Share

Mertua

Author: nura0484
last update Last Updated: 2021-04-19 17:25:32

Proyek kerjasama dengan pemerintah untuk membangun gedung di dekat perkampungan kumuh sempat membuat warga menolak, tapi setelah mendapatkan kompensasi yang mereka inginkan semua berjalan sesuai rencana. Wijaya menggunakan nama perusahaan mertuanya untuk mendapatkan proyek dan berkat nama besar perusahaan semua berjalan dengan sangat lancar, beberapa persenan yang dikeluarkan untuk memperlancar semuanya berjalan lancar juga. Bantuan dukungan dari ketiga sahabatnya juga sangat membantu, bantuan mereka berupa alat berat bahkan tenaga kerja tambahan.

“Sudah aku katakan jika menggunakan nama besar orang tua kalian semua berjalan lancar,” ucap Yuta ketika mereka berada di ruangan Wijaya.

“Naluri bisnis kamu semakin berkembang pesat tidak salah kita mendidikmu,” goda Regan membuat Yuta menatap tajam.

Perusahaan mertua Wijaya mendapatkan proyek tersebut dengan mulus tanpa hambatan, membuat Wijaya sedikit waspada tentang keadaan ke depannya. Wijaya memang tidak memiliki naluri bisnis seperti orang tua dan mertuanya bahkan Vita sekali pun, jika bersama ketiga sahabatnya Wijaya jauh dari mereka. Keberuntungan Wijaya adalah mereka tidak merasa tersaingi atau merasa bagaimana pada Wijaya karena sering kali mereka saling membantu jika ada pekerjaan apa pun, dukungan yang mereka berikan bahkan tidak tanggung – tanggung. Yuta yang bukan dari kalangan mereka kemampuan bisnisnya tidak kalah dengan yang lain dan Wijaya tahu jika Vita sering minta pendapat Yuta ketika akan membuka bisnis baru.

“Aku pulang dulu,” ucap Austin membuat semua menatapnya “ibu mengatur kencan dengan seseorang dan sekarang waktunya.”

“Aku juga ikut kalau begitu,” ucap Yuta mengikuti Austin.

“Melihat Austin terkadang timbul rasa kasihan tapi kita tidak bisa berbuat apa pun,” ucap Regan setelah mereka berdua pergi “aku sebenarnya tidak tega mengambil Mira tapi daripada aku menyesal dengan membiarkan Mira bersama Austin lebih baik aku melamarnya, ditambah bayangan perlakuan ibu Austin pada Hera membuat aku memberanikan hal itu.”

Wijaya hanya diam ketika Regan membicarakan hal itu karena selama ini dirinya tidak pernah memikirkan hal apa pun selain dirinya, nasib menjadi anak tunggal seperti dirinya adalah ketidakpekaan pada sekitar. Sikap Wijaya berbeda dengan Vita meskipun sama – sama anak tunggal jiwa sosial dan peka dengan sekitar membuat Vita tahu permasalahan yang dihadapi orang terdekatnya. Vita pernah meminta Wijaya belajar untuk lebih peka dengan sekitar dan saat ini dirinya sedang berusaha melakukan hal itu, salah satunya dengan membantu pernikahan Regan yang tidak lama lagi.

“Bagaimana pernikahanmu?,” tanya Wijaya.

“Rencana pernikaha bukan pernikahan, sudah berjalan dengan baik meski Mira sering dimonopoli mama untuk membantu apa pun itu tapi semuanya berjalan lancar.”

Percakapan mereka berdua mengarah pada usaha yang mereka bangun di Bandung, di mana tanah yang sudah mereka beli akan dibangun komplek perumahan untuk kalangan ke atas. Perkampungan yang ada di sekitar merasa menghalangi akses untuk keluar dan sama membutuhkan perhatian lebih, usaha mereka berdua ini hanya mereka yang tahu bahkan Austin dan Yuta tidak tahu. Melihat waktu yang mereka habiskan membuat mereka berdua mengakhirinya dengan segera keluar dari ruangan, Wijaya sendiri melangkah di mana mobilnya berada untuk pulang ke rumah mertuanya. Vita memberitahu jika akan berada di sana sampai Wijaya menjemput, tadi pagi Wijaya yang mengantarkan Vita sendiri ke sana karena sekali lagi permintaan Vita.

“Kamu seharusnya membeli ponsel untuk komunikasi,” ucap Jonathan ketika mereka selesai makan malam “biar mudah menghubungi kamu apalagi sekarang sudah mimpin perusahaan, apa perlu kita belikan?.”

Wijaya menggelengkan kepala “nanti saya akan beli,” jawab Wijaya sesopan mungkin.

Jonathan sebenarnya berbeda dengan Felix sang ayah hanya saja aura yang keluar dari mereka berdua sama saja, Jonathan membebaskan Vita untuk membangun usaha sendiri sedangkan Wijaya harus melanjutkan apa yang sudah dibuat oleh Felix dan juga orang tuanya terdahulu. Perusahaan distributor dan media yang Felix bangun harus bersaing dengan banyak perusahaan dan selama ini hanya Felix yang mengurus dua perusahaan itu sedangkan Jonathan bergerak di bidang kontraktor dengan usahanya sendiri berkembang sampai sejauh ini, selain kontraktor bisnis lainnya adalah hotel yang baru akan dimulai. Wijaya sendiri lagi mencoba untuk di properti dengan bantuan Vita jika tidak paham, kedua orang tua mereka tidak tahu apa yang Wijaya lakukan terutama Felix karena jika sampai mengerti semuanya akan berantakan.

Jonathan mengajak Wijaya berbicara mengenai kerjasama dengan pemerintah yang dirinya lakukan baru saja dengan menggunakan perusahaan yang dimilikinya, perusahaan yang baru dibuat beberapa tahun lalu dan baru kali ini mendapatkan proyek besar karena sebelumnya hanya proyek kecil tapi setidaknya karyawan masih bisa bertahan dengan perkembangan perusahaan terutama kehadiran Muchid yang menjadi kepercayaan Wijaya dalam menjalani perusahaan ini, perusahaan ini juga atas bantuan ketiga sahabatnya yang meyakinkan jika dirinya bisa menjalani seperti orang tua dan mertuanya.

“Vita kalau hamil mirip sama mama dulu,” ucap Jonathan mengalihkan pembicaraan “meski saya tahu pernikahan kalian tanpa cinta tapi saya mohon bertahanlah sampai maut memisahkan.”

Wijaya menatap Jonathan bingung “kalau saya gak cinta Vita gak mungkin ada anak kita di perutnya.”

Jonathan tersenyum “saya lebih tua dari kamu jadi jangan bohongi diri sendiri, jangan samakan saya dengan ayah kamu yang galak itu. Meski galak begitu ayah kamu selalu khawatir kamu tidak bisa mengikuti perkembangan perusahaan ini maka dari itu kami memutuskan untuk tetap mengawasi sampai kami merasa kamu mampu, kalau bisa anak kalian yang banyak biar bisa membantu kamu nantinya.”

Wijaya tersenyum canggung mendengar perkataan Jonathan sedangkan Jonathan sendiri sudah tertawa keras, tidak lama Vita dan Melani berjalan ke arah mereka dengan asisten rumah tangga membawa minuman dan camilan untuk mereka. Vita duduk disamping Wijaya dengan Melani yang duduk disamping Jonathan, di mana tampak Jonathan menarik Melani mendekat ke arahnya sebenarnya Wijaya bisa saja melakukan hal itu tapi terlalu malu melakukannya di depan orang lain.

“Papa jangan begitu buat Mas Wijaya malu,” ucap Vita membuat Wijaya menatapnya terkejut dengan kata – kata yang keluar dari bibirnya.

Vita tidak pernah memanggil dirinya dengan panggilan mas selama ini dan ini pertama kali dirinya melakukan itu, sedikit terkejut bukan berharap ada panggilan lebih dari Vita untuk dirinya tapi entah kenapa ada sesuatu yang berbeda ketika Vita melakukannya dan Wijaya dengan segera menghapus pemikiran tidak pentingnya itu. Sedikit beruntung karena Jonathan mengajak berbicara mengenai kerjasama dengan pemerintah yang menggunakan nama besar perusahaan mereka, Jonathan sendiri tidak mempermasalahkan hal itu entah nanti Felix dan Wijaya harus menyiapkan segala macam jawaban nanti ketika mendapatkan pertanyaan Felix.

“Ayah kamu memang keras tapi jangan takut karena apa pun yang kamu lakukan pasti akan mendapatkan dukungan darinya, meski keputusanmu akan merugikan kami semua tapi tenang saja kami akan berada disamping kamu sampai kamu paham dengan pekerjaan ini.”


Related chapters

  • Another Choice Mr. Wijaya   Perkumpulan Pria

    Wijaya menatap Vita yang tampak lemas setelah hubungan intim mereka, Wijaya sadar dengan kehamilan Vita seperti ini membuat terbatas dalam bergerak. Pernikahan Mira dan Regan berjalan sangat lancar dan yang mengejutkan adalah Austin menerima perjodohan yang dilakukan ibunya dengan wanita yang mementingkan penampilan bernama Helena.“Baru tahu Mira sangat memuaskan di ranjang” ucap Regan ketika mereka berkumpul “kamu kapan akan menikah?” mengalihkan pandangan pada Yuta yang terdiam.“Nanti tunggu saja” jawab Yuta santai.“Sudah ada kandidat sepertinya” goda Austin yang hanya diberikan senyuman oleh Yuta “Helena sangat berbeda dengan Hera bahkan dekat sekali dengan ibuku, aku tidak tahu apa yang dia gunakan untuk menjebak ibuku” keluh Austin menatap jauh “hatiku tidak berubah masih pada Hera sampai kapan pun.’“Kamu harus membuka diri bukan terjebak pada masa lalu” semua menatap Wijaya yang tiba – tiba menjadi bijak “Vita yang meminta untuk bicara denganmu kare

    Last Updated : 2021-04-19
  • Another Choice Mr. Wijaya   Melahirkan

    Wijaya berdiri di depan ruang bersalin karena saat ini Vita waktunya melahirkan anak pertama mereka dengan Regan yang menemani dirinya saat ini, beberapa kali Wijaya mondar mandir menunggu keadaan Vita membuat Regan menatap tajam.“Sorry terlambat” suara Yuta menghentikan langkah Wijaya dan helaan nafas lega dari Regan.Tidak lama kemudian orang tua Vita dan Wijaya datang secara bersamaan dengan itu Wijaya langsung memeluk Eve yang hanya bisa menepuk punggung Wijaya pelan untuk menenangkan dirinyapp. Wijaya yang sudah berada dalam pelukan Eve sedikit merasa tenang karena mendapatkan sedikit penguat atas apa yang dihadapannya saat ini, menunggu istri melahirkan memang sangat mendebarkan tapi dirinya tidak menyangka akan seperti ini rasanya. Tidak lama kemudian pintu ruangan terbuka membuat semua menatap ke arah pintu yang semakin membuat Wijaya cemas.“Bapak Wijaya selamat putranya telah lahir dengan selamat dan sekarang sang ibu sedang proses pemulihan diri,

    Last Updated : 2021-04-23
  • Another Choice Mr. Wijaya   Godaan

    Suasana rumah yang ramai dengan kedatangan orang tua Vita serta Wijaya terkadang membuat mereka berdua sebagai pasangan yang saling mencintai, Wijaya tidak mempermasalahkan hanya saja semakin lama semakin lelah. Kedatangan Mira yang sering melihat bagaimana Devan juga mengisi hari – hari mereka, perut Mira sendiri sudah mulai tampak yang entah kenapa membuat sesuatu dalam diri Wijaya bangkit karena kali ini menatap Mira yang berbeda dibanding sebelumnya. Tidak mungkin karena hamil semua jadi berubah karena selama Vita hamil tidak pernah melihat sesuatu yang berbeda, pasti ini semua karena perkataan Helena saat di rumah sakit ketika itu.“Loh tumben datang?” Wijaya mengikuti suara Vita yang seketika membuatnya kaku ditempatnya “Devannya masih dijemur depan, kamu masuk aja dulu ada Wijaya di dalam mungkin satu jam lagi baru masuk.”Wijaya mencoba tenang di tempatnya saat Helena duduk disampingnya, mencoba untuk tidak peduli dengan keberadaan wanita ini tapi saat ini tatapa

    Last Updated : 2021-04-23
  • Another Choice Mr. Wijaya   Tergoda

    Wijaya memang berencana untuk pulang tapi ketika sudah berada dalam mobil bayangan Helena menghampiri membuat ingin melaksanakan apa yang Helena katakan, namun Wijaya tidak berani merusak hubungan persahabatan dengan Austin karena bagaimana pun Helena adalah milik Austin dan masa lalu sahabatnya membuat Wijaya tidak tega dibuatnya. Mobil yang dikendarai tidak menentu akan ke mana bukan rumah tujuan Wijaya melainkan tidak menentu, bahkan tidak menyadari bahwa mobil yang dikendarai masuk keluar kota dan ketika sadar tidak ada niatan dalam diri untuk kembali yang akhirnya memutuskan ke suatu tempat yang sudah lama tidak dikunjunginya.“Nak, kamu di sini?.”Wijaya menatap wanita yang sudah dianggap sebagai ibunya sendiri ini karena merawatnya dari kecil, lahir sebagai anak tunggal tidak membuat Wijaya mendapatkan kasih sayang yang cukup dan wanita ini yang memberikan perhatian. Eve tidak pernah meninggalkan Wijaya sendiri karena selalu ikut serta ke mana mereka pergi bersama

    Last Updated : 2021-04-23
  • Another Choice Mr. Wijaya   Kenyataan

    Menatap wajah Mira yang sudah dipenuhi keinginan melepas hasrat juga tatapan cintanya yang tidak pernah padam pada Wijaya semakin membuat lepas kendali, dipegangnya tangan Mira menuju ke kamar yang Mira tempati selama dirumahnya. Mira langsung mengunci dan tanpa menunggu waktu langsung membuka kancing piyama yang Wijaya gunakan dan yang dilakukan Wijaya adalah menatap wajah Mira yang tampak semangat ditambah Wijaya membantu Mira membuka pakaian miliknya dan saat ini mereka tampak tanpa busana yang membuat Wijaya menelan saliva kasar saat menatap tubuh Mira dan Mira sendiri tidak menyangka jika milik Wijaya lebih besar dari Regan.Wijaya tanpa menunggu waktu mengajak ke ranjang dan entah mengapa untuk kali ini merasa Mira sangat seksi dibandingkan sebelumnya, sentuhan Wijaya mengarah pada perut yang tampak membuncit karena terdapat janin milik Mira dan sahabatnya, mencium perut buncit Mira membuat perasaan berbeda pada keduanya. Wijaya yang tidak pernah berpengalaman dengan hub

    Last Updated : 2021-04-23
  • Another Choice Mr. Wijaya   Analisa Yuta

    Cemburu kata yang tidak pernah ada dalam kamus Wijaya, bagaimana bisa ada sedangkan dirinya tidak pernah merasakan namanya jatuh cinta di mana dengan Vita saja hanya hubungan pertemanan bisa dikatakan sahabat hidup. Vita sangat bagus menjadi sahabat hidup Wijaya di mana cara berpikirnya patut diacungi jempol, Vita tidak seperti wanita lain yang senang belanja tanpa beban. Perasaan Bobby pada Vita yang tidak dirinya ketahui sama sekali sedikit membuatnya berpikir kebenaran dari perkataan Austin tersebut karena pertemuan saat itu tidak ada tanda mengenai perasaan Bobby pada Vita, hal ini membuat Wijaya berpikir negatif akan sesuatu tapi entah apa.“Kerjasama batal?” Wijaya menatap Yuta yang masuk ke dalam ruangan memberikan lembaran “entah bersyukur atau tidak karena nyatanya tempat Bobby ini mengalami masalah entah apa itu dan secara sepihak memutuskan semua kerja sama.”Wijaya membaca lembaran yang Yuta berikan dan memang tampak bagaimana kondisi dari perusahaan Bobby, W

    Last Updated : 2021-04-23
  • Another Choice Mr. Wijaya   Tantangan

    Dalam kamar mandi mencoba berpikir positif atas apa yang akan dikatakan oleh kedua pria tersebut, masalah kantor pastinya sudah sampai di telinga mereka berdua yang entah kenapa membuat Wijaya sedikit takut dengan reaksi mereka berdua. Vita menunggu hingga Wijaya keluar dari kamar mandi sambil menyiapkan pakaiannya, pandangan mereka bertemu membuat Wijaya bertanya – tanya tapi Vita tidak memberikan waktu untuk bertanya bahkan membuka suaranya dengan memberikan pakaian untuk dirinya.Wijaya menggunakan pakaian dengan kondisi mereka saling diam, melalui tatapan matanya di mana Vita tidak ingin membuka pembicaraan membuat Wijaya dalam hati mengutuk Vita karena tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini. Memastikan terlebih dahulu telah siap bertemu dengan kepala keluarga dari mereka akhirnya keluar dari kamar, pemandangan pertama adalah para nenek yang menggendong Devan bergantian, mereka menyadari kehadiran Vita dan Wijaya yang akhirnya memberikan kode untuk ke ruangan kerja di d

    Last Updated : 2021-04-23
  • Another Choice Mr. Wijaya   Bertemu Helena

    Wijaya mencoba meyakinkan diri bahwa apa yang akan diperbuatnya kali ini memang tepat untuk perkembangan perusahaannya, waktu seminggu yang diberikan membuat Wijaya tidak bisa berpikir jernih apa lagi mengetahui bagaimana sikap sang ayah nantinya jika dirinya gagal. Yuta dan Regan memasuki ruangan Wijaya dengan tampang kusutnya yang pasti mengalami hal sama seperti dirinya karena bagaimana pun proyek ini adalah masa depan bagi perusahaan masing – masing di mana banyak dana, waktu dan tenaga yang tercurahkan dalam proyek ini.“Helena apa benar bagian dari keluarga Bobby?” Regan dan Yuta saling memandang lalu mengangguk “bagaimana aku tidak tahu?.”“Mereka saudara jauh dan Austin sendiri baru mengetahui beberapa waktu terakhir ini dan sama terkejutnya dengan kita” Wijaya hanya diam tidak tahu menanggapi apa atas perkataan ini.“Lalu akan bagaimana kita?” Yuta menatap kedua sahabatnya “Austin tidak ada di

    Last Updated : 2021-06-02

Latest chapter

  • Another Choice Mr. Wijaya   Rasa Syukur

    “Dalam...lebih keras.” Suara erangan Tania membuat Wijaya semakin dalam dan kasar memasukkan adiknya kedalam rumah, tangan Wijaya tidak tinggal diam dengan meremas bukit kembar milik Tania yang membuatnya semakin semangat bermain didalam sana. Kehamilan Tania kedua ini membuatnya semakin menggairahkan dan Wijaya meminta mereka tidak menggunakan pakaian saat berada didalam kamar. “Aku mau keluar.” Tania membuka suaranya membuat Wijaya bergerak semakin cepat dan kasar sampai akhirnya mereka mencapai klimaks secara bersamaan. Wijaya semakin mendorong adiknya kedalam dengan beberapa kali cairannya keluar dalam jumlah yang banyak, membiarkan sesaat didalam sebelum akhirnya melepaskan penyatuan mereka. Tania mengambil posisi berjongkok membersihkan adik kecilnya dari cairan mereka berdua, tangannya hanya meremas rambut Tania perlahan sebelum akhirnya adik kecilnya benar-benar bersih. “Bagaimana kabar dia?” tanya Wijaya membelai perut Tania pelan. “S

  • Another Choice Mr. Wijaya   Kenyataan Lain

    Kabar yang mereka dapatkan membuat semua langsung menuju rumah sakit, perasaan tidak tenangnya benar-benar terbukti. Tania hanya bisa memeluk dan menepuk punggung Wijaya agar bisa tenang, tapi tidak berlangsung lama saat mendengar hal yang membuat Wijaya jatuh.“Aku malu sama Regan dan Mira nggak bisa menjaga putrinya dengan baik.” Wijaya menangis dipelukan Tania.Wijaya harus benar-benar kuat, Devan sendiri benar-benar tidak bisa menahan dirinya. Wijaya tahu apa yang Devan rasakan saat ini, hanya saja harus terlihat kuat depan mereka semua. Memasuki ruangan Via yang selalu menangis merasa bersalah dengan apa yang terjadi, Bima sendiri berada disamping Via tidak berhenti menenangkannya.“Mili sudah masuk penjara.” Nanda memberikan informasi yang hanya diangguki Wijaya “Pasalnya percobaan pembunuhan, hanya saja mereka menggunakan gangguan kejiwaan Mili dan kemungkinan akan dibebaskan.”“Bagaimana bisa?” Wijay

  • Another Choice Mr. Wijaya   Khawatir Berlebih

    “Perasaanku semakin tidak tenang sama sekali.” Wijaya bergerak bolak balik membuat Tania dan Tari memutar bola matanya malas.“Mereka baik-baik saja, Pa.” Tari menenangkan Wijaya entah sudah ke berapa kali.“Mereka jadi balik?” tanya Wijaya kesekian kalinya yang diangguki Tania dan Tari kembali.“Nanda dan yang lain pasti menjaga Via.” Tania menenangkan perasaan Wijaya.“Aku mungkin terlalu berlebihan.”Wijaya menyandarkan dirinya di sofa dengan Tania yang berada disampingnya dan Tari dihadapannya yang masih sibuk dengan laptopnya. Wijaya tahu bahkan sangat tahu jika perasaannya tidak pernah salah, wanita seperti Mili akan bisa melakukan segala macam cara licik untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.Pengawal yang diminta menjaga keluarganya atau mereka yang menyelidiki Mili tidak memberikan informasi apapun dan itu semua membuat Wijaya semakin merasa tidak tenang. Tep

  • Another Choice Mr. Wijaya   Ketakutan

    Menghabiskan waktu di Bali semakin membuat perasaan tidak menentu sama sekali, permasalahan Via belum selesai sama sekali membuat pikirannya menjadi tidak tenang. Ditambah kehamilan Tina yang berada jauh disana juga menjadi beban pikiran Wijaya, Tania berkali-kali mengatakan jika semuanya baik-baik saja tetap tidak membuat semua menjadi tenang.“Mereka ada di Singapore jadi tenang saja, Nanda juga mengecek semuanya. Mili nggak mungkin berbuat aneh-aneh sama Tina, dendam Mili hanya pada Via.” Tania mengatakan itu berulang kali.“Keputusanku tidak salah, kan?” Wijaya menatap Tania meminta persetujuan yang diangguki pelan “Aku meminta mereka mengurus Singapore, Vian sendiri sudah harus memperbaiki yang ada disini.”“Kamu mau memikirkan mereka atau menikmati malam indah kita?” Tania membelai wajah Wijaya pelan dengan mencium bibirnya penuh gairah.Sentuhan Tania membuat Wijaya tidak bisa menahan diri dengan mena

  • Another Choice Mr. Wijaya   Janji

    “Kenapa?” tanya Tania saat duduk disamping Wijaya setelah meletakkan minuman “Ada yang mengganggu pikiran kamu?”Wijaya tersenyum dengan menggelengkan kepala, menarik Tania agar duduk dipangkuannya tidak lupa membelai perutnya yang mulai membesar. Wijaya tidak pernah melakukan hal kecil seperti ini pada Vita sebelumnya dan tentu saja Helena, hanya Tania yang mendapatkan perlakuan special dari dirinya.“Memang memikirkan apa? Masalah Via?” Tania membelai wajah Wijaya perlahan yang hanya dijawab dengan gelengan kepala “Lalu?”“Kalau aku meninggal terlebih dahulu apa kamu akan menikah?” pertanyaan Wijaya membuat Tania mengerutkan keningnya “Aku cuman nggak mau kamu kesepian jadinya aku tanya hal ini.”Tania mengangkat bahu “Satu hal yang pasti kalau kamu meninggal terlebih dahulu jangan lupa wariskan semua harta kamu ke aku dan anak-anak kita bukan anak-anak kamu sama Vita.”

  • Another Choice Mr. Wijaya   Rahasia Depan

    Melihat Tania marah adalah hal yang membuat Wijaya pusing, Tania bisa mendiamkannya selama berhati-hati, tidak tahu akan melakukan apa karena apapun yang dilakukannya tidak akan berdampak apapun.“Coba papa ingat-ingat melakukan kesalahan apa.” Tari berkata dengan santai.“Kalian tadi liatin papa itu kenapa sih?” tanya Wijaya penasaran membuat Tari mengangkat bahu.“Pa, sebenarnya kenapa papa bisa bertahan sama mama kalau nggak saling cinta?” Tari mencoba bertanya hal lain agar tidak perlu memikirkan masalah Tania saat ini.“Kalian yang buat kita bertahan.” Wijaya menatap Tari lembut “Kami dulu berjanji satu sama lain, meskipun kita menikah karena dijodohkan tapi kami ingin pernikahan yang normal pada umumnya.”“Papa bahagia sama mama?” tanya Tari penuh selidik.Wijaya tersenyum “Mama kamu adalah teman dan partner yang terbaik pernah ada.”“Papa

  • Another Choice Mr. Wijaya   Sorry?

    Bali adalah tempat untuk menenangkan diri yang terbaik, mengajak semua keluarga ke Bali setelah permasalahan yang dialami Bima dan Via. Kehamilan Tania sendiri berkembang dengan cepat membuat Wijaya harus ekstra hati-hati dalam mengambil keputusan, banyak hal yang menjadi pertimbangannya.“Kamu kapan lulus sih?” Wijaya menatap malas pada Tari.“Sidang aja belum bicara lulus.” Tari menjawab santai dengan mata tetap fokus pada laptop “Kita sampai kapan disini?”“Belum tahu, secara masih banyak yang harus diselesaikan.” Wijaya menjawab santai.“Papa juga kenapa kasih ijin Mbak Via nikah sama Mas Bima, Mas Rifat calon yang ok dibandingkan Mas Bima.” Tari mengalihkan pandangan kearah Wijaya yang menghembuskan nafas panjang.“Kamu tahu kan kalau papa sama mama nggak saling cinta, jadi papa nggak mau kakak kamu atau kamu mengalami hal yang sama kaya kita.” Wijaya menjelaskan pelan mem

  • Another Choice Mr. Wijaya   Diskusi Rifat

    “Jangan terlalu keras sama Via.” Tania membelai wajah Wijaya setelah melepaskan penyatuan mereka “Via sendiri belum berpengalaman.”“Andaikan dia menikah sama Rifat pasti semuanya nggak akan begini.” Wijaya mengusap wajah dengan kedua tangannya “Kurang apa sih memang Rifat?”“Cinta, Via nggak cinta sama Rifat.” Tania menjawab santai “Kamu mau mereka hidup tanpa cinta? Seperti kamu sama Vita dulu, lalu Via tetap melakukannya sama Bima.”Wijaya membenarkan perkataan Tania mengenai hal itu, tidak mungkin dirinya membuat sang anak hidup tanpa cinta. Wijaya tidak mau anak-anaknya merasakan apa yang dia rasakan, pengalaman dirinya dengan Vita adalah guru paling berharga.“Devan dan Tina saling cinta?” tanya Tania tiba-tiba yang membuat Wijaya bingung “Aku ngerasa mereka kaya saudara bukan pasangan suami istri, tapi pandanganku aja jadi jangan diambil hati.”Pe

  • Another Choice Mr. Wijaya   Rahasia Billy

    “Kalian harus pergi dari rumah ini.” Muklis berkata dengan wajah seriusnya “Mili tidak terima mereka menikah.”Wijaya hanya diam memandang semua yang ada di ruangan, putrinya Via tampak frustasi dengan Tania dan Tina yang berada disampingnya. Mencoba untuk bersikap tenang dengan memandang Bima yang seakan tidak terpengaruh sama sekali dengan kata-kata yang Muklis katakan.“Kamu sudah menebak semua ini terjadi?” tembak Wijaya membuat suasana sunyi menatap kearah Wijaya dan Bima bergantian.Bima menghembuskan nafas kasar “Sedikitnya sudah, maaf tidak memberitahukan semuanya.”“Lalu apa rencana kamu?” Wijaya bertanya dengan menatap dalam pada Bima yang terdiam “Kalau menikah sama Via nggak ada rencana buat mengatasi ini buat apa?”“MAS! Kamu bisa nggak usah pakai emosi? Kasihan Via juga kalau begini dan seharusnya ini semua tugas kita bagaimanapun kita saudara yang harus sal

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status