"Datang lagi?" Arsela kaget.
"Iya, Sel!"
"Nggak, Kak. Nggak mungkin! Nenek nggak mungkin datang lagi! Dia kan udah kita kalahin bertahun-tahun yang lalu, Kak! Dan sekarang kan kita ada di tahun yang berbeda, kita ada di zaman dulu. Kita sekarang ada di tahun 1905, bukan tahun 2006, Kak!" ucap Arsela, menyangkal perkataan Irene akan kedatangan kembali neneknya.
"Tapi Kakak ngerasain kehadirannya, Sel. Ini suasananya sama kaya dimana kita perang terakhir sama nenek Laras."
"Nggak usah khawatir, Kak. Walaupun nenek Laras datang lagi, kira nggak usah takut. Kita semua hadapin dia bareng-bareng,"
Di altar kerajaan peri, 6 kekuatan jahat terus menyatukan kekuatannya. Hingga beberapa lama, mereka berhenti dan ritual selesai tetapi cuaca malah semakin memburuk dan kacau saja.
"Huaarghhhh! Aaarghhhhhhhh!" tubuh monster singa bercahaya, dia lalu bisa berdiri tegap layaknya seorang manusia.
"Berhasil!" Gayatri, tersenyum.
<Anjana terbang menggunakan sayap burung gagak, dia tersenyum melihat ketakutan di wajah Sumelika dan Peri Agatha. Anjana ternyata membenarkan perkataannya bersama Gayatri untuk membuat sebuah perang geriliya kepada Sumelika dan yang lainnya. Anjana dan komplotan-komplotan kejahatannya telah mengepung mereka semua dari segala penjuru baik itu di daratan atau di langit. Terlihat di selatan(depan goa laboratorium prayogashaala) ada Anjana yang terbang bersama pasukannya dan juga Gayatri dalam wujud manusia setengah kadal memimpin para peri jahat di daratan. Di sebelah barat ada Iik dalam wujud manusia setengah ular merah dengan para peri di daratan, sementara di langit ada Kamya dalam wujud ratu kuyang bersama dengan para peri jahat. Di utara ada Nenek Laras di daratan dan di langit ada Tono yang menunggangi singa phoenix bersama dengan para pasukan peri jahat. Terakhir, di timur ada Mohini yang memimpin pasukan para peri di darat dan juga langit.Sumelika dan yang lainnya sanga
"OMG! K-kita p-punya sayap juga!" Tania yang mendadak melayang."Huaahhh!" Desti berteriak, tak menyangka ia juga memiliki sayap seperti teman-temannya yang lain."Kalian semua yang baru memiliki sayap silahkan latihan terbang dulu di goa ini, tapi jangan lama-lama ya." Ujar Peri Agatha.DUURRRRRR!DUUUURRRRR!DUUURRRR!Terdengar suara gemuruh dari luar goa laboratorium prayogashaala, dari luar ternyata Peri Anjana sedang menggunakan tongkat kesaktiannya untuk menyerang goa laboratorium prayogashaala supaya goa itu runtuh dan Sumelika beserta yang lainnya mati di dalam sana."Gayatri, Iik, Mohini, Laras, Kamya, Tono bantu aku meruntuhkan goa laboratorium prayogashaala!" teriak Peri Anjana yang masih terbang untuk menyerang goa laboratorium prayogashaala.Komplotan Peri Anjana menyerang goa laboratorium prayogashaala dengan kekuatannya masing-masing, goa itu mulai runtuh dan akan hancur dalam beberapa men
"Hahaha! Temanmu sebentar lagi gugur! Mungkin Rindu adalah satu-satunya orang pertama dari kubumu yang gugur dalam peperangan ini, rasakan itu! Hahaha!" Iik yang tertawa di atas penderitaan Rindu."Kejam!" Sumelika sangat marah kepada Iik karena sudah menghina sahabatnya, Rindu. Sumelika mencoba merauk buntut Iik yang melilitnya, seketika Iik yang terkena raukan Sumelika langsung berteriak kesakitan."Huaaahhhh!" jerit Iik, ia langsung melepaskan lilitannya dari Sumelika."Terimalah ini!" Sumelika menusuk jantung Iik dengan pedang."Aaaaaaa!!" Iik semakin kesakitan dan berteriak dengan kencang sampai membuat semua komplotannya menoleh.DAAARRRR!Lagi-lagi, raga Iik meledak dan menjadi abu, sekarang Iik menjadi pemimpin pasukan peri yang pertama gugur di medan perang. Sumelika langsung mengeluarkan botol lalu abu Iik masuk ke dalam botol secara otomatis."Harghhhh! Awas kau, Sumelika!" teriak Gayatri, ia pun mendekati Sumel
Tak pantang menyerang, Nenek Laras menyerang Arsela dan Irene lagi dengan telapak tangannya. Sekarang ia mengeluarkan bola api besar supaya mereka berdua bisa terluka parah, tapi lagi-lagi serangannya malah berbalik ke dirinya sendiri lagi.DAAAARRR!Nenek Laras terluka parah, dia mundur dan menyuruh para pasukannya untuk menyerang Arsela dan Irene kembali."Serang Irene dan Arsela hingga mereka semua terluka dan tak berdaya lagii!" jeritan Nenek Laras membuat semua pasukannya menyerang Irene dan Arsela dengan membabi buta.Di sisi yang lain, Aisyah, Popon, Tania, Desti sampai Rindu terpojok karena serangan dari Kamya, Mohini, Tono dan juga monster singa phoenix, mereka semua berhasil menumpas setengah pasukan peri jahat juga seperti Irene dan Arsela tapi karena siluman jahat menyerang mereka tanpa henti, membuat mereka semua sulit menumpas semua sebagian pasukan peri jahat yang masih tersisa. Sumelika pun terpojok bersama dengan Peri Chahat d
Sumelika dan kawan-kawannya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada Ratu Peri Alice dan semua peri yang sudah memberikannya alat teleportasi waktu. Sumelika mungkin akan pulang saat itu juga ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi terakhirnya yang merupakan inti dari perjalanannya ke masa lampau."Ini terlalu cepat, apa kalian tidak mau lihat-lihat alam peri dulu untuk melepas ketegangan sejenak? Aku harap kalian bisa menerima undanganku ini," tawa Ratu Peri Alice."Maaf, Ratu. Kami harus cepat-cepat ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi kami yang terakhir mungkin kami akan datang kemari lagi setelah kami menyelesaikan misi terakhir kami untuk menghentikan kutukan manusia serigala kepada leluhur kami yang masih hidup sekarang." Sumelika menolak tawaran Ratu Peri Alice dengan sopan."Baiklah kalau begitu, semoga misi kalian semua selesai dan kalian bisa memenangkannya. Kalau ada apa-apa hubungi aku lewat Peri Chahat yang ada di Curug Bubble Ice
Malam tiba, Kevin mulai sadarkan diri. Di tengah malam yang sunyi itu, Kevin bangkit dan menuju ke kamar Gayatri, mencari Gayatri yang nyatanya sudah tak ada lagi di kamar itu. Ia memanggil-manggil nama Gayatri, berharap Gayatri muncul kembali di hadapannya."Gayatri! Gayatri!" dalam keadaan masih merasa sakit karena lukanya belum 100% pulih, ia paksakan mencari Gayatri karena ia sangat mencintainya setulus hati."Gayatrii!" sudah beberapa menit ia memanggil nama Gayatri, dia tak kunjung datang, ia memutuskan untuk berteriak sekencang-kencangnya memanggil nama Gayatri supaya Gayatri bisa mendengar suaranya.Suara teriakan Kevin yang begitu keras, membangunkan Sumelika dan kawan-kawannya. Sumelika, Fanny dan Aisyah terbangun, mereka bertiga begegas ke kamar Gayatri untuk memeriksa keadaan Kevin."Astaghfirullahaladzim!" alangkah kagetnya mereka bertiga ketika melihat Kevin mengacak-acak kamae Gayatri untuk mencari Gayatri.Kevin me
Keesokan harinya, Bu Iis, Sumelika dan kawan-kawannya yang lain menyiapkan sarapan di dapur kembali, kali ini Sumelika dan kawan-kawan dibantu oleh Bu Iis dalam menyiapkan sarapan. Bu Iis sekarang memasak nasi sego tiwul kelapa untuk menu sarapan pagi hari ini, Bu Iis sangat pandai sekali dalam membuat masakan dan sarapan, hidangannya selalu saja mengugah selera.Dalam beberapa menit, Bu Iis sudah bisa menyiapkan makanan besar untuk dijadikan santapan sarapan orang-orang banyak yang singgah di rumahnya. Semua orang di sana benar-benar menikmati masakan Bu Iis, bahkan ada yang menambah nasi dan lauk-pauknya.Di tengah sarapan pagi yang hangat, ceria dan dipenuhi dengan semangat, mendadak menjadi hening dan dingin ketika mereka semua melihat Kevin yang keluar dari kamarnya dengan raut wajah yang begitu lesu dan datar. Di wajahnya nampak tak ada lagi tanda semangat hidup, dia begitu lelah. Semua orang sangat takut kepada Kevin, takut Kevin membabi buta lagi seperti
Keesokan harinya, pagi baru yang sangat ceria menyambut Desa Tengkorak. Pagi itu entah mengapa Sumalika sangat senang dan bersemangat tapi di hati terdalamnya ia merasakan ketakutan seperti ada sesuatu yang besar akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat. Tak hanya perasaan takut, Sumelika pun merasakan cemas dan gelisah. Ia sepertinya akan berpisah jauh dari orang-orang yang ia kenal di masa lampau, seperti dengan Rindu, Romi, bu Iis, Hamalia, Bani sampai abang-abang tukang nasi goreng yang biasanya menjadi andalannya untuk menambah nafsu makan di masa lampau.Setelah sarapan, mendadak Sumelika dikejutkan dengan kedatangan Hamalia dan Bani, mereka berdua baru saja pulang dari rumah setelah kemarin. Saat mereka sampai, mereka berdua langsung mencari-cari keberadaan Sumelika. Sumelika yang mengetahuinya langsung menemui Hamalia dan Bani."Sumelika! Gawat, Mell!" ucap Hamalia, dengan nada penuh ketakutan dan kepanikan yang luar biasa."Ada apa i