Mata Viyone terasa berat dan pandangannya mulai kabur. Tak lama kemudian, tubuhnya ambruk ke lantai dengan lemas. Wilson, yang berdiri di hadapannya. sontak kaget dan segera menopang tubuh wanita itu agar tidak jatuh keras. "Viyone!" seru Wilson, wajahnya penuh kecemasan. "Mama!" pekik Chris, anak mereka yang melihat kejadian itu dengan air mata berlinang. "Tenang, Chris. Mama hanya pingsan karena tubuhnya masih lemah," ujar Wilson dengan suara tenang, berusaha menenangkan putranya. Ia bisa melihat ketakutan yang terpancar dari mata anaknya. "Elvis, tolong hubungi dokter dan minta datang ke rumah segera!" perintah Wilson kepada Elvis. Ia tahu kondisi Viyone butuh perawatan segera dan tak ingin membuang waktu. Wilson menggendong tubuh Viyone yang masih tak sadarkan diri, ingin segera meninggalkan pengadilan demi keselamatan wanita itu. Namun, sebelum mereka bisa keluar, Hakim menghentikan langkah mereka. "Tunggu sebentar! Nona Viyone masih harus diproses untuk beberapa hal sebelu
Elvis berdiri di samping Chris dan berkata,"Tuan muda Chris, Nanti paman akan menunjukan kamarmu," ujar Elvis."Paman, Aku ingin tidur dengan mama. Aku tidak perlu kamar sendiri," jawab Chris.Wilson tersenyum bahagia melihat putra yang dia rindukan selama ini berdiri di hadapannya," Chris, apa yang kamu inginkan, Kamu bisa beritahu paman. Jangan sungkan!" ujar Wilson.Chris tersenyum," Aku tidak butuh apa-apa lagi, Paman. Asalkan ada tempat tinggal dan makan 3 kali sudah cukup buatku. Aku makan juga tidak banyak dan tidak perlu makan yang mahal-mahal. Hanya saja...," jawab Chris yang terhenti."Hanya apa? Apakah ada butuh sesuatu?" tanya Wilson."Laptopku belum diambil, sebelumnya di rumah sakit tempat mama rawat inap," jawab Chris sambil mengaruk kepalanya. Binggung."Barangmu sudah paman bawa pulang, dan ada di kamarmu," ucap Elvis.Chris tersenyum semangat," Benarkah?" tanyanya."Benar! Pakaian juga sudah disediakan, Tuan muda bisa pilih pakaian yang Anda suka," jawab Elvis.Tak l
"Jadi, di usiamu yang sudah memasuki 41 tahun, kenapa tidak menikah? Apakah karena Viyone atau putramu?" tanya Monica.Tanpa menjawab sepatah kata, Wilson melangkah masuk menghampiri Viyone yang tertidur dengan pulas setelah beberapa malam ditahan di dalam sel.Wilson duduk di tepi kasur dengan wajah sedih dan menatap Viyone yang terbaring lemah. Tangannya perlahan menyentuh wajah wanita itu yang masih pucat akibat penderitaan yang dialaminya. Mata Wilson berkaca-kaca, perasaan bersalah meliputi seluruh jiwanya. "Viyone, maafkan aku. Aku penyebabnya yang membuatmu menderita," ucap Wilson dengan suara bergetar, "Aku juga membawa pergi salah satu anak yang kamu lahirkan. Kamu tidak tahu kalau kamu telah memberiku anak kembar yang pintar dan cerdas. Vic sangat merindukanmu selama ini. Aku berharap kita bisa tinggal bersama. Aku akan melindungi keluarga kita. Aku janji, Viyone." lanjut Wilson.Wilson kemudian menyentuh gelang yang melingkar pergelangan tangan Viyone. Terlihat batu Giok k
"Mamaku dan papamu tidak ada hubungan sama sekali, mereka baru berkenalan. Jadi, mana mungkin aku anak papamu," jawab Chris."Iya, juga. Kalau begitu ulang tahunmu tanggal berapa?" tanya Vic dengan rasa penasaran, menatap wajah Chris yang tampak ragu-ragu untuk menjawab"Aku tidak pernah merayakan ulang tahun, karena Papa Jeff tidak izinkan," jawab Chris dengan suara lirih dan menundukkan kepalanya, seolah mencoba menyembunyikan rasa sedih yang terselip di balik kata-katanya. "Papamu jahat sekali," ujar Vic dengan nada kesal, merasa simpati kepada teman barunya itu. "Kalau aku setiap tahun pasti dirayakan. Walau hanya cake dan kado, tapi sangat mewah bagiku," tambahnya sambil tersenyum lebar, mengingat kebahagiaan yang ia rasakan saat merayakan ulang tahun. "Kenapa tidak merayakan besar-besaran? Kamu pasti punya banyak teman, kan?" tanya Chris dengan penasaran. menatap Vic yang tampak ceria. "Papaku mengatakan jangan suka pamer, agar tidak menarik perhatian. Setiap tahun aku dapat
"Tuan muda Chris, kalau tinggal di sini Anda akan memiliki segalanya, Jadi tidak akan kekurangan apa pun," ucap Elvis dengan senyum"Paman, semua yang ada di sini bukan milikku, karena di sini bukan rumahku. Aku juga tidak memiliki papa. Aku tidak sedih tanpa merayakan ulang tahun. Aku hanya sedih karena tidak pernah merasakan disayang oleh seorang papa. Aku sangat merindukan kehadiran seorang papa. Tapi, aku tidak bisa memberitahu mama," ujar Chris.***Chris membuka pintu kamarnya perlahan, langkah kakinya terasa berat seakan membawa beban. Dalam hati, dia merasa hancur karena sosok seorang ayah yang dia rindukan tidak ada di sampingnya untuk merayakan ulang tahunnya. Ia menghela napas panjang, kemudian duduk di kursi di depan meja gambar. Tangannya mulai menggambar sesuatu dengan perlahan, raut wajahnya muram dan sedih. Di ruang pribadi Wilson, terlihat sebuah kado merah tergeletak di atas meja. Wilson tersenyum lebar saat melihat kado itu, seolah merasakan kebahagiaan yang akan
Wilson tersenyum dan menyentuh wajah anak itu," Chris, Kamu dan Vic seumuran. Anggap saja rumah ini adalah rumahmu. Kamu dan mamamu bukan orang luar. Kalau butuh sesuatu katakan saja!" ujar Wilson."Apakah Paman selalu baik pada semua orang? Aku yakin Vic pasti sangat bahagia karena memiliki seorang papa yang hebat," kata Chris dengan senyum."Paman juga beruntung dan bahagia karena memilikimu dan Vic. Bukalah kadonya! Apa kamu suka dengan isinya?" ucap Wilson dengan penuh semangat. Chris, yang penasaran dengan kado tersebut, tersenyum bahagia dan duduk di lantai. Dengan hati berdebar, ia mulai membuka bungkusan kado tersebut. Setelah bungkus kado terlepas, terlihatlah sebuah mobil mainan mewah berwarna silver hitam yang dilengkapi dengan remot kontrol. "Wah...mobil yang mewah! Bukankah ini mirip dengan mobil paman?" seru Chris dengan antusias, sambil memegangi mobil tersebut. Dia menyadari ada logo naga yang sama seperti mobil Wilson di bagian depan mobil mainan itu. "Lihat, di dep
Viyone dan Wilson yang tersadar dan langsung beralih pandangan."Tuan Zavierson, Kenapa Anda ada di sini?" tanya Viyone yang sedikit gugup.Wilson yang beralih ke arah lain, kemudian menatap wanita itu dan menjawab," Aku hanya ingin memastikan apakah Chris sudah tidur apa belum. Tadinya aku mengira kalau dia tidur di sini.""Aku sedang mencarinya juga," ujar Viyone."Kamar Chris ada di ujung sana, Kamu bisa pergi ke kamarnya, untuk periksa apakah dia sudah tidur apa belum," kata Wilson sambil menatap ke arah kamar itu. "Baiklah, Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih. Karena sudah menyelamatkan anakku dan membantuku juga," ucap Viyone."Tidak masalah! Hanya masalah kecil!" jawab Wilson dengan wajah datar dan kemudian beranjak dari sana. Ia melangkah menuju ke anak tangga. Sementara Viyone masih terdiam dan menyentuh bagian dadanya."Kenapa jantungku berdetak dengan kencang? Ada apa denganku?" gumam Viyone yang kemudian melangkah keluar menuju ke kamar putranya.Wilson membuka
Chris melangkah gegas menuju ruang tamu sambil mengusap matanya yang masih mengantuk. "Paman, Mama, selamat pagi!" sapanya dengan semangat. Mendengar suara Chris, Wilson yang tengah berdiri di depan anak tangga segera menoleh dan tersenyum. "Chris, selamat pagi. Kamu sudah bangun!" sahutnya. "Apakah Paman akan berangkat kerja?" tanya Chris penasaran, sambil berlari ke arah Wilson dengan semangat yang terpancar di wajahnya. "Paman akan ke luar negeri untuk beberapa hari, Chris. Temani mama dan Vic di sini, ya!" jawab Wilson dengan suara lembut, seraya menatap mata Chris yang bersinar. "Baik, Paman. Hati-hati di jalan. Aku akan menemani Vic di sini," jawab Chris dengan penuh keyakinan."Anak pintar," ucap Wilson sambil mengelus kepala Chris dengan penuh kasih sayang. Viyone merasa aneh melihat kedekatan putranya dan Wilson. Tentu reaksi Wilson yang begitu akrab dengan Chris membuat Viyone menjadi curiga."Kenapa Chris bisa begitu dekat dengan tuan Zavierson, dan mereka juga sangat