Membaca pesan Andres. Mili tersipu dan detak jantungnya kian berderu, Mili menjawab: “Kalau begitu, tunggu aku disana dengan tenang!”
“Jangan keluar dari rumah sendirian, diluar sangat dingin. Aku akan menjemputmu.”
“Baiklah, aku akan memeriksa dulu apakah ada orang diluar atau tidak,” jawab Mili pada pesan singkat Andres.
Setelah memeriksa keadaan, tak lama kemudian sosok yang dikenalnya muncul di hadapannya. Tapi Mili justru berinisiatif menarik Andres ke kamarnya dengan cepat meski detak jantungnya berdebar tak karuan.
Jelas mereka sudah suami istri yang sah, tapi rasanya seolah bunga-bunga cinta dalam diri mereka masih baru bermekaran.
Keesokan harinya, saat pagi-pagi Mili membuka matanya, pria di sampingnya sudah tidak ada lagi, entah sejak kapan dia pergi.Mili bergerak meregangkan tubuhnya dan menemukan sebuah amplop diatas bantal yang di sampingnya. Mili membukanya. Amplop itu ternyata berisi kartu debit milik Andres.Tiba-tiba Mili kedua sudut bibir Mili terangkat. Dia teringat sewaktu dulu masih kuliah. Andres suka memberinya uang saku, meskipun pada saat itu Mili tidak pernah kekurangan dan tidak terlalu mengerti untuk apa uang dari Andres akan ia gunakan. Namun, Andres tetap saja selalu memberinya uang saku.Pernah satu waktu, Mili bertanya kepada Andres. Kenapa selalu memberinya uang saku? Andres menjawab bahwa Andres ingin Mili membantunya menabung. Agar suatu saat, ketika Mili menginginkan sesua
Waktu berlalu dengan cepat, begitu juga hari kasih sayang yang menciptakan euforia tersendiri dalam keluarga River. Kini, semua orang telah kembali ke aktivitas normal mereka.Michelle juga telah menerima surat pengumuman dari Universitas, karena dia telah melewatkan setengah semester pertama tahun ini dan harus menyusul ketinggalan kelasnya. Oleh karena itu, seorang konselor di kampusnya merekomendasikan banyak buku untuknya dan dia perlu meninjaunya lebih dulu. Michelle menghabiskan waktu untuk membaca di rumah.Setiap pagi, Raihan benar-benar mengajaknya lari. Setelah berlari, mereka naik ke atas untuk melanjutkan olahraga di ruang gym, sampai hari ketika perkuliahan aktif Michelle dimulai.Tujuh tahun yang lalu, Michelle datang ke Universitas ini dengan penuh kegembiraan
Teman sekamar Michelle mengatakan bahwa mereka akan ada kelas pada pukul setengah delapan, sedangkan kelas Michelle baru akan dimulai jam setengah sembilan.Hari ini Michelle memang sengaja berangkat lebih awal karena ingin mengenal kampusnya. Namun semua teman sekamarnya melarangnya untuk berkeliling sendiri di area kampu mengingat kampus itu sangat luas, mereka pun meminta Michelle untuk menunggu hinga mereka selesai masuk kelas, barulah setelah itu mereka akan berkeliling di kampus bersama.Michelle menyetujuinya.Setelah selesai bersiap, mereka bertiga berkemas dan mengucapkan selamat tinggal pada Michelle dan pergi dengan tergesa-gesa.Saat Michelle duduk sendirian di kamar sambil membereskan barang-barangnya,
Catatan:Maaf sebelumnya untuk semua pembaca Another Marriage, disini Author menyampaikan bahwa ada satu bab yang terlewat, yaitu plot dimana Michelle pertama kali akhirnya membawa barang-barangnya ke asrama meskipun asrama itu tidak ditinggalinya, Asrama itu hanya akan ia gunakan untuk istirahat di siang hari sambil menunggu jam pergantian kelas. Dimana dalam kamar tersebut dihuni oleh 3 Mahasiswa lainnya, yaitu Nia, Susan dan Jullie. Semua teman Michelle menerima Michelle dengan baik disana, terutama Nia yang banyak membantu Michelle hingga sebelum Nia masuk ke kelas yang berbeda jadwal dengan Michelle. ia mengantar Michelle lebih dulu ke kelasnya.Author memutuskan untuk memberi catatan kepada pembaca dikarenakan pertimbangan akan ada revisi Bab dan gembok yang kembali tertutup jika di perbaiki susunannya. Terimakasih
Dikantin, Michelle menggesek kartu unlimitednya dan memesdan makanan yang dia inginkan.Setelah duduk, Jullie mengambil sepotong kentang dari piringnya lalu berbisisk pada Michelle: “Michelle, lihat! banyak anak disini yang sedang mengambil videomu.Mendengar ini, Michelle mengalihkan pandangannya sedikit, memindai sekitarnya. Dia memang melihat banyak orang yang sedang memegang ponsel sambil di arahkan ke apadanya.Michelle tertawa: “Biarkan saja, aku sudah menduganya akan seperti ini! Tapi aku yakin, perlahan mereka akan mulai terbiasa dengan keberadaan ku disini.”“Benar juga!” Jullie berkata: “Bagaimana di kelas tadi?”
Ibra berkedip. Kenapa keadaannya berbeda dengan skenario yang Ayahnya ajarkan sebelumnya?Namun, Ibra memasuki permainan dengan sangat cepat, dan segera menjual wajahnya yang imut kepada semua mahasiswa yang ada disana: "Oke, namaku Ibra, tapi aku hanya ingin dipeluk oleh Tante cantik, bukan Om Om!”Semua orang disana tertawa.Salah satu gadis datang dan mengulurkan tangannya padanya: "Ayo kemarilah, Ibra bersamaku?”Ibra meminta wanita Michelle untuk menjemputnya, kemudian dia tidak melupakan misinya. Dia berbalik dan memperkenalkan: “Tadi Aku kemari untuk menjemput Ibuku dengan Ayahku. ayahku tampan, kan? ”Raihan baru saja b
Raihan mencoba menenangkan keadaan pikirannya, berbalik dan bertanya pada Michelle: “Sayang, hari ini kamu tidak melakukan apa yang sudah kularang bukan, dikelas?”Pikiran Michelle tenggelam, tetapi Michelle berpikir Raihan pasti tidak akan tahu apa yang terjadi di kelas kecuali dia memiliki kesaktian menembus ruang dan waktu, dia menggelengkan kepalanya: "Aku patuh."Raihan merasa lebih nyaman setelah mendengarnya, menggenggam tangan Michelle di telapak tangannya. Memainkannya: “Sayangku, teruslah patuh seperti itu setiap hari. Aku akan memantaunya dari CCTV kampus! ”Michelle: “…”Bukan hal yang sulit untuk seorang Raihan Rivero meminta akses CCTV kampus.
Bianca sudah menyelesaikan skripsinya dan sudah bergabung di perusahaan Alliancetech minggu ini, akhirnya dia pun resmi menetap di Indonesia sampai waktu yang belum diketahui.David pergi ke rumah Raihan bersama dengan Bianca. Saat mereka sampai, kebetulan Yance dan Zara baru tiba.Nia, Jullie dan Susan sudah berada disana sebelumnya. Tapi mereka semua termasuk Raihan dan Michelle masih di halaman rumah karena menunggu yang lainnya datang.Saat itulah, mobil Hexa datang belakangan, melaju ke tempat parkir. Ketika dia keluar mobil, Jullie yang sedang menggoda anak anjing milik Ibra, langsung terpana.Makanan anjing di tangannya, tumpah ke tanah, Jullie menatap kosong pada seseorang yang dikenalnya, sedang turun
Baca kisah selengkapnya dalam novel: Get Pregnant By Qeqe Sunarya 21++ https://www.goodnovel.com/id/book_info/31000026074/Romance/Get-Pregnant ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Jakarta, Megapolitan Indonesia. Sebuah club yang berisik itu, riuh dipenuhi dengan pria dan wanita yang sedang memutar pinggang dan melepaskan emosi mereka di lantai dansa, di bawah sorot lampu strobo warna-warni. Se-sosok menerobos kerumunan, mengenakan kaos putih dan celana jins biru muda dengan rambut kuncir kuda sederhana, lebih terlihat seperti seorang mahasiswa berusia awal dua puluhan. Namanya Risa Dewi, dia hampir roboh oleh suara dentuman musik DJ itu begitu masuk. Ini jelas bukan kebiasaannya, tidak pada tempatnya Dia berada di lingkungan seperti ini. Pertama kali berada di sini, butuh beberapa menit bagi Risa Dewi untuk menyesuaikan diri dengan tempat ini. Sebelum kemari, Dia sudah menggunakan alat tes ovulasi untuk memastikan Dia akan berovulasi dalam 24 jam 48 menit k
Setelah tiba di Amerika Serikat, karena Flora Megani memiliki keluarganya sendiri, Ibra pergi ke keluarga Flora bersama orang tuanya untuk mengantar Flora pulang ke orang tuanya sebelum kembali ke keluarga River. Pada Malam Tahun Baru, meskipun tidak ada suasana Tahun Baru yang meriah di Amerika Serikat, karena sebagian Keluarga River sedang berduka atas hilangnya Hexa. Namun kehadiran Baby D yang sudah berusia lebih dari dua bulan memberi kemeriahan tersendiri di tengah keluarga, jadi pada siang hari dia tidak lagi hanya makan dan tidur, dia sudah bisa menanggapi semua orang yang menggodanya. Pria kecil ini sangat mirip dengan Andres ketika dia tidak tersenyum, tetapi ketika dia tersenyum, dia sangat mirip dengan Mili saat masih kecil. Alhasil, hampir seluruh keluarga kini mengerumuninya.
Karena Tahun Baru hampir tiba. Raihan sebelumnya telah mengatur rencana liburan keluarga untuk liburan akhir tahun. Rencananya dia akan mengantar Flora sekaligus mengunjungi keluarga River yang berada di Amerika Serikat, dia berencana pergi ke Amerika Serikat akhir tahun ini. Setelah mengatur rencana perjalanan, Mili mengatakan bahwa dia juga berencana untuk membawa Baby D kembali untuk bertemu dengan kakek-neneknya. Karena itu, akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan jet pribadi milik River Grup ke Amerika Serikat bersama orang tua Michelle juga. Sebelum pergi, Raihan pergi menemui Paman Shen. Rumah Hexa kini diurus oleh Paman Shen. Raihan datang ke pintu rumah itu dan membunyikan bel pintu. Paman Shen membuk
Hatinya sedikit bingung, dia buru-buru menarik sprei dan mencucinya.Sangat disayangkan bahwa setelah semalaman dibiarkan, masih ada beberapa tanda warna di atasnya yang tidak bisa dihilangkan.Bianca kini harus menyerah, mengabaikan hal seperti itu, tanpa melihat ke belakang. Bagaimanapun apa yang terjadi di antara mereka sudah terjadi terjadi, bagaimana mungkin ada ruang untuk bermanuver?Sambil ragu-ragu memikirkan apa yang harus dilakukan, Bianca mendengar suara ketukan di pintu.Kemudian, suara seorang rekan memanggil.Dia dengan cepat memperbaiki suasana hatinya, berjalan ke pintu, dan menarik diri.Albert, dan beberapa rekan ada di sana.
Bianca berbicara, mencoba menenangkan dirinya, "Kenapa kamu ada di kamarku?"Hati Albert tenggelam, pikirannya yang menawan tiba-tiba terputus, dan dia segera menjelaskan: “Aku berada di balkon tadi malam dan mendengar sesuatu dari kamar mu. Sesuatu sepertinya terjatuh. Aku khawatir terjadi apa-apa padamu. Aku berusaha memanggilmu tapi kamu tidak menjawab. Jadi aku melompat dari balkon dan melihat kamu pingsan di ruang tamu setelah memecahkan gelas air.”Bianca tiba-tiba teringat bahwa sepertinya memang ada hal seperti itu malam tadi."Kalau begitu kamu kembalilah." Bianca berkata, "Aku mau bangun."Albert tidak tahu rencana Bianca tentang mereka, jadi dia bertanya: "Bianca, lalu kita…""Bisakah kamu keluar
Bianca mengguncang hatinya dengan keras, benar-benar terpana.Pada saat yang sama, segala sesuatu dari tadi malam mulai berputar perlahan di pikiran Bianca seperti tirai terbuka.Albert mengantarnya kembali ke kamar kemarin, membuat pengakuan dan menciumnya dengan kuat.Lalu dia pergi, dan Bianca minum terlalu banyak, apa yang terjadi setelah itu?Dalam benak Bianca , gambaran awalnya samar dan tidak jelas, tetapi rasa bahagia di tengah malam tampak sedikit lebih jelas.Albert menciumnya dengan liar, menciumnya, dan kemudian tubuh mereka saling terjerat bersamaWajahnya langsung pucat pasi, Bianca merasakannya, kakinya sedikit bengkak, dan seluruh tubuhnya pegal-pegal seperti habi
"Bianca, aku mencintaimu." Kata Albert sambil mencondongkan tubuh dan menciuminya yang sedang tidur, lalu membersihkan bekas pergumulan mereka di tubuh Bianca.Malam berlalu dengan tenang.Matahari terbit dan menyinari mereka dari balkon tanpa tirai.Di tempat tidur, Bianca sedang beristirahat di dada Albert, dan bulu matanya yang panjang membentuk dua bayangan kecil di pipinya.Pipinya kemerahan, bibirnya sedikit bengkak dan berkilau.Keduanya tidur nyenyak sampai matahari semakin tinggi, ruangan menjadi lebih terang, dan cahaya jatuh di dagu Bianca dan kemudian ke mata. Dia mengerutkan kening, bulu matanya bergetar, tetapi dia belum sepenuhnya bangun.Pada saat ini, semuanya ter
Di tengah malam, Bianca merasa sedikit panas, dia menggerakkan tubuhnya, masih merasa berat, jadi dia memutar.Segera, mengikuti gerakannya, dia merasakan sesuatu yang panas dan keras disampingnya. Bianca mendengus pelan, dan detik berikutnya, ada kehangatan dan kelembutan jatuh di bibirnya. Rasanya agak familiar, geli, dan sepertinya cukup nyaman. Jadi, dia tidak berjuang dan terus menikmati.Perlahan-lahan, ciuman menjadi lebih dalam, membuatnya merasa oksigennya hampir habis. Karena itu, dia secara naluriah mulai aktif bersaing.Orang di sampingnya menegang selama satu atau dua detik karena gerakannya. Kemudian, Hasrat mereka seperti sama-sama terberkati, dan Bianca langsung mendapatkan kembali inisiatifnya.Jadi mereka bergumul lagi diatas ranjang sampai, tenaga di t
Albert dengan perlahan memantapkan kekuatan untuk bertumpu pada balkonnya.Dia berdiri dan menatapnya. Jaraknya hanya satu meter dari balkon Bianca, seperti memanjat tebing di ketinggian. Ini mudah baginya dulu. Satu-satunya perbedaannya adalah tidak ada sabuk pengaman kali ini.Hanya saja dia sedikit susah konsentrasi setelah minum.Berusaha tetap terkonsentrasi, dia berpegangan pada dinding dan melihat sisi yang berlawanan, kemudian melangkah maju.Berkat alkohol, dia susah konsentrasi, tetapi jadi lebih berani, dan melompat ke lantai balkon dalam satu langkah.Benar saja, pintu balkon tidak tertutup. Dia berjalan cepat, dan begitu sampai di pintu, dia melihat Bianca duduk di lantai, dia bingung. Dan di kakinya, ada pecahan