Markus menatap Selena yang berada dalam pelukannya. Tulang selangkanya yang indah dan sempurna terlihat dengan jelas, begitu juga dengan belahan dadanya.Selena yang menyadari tatapan Markus pun segera mendorong pria itu menjauh.Dia lalu melompat ke tempat tidur dan dengan cepat, menutupi dirinya dengan selimut rapat-rapat.Mata Markus menggelap. Tangannya terasa kosong begitu Selena menarik diri darinya.Namun, gairahnya ternyata kembali muncul karena melihat Selena meringkuk di tempat tidurnya.Dia pun segera mengalihkan pandangannya dan berkata, "Tidak apa-apa. Ke depannya, jangan pernah sentuh barangku. Aku tidak akan memberimu kesempatan lagi."Setelah berkata seperti itu, Markus pun segera melangkah pergi dengan tergesa-gesa. Di sisi lain, Selena terus-terusan mengutuki dirinya sendiri dalam hati.Dia akhirnya bisa menghela napas dengan lega setelah memastikan kalau Markus sudah pergi. Otot-ototnya yang sebelumnya tegang pun perlahan bisa menjadi rileks.Menyadari kalau tanganny
Walau sudah ketahuan, Selena tetap berusaha kabur. "Lepaskan aku!" serunya."Dasar bodoh. Kamu akan mencapai wilayah Negara Arama kalau terus berlari lebih jauh. Apa kamu mau mati?" balas Markus.Ternyata wilayah kota telah terbagi menjadi dua kubu. Bagus. Selena bertanya-tanya, apa dia bisa segera bertemu dengan Harvey?Dia kemudian mengambil beberapa batu dari tanah dan dengan sedikit gugup berkata, "Maaf, aku harus pergi."Dia pun langsung melemparkan baru ini ke arah drone yang terus mengejarnya. Namun, drone itu ternyata bisa menghindar."Aku akan memotong tanganmu kalau kamu melemparnya lagi!" seru Markus marah.Selena sama sekali tidak menggubrisnya. Dia terus melemparkan beberapa batu. Namun, semuanya meleset. Hanya tersisa satu batu terakhir di tangannya.Sebenarnya, lemparan awal tadi hanyalah sandiwara. Dia sengaja berpura-pura untuk menutupi kekuatannya. Batu terakhir ini adalah kekuatannya yang sebenarnya. Dia lalu menimbang batu itu di tangan dan melemparkannya dengan ker
Selena berusaha sekuat tenaga untuk membawa wanita itu pergi. Terlihat jejak air menetes di tanah. Wanita itu mengalami kontraksi setiap beberapa menit sehingga wajahnya menjadi sangat pucat karena menahan rasa sakit.Sebagai seorang wanita, Selena paham betul seperti apa rasanya. Dia bahkan melahirkan secara prematur dalam dua kehamilan pertamanya. Sedang wanita yang ada di depannya ini akan melahirkan secara normal yang pasti terasa lebih menyakitkan.Namun, wanita itu terlihat paham akan situasi saat ini dan berjuang untuk terus bertahan demi anaknya.Selena akhirnya menemukan sebuah toko yang sudah diledakkan. Barang-barang yang ada di dalamnya pasti juga sudah dijarah habis-habisan. Dia kemudian mengambil dua lembar kain yang ada di situ dan meletakannya di bawah tubuh wanita tadi."Tunggu di sini, aku akan segera kembali," ucapnya.Untungnya mereka masih bisa menemukan air walau tidak membawa peralatan apa pun.Selena kemudian merebus air dan mencuci beberapa kain yang ditemukann
Chandra menatap Alex dan berkata, "Serahkan urusan di sini padaku. Pergilah cari orangnya.""Kak, hati-hati ya." Meskipun Alex agak khawatir, mereka masih memiliki tugas penting. Jadi, dia hanya berpesan satu dua patah sebelum pergi dengan buru-buru.Chandra dan Pasha yang merupakan musuh bebuyutan bertemu dengan penuh amarah. Keduanya mengeluarkan senjata."Aku gak akan membiarkanmu lolos kali ini.""Heh, harusnya aku yang ngomong begitu."Kedua saudara itu dan Harvey membagi tim untuk mencari dengan seksama di seluruh kota. Jika Sarah meninggal di dalam kota, Negara Vaneta akan bertindak tegas terhadap siapapun yang bertanggung jawab.Dengan situasi yang sudah begitu kacau, jika ada masalah lagi, akan memicu konflik internasional.Saat suara tembakan terdengar, Markus kembali ke jalur semula.Dia tiba-tiba menyadari sesuatu. Di dekat mayat yang terbunuh itu ada genangan air.Dulu waktu kecil, dia ingat bahwa pernah melihat wanita di kawasan kumuh yang akan melahirkan biasanya akan me
Harvey menganalisa situasinya dengan tenang. Jika mereka ingin menculik Sarah, mereka pasti akan segera membawanya pergi, bukan malah membawa dia ke sini untuk melahirkan.Jadi, sudah jelas bahwa tujuan orang itu juga ingin membantu Sarah, sama seperti dirinya.Harvey mengenalkan dirinya dan memanggil Sarah dengan nama samaran, "Sasha, apakah kamu di dalam? Michael sudah datang, aku akan menyelamatkanmu dan membawamu pulang."Sarah sangat senang, tapi Selena lebih terkejut. Dia tidak pernah menyangka bahwa pria yang dia cari-cari ternyata ada di dekatnya."Jangan khawatir, aku datang untuk membantu, bukan untuk menyakitimu."Orang di dalam mulai menggeser meja dan kursi setelah mendengar perkataannya. Sepertinya dugaannya benar.Baru saja dia melangkahkan kaki untuk masuk, seorang wanita langsung melompat ke arahnya, mencabut topengnya, dan menciumnya.Harvey hendak mendorongnya, tapi dia tiba-tiba mencium aroma yang menghanyutkannya.Ini bukan mimpi!Hari itu, ketika dia tergantung di
Selena merasa sedikit pasrah. Saat ini, semua perhatian Harvey tertuju sepenuhnya pada Selena dan Markus.Dia tidak peduli dengan urusan negara atau pertikaian apa pun. Yang ada di pikirannya saat ini adalah mereka berdua bisa hidup bahagia bersama!"Bukan itu inti permasalahannya, Harvey. Bisakah kamu membantuku? Setelah mendapatkan cincin itu, aku akan langsung kembali. Dia nggak akan tahu siapa aku."Harvey mendengar nada memelasnya. Jika ini permintaan lain, dia pasti sudah menyetujuinya.Namun, tindakan Selena jelas menginjak-injak harga dirinya sebagai seorang pria, "Gak boleh. Aku nggak akan membiarkanmu menghadapi bahaya lagi. Markus adalah ancaman terbesar, kamu harus segera pergi denganku. Kamu nggak boleh terlibat dalam masalah ini!""Oke, jadi kamu menolak?" Selena berbicara dengan nada dingin, "Kalau kamu nggak bisa mendukung pekerjaanku, maka kita juga nggak perlu bersama lagi ..."Harvey tersenyum getir, "Seli, jangan pakai cara ini untuk mengancamku.""Harvey, tiga tahu
Langkah pertama Selena setelah keluar adalah menutup jejak sisa-sisa air ketuban yang masih ada di tanah dengan tanah, sehingga bekas air ketuban hanya berhenti di persimpangan jalan.Ketika Markus mengikuti jejak itu, dia menyadari bahwa bekas air ketubannya terputus di sini.Dia mengerutkan keningnya, mencoba mencari tahu lebih banyak petunjuk. Tapi, dia kemudian mendengar suara gemeretak dari lorong sebelah.Dia mengeluarkan pistolnya dan mendekat perlahan. Selena duduk di belakang tong sampah dengan mata kosong. Ketika dia melihat seseorang mendekat, dia terkejut dan berteriak, "Jangan mendekat!"Dia melemparkan batu ke arah Markus dengan keras. Markus pun mengelak, gerakannya gesit dan luwes.Markus menatapnya dari atas, "Akhirnya aku menemukanmu juga!"Mata Selena baru saja tersadar, "Ternyata kamu."Tanpa pikir panjang, dia berusaha lari, tetapi kerah lehernya ditarik oleh Markus. Sesaat kemudian, dia kembali menggendong Selena di pundaknya seperti sebelumnya."Brengsek, lepasin
Markus tidak tahu cara memperlakukan orang dengan lembut. Dia menggendong Selena dan naik ke pesawat. Sebelum Selena sempat berteriak, dia mengancamnya dengan dingin, "Kalau kamu sampai bersuara lagi, aku akan melemparmu keluar dari pesawat ini."Selena tertegun.Saat pesawat itu lepas landas, Selena memang tidak tahu apa yang terjadi. Tetapi, dia tahu bahwa Harvey sudah berhasil.Markus begitu murka, seperti kembang api yang siap meledak kapan pun. Di saat-saat seperti ini, lebih baik dia menjauh agar tidak terkena imbasnya.Selena menyusutkan dirinya, meletakkan dagunya di atas lututnya dan memejamkan matanya untuk tidur sejenak. Dia mencoba sebisa mungkin untuk tidak terlalu terlihat.Markus menatap wanita yang sedang menggulung dirinya itu. Penampilannya telihat kacau, kulitnya terdapat sedikit memar dan noda tanah.Di bawah udara dingin di dalam pesawat, Selena merasa agak kedinginan.Markus melepaskan jaketnya dan menggunakannya untuk menutupi tubuh Selena sehingga dia merasa leb