ANAK YANG KUBENCI 18Bab 18Kontrak Rumah "Tidur situ,"Dengan dagu aku menunjuk kasur sebelah sana, yang dekat tembok. Kayla beringsut naik tempat tidur lalu dengan sangat pelan, gadis kecil itu merebahkan dirinya menghadap tembok. Kulempar selimut padanya, kuberi dia bantal karena ada dua. Untuk guling karena cuma satu, itu milikku.Malam semakin larut, aku belum bisa tidur. Melirik sebentar pada Kayla di sebelahku yang meringkuk tanpa bergerak, lalu aku menengadah melihat ke atas pada lampu yang menyala temaram. Mana aku bisa tidur kalau sempit begini? Ini hanya kamar kost untuk single dengan kamar berukuran 3x4 saja. Tempat tidurnya juga kecil ukuran 160x200 sedangkan Kayla tubuhnya bongsor sudah hampir sama denganku. Padahal aku sudah nyaman tinggal di sini, gara-gara ada Kayla terpaksa aku harus pindah mencari kontrakan. Suara ayam berkokok terdengar sayup-sayup, sudah pagi rupanya. Tanganku meraba bawah bantal mencari ponsel untuk melihat jam. Jam empat kurang dua puluh, sud
ANAK YANG KUBENCI 19Berdamai dengan Kayla Masih terpaku dalam ingatan masa lampau, tentang Ibu, Bapak dan aku. Seperti film yang sedang diputar, ingatanku kembali pada masa aku SMA. "Ibu, nanti aku ada belajar kelompok, uang sakunya tambahin, ya?" Kataku sambil memakai sepatu. Ibu mengangguk. "Tambah berapa?" "Lima puluh," jawabku. Ibu pun memberiku uang tujuh puluh ribu rupiah, perinciannya uang saku dua puluh ribu dan tambahan untuk belajar kelompok lima puluh ribu. Sebenarnya tidak ada belajar kelompok. Aku dan teman-teman hanya bermain saja ke kota kabupaten untuk jalan-jalan dan nongkrong. Berbonceng- boncengan sepeda motor. Aku tidak membeli bensin karena Bapak sudah membelikan full. Uang dari Ibu aku pakai membelikan bensin motornya Richard. Rasanya bangga banget saat itu bisa mengelabui ibu. Suatu hari, pernah aku merengek meminta ikut ke pasar. Awalnya Ibu menolak karena uangnya mepet tapi, aku menangis dan memaksa. Ibu pun terpaksa mengajakku. Sampai pasar aku memin
ANAK YANG KUBENCI 20Kamu Adalah Adikku "Apa kabar?" Suara berat itu kembali menyapa setelah sebulan lebih tidak mendengar karena kesibukannya di luar negeri. Senyum di bibirku merekah seketika menyambut dia yang sudah lama aku inginkan tuk berjumpa. "Kabarku baik, Mas," balasku dengan panggilan yang lain. Dia sendiri yang mengubah panggilan untuknya aku hanya menurut meski di hati sangat sreg dengan panggilan 'Mas' ini. Ia membuka pintu mobil mempersilakan aku masuk. Hal kecil mungkin tapi, perhatian yang dia berikan ini selalu membuatku meleleh. Ibu pernah bilang kalau aku ini orangnya mudah jatuh cinta hingga terperdaya pesona lawan jenis. Aku tidak percaya. Buktinya setelah kejadian sama Richard, aku tidak pernah jatuh cinta lagi. Sulit bagiku membuka hati setelah melalui perjalanan hidup yang menggoreskan luka. Hinaan yang kuterima, aib yang kutorehkan pada kedua orang tua hingga anak haram yang kumiliki. Semua menempaku menjadi pribadi yang lebih kuat dan matang. Dari semu
ANAK YANG KUBENCI 21Bestie with Kayla "Ini, silakan dicoba," Mas Aria dan Kayla duduk bersebelahan, pelayan mengambil jam dari kotak dan memasangnya di tangan Kayla. "Bagus, ya, Kak," tangan kanannya diangkat dan ditunjukkan padaku yang duduk di sebelah kiri Mas Aria. Aku tersenyum tipis dan mengangguk. Jelas aja bagus, harganya juga bagus. Awas kalau berani minta! "Suka?" Tanya Mas Aria. Sambil senyam-senyum, Kayla memilang-miling jam di tangannya. Aku tahu, dia sangat menginginkannya tapi, aku tidak setuju bila Kayla memintanya dari Mas Aria. "Suka banget!" Serunya dengan mata membulat. "Mbak, mau itu, dong," kata Mas Aria tanpa basa-basi pada Mbak pelayan toko. "Baik, Pak," si Mbak bergegas mengambil dan menulis nota. "Mas, nggak usah," bisikku dekat telinga Mas Aria. Kesenengen Kayla. "Tapi itu mahal, Kayla masih anak-anak beliin yang kW aja udah seneng," kusenggol lengan lelaki di sebelahku. "Gapapa," katanya sembari menyerahkan card ke Mbak pelayan. Keluar dari gera
ANAK YANG KUBENCI 22Mengajak Berbohong"Baik lah, semoga nanti hari Sabtu aku nggak lembur, ya," kataku akhirnya."Nggak usah takut, Mamaku tidak seperti calon Mertua di cerita novel, kok." Mas Aria tertawa saat mendengar nada ragu dari jawabanku. "Bukan begitu," sahutku cepat, "aku hanya ingin memastikan jawaban saja, kan tadi aku sudah cerita, sekarang pabrik lagi sibuk-sibuknya," elakku. Padahal memang sebenarnya aku belum siap. Belum genap satu tahun hubunganku dengan Mas Aria tapi, usia Mas Aria yang sudah matang membuatnya enggan untuk berlama-lama pacaran. Pun aku juga begitu sejatinya. Buat apa pacaran lama-lama orang usiaku juga sudah tiga puluh dua tahun."Ini minumnya." Kayla datang memecah kebisuan di antara aku dan Mas Aria. Bocah itu membuat satu teko kecil teh dan membawa tiga cangkir. "Ayo kita ngeteh," katanya sembari nyeruput duluan, membuat aku dan Mas Aria tersenyum melihat gayanya mengangkat cangkir. Seperti pendekar Cina dalam C_Drama. Mas Aria pamit pulang
ANAK YANG KUBENCI 23Cemburu "Ma, besok ambil raport tengah semester," kata Kayla sembari memberikan undangan dari sekolah. Kubaca undangannya. "Duh, besok, ya?" Mengigit bibir, soalnya besok jadwalku sibuk banget karena ada pengiriman. Mana jam delapan lagi undangannya. Keknya kalau izin juga nggak dikasih. "Kalau aku nggak bisa gimana, nih?" Melihat Kayla. "Yaa, harus bisa dong," merajuk. Ck! Mikir dulu gimana caranya. Datang dulu, absen terus izin ambil raport. Semoga bisa. "Kalau misalnya yang ngambilin ..." gadis itu menatapku senyam-senyum.Menoleh pada Kayla, "siapa?" "Minta tolong Mas Aria, gimana, Mah?" Kayla meringis. Bola mataku menatapnya lama. "Apa mau?" "Coba aja, Mah, kalau yang bilang Mama doi mau deh," bersemangat. Mengambil ponsel, aku pun mengusap namanya di layar. Terhubung. "Halo, Rit,"Halo, mas, lagi di mana?" Tanyaku. "Masih di kantor,""Belum pulang, sibuk, ya?" "Sudah selesai kok. Ni mau pulang, gimana?""Emm, mau minta tolong," kataku sembari
ANAK YANG KUBENCI 24Anak yang Kubenci 24Membatalkan Janji Tarik nafas, buang. Tarik nafas, buang. Begitu sampai sesak di dada menghilang. Jangan main hati, pikir pakai otak. Kayla anakku, Mas Aria kekasihku semuanya berhubungan dekat denganku. Kayla mungkin merindukan sosok laki-laki sebagai figur seorang ayah sedangkan Mas Aria sedang berusaha meraih hatiku utuh. Bisa saja Mas Aria sedang mengambil hatiku dengan cara memberi perhatian lebih kepada 'adikku' Kayla. Banyak pria mendekati calon istri dengan berbuat baik kepada keluarganya dengan maksud untuk mengambil hati agar bisa diterima di keluarga perempuan. Sama halnya dengan Mas Aria, dia hanya tahu saudara atau adikku satu-satunya adalah Kayla. Jadi saat ini Mas Aria sedang dalam misi berbaik hati dengan Kayla untuk mendapatkan dukungan. Positif thinking aja. Kalau Kayla di samping membutuhkan figur seorang ayah apa lagi dong yang membuatnya dekat dengan Mas Aria? Memberesi lagi kotak cantik milik Kayla dan menaruhnya d
ANAK YANG KUBENCI 25Ditikung Anak Sendiri?"Mah, aku nanti mau keluar, ya?" Kayla meminta izin saat bertemu denganku di dapur. "Mau ke mana?" Melirik Kayla. Tanganku sibuk menuang sendok gula ke gelas. "Nonton," "Sama siapa?" "Ramai-ramai, sama temen," jawabnya dengan wajah ceria. Mengaduk teh, aku diam saja. Baru kali ini, Kayla meminta izin keluar, sebelumnya dia hanya keluar bersamaku. "Nonton di mana?" Bertanya sambil berjalan ke meja makan. "Di mall anu," Kayla menyebut nama salah satu mall terbesar dan terlengkap di pinggiran kota Jakarta ini. Bocah itu mengikuti. "Boleh, ya, Mah?" Merayu. Kepalaku mengangguk tipis, "jangan pulang malam, jam empat harus sudah di rumah!" "Ok, siap, Mama sayang ..." CupCupKecupan mendarat di kedua pipiku. Aku terkejut dan tangan langsung mengelap pipi. "Dih! Bau iler!" "Hahaha," Jam sembilan pagi, Kayla sudah siap. Memakai celana jeans dan atasan model sweater rajut warna merah muda. Rambut Kayla dibiarkan tergerai seperti biasa ha
ANAK YANG KUBENCI 40End episodeKayla Anakku "Mas, aku ingin bicara ..." Kataku saat hanya berdua saja di kamar bersama Mas Aria. Suamiku mengenakan kaosnya kemudian berjalan ke depan cermin yang menempel di dinding depan meja rias. Mas Aria menyisir rambutnya yang basah. Kebetulan Suamiku habis mandi. Dia kalau mandi malam soalnya pulang kerja juga malam. Sehabis Isya."Ngomong apa?" Mas Aria duduk bersandar di tempat tidur, di sebelahku. Aku memiringkan tubuh, salah satu tangan menyangga kepalaku sehingga aku bisa melihat wajah Mas Aria lebih dekat. Masih ganteng dan gagah di usianya yang setahun lagi menginjak 40."Tentang ...," Berhenti dulu sebab aku merasa sedikit sungkan. "Apa sih?" Mas Aria mengambilnya ponselnya dan mulai mengusap usap layarnya. Sempat terpikir untuk tidak jadi ngomong tapi, ini penting demi hubunganku dengan Mas Aria ke depannya. "Tentang bayi tabung, Mas," kataku akhirnya. Mas Aria tidak bereaksi, tetap sibuk dengan ponselnya. Aku menunggu. "Kenapa d
ANAK YANG KUBENCI 39Bab 39Bayi Tabung "Mama tidak melarangmu berteman dekat dengan cowok, Kay," kataku saat hanya berdua dengan Kayla. Kami memasak bersama. Kayla mendengarkan sembari tangannya asyik memisahkan toge dari akarnya. Hari ini, aku dan Kayla sepakat memasak soto daging sapi. "Kayla nggak pacaran, kok."Aku tersenyum melirik Kayla. Gadis itu menunduk mungkin malu. Aku pernah muda pernah mengalami fase seperti yang sekarang sedang melanda Kayla. Anak seusia mereka jarang yang mau mengaku kepada orang tuanya bila memiliki pacar. Mereka cenderung tertutup dan sembunyi sembunyi. Karenanya aku mengajak bicara anakku supaya dia bisa lebih terbuka denganku, Mamanya. Seorang Ibu juga harus bisa menjadi 'teman' untuk anak gadisnya. "Mama juga lebih suka menyebutnya teman dari pada pacar, Kay." Aku mengambil potongan besar daging berukuran besar yang sudah empuk dari panci presto kemudian mengirisnya menjadi bagian kecil-kecil. Bite size. Supaya mudah dikunyah. "Sebab bertem
ANAK YANG KUBENCI 38Bab 38Kebahagiaan Kayla Membuka lagi foto dan video yang dikirim Kayla dari Manado aku tersenyum sendiri. Raut wajah bahagia terpancar dari setiap tawa Kayla yang terekam kamera. Ada foto saat dia memakai alat snorkel untuk bersiap menjelajah dangkal di perairan Bunaken bersama kedua adiknya. Dari lengan Kayla yang terlihat merangkul kedua anak lelaki yang berdiri di samping kiri dan kanannya, aku tahu Kayla menyayangi mereka. Scroll lagi pada foto-foto yang lain. Saat sebelum makan malam bersama keluarga, Kayla menyempatkan berfoto selfie. Bisa kulihat kekompakan keluarga Richard bersama Kayla meski baru beberapa hari bertemu. Senyum Kayla dan Richard sangat mirip. Ada lagi foto yang membuatku merasa entah lah ... Foto Kayla dengan istrinya Richard. Perempuan cantik berkulit putih itu merangkul Kayla. Senyumnya ceria dan tulus. Kayla juga bercerita kalau Mama Audrey --begitu Kayla menyebutnya-- sangat baik padanya. Selalu menggandeng tangannya kalau berjala
ANAK YANG KUBENCI 37Bab 37PoV KaylaBersama Papa Akhirnya aku memutuskan untuk bertemu dengan keluarga Papa biologis-ku yaitu Papa Richard. Semua atas seizin Mama, kalau tidak aku tidak akan berani. Bagiku Mama adalah segalanya, terutama setelah aku kehilangan Embah Putri, orang yang sangat menyayangiku. Kalau bukan karena wejangan Embah yang kudengar setiap hari, sudah pasti saat ini aku sudah menjadi musuh buat Mama. Embah selalu bertutur baik. Meyakinkan aku bahwa semua yang terjadi padaku, kelahiranku, orang tuaku, adalah takdir yang kuasa. Seorang anak tidak bisa memilih Ibu siapa yang akan melahirkan dia. Pun dengan aku. Bila ditanya sebelum dilahirkan apakah aku mau menjadi anak haram? Pastinya aku menggeleng. Inginku seperti anak yang lain. Punya ayah, Ibu dan mereka menikah sebelum punya anak. Tapi sudah lah itu masa lalu. Bukan untuk dilupakan, dihapus atau dikenang. Ambil pelajaran yang berarti dari sebuah masa lalu yang buruk agar kita lebih waspada dan tidak mengula
ANAK YANG KUBENCI 36Bab 36Richard tetap lah PapanyaKening Alina mengerut, kedua alisnya sampai hampir bertaut. Mata perempuan cantik dan elegan ini menatapku dengan bibir yang tersenyum tapi, hanya separuh yang terangkat. Meski kelihatan aneh tapi, tidak mengurangi kecantikannya. "Apa kamu tidak bertanya pada Aria sebelum kalian menikah, maksudku apa kamu tidak mencari tahu dahulu latar belakang calon suamimu?" Tanyanya. Aku menggeleng. Entah aku ini yang lugu atau bodoh. Jujur aku sangat terpesona dengan Mas Aria. Kebaikannya, penampilannya yang low profile, santun, dewasa dan mau menerimaku apa adanya. Semua itu sudah cukup bagiku menilai dan menerimanya sebagai suami. Sejauh ini, Mas Aria memang lelaki yang baik dan tidak mengecewakan. "Aria baik, dari keluarga yang bibit, bebet, bobotnya bagus tapi, menikah tidak cukup hanya itu. Kalau aku menikah untuk mendapatkan keturunan." Alina bercerita tanpa aku memintanya. "A_aku mencintai Mas Aria, kukira itu sudah cukup ...." Jawa
ANAK YANG KUBENCI 35Bab 35Alasan Richard mencari Kayla "Aku memang belum pernah punya anak, Rit, tapi aku sudah menganggap Kayla adalah anakku sendiri," ucap Mas Aria dengan menatapku. Rasanya malu, karena membabi-buta aku jadi tak sengaja menyinggung perasaan Mas Aria. Menarik nafas panjang dari hidung hingga terdengar isakan, aku terdiam lama. Kenapa masalah Richard tidak pernah selesai merundung hidupku. Kupikir, setelah belasan tahun berlalu, Richard sudah musnah dan tidak akan pernah kembali. "Sudah malam ayo kita ngobrol di kamar," ajak Suamiku. Merangkul pundak, Mas Aria membimbingku masuk ke kamar. Mas Aria mengambil sendiri baju ganti kemudian masuk ke kamar mandi. Aku hanya duduk diam membisu dengan perasaan yang entah lah, rasanya campur aduk. Benci, marah, sakit, geram, kesal, bercampur menjadi satu hingga menciptakan sesak menggumpal di dada. Hingga Mas Aria keluar dari kamar mandi, aku masih dalam posisi yang sama, duduk diam dan menangis di bibir tempat tidur. "
ANAK YANG KUBENCI 34Bab 34Richard datang menjemput Kayla Menunggu Kayla pulang sekolah dengan dada penuh sesak dengan emosi. Kurang ajar anak ini, berani-beraninya dia menemui Richard di belakangku. Pengkhianatan yang tidak akan kumaafkan! Belasan tahun aku menahan perasaan sakit hati, berharap tidak bertemu Richard lagi. Sudah bisa menerima Kayla apa adanya tapi, kenapa Kayla justru membalasnya dengan air tuba? Geram sekali rasanya. Kayla ini memang sengaja membuat masalah denganku. Awas aja!Ting!Pintu lift private terbuka, sosok Kayla, gadis tinggi semampai muncul masih dengan pakaian seragam. Menyambutnya dengan wajah marah, aku berjalan ke arahnya. Plakk!Sekali ini aku menampar pipi Kayla hingga gadis itu menoleh ke samping. Tangan Kayla refleks memegang pipinya yang memerah. Tanpa basa-basi lagi, aku menunjukkan layar ponsel yang ada fotonya dengan Richard yang tadi sudah aku screen shoot. Kayla melotot melihat ponsel di tanganku, bibirnya bergetar tapi, tidak ada sepata
ANAK YANG KUBENCI 33Bab 33PoV Kayla Aku sangat bahagia, akhirnya Mama menemukan kebahagiaan dirinya. Mencintai dan dicintai. Bertahun-tahun aku dianggap anak pembawa sial untuk Mama. Aku tahu, aku adalah anak yang tidak diharapkan tapi, aku sudah dilahirkan dan aku tidak dapat menolak takdir. Aku tidak pernah membenci Mama. Bagaimana mana pun, dia adalah orang yang telah melahirkan aku dengan bertaruh nyawa. Embah, orang yang merawat dan membesarkan aku tidak pernah sekali pun bercerita jelek tentang Mama. Beliau selalu berpesan padaku untuk tetap menyayangi dan berbakti pada Mama. Perlahan, Mama mulai bisa menerima diriku. Rasanya senang sekali tinggal bersama Mama walau aku harus bersandiwara di depan semua orang dengan memanggilnya 'Kakak' Saat Mama berteman dekat, aku berniat untuk melakukan sesuatu untuk Mama. Tidak ingin melihat Mama kecewa dan semakin menuduh aku sebagai batu sandungan buat dia, aku menyusun rencana dengan Om Aria. Akhirnya semua berakhir bahagia. Mama me
ANAK YANG KUBENCI 32Bab 32Richard Menemukan Kayla?"Mama nggak kenal, sebaiknya kamu blokir saja orang begini," kataku dengan langsung memblokir nama akun tersebut dari IG Kayla. Kayla hanya mengangguk. Kuberikan lagi ponsel pada anak gadisku. "Kay, kalau ada orang tanya-tanya begitu, nggak usah dijawab, ya!" "Emang kenapa, Mah?" Menatap."Bijak menggunakan medsos, banyak orang modus sekarang. Banyak berita gadis diculik, dibu nuh bahkan diper ko sa,""Baik, Mah," Kayla menjawab sembari berjalan meninggalkan kamarku. Sepeninggal Kayla aku terdiam lama. Kenapa baru sekarang Richard mencari anaknya, apa motif dia sebenarnya? Sampai kapan pun, aku tidak akan mengizinkan Kayla bertemu dengannya. Enak saja, setelah belasan tahun baru teringat. Ibuku yang membesarkannya dengan air mata, aku yang menanggung malu sendirian. Sekarang, saat benang kusut sudah terurai, dengan seenaknya Richard datang. Pasti dia akan mengambil Kayla dariku. Tidak akan kubiarkan apa lagi setelah aku mendengar