Mata Qyra memperhatikan Meisie dan Kenneth yang saat ini ada di tempat bermain ayunan. Wajah Meisie terlihat bahagia. Senyuman gadis kecil itu menular pada Qyra yang kini ikut tersenyum.
Sembari menunggu Qyra menopang dagunya dengan satu tangan, sementara tangannya yang lain berada di meja kayu berbentuk bulat sembari ia ketuk-ketukan. Qyra telah berganti tubuh, tapi kebiasaannya masih sama. Masih Aletta yang dulu.
Tanpa sengaja Kenneth melihat ke arah Qyra. Sejenak ia terpaku. Kemudian ia menggelengkan kepalanya. Tampaknya kehilangan Aletta telah membuatnya gila. Bagaimana mungkin ia berhalusinasi bahwa Qyra adalah Aletta.
"Paman kenapa?" Meisie mendongakan kepalanya. Menatap Kenneth bingung.
Aku pasti sudah gila. "Tidak apa-apa." Kenneth kembali mendorong pelan ayunan yang dinaiki oleh Meisie.
Setelah beberapa saat Meisie berhenti bermain ayunan. Ia kembali ke Qyra dalam keadaan lapar.
"Bibi, aku lapar." Meisie merengek manja.
Briella melangkah mondar mandir karena takut kebusukannya benar-benar akan terbongkar. Sedang Calvin, ia terlihat sedang berpikir."Briella, berhentilah mondar-mandir, kau membuatku tidak bisa berpikir." Calvin mulai terganggu dengan kecemasan Briella.Briella melakukan seperti yang Calvin katakan. Ia segera mendekati Calvin lalu berkata, "Sebaiknya kita berikan saja uang itu padanya." Briella berpikir itulah satu-satunya jalan bagi permasalahan mereka saat ini, menuruti kehendak si penelpon."Aku tidak akan mengeluarkan satu dollar pun untuk orang itu," tolak Calvin tegas.5 juta dollar bukanlah uang yang bisa dengan mudah ia keluarkan. Apalagi untuk pemeras tidak tahu diri yang mencari uang tanpa mau bekerja keras. Tidak, Calvin tidak akan menyerahkan uang itu. Ia lebih sudi membayar orang untuk menemukan siapa si penelpon dan menghabisinya.Calvin benci jika ada orang yang mencoba mencari gara-gara dengannya."Dan kau memilih mengha
Calvin kembali ke kediamannya setelah mengantar Briella ke kediaman milik keluarga Evangellyn. Liburan serta kegiatan bisnis yang Calvin bayangkan akan berjalan dengan lancar dan menyenangkan tidak berakhir seperti yang ia inginkan.Liburannya hancur karena si penelpon. Perjalanan bisnisnya tidak berjalan mulus karena negosiasi yang ia lakukan tidak mencapai kesepakatan.Wajah Calvin terlihat tidak menyenangkan. Ia seperti diselimuti aura gelap yang siap menghisap orang lain.Mobilnya sampai di depan kediamannya. Ia turun dari sana dan disambut langsung oleh Meisie yang berlari ke arahnya dengan wajah berseri.Suasana hati Calvin yang buruk menjadi sedikit membaik karena melihat senyuman Meisie. Sudah lama ia tidak melihat wajah bahagia Meisie."Sudah kembali?" tanya Kenneth yang mengekori Meisie."Kau berharap aku tidak kembali, heh?" Calvin melangkah melewati Kenneth bersama dengan Meisie yang kini digendongannya."Bisnismu sepertin
Jam 4 adalah jam teramai di terminal B. Qyra sengaja memilih jam itu karena ia sudah memikirkan kemungkinan Calvin dan Briella akan mengkhianatinya.Arion dan beberapa bawahannya telah berjaga di posisi mereka. Sedang Qyra, ia baru saja memasuki terminal dengan pakaian serba hitam, ia mengenakan topi dan juga masker. Rambut panjangnya tergulung rapi, bersembunyi di balik topi yang ia kenakan.Dengan santai, Qyra menuju ke loker. Ia tersenyum kecil sembari membuka loker. Terdapat dua tas di sana. Uang itu hanya akan menjadi miliknya setengah saja. Sedangkan sisanya akan menjadi milik orang-orang yang tak ia kenali.Qyra mengambil dua tas itu, Arion dan orang-orangnya keluar dari persembunyian dan bergegas menuju ke Qyra.Qyra membuka resleting salah satu tasnya kemudian ia menghamburkan uang yang ada di tas itu hingga membuat orang yang ada di sana berhamburan untuk mengambil uang itu.Arion dan bawahannya tidak bisa mendekati Qyra karena orang-oran
Lagi-lagi Way.com membuat artikel yang menggemparkan. Foto Briella dan Calvin yang berada di hotel kini telah tersebar luas di media online."Briell, lihat ini." Asisten Briella menyerahkan tablet yang ia pegang je Briella.Mata Briella nyaris keluar dari tempatnya. "Bagaimana bisa?" Ia bertanya tak percaya. Jarinya bergerak di atas layar tablet, ia membaca tulisan di artikel itu. Darahnya mendidih karena isi artikel yang terlalu memprovokasi."Yuri! Jalang itu nampaknya sudah menunggu hari ini dengan baik." Tangan Briella mengepal kuat."Temukan nomor ponsel Yuri." Briella menyerahkan tablet asistennya."Baik." Asisten Briella segera bergerak. Ia menghubungi koneksinya dan berhasil mendapatkan nomor Yuri.Briella kini mengerti tatapan aneh rekan-rekan kerjanya, semua karena artikel sampah yang Yuri terbitkan."Aku sudah mendapatkan nomornya," seru asisten Briella.Briella tak menunggu lama. Ia segera menghubungi Yuri."
Kehidupan Briella setelah fotonya dan Calvin tersebar menjadi makin tidak tenang. Ia bahkan tidak bisa meninggalkan kediamannya karena wartawan yang berjaga di sana. Jika saja prianya bukan Calvin maka ia tak akan sekacau ini. Ia benci terlibat scandal padahal ia sendiri yang memilih jalan itu.Di kediaman orangtua Calvin, saat ini Moreno dan Delillah merasa makin kecewa dengan Calvin. Apakah Calvin berniat melemparkan lumpur ke wajah mereka?"Aku tidak tahu bahwa aku memiliki anak tidak berbakti seperti Calvin." Sorot mata Moreno memperlihatkan riak kemarahan yang mendalam. "Apa sebenarnya yang ada di otak Calvin?" Makin lama Moreno makin menderita kekecewaan."Berhentilah memikirkannya, Sayang. Kesehatanmu menurun karena kau terlalu banyak pikiran." Delillah menenangkan suaminya. Ia juga kecewa pada Calvin, tapi ia tidak bisa apa-apa. Calvin memiliki sifat yang sama kerasnya dengan Moreno, jadi sulit untuk mengubah pendirian Calvin."Apa yang Papa
Calvin meraih handuk kecil yang ada di keningnya.Aletta. Ia membuka matanya, dan yang ia temukan bukan Aletta melainkan Briella."Kau sudah bangun? Bagaimana kepalamu? Masih sakit?" tanya Briella khawatir."Sudah lumayan membaik." Calvin mengubah posisi berbaringnya jadi duduk."Aku akan meminta pelayan membuatkan bubur untukmu.""Hm."Briella pergi. Calvin melihat handuk kecil yang ia genggam. Perasaanya tiba-tiba menjadi sedikit hampa.Kenapa ia mencari sosok Aletta? Calvin merasa mungkin ia sudah mulai gila karena banyak masalah yang ia hadapi.Briella kembali dengan semangkuk bubur dan air minum di nampan. Ia duduk di ranjang dan menyuapi Calvin.Kerongkongan Calvin tidak bisa menelan bubur itu. Perutnya menjadi mual ketika ia memaksa untuk makan. Rasa bubur itu tidak sama dengan yang sering Aletta masak ketika ia sedang sakit."Cukup." Calvin menolak untuk melanjutkan makan."Kau bar
Kenneth baru saja selesai melakukan operasi. Saat ini ia tengah memeriksa perkembangan pasiennya melalui komputer.Lagi-lagi Kenneth mendengar staf di rumah sakit membicarakan tentang Briella. Bukankah sudah lebih dari dua minggu? Apa mereka tidak bosan membicarakan topik yang sama setiap harinya?"Aku semakin penasaran dengan pria yang menjadi kekasih Briella. Dia haruslah tampan dan kaya." Seorang perawat sibuk melihat ponselnya.Sekilas mata Kenneth menangkap foto yang memperlihatkan Briella tengah mencium seorang pria di depan pintu hotel."Bisa aku pinjam ponselmu?" Kenneth fokus pada ponsel si perawat.Kikuk, perawat itu menyerahkan ponselnya. Jantungnya berdetak kencang hanya karena Kenneth bicara padanya.Kenneth tidak tertarik sama sekali dengan berita tentang Briella, ia hanya tertarik pada pria yang bersama Briella.Tidak mungkin. Kenneth mengenal postur tubuh pria itu. Terlebih jam tangan yang dikenakan olehnya. J
Jika alasan Aletta bunuh diri bukanlah karena perselingkuhan yang ketahuan, lalu apa?Mobil Kenneth menepi mendadak. Otaknya yang tajam bekerja dengan cepat.Mungkinkah Aletta bunuh diri karena mengetahui perselingkuhan kakaknya dan Briella? Dan mungkinkah kakaknya adalah orang yang membuat skenario mengerikan tentang alasan Aletta bunuh diri?"Apa yang kau pikirkan, Kenneth? Kau mengenal kakakmu dengan baik. Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu tentang kakakmu?" Kenneth menyangkal pikirannya lagi. Akan tetapi, seperti sebelumnya, semakin ia menyangkal maka semakin masuk akal pemikirannya.Kenneth cukup mengenal Aletta, wanita itu tidak akan bunuh diri tanpa sebab. Dan kakaknya? Tentu saja kakaknya tidak mungkin mengatakan bahwa Aletta bunuh diri karena mengetahui perselingkuhannya dengan Briella. Hal itu akan membuat nama baiknya hancur.Kenneth meringis. Benarkah kakak yang ia kenal dengan sangat baik mampu melakukan hal sekejam itu pada Ale
Palu telah diketuk. Calvin mendapatkan hukuman berlapis atas kejahatan yang sudah Calvin lakukan. Pembunuhan terhadap Aletta, pembunuhan terhadap Leon, dan percobaan pembunuhan terhadap Qyra, membuatnya mendapatkan hukuman seumur hidup.Delillah yang menghadiri persidangan itu tidak kuasa menahan tangis. Ia tidak menyangka bahwa putra yang selalu ia banggakan telah melakukan kejahatan yang tidak termaafkan. Delillah begitu kecewa terhadap Calvin, tapi mau bagaimanapun Calvin adalah putranya. Ia tidak akan meninggalkan putranya sendirian.Berbeda dengan Moreno yang tidak mau menganggap Calvin sebagai anaknya lagi. Kenyataan bahwa Calvin telah membunuh Aletta begitu menghantam Moreno. Ia tidak pernah berpikir bahwa perjodohan yang ia lakukan membawa petaka. Ia tidak pernah berpikir bahwa anaknya akan begitu tega pada Aletta. Moreno merasa sangat bersalah, ini semua terjadi karena dirinya.Kenneth juga berada di sana, tatapan matanya ber
Calvin mengepalkan kedua tangannya. Ia menerima laporan dari Arion bahwa saat ini Qyra tengah bersama Kenneth.Ia tidak habis pikir bagaimana bisa adiknya masih bersama dengan wanita yang sudah menghancurkan keluarga mereka.Apakah rasa suka Kenneth pada Qyra telah membutakan mata Kenneth? Kenneth bahkan tidak memikirkan bagaimana nasib keluarganya.Tidak tahukah Kenneth bahwa Qyra merupakan wanita berbisa yang tidak pantas sama sekali bersama Ken. Atau jangan-jangan Kenneth menutup mata atas perbuatan Qyra padanya. Calvin tersenyum pahit, bukankah Kenneth sangat kejam padanya?Ckck, Calvin berdecak kesal. Ia tidak akan membiarkan semua berjalan seperti ini."Dapatkan Qyra bagaimanapun caranya!" perintah Calvin pada Arion. Ia tidak peduli jika nanti Kenneth akan menghajarnya lagi. Yang terpenting baginya saat ini adalah mendapatkan Qyra agar tak ada orang lain yang tahu per
Qyra kembali ke kediaman Kenneth setelah menyaksikan bagaimana hancurnya Briella. Setelah ini Briella tak akan bisa lagi bersikap angkuh. Ia yakin Briella akan jijik pada dirinya sendiri.Keempat pria yang menggilir Briella positif mengidap HIV/AIDS, Qyra sengaja meminta pria yang sudah positif mengidap penyakit itu karena jika ia menggunakan pria sehat maka pria-pria itu akan tertular virus HIV yang sudah ada di tubuh Briella sebelumnya. Qyra tidak ingin membahayakan orang yang sudah bekerja sama dengannya.Kenneth melihat ke arah Qyra yang baru saja datang. Ia mengetahui apa yang dilakukan oleh Qyra pada Briella. Ken memerintahkan Dave untuk mengikuti Qyra. Ia melakukannya semata-mata demi menjaga Qyra.Ken tidak menyalahkan Qyra atas kekejaman Qyra pada Briella. Wanita itu memang pantas mendapatkannya atas perbuatannya pada Qyra."Apa yang kau inginkan dariku?" Qyra bertanya tanpa berbasa-ba
Briella tersadar dengan kepala yang terasa sakit. Ia membuka matanya dan menyadari bahwa ia berada di tempat yang sama sekali tidak ia kenali."Di mana aku?" Briella memegangi kepalanya yang sakit dengan wajah bingung.Ia bangkit dari ranjang, bergerak menuju ke pintu kamar itu, mencoba membukanya, tapi tidak berhasil. Pintu itu terkunci."Siapapun di luar, buka pintunya!" Briella menggedor pintu dengan tenaganya yang belum terkumpul.Berkali-kali Briella menggedor, tapi tidak ada yang membukakan pintu untuknya. Briella kembali mengingat kejadian semalam, mungkinkah pria yang bersamanya yang sudah membawanya ke tempat ini?Briella mulai merasa ada yang aneh. Semalam ia tidak terlalu banyak minum, dan seharusnya ia tidak akan mabuk hanya dengan beberapa teguk alkohol. Mungkinkah seseorang mencampur sesuatu ke dalam minumannya? Otak Briella bekerja dengan cepat.
Setelah penolakan kejam Calvin, Briella melampiaskan emosinya dengan bersenang-senang. Ia tidak ingin menjadi wanita idiot yang terpuruk karena dicampakan oleh Calvin.Briella yakin ia bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari Calvin. Sudah cukup ia menerima Calvin melukai harga dirinya. Memangnya siapa Calvin sekarang? Pria itu tidak sehebat dulu lagi. Calvin sudah kehilangan segalanya. Memang sudah seharusnya ia meninggalkan Calvin. Untuk apa mengharapkam pria yang sudah tidak punya apa-apa lagi.Briella tidak akan membuang waktunya dengan hidup sengsara bersama Calvin."Hai, boleh aku temani?" Seorang pria tampan dengan pakaian edisi terbatas menyapa Briella dengan ramah."Silahkan." Briella membalas dengan senyuman menawan. Malam ini ia butuh teman melepaskan penat, dan sepertinya pria di sampingnya cocok menjadi temannya."Berdansa denganku?" Pria itu mengulurkan tanga
Ken akhirnya menyelesaikan tugasnya sebagai seorang dokter dengan susah payah. Ia tidak tahu bahwa menahan hasrat jauh lebih menyulitkan dari menghapal buku-buku kedokteran.Sial! Ken bahkan lebih memilih membaca puluhan buku daripada menahan sesak di celananya."Sudah selesai." Ken berdiri dengan cepat. Ia harus segera menjauh dari Qyra agar ia tidak jadi predator ganas yang menerkam mangsa lemah."Istirahatlah." Ken berbalik dan pergi.Qyra mengenakan kembali pakaiannya. Setelah itu ia terjebak dalam rasa sakit dan kemarahan saat mengingat kejadian di gudang. Bukan tentang penyiksaan yang Calvin lakukan padanya, tapi tentang Leon yang tewas mengenaskan karena melakukan pekerjaan darinya.Dada Qyra terasa sangat sesak. Ia telah menyeret teman-temannya mendekat pada kematian. Qyra sangat menyesal, ia merasa bahwa kematian teman-temannya disebabkan oleh dirinya.Air mata Qy
Setelah karirnya hancur, Briella tidak memiliki banyak kegiatan. Ia menghabiskan waktunya dengan mengurung diri di kediamannya. Briella seperti kehilangan hidupnya. Cacian dan makian yang dilayangkan orang-orang padanya membuatnya merasa harga dirinya telah lenyap."Apa yang salah denganmu, Briella?" Kimmy duduk di kursi sebelah putrinya.Briella tak menanggapi ucapan ibunya. Ia hanya menyesap wine yang ada di tangannya."Hidupmu masih harus berjalan, Briella. Karirmu hancur bukan berarti hidupmu juga hancur." Kimmy menasehati putrinya. Saat ini ia kembali mengambil peran sebagai ibu Briella.Briella tersenyum kecut. Ia tidak memiliki sedikitpun kebanggaan lagi dalam hidupnya. Dunia telah mencatatnya sebagai penggoda suami orang. Gambaran dirinya yang selalu terlihat seperti malaikat kini berganti menjadi iblis betina yang licik dan tak tahu malu. Briella bahkan ingin sekali menenggelamkan diri
Qyra menangis dalam tidurnya. Alam bawah sadarnya membawa ia kembali ke hari di mana ia ditenggelamkan ke laut oleh Calvin.Tubuh Qyra berkeringat dingin. Napasnya tercekat seolah saat ini ia berada di dalam air."Tolong! Tolong aku!" Qyra berteriak putus asa. Air matanya mengalir makin deras.Suara Qyra membuat Kenneth yang berada di dalam kamar itu mendekat ke arahnya."Mama, Papa, tolong Aletta. Aletta tidak bisa bernapas. Tolong Aletta."Ken mematung. Apakah baru saja ia mendengar Qyra menyebut dirinya sebagai Aletta?Ia kembali menghadapi sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal sehatnya. Beberapa hari lalu ia meyakinkan dirinya bahwa Qyra hanyalah peniru Aletta, tapi hari ini Qyra menyebut dirinya sebagai Aletta. Kegilaan macam apa yang sebenarnya terjadi saat ini?"Mama, Papa, Aletta tidak bisa berenang, tolong Aletta." Qyr
Lebam memenuhi tubuh Qyra. Kondisinya setelah disiksa oleh orang-orang Calvin sungguh mengerikan. Sekujur tubuh Qyra terasa sakit, tapi Qyra telah mati rasa. Siksaan dari Calvin tidak membuatnya menunjukan kelemahannya. Qyra tidak akan membiarkan Calvin merasa puas.Bahkan jika ia harus mati hari ini, ia tidak akan membiarkan Calvin melihat air matanya. Ia bahkan tak akan memohon pada Calvin untuk sebuah pengampunan.Kebencian dan kemarahan membuat Qyra seperti tak mengenal rasa sakit. Ia menjadikan dendam yang ia miliki sebagai pegangan untuk bertahan dari siksaan Calvin.Apa yang Qyra lakukan membuat Calvin merasa kesal. Ia berharap Qyra akan menangis meraung meminta pengampunan. Akan tetapi, yang terjadi Qyra hanya diam. Bahkan mendengar jeritan Qyra merupakan hal yang mustahil.Calvin terpacu, ia memerintahkan Arion untuk menyiksa Qyra lebih menyakitkan. Namun, sekali lagi, Qyra tidak memberikan