Kedua mata Naomi terasa panas. Air mata kembali menetes di wajahnya. “Dik ….”Braden dan Rayden sudah mengetahui keberadaan adik perempuan mereka. Mereka bukan syok dengan masalah itu, melainkan syok dengan siapa yang memberi tahu ibu mereka?Ekspresi Braden dan Rayden sangat serius. Dia bertanya dengan mengerutkan keningnya, “Mama, bagaimana kamu bisa tahu?”Naomi mengusap air matanya, lalu menyerahkan ponsel untuk diperlihatkan kepada Braden. Kemudian, dia menggendong Jayden ke dalam pelukannya, tidak membiarkan Jayden untuk melihatnya.Jayden bukanlah anak kandungnya. Hanya saja, masalah ini masih belum diketahui Jayden. Cuma Braden, Hayden, dan Rayden saja yang mengetahui masalah ini.“Jayden temani Mama, ya.”“Emm. Mama jangan nangis lagi. Jayden akan menemani Mama.”Braden, Hayden, dan Rayden mengambil ponsel ke samping. Selesai melihat, ekspresi wajah mereka spontan berubah! Terutama Hayden! Satu detik sebelumnya, dia merasa dirinya sedang berada di surga. Satu detik kemudian, d
Caden sedang merenung. Dia sedang memikirkan sang putri dan juga Naomi. Perasaan ketika memastikan memiliki seorang putri dengan mencurigai dirinya memiliki seorang putri adalah 2 hal yang sangat berbeda!Ketika merasa curiga, pemikirannya masih didominasi oleh akal sehat. Caden masih bisa menganalisis masalah dengan kepala dingin.Namun, setelah memastikan Caden memiliki seorang anak perempuan, dia merasa kaget dan juga gembira! Di luar itu, dia juga merasa gelisah!Tidak disangka ternyata Caden memiliki seorang anak perempuan. Dia memiliki seorang anak perempuan! Namun, sekarang anaknya sedang berada di tangan orang lain ….Selesai memikirkan anak perempuan, pemikiran Caden beralih ke diri Naomi. Dia merasa sangat menyesal dan sakit hati!Caden merasa menyesal karena telah melewatkan seluruh masa kehamilan Naomi. Dia bahkan tidak pernah melihat sosok Naomi yang sedang mengandung. Setelah menonton 2 penggalan video itu, boleh dikatakan bahwa ini pertama kalinya Caden melihat Naomi den
Tiba-tiba Naomi menangis! Dia mencengkeram pakaian Caden dengan erat. Seluruh tubuhnya gemetar. Dia sungguh merasa emosional. Matanya tidak dibuka, seolah-olah sedang mimpi buruk saja.Caden segera memanggilnya, “Naomi!”Caden menjerit Naomi beberapa kali baru Naomi membuka matanya. Napasnya juga terengah-engah.Caden bertanya, “Apa kamu lagi mimpi buruk?”Kedua mata Naomi kelihatan basah. Dia menatap Caden dengan kaget. Setelah linglung selama beberapa detik, akhirnya Naomi kembali sadar dan langsung menangis histeris.“Caden, kita punya anak perempuan. Dia dibawa pergi sama orang jahat. Orang jahat itu mau sakiti dia. Putri kita akan ketakutan! Aku mau menyelamatkannya! Tapi, aku nggak sanggup kalahin orang jahat itu. Apa yang mesti aku lakukan? Apa? Aku nggak sanggup buat melindungi anak kita. Aku nggak bisa melindunginya. Aku itu seorang ibu yang nggak berguna. Aku benar-benar nggak berguna. Huhuhu …. Kenapa aku nggak berguna sekali …..”Naomi menyalahkan diri sendiri dengan sedih.
Orang itu mengenakan jas hujan berwarna hitam dengan topi di kepalanya. Senyumannya kelihatan sangat mengerikan, bagai seorang buruk rupa yang mengerikan. Dia berjalan ke sisi Naomi, lalu menusuk Naomi berkali-kali hingga Naomi jatuh terkapar di atas lantai.Naomi melebarkan matanya melihat ke arah orang itu. Dia memegang pisau bersimbah darah itu melangkah ke sisi anak. Selangkah, 2 langkah …. Jarak kedua anak semakin dekat lagi.Jujur saja, Naomi sungguh merasa takut. Dia takut orang itu akan melukai anaknya! Naomi ingin sekali berdiri dan menerjang ke sana, tetapi dia tidak sanggup untuk berdiri!Dengan tidak berdaya, Naomi hanya bisa menatap orang jahat itu melangkah mendekati anaknya. Naomi sungguh merasa putus asa hingga kehabisan napasnya ….Sekarang Naomi sudah bangun. Namun, ketika kepikiran dengan gambaran di dalam mimpi itu, dia merasa sedikit takut hingga sekujur tubuhnya gemetar.Caden memeluk Naomi dengan erat, lalu menghiburnya, “Naomi, sebenarnya aku sudah tahu kabar pu
“Kemudian aku sering kali melihat nama “Wanda”. Setiap kali aku melihatnya, aku selalu merasa familier. Hanya saja, aku nggak merasa familier ketika mendengar. Sekarang aku bisa memastikan kalau tulisan di atas selimut itu adalah nama Wanda! Ada nama Wanda di ujung kedua selimut itu!”Awalnya Caden merasa syok. Kemudian, dia mulai merasa serius!Waktu itu, orang yang menelantarkan Naomi dan anak-anaknya di pegunungan pasti sama dengan orang yang membawa pergi Rayden dan juga putrinya!Samuel!Jadi, selimut itu pasti dibungkus oleh Samuel!Namun, kenapa bisa ada nama ibunya di atas selimut?Sembari berpikir, hati Caden semakin terasa penat. Samuel ada hubungan dengan ibunya!Apa wanita cantik tanpa mata di dalam lukisan Samuel itu adalah ibunya Caden?Caden terkejut beberapa saat baru mulai tersadar dari lamunannya. “Naomi, kamu sudah memberiku sebuah petunjuk yang sangat besar. Kamu dengar apa kataku, istirahat dengan baik. Aku akan selesaikan masalah putri kita. Kamu percaya sama aku.
Carlos Anggara adalah teman kecil Wanda. Sejak kecil, hubungannya dengan Wanda sangatlah bagus. Boleh dikatakan bahwa dia mengetahui semua masalah Wanda.Sejak kecil, Carlos diam-diam menyukai Wanda. Dia bahkan diam-diam bersumpah hanya akan menikahi Wanda. Sayangnya, tiba-tiba muncul seorang Darman.Hal yang lebih menyayat hati adalah Wanda malah menyukai Darman. Mereka berdua berpacaran, menikah, lalu melahirkan anak.Carlos hanya bisa menyaksikan momen bahagia mereka dengan hati pilu. Meskipun demikian, rasa suka Carlos terhadap Wanda masih tidak berubah. Itulah alasannya dia tidak menikah sampai saat ini.Carlos sangat sibuk. Jika tidak menggunakan nama Wanda, dia pasti tidak memiliki waktu untuk berbicara dengan Caden! Beda ceritanya jika mengungkit nama Wanda, dia pasti memiliki waktu sepanjang apa pun!“Kamu merindukan mamamu lagi? Katakanlah, kebetulan aku lagi senggang.”Tujuan Caden sangatlah jelas. “Aku ingin bahas masalah ‘anak haram’ mamaku.”Mengenai masalah anak haram Wa
“Kamu tahu sendiri, cara berpikir mamamu sangat rasional, apalagi dia orangnya baik hati. Semua keputusan yang dia buat pasti sudah dipikirkannya secara matang. Kalau anak itu hanya menghadapi masalah biasa atau mamamu menyukainya murni karena dia kasihan, nggak mungkin ada pemikiran seperti itu di benaknya.”“Waktu itu, mamamu masih belum menikah. Dia masih belum memilikimu. Mengasuh seorang anak pasti akan berdampak terhadap kehidupannya! Dia pasti sudah memikirkan akibat dari perbuatannya, tapi dia tetap memilih untuk mengasuhnya.”“Hal itu membuktikan kalau dia benar-benar sangat menyukai anak yang bernama Lucky itu! Selain itu, dapat diketahui kalau masalah anak itu cukup serius! Waktu itu, kebetulan anggota Keluarga Pangestu menentang papamu untuk bersama mamamu. Oh, ya, apa kamu tahu alasan dia menjadi relawan pengajar? Alasan pertama adalah demi menepati janjinya menemani anak-anak di pegunungan. Alasan kedua adalah demi memberi papamu waktu untuk berpikir.”“Orang tuamu saling
“Nggak ada. Saat mamamu jadi relawan di Kota Yorta, kebetulan waktu itu aku sedang berada di perbatasan Kota Niaga. Aku nggak begitu jelas dengan kondisi mamamu di sana. Aku tahu kabarnya juga dari surat-menyurat.”“Aku nggak pernah bertemu dengan Lucky, juga nggak pernah bertemu dengan orang tuanya. Untuk apa kamu mencarinya? Apa Keluarga Pangestu mengungkit masalah itu lagi? Kamu jangan dengar apa kata mereka. Mamamu itu wanita baik-baik!”“Aku mengerti.” Caden tidak mengatakan masalah Samuel. Dia tahu sekarang Carlos sedang sibuk dengan urusan militer. Dia tidak berharap Carlos ikut mencemaskan masalah ini.“Apa kamu punya titik lokasi tempat mamaku jadi relawan pengajar? Aku ada sedikit urusan. Ada yang perlu aku selidiki.”“Ada. Kami selalu berkomunikasi dengan surat. Nanti aku akan kirim ke kamu.”“Oke, terima kasih, Paman Carlos.”“Untuk apa bersikap sungkan sama aku. Kalau kamu butuh bantuan, kamu bisa hubungi aku.”“Emm.”Panggilan diakhiri. Braden dan Rayden langsung maju. “
Angeline pun terdiam.Sementara itu, Dylan mengucapkan kata-kata yang sangat menusuk hati dan menghancurkan mental Angeline.“Awalnya, aku nggak berpikiran untuk putus denganmu. Tapi, aku paling benci sama wanita yang suka pakai trik kotor. Berhubung kita pernah pacaran, aku akan berbaik hati dan memperingatimu. Camila itu bukan orang yang bisa disinggung seenaknya, apalagi sahabatnya itu. Menyinggung Camila setara dengan menyinggung Naomi. Berhati-hatilah.”Seusai berbicara, Dylan langsung mengusir Angeline. Dia bahkan sudah tidak berniat untuk membawa Angeline ke rumah sakit. Awalnya, dia hendak membawa Angeline ke rumah sakit karena ingin menjalankan tugasnya sebagai seorang pacar. Sekarang, mereka sudah putus, juga putus dengan tidak gembira. Dia pun malas meladeni Angeline lagi.Angeline tidak ingin meninggalkan Dylan. Namun, Dylan mengancam, “Ibuku itu penggemar berat Camila. Kalau dia tahu kamu ada di sini, dia pasti akan datang dan memukulmu. Kalau dia memukulmu, aku nggak akan
Dylan menyimpan ponselnya, lalu membuka pintu kaca balkon dan kembali ke ruang tamu.Angeline masih menangis tersedu-sedu dan terlihat sangat sedih. Melihat wajahnya yang babak belur, Dylan menyodorkan tisu untuknya.“Jangan nangis lagi. Nih, seka air matamu. Aku bawa kamu ke rumah sakit dulu.”Angeline menerima tisu itu dan menangis makin kencang. “Sayang, kamu harus membelaku. Aku memukulnya benar-benar karena salah paham, bukan sengaja.”Dylan langsung menjawab dengan jujur, “Aku bisa tanggung konsekuensi dari kamu yang melukai Camila. Tapi, aku nggak bisa bela kamu.”Angeline bertanya dengan mata berkaca-kaca, “Kenapa?”Dylan menyahut, “Aku ini pacarmu, jadi aku bersedia terima konsekuensinya. Aku akan keluar semua biaya pengobatan Camila, termasuk ganti rugi atas tekanan mentalnya. Kamu nggak usah khawatir. Tapi, aku benar-benar nggak bisa bela kamu.”Angeline bertanya dengan tampang yang sangat sedih, “Kamu nggak peduli meski dia sudah memukul pacarmu?”Dylan menjawab, “Kalau dia
Naomi pun menjawab dengan marah, “Tanyakan saja sama sahabatmu itu! Pacar barunya itu memukuli Camila sampai kepala Camila berdarah. Sekarang, aku lagi bawa Camila ke rumah sakit untuk menjahit lukanya!”Caden sangat terkejut dan bertanya, “Apa yang terjadi?”Naomi menjawab dengan kesal, “Suruh saja Dylan menjelaskannya padamu. Kalau dia nggak cari tahu masalahnya sampai jelas, aku nggak akan diam saja!”Seusai berbicara, Naomi langsung memutuskan sambungan telepon.Camila berkata, “Buat apa kamu marah sama Pak Caden? Dia kan nggak salah.”Naomi menjawab dengan marah, “Dia tentu saja salah! Siapa suruh dia punya hubungan yang begitu dekat sama Dylan! Dia juga harus ikut menanggung kesalahan Dylan!”Naomi tahu bahwa Dylan sebenarnya juga tidak bersalah. Namun, masalah ini terjadi gara-gara Dylan. Dia yang membawa pulang Angeline. Jadi, dia harus bertanggung jawab!Di sisi ini, Naomi dan Camila sudah naik ke ambulans. Di sisi lain, kedua orang yang tidak bersalah itu juga sedang melakuka
Angeline mengamati Camila sekali, lalu meminta maaf.“Maaf, Bu Camila. Aku yang salah paham. Aku akan bayar biaya pengobatanmu. Aku masih muda dan masih belum bisa berpikir dewasa. Maafkan aku, ya?”Angeline meminta maaf bukan demi Camila, melainkan untuk menenangkan Naomi. Dia tidak berani menyinggung Naomi. Selain itu, dia juga ingin meninggalkan kesan baik di depan Dylan.Angeline memang sudah memikirkan semuanya dengan baik. Sayangnya, Camila sama sekali tidak berniat untuk mengampuninya. Camila langsung menjawab, “Nggak bisa! Aku nggak terima permintaan maafmu!”Angeline pun tercengang.Camila lanjut berkata, “Kalau kamu benar-benar salah paham, aku bisa memaafkanmu. Lagian, aku ngerti siapa pun pasti bisa salah paham waktu lihat ada wanita asing yang tidur di rumah pacarnya. Tapi, kamu memukulku bukan karena salah paham!”“Tadi, kamu baru mau memukulku karena melihat wajahku! Kalau bukan karena aku menghindar tepat waktu, wajahku pasti sudah hancur dipukulmu! Jadi, kamu bukan pu
Angeline sudah bangkit dan berdiri dengan sangat dekat di sisi Dylan sambil memelototi Camila. Melihat Camila yang menunjukkan ekspresi kesakitan, dia hanya memasang tampang mengejek.Seusai Naomi menghentikan darahnya, ambulans masih belum tiba. Tubuh Camila sudah dibasahi keringat dingin saking sakitnya. Amarahnya pun memuncak. Dia memelototi Dylan, lalu berseru sambil menggertakkan gigi, “Jangan pura-pura mati! Cepat bicara!”Begitu Camila berseru, lukanya terasa sakit lagi. “Hk!”Naomi buru-buru berujar, “Kamu tenang dulu. Aku akan gantikan kamu bertanya padanya.”Kemudian, Naomi memelototi Dylan dan Angeline sambil bertanya, “Katakanlah, atas dasar apa dia memukul orang!”Dylan menjawab dengan ekspresi menyesal, “Begitu lihat ada wanita yang tidur di rumahku, dia pun salah paham dan mengira Camila datang untuk merayuku. Dia langsung ambil sebuah pajangan dan mulai memukuli orang.”Naomi mencibir, “Dia langsung main pukul tanpa bertanya dulu? Apa dia itu orang normal?”Angeline ber
Dylan menghela napas. “Otak itu barang yang penting. Bisa nggak kamu punya otak sedikit? Orang yang agak-agak bodoh memang imut. Tapi kalau terlalu bodoh, siapa yang suka?”Angelina sangat peka dan segera meminta maaf. “Aku salah, Sayang. Jangan marah, ya. Aku begitu nggak suka sama mereka kan cuma karena aku takut mereka merebutmu. Jangan marah lagi, ya. Aku yang salah. Kalau kamu masih marah, aku ... aku pergi minta maaf sama mereka deh. Gimana?”Sebelum Dylan sempat berbicara, Angeline sudah berlari ke sisi Naomi dan berkata, “Kak, aku salah. Maaf ....”Naomi hanya menjulingkan matanya tanpa mengatakan apa-apa. Dia langsung mengabaikan Angeline, lalu lanjut berjalan ke depan rumah Camila dan membuka pintu dengan memindai wajahnya.Angeline sangat terkejut. Dia menoleh ke arah Dylan dan bertanya, “Sayang, kamu tinggal di samping rumah Camila?”“Emm.”Angeline langsung merasa cemburu. “Kenapa kalian tinggalnya begitu dekat ....”Setelah masuk ke rumah, Naomi menjulingkan matanya lagi.
Naomi membawa sarapan yang dipersiapkannya untuk Camila masuk ke vila.“Nana!” Tiba-tiba, ada suara seseorang yang familier memanggil Naomi dari belakang. Begitu menoleh, Naomi langsung melihat Dylan yang baru kembali Di sampingnya, terdapat seorang gadis bertubuh seksi dan bertampang imut. Gadis itu terlihat sangat muda, sepertinya baru berusia sekitar 20 tahun. Dia adalah tipikal gadis bertubuh seksi, tetapi berwajah bak malaikat yang sangat disukai para pria.Dylan hanya menyukai wanita yang cantik alami. Semua pacarnya adalah wanita cantik yang memiliki pesona masing-masing. Gadis ini merangkul lengan Dylan dan keduanya terlihat sangat mesra.Begitu melihat Naomi, gadis itu langsung mengamatinya dengan penuh rasa permusuhan. Naomi hanya mengatupkan bibirnya dan merasa agak pusing. Camila pernah memberi tahu Naomi bahwa hanya dalam waktu 20-an hari, Dylan sudah mengganti 3 pacar. Sebelum tubuhnya pulih, dia sudah langsung mulai berpacaran. Gadis di hadapannya ini seharusnya adalah
Naomi memeluk Caden sambil berbisik, “Sekarang, semua orang nggak berhenti memuji Ayah dan Ibu. Negara sudah turun tangan untuk bersihkan nama mereka dan mereka bisa beristirahat dengan tenang. Kamu juga nggak perlu khawatir lagi.”Caden menyahut, “Menemukan abu Ibu dan membiarkannya dikubur bersama Ayah secara terang-terangan adalah impianku selama ini. Sekarang, impian itu sudah terwujud. Aku senang banget kok. Kamu nggak usah khawatirkan aku.”Naomi merasa sangat sedih dan menepuk-nepuk punggung Caden. Setelah terdiam sejenak, Naomi memanggil, “Sayang.”“Hmm?”“Kamu sudah mau ulang tahun.”Caden membuka matanya, lalu menengadah dan menatap Naomi. “Lalu?”“Apa kamu harus tinggal di aula leluhur di kediaman lama selama beberapa hari ini?”“Nggak juga sih. Kalau ada masalah mendesak, aku bisa pulang kapan saja. Ada para biksu yang melakukan upacaranya, aku nggak ada di sana juga nggak apa-apa.”Naomi berkata, “Kalau begitu, kamu harus makan dan tidur yang baik di sana. Di hari ulang ta
Braden mengalihkan perhatiannya dari virus ke orang misterius. “Papa, kamu sudah temukan petunjuk baru mengenai orang misterius?”Caden mengernyit lagi. Ketika mengungkit tentang orang misterius, ekspresinya langsung berubah menjadi sangat dingin. Ada amarah, kebencian, dan kekecewaan yang terkandung dalam matanya.Setelah sesaat, Caden baru menjawab, “Mengenai masalah orang misterius, itu masalah pribadiku dengannya. Kalian nggak perlu ikut campur atau menyelidiki tentangnya. Kalau butuh bantuan, aku akan cari kalian. Waktu kalian senggang, carilah informasi tentang Kakek Buyut Pertama dan Kakek Buyut Keempat kalian.”Kakek Pertama dan Kakek Keempat sudah turun gunung untuk beberapa saat. Anehnya, masih tidak ada informasi mengenai keberadaan mereka sampai sekarang.Braden dan Rayden menatap Caden dengan kening berkerut, lalu mengangguk dan menjawab, “Kami mengerti.”Seusai menyiapkan makanan, Naomi mengetuk pintu dan berjalan masuk. “Ayo makan.”Setelah berjalan mendekat dan melihat