Terdengar suara gemeresik dari belakang dan dua orang itu pun duduk.Selena bisa merasakan tatapan tajam itu tanpa menoleh ke belakang! Rasanya sama seperti ditodong pistol di belakang kepala, membuatnya takut untuk bertindak gegabah.Zane untungnya tidak suka bicara. Selena duduk di sana dengan hati gelisah."Kak Jasper, kamu mau tinggal berapa lama kali ini?" Suara wanita itu halus dan lembut, terdengar sangat protektif.Suara dingin Jasper menjawab, "Tolong jangan banyak bicara waktu menikmati musik."Selena tidak bisa berkata-kata.Pria ini tidak peka sama sekali, pantas saja dia masih bujangan di usia 30-an!Dia tiba-tiba merasa sangat beruntung. Meski sikap Harvey saat itu sangat dingin, pria itu sangat lembut padanya. Tidak mungkin dia berkata yang seperti tadi padanya.Gadis di belakangnya itu pasti trauma berat. Menjadi pasangan kencan buta Jasper pasti tugas yang sangat sulit.Benar saja, wanita itu tidak bicara lagi. Yang terdengar hanya suara musik di atas panggung.Saat Ja
Selena berhenti dan menoleh ke arah Jasper, menjawab datar dengan suara aslinya, "Ada perlu sesuatu?"Jasper berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah dan Selena merasa sedikit gugup.Jika identitasnya terungkap, akankah Harvey ikut kena imbasnya? Mereka pasti mengira Harvey yang mengirimnya.Namun, Jasper hanya memberikan saputangan miliknya. "Kamu menjatuhkan sesuatu."Selena melihat saputangan yang dipegangnya. Benda ini adalah hiasan di tasnya. Entah sejak kapan jatuh.Beban di hatinya tiba-tiba terangkat. "Terima kasih."Selena berjalan cepat ke pinggir jalan. Zane masih menunggunya. Melihatnya tampak panik, dia bertanya, "Ada apa?"“Ketemu teman lama. Ayo pergi.”Melihat dia tidak ingin menjelaskan lebih lanjut, Zane tidak mendesak. Dia bahkan berinisiatif mengganti topik pembicaraan. "Kamu ingin makan apa?"Selena menumpu pipi di tangannya dengan wajah agak melamun dan menjawab, "Apa saja boleh.""Aku yang pilih kalau begitu."Zane membawanya ke sebuah restoran khusus pasanga
Pada tahun pertama, dia menyelidiki latar belakang hidup Zane dan mengetahui bahwa dia adalah anak yang lahir di luar pernikahan.Orang yang paling dia benci sekaligus dia cintai sepanjang hidupnya adalah ibunya, Leslie Renard.Pada saat itu, Leslie masih muda dan cantik, tetapi dia hamil dan ingin mendapat status sosial lebih tinggi melalui hal ini. Namun, sang istri sah kemudian merusak wajahnya. Bahkan Zane kecil ditelantarkan keluarga ayahnya.Akibatnya, dia dikata-katai anak selingkuhan sejak kecil.Leslie terobsesi dengan impiannya untuk bergabung dengan keluarga ayah Zane. Mentalnya menjadi kurang baik.Zane mempekerjakan seorang pengasuh untuk merawatnya. Paling tidak, Leslie tidak kekurangan kebutuhan pokok.Setiap kali pulang, Zane hanya akan melihat ibunya dari kejauhan dan tidak pernah mendekat.Dia jelas peduli terhadap ibunya dalam lubuk hatinya yang paling dalam, tetapi dia tidak dapat menerima masa lalunya.Selena sudah menyiapkan semuanya dengan baik. Ibunya ini setiap
Zane bersikeras mengantarkannya ke pinggir jalan. Hujan agak lebat tiba-tiba turun dan langkah Selena berhenti."Salepnya kuantar besok. Zaine ... "Dia tiba-tiba mengangkat kepala dengan ekspresi kesulitan di wajahnya."Kita nggak usah ketemu lagi setelah ini.""Kenapa?" Zane menatapnya.Wajah Selena terlihat menahan rasa pedih dalam hatinya. Dia bergumam, "Aku takut ... "Zane maju satu langkah ke arahnya. "Kamu takut apa?""Aku ... " Pipinya memerah dan kata-kata yang tidak dia ucapkan seakan tergambar jelas.Melihat taksinya berhenti, dia mengumpulkan keberanian dan berkata, "Aku takut jatuh cinta padamu, jadi, sudah sampai di sini saja, aku pergi."Dia segera masuk ke dalam mobil dan menutup pintu. Pengemudinya lalu menginjak pedal gas, dan melaju kencang.Zane ditinggalkan sendirian di tengah hujan, menyaksikan kepergian Selena. Kepalanya masih kosong.Apa dia bilang? Suka padanya?Apa yang dia sukai dari sampah yang menghancurkan keluarganya?Namun, jantung di dalam dadanya berd
Harvey tahu dua hari ini Selena sedang libur, jadi dia juga sengaja meliburkan diri satu hari.Keduanya berpelukan dan tidur hingga bangun tanpa alarm. Ketika Selena bangun dan melihat Harvey masih di sampingnya, mata lebarnya menatap lembut."Kamu nggak sibuk hari ini?""Aku tahu kamu hari ini libur, jadi aku sudah mengatur semuanya sebelumnya. Sudah mau bangun?""Oh, kamu punya rencana apa?""Kejutan."Selena tidak tahu apa yang Harvey siapkan untuknya. Dia pergi mandi, lalu naik helikopter bersama.Helikopter itu terbang selama lebih dari dua jam ke sebuah pulau."Kamu membawaku ke sini mau berlibur?""Bukan."Harvey menggenggam tangannya dan terus berjalan ke depan.Suara tembakan terdengar di hutan dan dia membawanya menuju menara pengawas.Tidak lama kemudian, Selena tahu maksud Harvey. Seorang anak lari keluar dari hutan.Harvest!Melihat Harvest, Selena tidak bisa mengendalikan emosinya lagi. Air matanya mengalir saat itu juga. "Itu Harvest.""Latihannya sudah selesai hari ini.
Harvest melemparkan diri ke dalam pelukan Selena. Air matanya mengalir deras. Dia sangat takut kalau-kalau dia saat ini sedang bermimpi."Ibu? Benar Ibu?"Selena tidak dapat menahan tangisnya. Dia memeluk anak itu dan terus berkata, "Benar ibumu. Aku minta maaf, aku terlambat datang menemuimu.""Bu, kukira Ibu ingin meninggalkan aku. Aku sudah menunggu di pulau itu bertahun-tahun."Setiap tahun saat bunga sakura mekar, dia akan pergi ke pulau itu dan menunggu. Namun, dari saat bunga mekar sampai kemudian layu, tidak pernah ada tanda-tanda kedatangan ibunya.Dia mendengar Harvey berkata bahwa dia juga tidak tahu keberadaan Selena. Tahun demi tahun, Harvest terus bertanya pada dirinya sendiri apakah ibunya sudah tidak menginginkan dia lagi, karena itulah dia tidak datang menemuinya."Maaf, semua ini salah ibu. Maafkan Ibu, membuatmu menunggu terlalu lama. Kamu anak kesayanganku, mana mungkin aku mau meninggalkanmu?"Jika dia bukan anak tertua, Selena sudah ingin membawanya pergi untuk di
Keesokan paginya, Selena mengirimkan salep kepada Leslie lewat kurir, lalu dia kembali ke rumah keluarga Farrell.Keluarga Farrell relatif tenang dua hari ini. Michelle terpaksa bersama Hayden. Meski dia sangat membenci pria itu, dia sudah berjanji kepada orang tuanya. Michelle hanya bisa patuh bekerja sama dengan Hayden dan pergi berkencan dua hari ini.Seluruh keluarga Farrell jadi jauh lebih tenang tanpa Michelle."Kamu sudah kembali? Kemarilah, lihat apa yang aku tulis." Rudy melambai padanya.Selena berdiri di sampingnya dengan patuh dan mengamati tulisan itu. "Tulisanmu sangat bagus, kuat dan tegas. Kalau kamu bisa menulis kaligrafi, kamu juga pasti bisa melukis, ya?"Rudy tersenyum. "Ya, aku bisa sedikit."“Kondisimu sepertinya sudah jauh lebih baik.”"Itu semua berkat perawatanmu. Aku sudah ingin bekerja mulai besok. Demi keselamatanku, kamu harus ikut denganku, oke?""Tuan Jasper pernah bilang sebelumnya. Kalau aku nggak masalah, aku akan selalu menemanimu sampai kamu pulih."
Orang yang masuk itu adalah Mira. Setiap Selena memasak makanan obat, dia selalu datang untuk menyaksikan. Kekuatan sihir macam apa yang dimiliki Selena sampai Rudy memuji-muji dia?Namun, dia tidak pernah menyangka akan mendapati pemandangan seperti ini. Jasper bergerak sangat cepat, sedangkan Selena tampak tertegun dan tidak menghentikannya.Mira sangat mudah tersulut emosi karena masalah Michelle dua hari ini. Kini, dia mendapati lagi masalah dengan anak laki-lakinya, mana mungkin dia bisa menahan diri?Mira langsung mengangkat tangannya dan menampar wajah Selena. Dia lalu menarik Jasper ke belakangnya dan menampar wajah putranya. "Bu, kamu sedang apa?""Sudah sejak lama aku merasa aneh, apa yang terjadi sampai Rudy sekaligus kamu bisa sedekat itu dengan orang luar? Aku sudah memintamu untuk pergi kencan buta beberapa hari ini, tapi nggak ada yang cocok. Adikmu sudah cukup bikin masalah, kamu juga mau ikut-ikut membuatku marah?""Ibu, kamu salah paham. Aku dan Vanessa nggak ada apa-