Akhirnya mereka sampai juga di lapak nasi goreng, kala itu syukurlah lapak nasi goreng masih buka walaupun wabah virus zombie cacar api menyerang. Tampak lapak nasi goreng itu dihiasi dengan obor-obor, hal ini semata-mata untuk menakut-nakuti zombie agar tak menyerang tukang nasi goreng karena zombie takut sekali dengan api.
Tukang nasi goreng tak terkena cacar api dan wabah zombie, karena rumah tukang nasi goreng bukan di Desa Tengkorak tetapi di ujung hutan desa Tengkorak, kebetulan dia juga membangun sebuah tempat penampungan anak jika jaman sekarang bisa dinamakan panti asuhan.
"Oh, pantesan, Mang. Kirain si Emang warga desa Tengkorak juga." Sumelika yang lega sekali mendengar pernyataan tukang nasi goreng.
"Mang, pesan nasi goreng 7 ya, dibungkus,"
"Siap, Neng." Dengan sigapnya tukang nasi goreng itu membuatkan nasi goreng pesanan Sumelika.
"Banyak banget, Mel." Aisyah.
"Iya, untuk orang rumah juga."
"Mang, saya
Sumelika, Aisyah dan Rindu sudah sampai di rumah Bu Iis tepat di jam 2 dini hari. Aisyah dan Rindu sangat pusing karena mereka baru saja terbangun dari pingsannya, ditambah mereka juga sangat mual akan tangan cacar api yang menutup mulut mereka berdua. Bu Iis menyambut kedatangan mereka bertiga, dan langsung menyuruh Aisyah serta Rindu tidur di ranjang kamar tempat tidur mereka."Kalian tidur saja dulu. Ibu akan mengobati kalian supaya kalian tidak mual ataupun pusing lagi." Ucap Bu Iis, yang sudah menganggap Rindu dan Aisyah seperti anaknya sendiri.Karena sudah tak kuat lagi akan semua yang terjadi, Aisyah dan Rindu terlelap dalam beberapa menit.Bu Iis membawa jeruk nipis, lalu dia melulurkan jeruk nipis ke mulut Aisyah dan Rindu agar bau tangan cacar api dari zombie tadi tidak terasa lagi di saat mereka bangun nanti. Terlihat Sumelika masih duduk di ranjangnya, ia melamuni peristiwa yang terjadi tadi."Neng Sumelika, kamu janga
Waktu itu, saat kondisi sudah mulai aman, Sumelika akan berubah wujud menjadi manusia biasa kembali, namun sesosok genderuwo itu datang di hadapan Sumelika. Refleks Sumelika kaget, takut genderuwo itu akan berbuat sesuatu yang tidak-tidak kepadanya. Mau bagaimana juga Sumelika tetap manusia biasa, walaupun Sumelika sangat pemberani kepada musuh-musuhnya, akan tetapi jika dia melihat sesosok yang sebegitu mengerikannya, dia akan tetap takut juga.Masih dalam keadaan menjadi manusia serigala merah, Sumelika menatap Mohini dengan penuh ketakutan."Bagaimana? Apa kau kaget dan takut dengan serangan yang aku berikan tadi?"Sumelika terkejut, pikiran yang macam-macam mulai menyeruak di benak Sumelika, pikirannya pun telah kemana-mana sekarang."Maksudnya?" Sumelika memberanikan diri untuk menayakan maksud dari penuturan Mohini kepadanya."Haha, rupanya kau sudah bisa berbicara kepadaku. Saat kita pertama kali bertemu, kau kaku bagaikan batu, kau ju
Saat Dimas akan pergi, tangan yang berbulu hitam lebat dengan kuku tajam merauk pundak Dimas. Dimas menoleh ke arah asap tadi. Ternyata asap hitam itu mengeluarkan tangan yang merauk Dimas, Dimas yang tak tahu apa-apa mulai ketakutan lagi."A-ada apa ya?" tanya Dimas, terbata-bata tak karuan.Tangan berbulu tadi mulai mencekik leher Dimas sampai Dimas terangkat ke udara."Lepaskan saya, tolong lepaskan saya, saya hanya penasaran dan tujuan saya melepaskan kamu hanyalah membantu saja. Tolong lepaskan saya, saya mohon, hiks-hiks-hiks." Dimas langsung menangis karena lehernya sakit, mungkin sebentar lagi jika tidak ditolong, Dimas akan habis di tangan asap hitam itu yang merupakan Mohini."Aku bisa saja melepaskanmu, tetapi ada syarat yang harus kau penuhi!" cakap Mohini yang masih dalam wujud asap hitam."Apa syaratnya?" tanya Dimas, yang mulai gelagapan karena lehernya semakin tercekik."Kau harus memasukanku ke
Pak Kyai Iskandar dan Dimas datang ke Desa Tengkorak, mereka berdua akan menangkap Mohini yang sudah membuat kehancuran. Kehancuran pada masa itu tak jauh berbeda ketika Mohini menyebarkan wabah penyakit zombie pada tahun 1915.Pak Kyai Iskandar menantang Mohini untuk muncul di hadapan Pak Kyai Iskandar dan Dimas sekarang juga, dan beberapa lama kemudian Mohini datang ke hadapan mereka berdua dengan wujud genderuwo raksasa."Haha, setelah sekian puluh tahun, akhirnya kita bertemu lagi." Mohini tersenyum pada Pak Kyai Iskandar, dia seperti menantang Pak Kyai Iskandar untuk mengurungnya lagi di dalam botol."Kamu terus berbuat dosa, Mohini. Sekarang banyak sekali seorang Ibu yang kehilangan anaknya gara-gara kamu! Tangisan mereka semua pecah di seluruh penjuru desa karenamu, apakah hatimu sudah benar-benar membatu? Coba kau bayangkan bagaimana seorang Ibu itu menahan rasa sakit yang pedih di dalam perutnya selama 9 bulan, lalu proses melahirkannya yang perjuangann
"Jangan berteriak!" Malika langsung menutup mulut Suster Riska dengan tangannya yang berbulu lebat dan memiliki kuku yang sangat tajam.Seketika Suster Riska langsung pingsan di tangan Malika. Malika mengigit leher Suster Riska, hingga lama-kelamaan tubuh Suster Riska menjadi menghitam bagaikan arang. Ternyata Malika menyedot darah Suster Riska sampai Suster Riska tewas, setelah itu Malika menggendong jasad Suster Riska, lalu Malika menghilang, dan tiba-tiba dia berada di bukit Desa Tengkorak yang di sana terdapat sebuah kerajaan genderuwo yang besar.Di depan istana itu, munculah Ratu genderuwo, dia menyambut baik kedatangan Malika yang sudah membawa tumbal untuknya itu."Hahaha, kerja yang bagus, jangan lupa besok kau harus membawa tumbal lagi kemari." Ucap Mohini."Dan jika bisa, bawalah 2 manusia sehari, lebih cepat, lebih baik." Sambungnya."Baiklah, Ratu."Korban pertama yang dibawa oleh Malika adalah Suster Ris
Pagi yang cerah menyambut kota Majalengka yang berada di masa depan, sang surya menyinari kota dengan sinarnya, angin semilir terus terasa hingga menimbulkan rasa sejuk. Kenikmatan ini, dirasakan juga oleh para warga rumah sakit hingga suasananya lebih sehat daripada sebelumnya.Crik!Crik!Crik!Terdengar suara anting-anting yang saling beradu, suaranya indah dan sangat menenangkan telinga. Seorang perempuan paruh baya yang cantik jelita, memakai sari merah dan kalung perhiasan, datang ke ruangan IGD Rumah Sakit Pelita Kesehatan.Tap!Tap!Tap!Suara langkahnya yang begitu panik, membuat para suster yang melintas memerhatikan dirinya, yang kala itu sedang mendorong kursi roda yang di sana terdapat seorang anak perempuan yang masih berumur 7 tahun."Kenapa anaknya, Bu?" seorang perawat perempuan yang di saat itu ada di bagian IGD bertanya."Tolong anak saya, anak saya ini sepertinya radang tenggo
"Aku rasa Sri yang mengintai Sumelika bukan Nenek Sri, karena Sri yang itu sudah berusia 730 tahun, sementara Nenek Sri baru saja berusia 90 atau 95 tahun." Irene."Hmm, iya juga, Ren.""Biar enak dan enggak kedengeran Sabrina, yuk kita bicara aja di luar ruangan ini." Ajak Irene, yang ternyata nama anaknya adalah Sabrina.Mereka bertiga pun memutusan keluar dari sana."Desa Tengkorak dari sini jauh enggak?" tanya Irene."Jangan ditanya, kan aku pernah kesana dulu, ternyata memakan waktu 5 jam lebih." Timpal Suster Anna."Memangnya kenapa, Ren?""Begini, aku pengen banget bantuin Sumelika untuk menyelesaikan misinya, ditambah aku juga sekarang kan lagi libur kerja, jadi ada banyak waktu luang." Ujar Irene."Ren, terlalu beresiko kalo kamu masuk di permasalahan kita. Aku kasian sama kamu, kemarin kan kamu udah kena jebakannya Nenek Sri, bertahun-tahun pula, nah sekarang ... kalo semisal kamu kena jebakan di san
Di ruangan IGD, Arsela menyentuh darah yang menempel di kapas infusan milik Sabrina tadi. Seketika dia melihat kilas balik sebelum Sabrina menghilang. Dugaan Irene, Suster Anna dan Suster Amalia benar, ternyata Sabrina diculik oleh manusia serigala hitam, siapa lagi kalau bukan Dokter Malika. Arsela melihat, di saat Irene dan para suster yang lain keluar dari ruangan, manusia serigala hitam keluar dari bawah ranjang lalu ia membawa Sabrina menghilang entah kemana. Yang pasti sebelum manusia serigala itu menghilang, Arsela samar-samar mendengar suara manusia serigala hitam yang menyebutkan bukit Tengkorak sampai ratu genderuwo, Mohini."Lho? Genderuwo? Jangan-jangan Sabrina mau dibawa ke genderuwo yang keberadaannya itu di bukit Desa Tengkorak?" tebak Suster Amalia."Bisa jadi, karena aku liat di desa Tengkorak dulu ada bukit, plus ada gunung juga." Ucap Suster Anna."Berarti dapat disimpulkan, manusia serigala itu membawa Sabrina ke bukit gende
Keesokan harinya, Sumelika melihat hari ini yang begitu cerah, nampaknya ia akan pulang ke masa depan hari ini juga. Setelah sholat tahajud, Sumelika membereskan barang-barangnya dan dimasukan ke dalam tas ransel. Sudah begitu banyak yang kenangan yang terukir di masa lampau, banyak pembelajaran yang ia dapatkan dari kedatangannya kemari. Sumelika belajar bahwasanya kita harus berhati-hati dalam segala perbuatan, karena siapa tahu perbuatan biadab yang sekarang kita lakukan akan menjadi sebuah kutukan yang menimpa generasi yang akan datang. Sumelika juga belajar, bahwa kita harus senantiasa bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang. Dengan tak ada teknologi, membuatnya susah melakukan apapun tapi dengan mudahnya orang di zaman dulu bisa hidup tanpa adanya teknologi.Sumelika sangat berat pergi dari Desa Tengkorak, dia harus rela berpisah dengan bu Iis, Romi sampai Rindu. Ketiga orang itu benar-benar membantu dirinya di masa lampau sampai semua misinya berhasil, wal
Kebahagiaan merundungi Sumelika dan semua kawan-kawannya, tak sangka akhirnya misi yang selama ini mereka perjuangkan untuk menghentikan kutukan di masa lalu ternyata berhasil. Saudara-saudara Tono menyesal karena telah mengikuti apapun yang dikatakan oleh Tono, padahal sudah jelas Tono sesat dan perbuatannya sangat merugikan."Maafkan kami ya, Sumelika, Hamalia ... kami dari kecil sudah dididik oleh kak Tono sampai-sampai kami tak tahu yang mana yang benar dan mana yang salah, bahkan kami sangat gila dengan harta dan kekayaan duniawi yang fana." Johan selaku perwakilan dari saudara-saudara Tono meminta maaf ke hadapan Sumelika dan yang lainnya."Iya, tidak apa-apa, Pak. Yang penting kutukan dari ratu serigala sudah berhasil dihentikan, mulai hari ini tak ada lagi kutukan yang akan menimpa keturunan berikut-berikutnya. Dan pastinya pun semuanya normal, mudah-mudahan seperti ini terus. Oh iya, Pak, saya berpesan supaya berhati-hati dalam berperilaku karena j
Saat Tono akan melepaskan peluru dari senapan, tiba-tiba ..."Tonoooo!!!" terdengar suara teriakan seorang perempuan dengan nada yang sangat tinggi, suara perempuan itu terdegar serak sekaligus berganda-ganda, suaranya ini berbeda dari siluman yang biasa ditemui di misi petualangan Sumelika kemarin, suaranya memiliki 10 kali lipat yang membuat seseorang yang mendengarnya bergidik ketakutan.Datanglah sesosok perempuan cantik bergaun hitam yang menggunakan mahkota serigala, dia datang bersama dengan 2 manusia serigala berwarna ungu yang membawa tameng dan pedang. Dia adalah Ratu Iravati, ratunya para serigala."Kurang ngajar!"Sreet!Ratu Iravati mencakar wajah Tono sampai wajah Tono berdarah, ia membalas Tono atas perilaku tak pantas yang dilakukan oleh Tono kepada para serigala-serigala di hutan kawasan Desa Tengkorak, ditambah lagi Tono sudah mencuri harta karun milik kerajaan serigala, Ratu Iravati sangat marah dan sangat murka kepada Tono
Tono membuka pintu goa emas serigala, seketika dari dalam keluarlah cahaya yang terpancar dari emas, permata dan berlian. Cahayanya begitu terang sampai-sampai menerangi hutan Desa Tengkorak, Tono tersenyum licik, ia sebentar lagi akan mendapatkan tujuannya yang selama ini ia incar. Tono memandangi semua harta karun yang ada di sana, dalam hatinya ia ingin membawa semua harta karun itu ke gudang emasnya. "Hahaha! Akhirnya, saya bisa mendapatkan tujuan saya yang sudah saya pendam selama bertahun-tahun! Hahaha! Sekarang tak ada lagi yang mampu menghalangi jalan saya lagi, tak ada yang mampu menghalangi jalan saya untuk menjadi orang yang paling kaya raya! Hahaha!"Mendengar Tono yang mengatakan hal-hal yang tak pantas, serigala-serigala penjaga goa emas serigala berdatangan dari dalam goa itu, mereka semua menyerang Tono dan juga semua saudara-saudaranya. Tono punya segala cara untuk menghalau badai yang menerpa dirinya sewaktu-waktu, sewaktu di alam naaglok Tono
DOOORRRR!Suara tembakan terlepas dari senapan. Suaranya terdengar dan bergema di telinga, mereka semua kaget tapi mereka berusaha untuk tenang dan tidak panik. Mereka tetap bersembunyi tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Ternyata oh ternyata sumber suara itu berasal dari senapan besar milik Tono dan para saudara-saudaranya yang sudah tiba di goa emas serigala, mereka semua datang dengan menggunakan baju besi dan membawa banyak sekali senjata dimulai dari sniper, senapan besar, pedang, samurai, pisau dan benda-benda tajam yang lainnya. Mereka melakukan ini demi bisa mendapatkan harta karun manusia serigala yang tersimpan di goa emas serigala."Itu Kak Tono!" ucap Hamalia memberitahukan soal kedatangan Tono kepada Sumelika dan yang lainnya.Mereka semua bersiap untuk membuat Tono dan semua saudara-saudaranya terkepung.Sesuai dengan aba-aba dari Sumelika mereka semua pun pergi mengepung Tono dari segala arah sampai-sampai Tono lagi semua
Keesokan harinya, pagi baru yang sangat ceria menyambut Desa Tengkorak. Pagi itu entah mengapa Sumalika sangat senang dan bersemangat tapi di hati terdalamnya ia merasakan ketakutan seperti ada sesuatu yang besar akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat. Tak hanya perasaan takut, Sumelika pun merasakan cemas dan gelisah. Ia sepertinya akan berpisah jauh dari orang-orang yang ia kenal di masa lampau, seperti dengan Rindu, Romi, bu Iis, Hamalia, Bani sampai abang-abang tukang nasi goreng yang biasanya menjadi andalannya untuk menambah nafsu makan di masa lampau.Setelah sarapan, mendadak Sumelika dikejutkan dengan kedatangan Hamalia dan Bani, mereka berdua baru saja pulang dari rumah setelah kemarin. Saat mereka sampai, mereka berdua langsung mencari-cari keberadaan Sumelika. Sumelika yang mengetahuinya langsung menemui Hamalia dan Bani."Sumelika! Gawat, Mell!" ucap Hamalia, dengan nada penuh ketakutan dan kepanikan yang luar biasa."Ada apa i
Keesokan harinya, Bu Iis, Sumelika dan kawan-kawannya yang lain menyiapkan sarapan di dapur kembali, kali ini Sumelika dan kawan-kawan dibantu oleh Bu Iis dalam menyiapkan sarapan. Bu Iis sekarang memasak nasi sego tiwul kelapa untuk menu sarapan pagi hari ini, Bu Iis sangat pandai sekali dalam membuat masakan dan sarapan, hidangannya selalu saja mengugah selera.Dalam beberapa menit, Bu Iis sudah bisa menyiapkan makanan besar untuk dijadikan santapan sarapan orang-orang banyak yang singgah di rumahnya. Semua orang di sana benar-benar menikmati masakan Bu Iis, bahkan ada yang menambah nasi dan lauk-pauknya.Di tengah sarapan pagi yang hangat, ceria dan dipenuhi dengan semangat, mendadak menjadi hening dan dingin ketika mereka semua melihat Kevin yang keluar dari kamarnya dengan raut wajah yang begitu lesu dan datar. Di wajahnya nampak tak ada lagi tanda semangat hidup, dia begitu lelah. Semua orang sangat takut kepada Kevin, takut Kevin membabi buta lagi seperti
Malam tiba, Kevin mulai sadarkan diri. Di tengah malam yang sunyi itu, Kevin bangkit dan menuju ke kamar Gayatri, mencari Gayatri yang nyatanya sudah tak ada lagi di kamar itu. Ia memanggil-manggil nama Gayatri, berharap Gayatri muncul kembali di hadapannya."Gayatri! Gayatri!" dalam keadaan masih merasa sakit karena lukanya belum 100% pulih, ia paksakan mencari Gayatri karena ia sangat mencintainya setulus hati."Gayatrii!" sudah beberapa menit ia memanggil nama Gayatri, dia tak kunjung datang, ia memutuskan untuk berteriak sekencang-kencangnya memanggil nama Gayatri supaya Gayatri bisa mendengar suaranya.Suara teriakan Kevin yang begitu keras, membangunkan Sumelika dan kawan-kawannya. Sumelika, Fanny dan Aisyah terbangun, mereka bertiga begegas ke kamar Gayatri untuk memeriksa keadaan Kevin."Astaghfirullahaladzim!" alangkah kagetnya mereka bertiga ketika melihat Kevin mengacak-acak kamae Gayatri untuk mencari Gayatri.Kevin me
Sumelika dan kawan-kawannya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada Ratu Peri Alice dan semua peri yang sudah memberikannya alat teleportasi waktu. Sumelika mungkin akan pulang saat itu juga ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi terakhirnya yang merupakan inti dari perjalanannya ke masa lampau."Ini terlalu cepat, apa kalian tidak mau lihat-lihat alam peri dulu untuk melepas ketegangan sejenak? Aku harap kalian bisa menerima undanganku ini," tawa Ratu Peri Alice."Maaf, Ratu. Kami harus cepat-cepat ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi kami yang terakhir mungkin kami akan datang kemari lagi setelah kami menyelesaikan misi terakhir kami untuk menghentikan kutukan manusia serigala kepada leluhur kami yang masih hidup sekarang." Sumelika menolak tawaran Ratu Peri Alice dengan sopan."Baiklah kalau begitu, semoga misi kalian semua selesai dan kalian bisa memenangkannya. Kalau ada apa-apa hubungi aku lewat Peri Chahat yang ada di Curug Bubble Ice