Ancient Kingdom Time Forgot

Ancient Kingdom Time Forgot

last updateLast Updated : 2023-08-01
By:  C. L. DaigleOngoing
Language: English
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
17Chapters
1.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Dr. Jasper Hawthorne brings his colleagues on another expedition, that of his old mentor. Dragging into the barren field of Antarctica they stumble upon something unexpected. Bringing along his great niece Bridgette will it be a happy coincidence, or does fate have something up its sleeve?

View More

Chapter 1

Chapter 1

"Aahh... Lebih cepat, sayang. Terus ... aarggh."

Jantung Alea berdegup kencang saat mendengar erangan dan desahan dari dalam apartemen kekasihnya. Suara itu membuat kakinya gemetar, tetapi ia tetap melangkah, mengikuti sumbernya.

Semakin dekat ke kamar, suara itu semakin jelas—menusuk telinganya seperti belati tajam. Jemarinya mencengkeram erat kotak merah yang dibawanya, hadiah kecil berisi kue yang dibuat dengan penuh cinta untuk kekasihnya, Martin.

Namun, saat berdiri di ambang pintu, dunianya runtuh dalam sekejap. Napasnya tertahan. Kedua matanya membelalak, memaku pandangannya pada pemandangan yang menghancurkan hatinya. Di atas ranjang, Martin terbaring tanpa sehelai benang pun di tubuhnya—bersama seorang wanita yang sangat dikenalnya.

 Dadanya sesak, seolah udara menghilang dari ruangan. Kotak merah dalam genggamannya bergetar, hampir terlepas dari tangannya. Semua rasa cinta dan harapan yang dia bawa kini luruh, berganti dengan nyeri yang mengoyak hatinya tanpa ampun.

"Aaarghh… baby… I feel so good," ucap Martin dengan suara parau. Dia baru saja mendapatkan euforianya.

 "Jalang dan bajingan."

Suara dingin dan menusuk itu sontak membuat sepasang manusia yang tengah memadu kasih langsung menghentikan kegiatan mereka. Napas mereka tertahan, jantung berdegup kencang. Saat menoleh ke arah pintu, mereka melihat Alea berdiri di sana. Wanita itu menatap keduanya dengan sorot mata tajam dan penuh jijik, seolah pemandangan di depannya benar-benar menjijikkan.

"Sa—sayang? Ka-kamu ada di sini?" Martin tergagap, buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Wajahnya pucat pasi, kepanikan tergambar jelas di matanya.

Alea tidak menjawab. Bibirnya tertarik membentuk seringai dingin. Tatapannya berpindah ke wanita di samping Martin—seorang perempuan berambut panjang dengan wajah penuh ketakutan.

“Jadi ini yang selama ini kamu lakukan di belakangku, Martin?” suara Alea terdengar tenang, tapi sarat dengan kemarahan yang ditahan.

Martin menelan ludah, kebingungan mencari alasan. Sementara itu, wanita di sebelahnya hanya bisa menggigit bibir, tak berani menatap Alea. Suasana kamar yang tadi dipenuhi desahan kini terasa menyesakkan, mencekam.

"Kamu ada main dengan wanita jalang ini? Ah... pantas saja kamu betah banget LDR sama aku. Ternyata selama aku jauh dari kamu, ada wanita jalang ini yang memuaskan kamu ya?" ucap Alea seraya menatap wanita yang berada di samping kekasihnya dengan tatapan yang merendahkan.

"Alea, aku bisa jelasin... a-aku…"

"Maaf, Alea. Selama ini aku dan Martin sudah saling mencintai," ujar Linda tanpa ragu.

Linda, yang selama ini dianggap sahabat, ternyata adalah pengkhianat. Alea terdiam, berusaha mencerna pengakuan itu.

"Linda, diamlah!" Martin mencoba menghentikan Linda, tapi semuanya sudah terlambat.

"Aku mencintai Martin, dan kami sudah memiliki hubungan selama satu tahun." Nada suara Linda terdengar melas, tetapi berbanding terbalik dengan sorot matanya yang tidak ada rasa bersalah sedikit pun.

Dada Alea terasa semakin sesak. Pengkhianatan ini menyakitkan, tapi dia tidak ingin terlihat lemah di depan dua orang yang telah menghancurkan kepercayaannya.

"Oke, kalau kalian memang saling mencintai…" Alea berusaha tersenyum, meski hatinya hancur berantakan.

"Kalian memang cocok. Jalang dan bajingan."

Dia berjalan mendekati mereka, lalu membuka kotak yang sejak tadi dibawanya. Di dalamnya, ada kue ulang tahun yang dibuatnya dengan penuh cinta. Untuk Martin. Tapi kini, maknanya telah berubah.

"Selamat ulang tahun… dan hubungan kalian berakhir denganku."

Tanpa ragu, Alea melemparkan kue itu tepat ke wajah Martin dan Linda. Kue yang dibuatnya dengan susah payah, kini hancur, sama seperti hatinya. Martin dan Linda terlihat kacau, wajah mereka dipenuhi oleh krim kue.

Tanpa menoleh ke belakang lagi, Alea melangkah pergi. Marah, kecewa, dan terluka karena dua orang yang paling dia percaya telah mengkhianatinya.

  "Sialan!" umpat Alea sembari mengusap basah di bawah matanya. "Jangan menangis Alea. Jangan menangis untuk orang-orang seperti mereka."

  Dalam keadaan hancur, Alea melangkah pergi keluar dari gedung apartemen Martin. Bukan pulang, dia malah pergi ke sebuah tempat hiburan malam yang menarik perhatiannya. "Mungkin aku bisa bersenang-senang di sini."

  Wanita itu keluar dari mobil taksi yang membawanya ke tempat ini. Sebuah club malam bernama Gold Night yang katanya sangat terkenal di kota ini.

  Wajah dan bentuk tubuh Alea yang indah, menjadi sorotan beberapa pria yang ada di sana. Mereka mencoba untuk menggoda Alea, tapi Alea mengabaikan mereka semua dan lebih memilih ditemani oleh minuman yang baru saja dia pesan.

  "Oh ... ya ampun. Kenapa rasanya aneh sekali? Lidahku seperti terbakar, tapi ada manis-manisnya juga." Alea berkomentar, setelah mencoba minuman yang baru pertama kali dicobanya.

  "Kamu baru pertama kali nyoba alkohol ya?" tanya seorang pria yang tiba-tiba saja duduk di sampingnya.

    Namun, sendirian juga rasanya tak nyaman. Akhirnya Alea memutuskan untuk menyewa seorang pria bayaran, demi mengusir rasa kesepiannya. Usai menyebutkan pesanannya pada sang penyedia layanan, kemudian dia melangkah pergi ke kamar yang akan ditempatinya.

Wanita itu berjalan sempoyongan, siapapun yang melihatnya, sudah pasti tahu kalau dia mabuk berat. Sebuah pintu kamar yang dituju Alea terbuka, dengan seorang pria di dalamnya. Alea yang mabuk tidak menyadari jika dia salah memasuki kamar.

  "Eh? Kok sudah ada di sini sih? Padahal aku baru pesan loh." Alea yang wajahnya sudah memerah itu tampak bingung, karena ada seorang pria yang sudah ada di dalam kamar. Padahal dia baru saja menelpon pemilik tempat yang menyewakan jasa gigolo tersebut.

  Juno, pria itu menatap Alea dengan tajam dan dia hendak berjalan keluar dari sana. Namun, Alea menghentikan langkahnya dengan memegang tangan Juno.

  "Jangan sentuh sa—"   Lelaki itu tiba-tiba saja berhenti bicara ketika bibir Alea dengan berani menyentuh bibirnya. Kedua mata Juno terbelalak kala merasakannya.  "Dasar gadis kurang ajar, kamu—"

  "Kamu ganteng juga ya, Om. Ayo temani aku Om.” Tanpa ragu, ia menarik Juno ke atas ranjang. Dalam sekejap, tubuhnya sudah berada di atas tubuh pria yang jelas lebih dewasa darinya. "Ayo tidur denganku, Om. Aku ini sudah berpengalaman loh."

"Dasar anak zaman sekarang. Benar-benar keterlaluan," desis Juno yang berusaha bangkit dari tubuh Alea. Akan tetapi, Alea terus berusaha untuk menahan Juno di sisinya.

"Hen-hentikan, atau saya tidak akan bisa menahan diri." Juno yang saat ini sudah bertelanjang dada, tidak mengira kalau dirinya akan tergoda oleh Alea yang saat ini sedang meninggalkan jejak-jejak di dadanya. Dia berusaha menahan diri akan sesuatu yang bisa meledak di dalam dirinya. Hal yang tak pernah dia rasakan sebelumnya, dan wanita ini yang sudah membangkitkannya.

Bak kucing yang diberi ikan asin, akhirnya Juno menerima apa yang Alea berikan padanya. Dia juga mulai membalasnya dengan hal serupa, hingga keadaan semakin memanas. Juno melahap bibir wanita mabuk itu dan menjamah tubuhnya. Keduanya kini sudah sama-sama menanggalkan pakaian yang mereka kenakan, karena terbawa suasana.

Tubuh mereka sama-sama memanas, kala jari-jari Juno mulai merayap masuk ke paha dalam wanita itu. Dia pun berhasil masuk ke dalam sesuatu yang ada di dalam segitiga pengaman milik Alea. Namun, suatu hal yang janggal terjadi... kedua jari yang mencoba menerobos milik Alea itu terasa begitu kesusahan.

"Aaahh! Sakit, Om." Pekik Alea, membuat kerutan di dahi Juno semakin jelas.

Tidak lantas mempercayai asumsinya, Juno pun mengeceknya sekali lagi. Namun, mata pria itu membelalak tajam, menatap ke arah gadis yang sudah tidak berdaya di bawah kendalinya,

"Ka-kamu masih virgin?"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

No Comments
17 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status