Share

Part 07

Penulis: TheCalm
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-22 19:43:04

Terbiasa dengan kehidupan serba minimalis dan ala kadarnya, tidur beralas sehelai karpet adalah bukan persoalan yang besar. Menyadari siapa dirinya, Ann tidak banyak menuntut atau mengeluh. Dia beraksi biasa saja, kemudian kakinya melangkah pada anak yang sedang menulis di sebelahnya. “Bolehkan aku minta beberapa lembar buku tulis dan pinjam pencil?” pinta Ann sedikit memelas.

Teman sekamarnya ini membuka lacinya, lalu mengeluarkan buku dan pensil, “Ini, buatmu saja!” ucapnya datar. Ann mengambil buku tersebut dan berterima kasih.

Kemudian, Ann duduk di kursi belajarnya lalu menulis kembali materi-materi yang diujikan waktu dia ulangan pelulusan. Kendatipun tidak yakin kalau besok akan diuji dengan soal yang sama.

Melihat itu, Angela dan Belle penasaran dengan apa yang Ann tulis, “Kamu menulis apa?” tanyanya sambil menengok ke arah buku.

“Aku menulis, operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat, membandingkan bilangan pecahan, mengingat kembali bilangan berpangkat bulat positif, kelipatan persekutuan terkecil dan factor persekutuan terbesar. Juga menulis dan mengingat, konsep, sifat-sifat, operasi himpunan dan bentuk aljabar. Nih, coba lihat!” terang Ann sambil memberikan hasil tulisannya.

Belle meraihnya dengan kasar, “Bagaimana kamu tahu ini?” tanyanya setelah memeriksanya sambil melempar buku tepat ke wajah Ann.

Ann menjawab sangat datar, “Apakah kamu tidak ingat dengan soal-soal dan materi di kelas enam?”

Kemudian, Ann pun segera mengalihkan kembali kefokusannya pada apa yang ada di dalam isi kepalanya. Sedangkan Belle dan Angela hanya saling menatap satu sama lain. Lalu, kembali ke tempatnya.

“Bagaimana dia bisa mengerti semuanya? Apakah di sekolah The West telah diajarkan?” ujar Angela terheran.

Belle segera menghubungi saudara Ibunya yang mengajar di sekolah The West. “Halo Paman, apakah benar di sekolah tempat mengajar paman siswa yang lulus kemarin sudah belajar matematika…” perkataan Belle terhenti karena dia lupa apa yang Ann tulis.

“Pasti belajar matematika lah Belle! Murid Paman yang bernama Ann Arthurian, bahkan belajar lebih dari materi tingkatannya. Dia sudah hafal dengan konsep dan sifat-sifat himpunan dan bentuk aljabar yang terdiri dari konstanta, variable dan koefisien yang dihubungkan melalui operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan dan pengakaran. Itu sebetulnya untuk anak kelas 7. Emang kenapa?” Paman Belle menjelaskan diakhiri dengan pertanyaan.

Paman Belle itu ternyata Adrian, dia pun mengingat muridnya, Ann. 'Di mana kamu Ann, aku kemarin ke rumahmu agar kamu ikut test sekolah tidak berbayar,' ucapnya dalam senyap. Adrian tidak tahu kalau sepupunya satu asrama dengan Ann untuk ikut olimpiade matematika. Sedangkan Adrian sendiri merekomendasikan agar Ann masuk ke Sebuah Yayasan tidak berbayar.

Belle yang masih di ujung telepon genggamnya menyahut, “Oh, begitu Paman. Baiklah, terima kasih banyak informasinya!”

KLIK!

Telepon pun dimatikan, lalu Belle pun menghampiri Angela yang sedang sibuk mencari-cari materi tersebut.

“Betul, dia bahkan memahami lebih dari materi!” ujar Belle sambil menghela napas pendek.

Angela menjawab, “Cepat bantu aku mencarinya, kalau dia anak orang miskin saja bisa, kenapa kita tidak?”

Belle yang sudah mengantuk dan pasrah, dia tidak menjawab sepatah kata pun malah merebahkan badannya sambil menarik selimut. Selang beberapa saat dia pun sudah pulas dan terdengar dengkurannya.

Angela mengangkat bibir kirinya melihat kelakuan temannya ini. Sedangkan matanya melihat pada Ann yang masih konsentrasi .

***

Pagi-pagi sekali suster Maria menyalakan bel. Bel tersebut seperti suara peringatan akan ada kebakaran.

TRING! TRING!

Sontak saja suara yang baru diketahuinya itu, membuat Ann tergesa-gesa meraih buku materi matematika di atas meja belajar lalu berlari ke luar kamarnya. Sedangkan mulut mungilnya berteriak-teriak, “Kebakaran…kebakaran….”

Bump!

Brug!

Badan Ann menabrak tubuh besar Maria yang sedang berdiri di tengah-tengah pintu hingga tersungkur ke pojok meja sudut. Karena pantulannya begitu kencang, itu membuat teman-teman yang sudah terbangun menertawakannya.

Baru saja Maria hendak meraih badan Ann, tiba-tiba Nancy yang sudah berdiri di pinggir tempat tidur berbicara, “Ann, kamu semalam tidur di lantai?”

Ann berusaha berdiri pelan sambil tertatih-tatih menghampiri Nancy, “Iya, Ann tidur di lantai semalam dan tidak masalah, Kak." Jelasnya dengan napasnya yang turun naik.

"Sekarang tidak ada kebakaran ‘kan?" tanya Ann polos.

Bibir Nancy menyungging senyum lebar, tangannya mengelus lutut Ann yang pincang, “Tidak sayang, itu bunyi bel pertanda kalian harus bangun, mandi dan berdoa.” Jelasnya sambil meraih buku yang dipegangnya. “Ini punya siapa? Kenapa Ann tidur di lantai? Kasur Ann di mana?” sederet pernyataan diucapkan Suster Nancy.

Ann segera menjelaskan semuanya tanpa ada yang disembunyikan. Setelah mendengar penjelasan Ann, Nancy mengernyitkan dahi, pandangannya mengarah pada Maria. Sedangkan Maria pura-pura tidak mengetahuinya, dia langsung berkata dengan keras sekali, “Kalian semua bangun! Segarkan badan, lalu ke ruang ibadah. Cepat!” Maria pun tergesa-gesa pergi ke dapur untuk mempersiapkan sarapan.

Melihat gelagat Maria seperti itu, Nancy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. “Suster Nancy akan mencari tahu siapa yang melakukan ini, Ann jangan khawatir!” jelasnya sambil ke luar dari kamar dan dengan cepat masuk ke dalam ruangan ketua yayasan.

Pintu diketuk dua kali, dari dalam ketua yayasan menyahut, “Masuklah!”

Nancy berdiri di depan dan berbisik tepat di kuping Ketua Yayasan, “Madam, kejadian tahun lalu kembali terjadi!”

Mendengar itu, Madam Julia Anastasia menyorotkan pandangannya, “Faktor kompetisi dan takut tersaingi memang sangat menakutkan!” ucapnya sambil beranjak berdiri, lalu dia pun ke luar dari ruangannya diikuti oleh Nancy.

Langkah Julia ke ruangan kamar Ann. Begitu sampai, kasur sudah tertata rapi dan setumpuk buku sudah ada di atas meja Ann. Melihat itu, mata Nancy terbelalak. Tangannya memuyu-muyu seakan meyakinkan kalau itu adalah kenyataan.

Julia menghela napas, “Kamu mungkin kurang tidur Nancy,” ucapnya datar sambil menepuk pundaknya dan meninggalkannya.

Sejenak Nancy terpaku, lalu dengan cepat pergi ke luar dari kamar walaupun masih tidak percaya dengan kejadian yang barusan terjadi. Dia pun bersiap-siap di ruang berdoa, tatapannya pada Maria yang sedang merapikan anak-anak. Mata Nancy berkeliling mencari Ann, dia pun memeriksa setiap anak, tapi dia tidak menemukannya. “Suster Maria, Ann mana?” tanyanya. Maria mengangkat bahunya, mempertandai kalau dirinya tidak mengetahui.

‘Ann di mana?’ ucapnya dalam senyap sambil ke luar dari ruangan.

-Dua puluh menit yang lalu-

Setelah kepergian Nancy ke ruangan Madam Julia, Maria dengan cepat mengambil kasur busa dan buku-buku yang disembunyikan di dalam gudang sebelah. Dia mengetahui kalau Julia sudah mengetahui kejadian ini. Maria pun takut kalau Julia akan segera memecatnya. Karena kejadian tahun lalu pun adalah ulah persengkongkolannya dengan siswa yang telah membayarnya.

Sesudahnya, Maria segera masuk ke dalam kamar mandi dan menyeret tangan Ann ke dapur untuk membantunya membuat sarapan, bermaksud agar Ann telat berdoa dan tertinggal ke tempat olimpiade.

-Flashback off-

Tiba-tiba Ann ke luar dari dapur dalam keadaan belum mandi. “Ann, kamu belum siap-siap?” tanya Nancy.

Baru saja Ann hendak membuka mulutnya, Maria yang sudah ada di belakang Nancy memasang muka garang, itu membuat Ann mengurungkan perkataannya.  “Cepat mandi, lalu masuk ke ruang berdoa!” titah Nancy tegas.

Ann mempercepat langkahnya masuk ke kamar mandi, dari luar Maria tersenyum sinis sambil melepas kunci yang terkait dari dalam.

Cetrek!

Pintu kamar mandi dikunci dari luar.

Bab terkait

  • Ann The Innocent    Part 08

    Setelah mengunci pintu, Maria menaruh kunci tersebut di bawah tong sampah besar yang ada di dekat pintu kamar mandi. Kemudian dia pun kembali ke ruang ibadah bergabung dengan yang lain. Di dalam ruangan, anak-anak dan para Suster berdoa dengan khusyuk. Di akhiri ceramah singkat oleh Madam Julia. “Semoga hari ini yang ikut olimpiade diberikan kemudahan oleh Tuhan. Amen!” tutupnya. Ternyata Nancy menyadari kalau Ann tidak ikut berdoa, dia pun segera pergi ke kamar untuk memeriksanya. Sayangnya, Ann tidak ditemukan, begitu pula ketika dia memeriksa di ruang makan. Nancy mulai cemas, dia pun segera menemui Madam Julia, “Madam…Madam, Ann hilang! Dia tidak ada?” ujar Nancy terpengap-pengap. Julia menatap wajah Nancy dan bertanya, “Kamu ini dari tadi pagi sudah tidak beres, tadi bilang kasur dan buku milik Ann hilang, sekarang Ann-nya yang hilang! Kamu ini kenapa?” Nancy mencoba menstabilkan napas dan berbicara dengan tenang, “Madam, aku merasa yakin dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-23
  • Ann The Innocent    Part 09

    Tangan Ann sedikit gemetaran dan dingin ketika membuka map isi soal-soal, setelah membukanya mata Ann berbinar. ‘Tuhan sekarang sangat baik, sangat baik!’ gumamnya, karena yang ada pada lembaran soal sesuai dan hampir sama dengan apa yang Ann pelajari semalam. Kepolosan Ann, dia akan mengira Tuhan baik, jika sedang memberikannya kemudahan, dan akan berpikiran sebaliknya jika sedang dalam kesulitan. Padahal Tuhan itu sangat baik dan bijaksana kepada seluruh umatnya. Oh Ann! Keberuntungan Ann mulai berpihak padanya karena dalam hitungan menit dia sudah bisa menyelesaikan lembar per lembar pertanyaan yang banyaknya lebih dari 100 soal. Santainya Ann menaruh di atas meja pengawas, lalu ke luar dari ruangan. Melihat itu Angela dan Belle terkejut, tepatnya hampir semua anak-anak terkejut. Sedangkan mereka masih belum menyelesaikan kalaupun separuhnya. Di luar pintu masuk, petugas keheranan melihat Ann sudah ke luar sebelum waktu yang telah ditentukan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27
  • Ann The Innocent    Part 10

    Ann hanya tersenyum tanpa menjawab sepatah kata pun, sedangkan pelayan membalasnya dengan sentuhan halus pada rambut Ann. Setelah menikmati makanan yang membuat Ann seperti bermimpi ini, Ann kembali berkata dalam hati, ‘Tuhan baik!’ itu pun disertai dengan menyatukan jemarinya dan menundukan kepalanya. Melihat itu, Ronald tersenyum sambil meyakini kalau Ann adalah gadis kecil yang polos dan cerdas. Kemudian dia pun menuntun Ann dengan jemarinya yang besar dan kasar. Mereka berjalan menyusuri kota. Pandangan Ann menyatu ke arah sebuah tempat bermain modern, dia hanya memperhatikan tanpa meminta atau pun berpikiran memasukinya. Sedangkan Ronald yang sudah menganggap Ann adalah Marsha dia menarik tangannya dengan halus, “Sha, ayo masuk dulu…kita main komedi diputar….” ajaknya tanpa menyadari kalau yang diucapkannya membuat Ann sedikit agak terenyuh sedih. Ann memang tidak pernah mendapatkan itu dari sosok Johan Ayahnya, Johan akan pergi tiap hari dan pulang sore. Terlebih lagi dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27
  • Ann The Innocent    Part 11

    Julia datang karena diberitahu oleh Nancy, kedua matanya mengarah ke ketiga orang yang sedang bergaduh. "Angela, Belle & kamu Maria! Ikut ke ruanganku sekarang!" ucapnya sangat tegas, dia pun segera berbalik dan diikuti oleh mereka bertiga. Di dalam ruangan, Maria, Angela dan Belle berdiri sejajar. Sedangkan kepala mereka menunduk dan bergeming. Julia beranjak dari tempat duduknya, dia jalan mengitari mereka bertiga, lalu berkata dengan sangat sinis, "Maria! Bukankah kejadian tahun kemarin hingga salah satu siswa bunuh diri karena ulahmu? Dan bagusnya orang tua siswa itu tidak memperpanjang kasusnya. Coba kalau tidak, bukan kamu saja yang akan masuk ke dalam penjara dan yayasan ini pun akan tercemar secara international!" Mendengar kemarahan Julia, Maria bersimpuh dan menukukan kepalanya, "Madam, aku sebetulnya tidak ingin berbuat seperti itu lagi, hanya saja...." Perkataannya terputus karena Angela dan Belle segera meraih kedua tangan Julia dan berkata, "M-madam Julia, sebetulnya ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-29
  • Ann The Innocent    Part 12

    Nancy dan Julia segera mengeksekusi Ann dengan beribu tanya dan bahkan mengajaknya ke perpustakaan. Sedangkan Ann segera menenangkan mereka, "Suster Nancy, Madam Julia...Ann bisa menulis dengan hasil imajinasi, tapi tidak seperti ini. Kalau di sini Ann bisa baca-baca buku." Julia semakin tertarik pada Ann ini, dia segera mengambil buku-buku sastra dan memberikannya. "Kamu baca buku-buku ini, Ann" titahnya. "Dan kamu Nancy...bawakan Ann buku tulis dan pencil, biarkan dia sibuk dengan imajinasinya!" titah Julia pada Nancy. Dengan tidak keberatan Nancy langsung ke luar asrama untuk pergi ke stationery. Sedangkan Ann sendiri dia begitu sangat bahagia dengan semua ini, dia pun bergumam, 'Terima kasih Tuhan, kamu begitu sangat baik...baik sekali!' Begitu Natalie hendak ke luar pintu, tangannya ditarik Angela, "Kak...Kak Natalie...." panggilnya dengan membawanya ke pelataran yang sepi. "Hey, kamu ini siapa? Apa maumu?" spontan Natalie sambil menarik

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • Ann The Innocent    Part 13

    Tetesan air mata jatuh membasahi pipi Ann dan cepat dia mengelapnya dengan punggung tangannya. Para wartawan pun mengambil gambar Ann dari berbagai sudut, sedangkan Andreas menyaksikan lewat layar kaca dia segera turun dan menghampiri Ann yang hendak masuk ke dalam jeep. "Ann...." Panggilnya agak berteriak. Dengan cepat Ann membalikan badannya, dia menatap wajah Andreas sambil menyimpulkan senyum manis. Nancy yang telah mengenal siapa Andreas dengan cepat menjabat tangannya, "Ann, Bapak ini adalah Kepala Dinas Pendidikan Selandia Baru...." ucap Nancy mengenalkan. "Ann, kamu besok datang pada acara penutupan olimpiade, datanglah bersama keluargamu!" kata Andreas sambil tersenyum bangga. Sepertinya Andreas belum mengetahui siapa sebenarnya Ann. Sedangkan Ann hanya menganggukan kepala dan kembali menyimpulkan senyumannya.Kemudian Ann pun masuk ke dalam Jeep diikuti oleh Nancy, mereka pun kembali ke asrama. *** Natalie yang mengetahui kemenangan Ann tanpa kec

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • Ann The Innocent    Part 14

    Ann kembali ke ruang di mana acara berlangsung dan duduk dekat Nancy yang dari tadi gelisah mencarinya, "Ann,kamu ini dari mana saja?" tanyanya sambil memberikan satu botol minuman rasa buah-buahan. Ann menjawab singkat sambil tertawa kecil, "Menyasar..." *** Di dalam asrama Julia begitu sangat marah dengan kelakukan Angela dan Belle yang sudah sangat keterlaluan, dia pun mulai memberikan beberapa investigasi untuk mengetahui apa penyebab utamanya, "Ann memiliki kesalahan apa pada kalian berdua?" tanya Julia sambil melipat tangannya. Belle dengan tegas menjawab investigasti Julia, "Semua itu hanya karena tidak ingin ada yang mengalahkan kita! Dan kami tahu kalau Ann adalah anak andalan The West...dan ingin setidaknya orang tua kami bangga!" Mendengar pernyataan dari Belle tersebut Julia langsung menghubungi keluarganya dan dengan waktu hitungan menit Amanda dan Adrian datang. Mereka duduk berlima di ruangan tertutup. Mata Adrian pada B

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-02
  • Ann The Innocent    Part 15

    Hari-hari berlalu dengan sangat tenang, kendati Angela sering berbuat ulah kecil-kecilan yang membuat Ann terkadang mengalah. Untungnya mereka berbeda sekolah, setidaknya Ann tidak begitu khawatir untuk dirinya mengerahkan energi dan perhatiannya pada hal tidak berguna. Sebab Ann memiliki misi kehidupan yang sudah lama diimpikan kendati masih belum memastikan ketepatannya. Untuk menjadi seorang penulis yang hebat dan sudah terpatri di dalam isi kepalanya adalah betul-betul cita-citanya dari semenjak dia suka berimajinasi, tetapi pada dasarnya Ann pun sangat memimpikan kehidupan yang layak agar bisa mengambil adiknya Renata dan mengeluarkannya dari rumah yatim piatu. Ambisi menjadi 'Seseorang' tidaklah mudah, Ann yang dibiayai oleh pemerintah pun kembali menelan pil pahit akan tingkat tinggi persaingan kehidupan socialnya bersama teman-temannya di SLTP THE YOUTH. Betul adanya masuk sekolah di sana memang bukan hanya kompetisi dalam hal strata nilai, tapi menyangkut se

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-02

Bab terbaru

  • Ann The Innocent    Part 112

    Setelah pamitan pada ibu, ayah serta Renata yang baru pulang dari sekolah. Ann langsung masuk ke dalam mobil milik pribadinya, dan sopir pun sudah duduk di depan stir. Sementara Juan masih bergeming di dekat pintu mobil, "Ann, kamu ikut mobilku, aku mau mengantarkanmu." Pinta Juan sembari menatap wajah gadis yang sudah duduk di atas jok mobil belakang. Ann menggelengkan kepalanya. "Aku sama sopir saja!" singkatnya. "Ayo Pak, kita jalan agar tidak ketinggalan pesawat." Ann menambahkan dengan melirik ke arah sopir. Sementara Juan yang masih terpaku di depan pintu mobil, akhirnya duduk di sebelah Ann. Sopir bergegas melajukan mobil. Sedangkan Juan serta Ann saling membisu di belakang, setelah beberapa saat Juan memiringkan badannya menghadap Ann yang sedang membaca buku. "Yang kamu lihat minggu lalu tidak sesuai penglihatanmu!" jelasnya pelan dengan tangan hendak meraih tangan Ann, akan tetapi ditepis olehnya. Ann pun beraksi sama disertai menatap wajah Juan. Kemudian berbicara ketus,

  • Ann The Innocent    Part 111

    Pesawat pribadi Erick yang ditumpangi dirinya serta Ann sudah mendarat dengan selamat di kota terkenal akan bangunan bersejarahnya namun berarsitektur kuno ini. Hawa sejuk musim semi serta rintikan hujan menyambut kedatangan dua manusia yang berbeda usia ini. "Selamat datang di London, Sir!" ucap Pengawal dari kolega Erick dengan ramah. Ann semakin tajkub pada sosok Erick ini. Sosoknya bagi Ann adalah inspirasinya. Kemudian para pengawal membawa Erick dan Ann agak jauh dari perkotaan. Selama perjalanan pandangan mata Ann menembus kaca jendela mobil jauh ke luar sana. Ya, jauh tidak karuan, hatinya kini hampa karena di sampingnya tidak ada sosok penguatnya. Akan tetapi berbeda setelah melihat handphonenya penuh dengan pesan dari Juan. Pesan-pesan itu seolah asupan energi semangatnya dia pun akhirnya tersenyum. Mobil berhenti di depan bangunan dengan arsitek paling unik di antara bangunan ataupun rumah lainnya. "Ayo, Ann!" ajak Erick yang sedang memperhatikan gadis belia

  • Ann The Innocent    Part 110

    Alarm jam yang terdapat di atas nakas Jeanne berdering keras persis di sebelah kuping Ann. Suaranya yang memekakan hingga menusuk genderang telinganya, membuat dirinya dengan cepat meraih jam tersebut serta melihatnya. Di sana terlihat pukul 04:25, Ann pun menoleh ke arah samping dimana Jeanne dan Sylvie tidur. "Ke mana mereka?" ucap Ann pada diri sendiri, karena menampaki teman-temannya memang sudah tidak ada di sampingnya. Ann pun bergegas duduk serta memperhatikan ke seluruh ruangan, ranjang Sylvie pun kosong. Matanya hanya melihat ke arah tempat tidur Rania yang dirinya masih tertidur pulas. "Ke mana mereka sepagi ini?" lagi-lagi Ann berbicara sendiri. Cepat sekali Ann masuk ke dalam kamar mandi dan melakukan aktivitasnya. Setelahnya dia pun dengan segera berjalan ke arah dapur. "Juan? Jeanne? Sylvie?" ucap Ann agak terkejut karena mereka sudah ada di dalam dapur. "Pagi, Ann." Sapa Sylvie sambil memberikan secangkir susu coklat hangat. Ann tak

  • Ann The Innocent    Part 109

    Natalie beserta kecemburuan dan iri hatinya. Sementara Ruth dan Ann mereka berdua menikmati kebersamaan dengan saling bercanda tawa terkadang diselangi pelukan mesra. "Tante pinjam Ann sebentar!" ucap Juan pada Ruth. Juan melakukan itu agar Ruth tidak mencolok memperlakukan Ann hingga membuat Natalie cemberut. "Nat, temankan Tante Ruth sejenak!" Juan menoleh pada Natalie yang masih berdiri bergeming serta memasang muka tak bersahabat. Ruth sepertinya tidak mengerti dengan gelagat Natalie, dia malah berasumsi kalau Juan bereaksi seperti itu karena dirinya sudah tahu isi hati Juan pada putrinya. Kemudian menoleh pada Ann, "Ikutlah Ann, biar Juan tidak sewot melulu!" godanya. Ann mendelik ke arah Juan serta menghampiri, "Mau apa sih?" Juan tidak menjawab pertanyaan dari Ann, melainkan dengan cepat meraih jemarinya lalu menggenggamnya. Ann bertanya kembali, "Mau ke mana?" Juan berbisik ke petugas yang ada di depan pintu tad

  • Ann The Innocent    Part 108

    Ann menepuk pipinya pelan serta menggercapkan secara cepat kedua bola matanya."Iya, ini Kakak!" Natalie meyakinkan sambil menghampiri adiknya. Tangan kanannya meraih jemari gadis yang memakai pakaian adat Selandia Baru ini pelan sekali, sedangkan tangan kirinya mengelus halus pipi kirinya. "Kamu sangat cantik memakai pakaian ini, dan kamu memang cantik!" ucap Natalie dengan pandangan menatap tajam wajah adiknya.Ann tersenyum tipis serta langsung memeluk kakaknya ini. "Kakak kok bisa ada di sini?" desisnya tepat di kuping Natalie.Natalie merenggangkan pelukannya, dia menuntun adiknya ke arah sudut ruang ramah tamah yang sebelumnya Natalie memotong tart strawberri coklat dan menaruhnya di atas piring kecil lalu mengguyurkan coklat cair di atasnya. "Nih, dari pada colak colek seperti tadi! Jorok tahu!" sindir Natalie sambil memberikan piring kecil isi kue pada adiknya ini. Sumringah Ann mengambilnya serta langsung memakannya sembari dihayati.&n

  • Ann The Innocent    Part 107

    Napas Catherine tersengal melihat kesedihan saudaranya itu, dia pun turut merasakan bagaimana perasaan Ruth bertahun lamanya. Memahami kalau Ruth bukanlah seorang ibu yang melepaskan tanggung jawab begitu saja, akan tetapi beberapa alasan hingga membuat dirinya terpaksa melakukan semua, terlebih lagi demi keluarganya.Setegar-tegarnya Ruth, namun malam ini dia nampak rapuh. Air matanya mengalir deras di depan anak kandungnya yang sedang tertidur pulas. Tangan halusnya membelai rambut panjang Ann terhampar di atas bantal berbalut sarung berwarna putih. Satu kecupan hangat pun berlabuh di atas pipi mulus gadis belia ini. Kendati tertidur, Ann masih merasakan kecupan serta belaian dari ibu kandungnya ini. Akan tetapi dia berpura-pura memejamkan matanya.'Aku menyayangi kalian,Bu.' Bisik hati Ann dalam senyap. Ann mengerti semua kejadian ini terjadi karena ujian dari Tuhan. Mariez juga Ruth hanya sekedar korban dari para manusia yang telah dikendalikan hawa naf

  • Ann The Innocent    Part 106

    Ann masih membaca semua tulisan-tulisan tangan hasil dari nenek Ann. Dia merupakan saksi dimana Ruth melahirkan, serta hanya Ann inilah yang mendukung segala hal akan kelahiran putri dari Ruth ini. Nenek Ann tidak menceritakan kisah cinta Johan dan Ruth karena Ruth saat itu telah dijodohkan pada kerabat suaminya, walaupun akhirnya kandas begitu saja seiring penolakan halus dari Ruth sendiri. Ditambah lagi kisah kaburnya Ruth terdengar ke seluruh keluarga besar Arthurian. Thony bukan tidak tahu kalau putrinya sudah menikah juga telah memiliki putri, akan tetapi dia belum tahu siapa asal usul Johan. Hingga akhirnya Thoby menjelaskan semuanya. Namun, saat itu sudah terlambat. Terlebih lagi diketahui oleh Thony kalau Johan telah memiliki istri, dia tidak ingin jika putrinya disandang perusak rumah tangga orang. Thony sekeluarga seolah tega, walaupun kadang-kadang perasaan tidak tega menyelimuti mereka pada bayi yang putrinya secara paksa ditinggalkan begitu saja.

  • Ann The Innocent    Part 105

    Johan masih tidak percaya pada pernyataan dari Dean. Akan tetapi setelah dia mengingat ulang sikap Mariez dan tingkah lakunya sewaktu berumah tangga bersamanya. Mariez memang agak keras serta cerewet. Dia pun menyadari cerewetnya Mariez disebabkan oleh kelelahannya. Ya, sekarang perasaan Johan tersayat, menyadari bahwa dirinya tidak pernah memperlakukan almarhum istrinya dengan baik. "Maafkan aku, Mar." Ucapnya pelan sekali. Dean belum puas untuk membuat Johan agar merasa lebih bersalah, "Tahu tidak, Dean? Mariez istrimu itu jangankan mau berselingkuh denganku, kalau berpapasan saja sepertinya kalau ada jalan lain, dia akan menghindariku. Dia wanita luar biasa. Sayangnya, dia mendapat suami bangsat sepertimu!" "Cukup! Hentikan! Atau aku bunuh kamu!" ucap Johan sambil berusaha untuk menerjang Dean. Akan tetapi Antonio dan Erick melerainya, "Cepat pergi kamu Dean! Beritahu Ruth kalau suaminya telah ke luar dari penjara!" "Kamu beruntung Johan dicint

  • Ann The Innocent    Part 104

    "Kenapa? Karena sudah selingkuh dan membuat Natalie? Entah Renata juga bayi yang dikubur pun itu anakku atau bukan!" jawab Johan sinis. Ann menyolot, "Jadi, aku ini bukan anak ibu? Lantas, aku anak siapa?" Johan nampak meraba sakunya, lalu dikeluarkan dompet dari dalamnya. "Nih, ini ibumu! Ruth Arthurian!" tegas dan ketus Johan menjelaskan sedangkan tangannya memberikan secarik foto. Tubuh gadis ini gemetar tidak berani mengambil foto itu. Dadanya sesak dan tidak ada nyali untuk menghadapi kenyataan. Air matanya sudah deras membasahi pipinya, linangan itu ada karena bercampur antara emosi, sakit hati serta kaget. Seketika Ann pun masuk ke dalam kamarnya dengan cepat. "Kalau sekarang kamu mengatakan omong kosong, aku pun harus tahu semua omong kosong foto-foto yang berasal dari rumah kakek Thoby dan ayah Juan!" pikirnya sembari mengambil foto-foto tersebut dan kembali ke ruang makan. "Aku sudah mendengar omong kosongmu,

DMCA.com Protection Status