue.” Sepuluh menit kemudian, Erlangga pun
Sepanjang perjalanan yang hanya di tempuh selama sepuluh menit itu telah melambungkan pikiran Herlambang pada kejadian satu bulan lalu. Dan akhirnya mobil yang dikendarai Erlangga pun masuk ke halaman rumah mewah tersebut.Dimas menyambut kehadiran Herlambang dan Erlangga dengan tersenyum, namun tampaknya kedua lelaki tersebut sama sekali tidak melihat kehadirannya dan menyahut sapaannya. Dimas yang memandang kearah mereka berdua merasa mereka seperti dua orang asing yang tak saling mengenal dengan raut wajah menegang.Tiara bahagia saat melihat kedatangan Herlambang lebih awal bahkan lebih cepat dari dua minggu yang dijadwalkan kini hanya dua hari saja di Perth, terlebih Tiara melihat Erlangga yang pulang bersama Herlambang.“Er.., bagaimana dengan nilai rapor kamu?” tanya Tiara mengernyitkan dahinya memandang raut wajah Erlangga yang tampak tegang.“Er.., sini makan dulu..!” panggil Herlambang pada Erlangga yang berjalan menuju tangga dengan nada sedikit meninggi.Erlangga men
“Er.., bangunlah..,” pinta Herlambang pada putranya yang masih memegang kakinya.Erlangga tampak membangunkan Tiara juga dari tempatnya bersimpuh, lalu Herlambang pun melepaskan diri dari keduanya dan keluar dari ruangan. Namun Erlangga yang ingin kepastian dari Herlambang melangkah panjang mengikuti langkah lelaki tampan itu yang berjalan ke halaman menuju mobilnya.“Papii.., tunggu..! Papi mau kemana?” tanya Erlangga memegang pintu mobil Herlambang saat lelaki tampan itu akan menutup pintu mobilnya.“Papi ada janji bertemu kolega..,” sahut Herlambang menyalakan mobilnya dan mencoba menutup pintu mobilnya.Erlangga pun menghalangi untuk menutup pintu mobilnya dan mematikan mobil Herlambang dengan mengambil kuncinya.“Papi.., tolong selesaikan masalah Elena dulu.., Papi jangan pergi.., batalkan dulu janjinya.., Er kasian sama Elena kalau nggak kasih kepastian. Tolong Pii..,” pinta Erlangga dengan memelas.Dengan menarik napas panjang, Herlambang pun berkata, “Malam nanti kita ak
Herlambang pun menghentikan pembicaraan dengan Elena saat didengar seseorang memanggil Elena dan bel di dalam rumah itu pun berbunyi. Lena keluar dari ruang tamu dan tersenyum lebar.“Ayo masuk.., tumben gini hari belom siap-siap. Nggak kerja?” tanya Elena dengan wajah berseri seraya membukakan pintu pagar rumahnya.Ditariknya tangan Elena lalu Jamila pun berbisik, “Elo pasti abis begituan yaa sama Om Her..? Pantas aja nyokap elo nyuruh gue ke rumah.”“Ngawur lo.., kagak tuh..,” jawab Elena menelan ludah gugup.“Anjrit.., dari muka elo keliatan tahu..! Nanti cerita’in ke gue.., Ayoo kenalin gue sama dia,” ajak Jamila menggandeng tangan Elena dengan berbisik-bisik dan hal itu membuat wajah Elena merona.“Hello, Sore.., maaf ganggu jadinya,” ucap Jamila menatap tajam ke arah Herlambang.“Om Her.., ini Jamila teman sekolah Lena dan Er juga,” ujar Elena dan tampak Jamila mengulurkan tangannya tanpa melepas pandangannya pada lelaki gagah dan tampan itu.“Apa kabar Om..?” tanya Jamila tersen
Mobil yang membawa Elena, Tiara dan Herlambang pun sampai di rumah Herlambang. Dan Tiara yang berjanji akan mempertemukan Elena dan Sakti meminta Elena untuk masuk ke kamar Sakti yang telah di dekorasi dengan warna biru. Dan Elena pun masuk ke dalam rumah itu dan mendapati Sakti bersama seorang pengasuh bayi.Melihat kedatangan Elena di kamar itu, Sakti yang telah mengenali Elena pun menangis dan minta di gendongnya seraya menangis. Lalu, Elena pun menggendong balita imut itu dengan perasaan bahagia dan terharu, karena Sakti sangat merindukan kehadiran Elena.Lalu, Elena pun bercengkerama dengan Sakti di saat Tiara tengah mempersiapkan makan siang untuk mereka.Herlambang yang tahu Elena berada di kamar Sakti, akhirnya berjalan ke kamar itu. Sesampai di kamar itu, Herlambang pun duduk pada sofa, sedangkan Elena tengah duduk di lantai yang telah di lapisi permadani. Memandang kehadiran Herlambang, Elena menoleh ke arahnya dan bermain kembali dengan Sakti.Di saat itu, Herlambang pun m
Erlangga, Alexander dan Bella yang tiba dari bandara tepat pukul sembilan pagi langsung menuju Rumah Sakit untuk ikut bersama TPU. Erlangga ikut bersama Bella yang dijemput oleh sopir pribadi dari keluarga Bella, sedangkan Alexander di jemput oleh Ermitha dengan tujuan yang sama menuju Rumah Sakit tempat kelima jenazah dari keluarga Jamila usai diautopsi dan usai di sholati oleh keluarga besar dari suami Jamila, keluarga Elena serta beberapa tetangga dari pemukiman kumuh, merasa kehilangan atas kelima tetangga mereka yang dikenal suka menolong.Mobil yang membawa Alexander, Ermitha, Bella dan Erlangga sampai di Rumah Sakit. Lalu, mereka pun keluar dari mobil yang membawa mereka. Terlihat, Erlangga menggandeng mesra tangan Bella berjalan menuju ruang pemulasan jenazah dan bertemu Jamila yang masih dalam kondisi terpukul dengan kedua mata sembab.“Mila.., gue ikut berduka atas musibah ini. Gue yakin Allah punya rencana besar buat elo. Yakin aja setiap musibah dan duka ada hal yang aka
Kebakaran yang terjadi di gang sempit di lingkungan kumuh tempat tinggal Jamila dan Elena kini tinggal debu. Puing-puing arang berwarna hitam menjadi pemandangan memilukan di area sepanjang gang sempit kumuh tersebut. Pabrik kulit terbesar di Jakarta itu terbakar. Dilingkungan kumuh itu tercatat, ada 5 orang tewas mengenaskan terpanggang di dalam rumahnya. Kelima orang yang tewas dalam kebakaran tersebut adalah keluarga Jamila. Yang terdiri dari Ayah, Ibu serta ketiga adiknya. Elena dan Herlina yang ke lokasi usai membawa Jamila ke Rumah Sakit, melihat rumah peninggalan Papanya Elena pun tinggal debu. Banyak penghuni dilingkungan kumuh itu menangisi kehilangan harta bendanya. Terlebih Jamila yang kehilangan anggota keluarga dan harta bendanya.“Maaa.., akhirnya rumah kesayangan Papa jadi debu.., apa masih boleh kita bangun lagi rumah disini?” isak Elena yang melihat tembok pada rumah peninggalan Sentana tinggal setengah. Yang tampak dalam pemandangan yang ada hanya hamparan puing-p
Elena yang tidak menyangka atas syarat yang dilakukan pada dirinya membuatnya menangis tersedu-sedu. Jamila yang mendengar syarat dari Erlangga, langsung menghubungi lelaki tampan itu lagi, namun tidak sekali pun panggilan Jamila dijawab olehnya. “Lena.., gue sih yakin.., Erlangga cuma gertak elo aja. Seingat gue sih.., Er di Perth nggak deket sama siapa pun. Masa sih elo kagak percaya sama laki elo sendiri. Udah elo tenang aja. Pikirin Er junior.., kasian itu bayi dalam kandungan elo, pasti bawaan si bayi kali.., bokapnya jadi seperti itu,” ungkap Jamila. “Tapi kan nggak usah pakai minta izin gue untuk kawin lagi. Er sengaja mau nyakitin hati gue. Emang sih gue salah. Tapi, semua itu gara-gara nyokap nya juga. Mila, ambil lagi aja Sakti, gue kagak mau kalau sampai Er kawin lagi. Buat apa coba? Mending kagak kenal dari awal sama Er dan keluarganya!” sengit Elena mondar mandir di dalam kamarnya. “Lena, kenapa sih sekarang ini gue liat elo beda sama waktu sekolah dulu. Kenapa sih, elo
Elena yang diminta oleh Herlina untuk menemui Tiara yang berada di ruang keluarga, dengan terpaksa ditemuinya usai selesai menidurkan Sakti. Di dampingi Jamila, Elena pun berjalan menemui Tiara yang kini terlihat seperti musuh mengibarkan bendera putihnya. “Ngapaen sih dia ke rumah lagi. Nyebelin banget,” bisik Elena saat berada di sisi Jamila. “Pastinya bukan berita baik,” ujar Jamila pelan. Setelah mereka duduk dalam satu meja, Tiara mulai menceritakan penyakit dan kesempatan hidupnya di dunia ini. Setelah itu, tanpa di sadari Tiara telah berada di hadapan Elena dan memeluk gadis cantik jelita itu. “Lena.., demi Allah dan atas nama putra pertamaku. Kalau aku tidak akan menyakiti Sakti. Aku akan perlakukan Sakti layaknya Mas Herlambang memperlakukan Erlangga,” isak tangis Tiara memecah ruang keluarga yang hening. Sejenak Elena terdiam, menatap raut wajah Jamila, lalu Elena pun bertanya, “Apa yang bisa saya lakukan, Tante?” “Berikan Sakti pada Mas Herlambang. Karena hanya Sakti k
Saat ini, Herlina, Elena dan Jamila berada di ruang keluarga. Mereka sedang membicarakan masalah Sakti yang diminta oleh keluarga Herlambang. Dan Herlina terlihat membujuk Elena untuk mau memberikan Sakti pada Herlambang.“Lena.., apa nggak sebaiknya kamu kasih aja Sakti ke keluarga Herlambang? Mama kasihan sama Pak Hermansyah dan Ibu Sitoresmi. Lagi pula mengurusi dua bayi sekaligus itu sangat sulit Lena. Apalagi kalau mereka berdua sakit. Juga besok atau lusa Sakti juga tahu siapa ibunya. Anak itu akan mencari ibunya,” nasihat Herlina pada putrinya.“Lena, coba kamu pikirkan lagi..., Mama liat Pak Herlambang serius mau ambil kamu jadi istri dan itu semua demi Sakti dan bayi yang ada dalam kandunganmu. Apa nggak sebaiknya kamu mau terima Pak Herlambang, Mama ikhlas Lena,” ungkap Herlina atas gambaran pikirannya, mengingat Erlangga tampak telah marah dan tak peduli pada Elena.“Maa.., Lena kasihan sama Erlangga. Sekarang ini dia udah nggak mau bicara pada tante Tiara dan putus hubu
Elena yang diminta oleh Herlina untuk menyiapkan teh untuk keempat tamunya pun berjalan ke dapur. Elena yang kini tengah hamil jalan tiga bulan, tidak seperti saat hamil Sakti yang sangat mual dan agak rewel masalah makanannya. Namun, untuk kehamilan saat ini, Elena nyaris tak pernah merasa mual dan lebih energik. “Silakan diminum,” Elena meletakan keempat gelas berisi teh dan dua gelas berisi air mineral. “Silakan Ibu, bapak semua,” Herlina menawarkan minuman. Wajah Tiara masih tegang saat memandang Elena, begitu juga dengan Sitoresmi dan Hermansyah. Namun tidak demikian dengan Herlambang. Ia justru memandangi Elena yang sama sekali tidak ingin melihat ke arahnya. Lalu, mereka berempat pun menikmati teh yang telah disuguhi Elena. “Maaf.., kalau boleh saya tahu.., apa ada hal yang sangat penting sehingga, Pak Hermansyah, Bu Sitoresmi dan Ibu Tiara ke rumah ini, pastinya ada hal yang penting,” tutur Herlina memandang pada keempat tamunya. Sejenak, baik Hermansyah, Sitoresmi bahkan
Herlambang dan keluarganya bertolak dari Perth ke Indonesia, usai Herlambang mengatakan niatnya untuk menjadikan Elena istrinya. Keberanian yang dilakukan oleh Herlambang bukannya tanpa ketakutan. Ia mengalami kestresan pula atas apa yang akan dikatakan kepada Herlina. Karena itu, sesampai di Bandara saat menunggu bagasi, Herlambang berulang kali menghubungi Elena, namun selalu di reject oleh Elena. Sampai akhirnya Herlambang mengirimkan pesan pada Elena.[Pesan keluar Herlambang : Sayang.., angkat teleponnya, aku mau bicara penting]Usai mengirimkan pesan pada Elena, Herlambang kembali menunggu bagasi atas kopernya dan koper keluarganya. Sepuluh menit berlalu, namun Elena tidak juga mengirimkan balasan atas pesan Herlambang.Setelah itu, kembali Herlambang menghubunginya. Walau nada telepon yang dihubungi nyambung, namun Elena sama sekali tidak menjawab panggilan Herlambang.Kemudian, Herlambang kembali mengirimkan pesan pada Elena, dengan memberitahukan kedatangan kedua orang tu
Sitoresmi dan Hermansyah akhirnya memutuskan untuk ke Indonesia bersama Tiara dan Herlambang. Selain ingin melihat darah daging dari anaknya Herlambang, Sitoresmi pun ingin menanyakan langsung pada Elena perihal keinginan Herlambang yang sudah dapat persetujuan dari Tiara. Walau sebenarnya Sitoresmi tidak tega melakukan hal itu pada Erlangga, namun saat mendengar kalau darah daging Herlambang saat ini dikuasai oleh Elena, membuat hatinya tergerak untuk memberikan perhatian pada Sakti, apalagi Sakti adalah keturunan tunggal dari keluarganya usai kedua anak lainnya tidak ingin memiliki anak.“Her.., Tia.., coba kalian bicarakan hal ini pada Erlangga. Ayah dan Ibu tetap tidak tega menyakiti hatinya. Walaupun Ayah, Ibu yakin Er akan lebih mudah dan cepat mencari pasangan baru. Tapi, bicaralah pada Erlangga,” pinta Hermansyah dan diiyakan oleh Sitoresmi.“Yah.., kemarin itu Tia dan saya ke rumah mamanya Elena. Dan Elena ngomong sama Tia.., kalau Erlangga ingin Elena memilih antara Er ata