[ Bonus Part 1 ]
[ Normal ]10 Tahun kemudian...Azalea Achazia Clifford tumbuh menjadi gadis cantik yang manis dan di sukai banyak orang, walaupun gadis itu tak banyak ekspresi dan bicara.Kini umurnya sudah 17 tahun, seharusnya ia masih duduk di bangku SMA, namun karena kepintaran di atas rata rata, kini Azalea sudah masuk Universitas ternama di Negara A itu.Lalu adiknya Gabriel Scott Clifford atau biasa Azalea panggil Abby itu sudah berumur 10 tahun dan sudah bersekolah kelas lima SD. Walaupun tumbuh tanpa orang tua, tapi Abby tidak kehilangan kasih sayang sedikit pun. Karena semua orang menyukai Abby, saat kecil Abby sangat mirip dengan Ayahnya, tapi seiring berjalannya waktu, Abby malah terlihat sangat mirip dengan Ibunya.***Saat ini Azalea tengah mengendarai mobilnya menuju sekolah Abby karena surat panggilan yang lagi lagi ia dapatkan. Seharusnya yang datang orang tuanya, namun karena kedua orang tuanya tidak ada da[ Bonus Part 2 ][ Azalea Achazia Clifford ]Aku menghembuskan nafas lelah lalu merebahkan tubuhku di atas kasur dengan kasar, entah kenapa walaupun aku tak ingin memikirkan pria yang tadi di sekolah Abby, nyatanya tanpa sadar aku terus memikirkannya.Bagaimana mungkin ada orang yang sangat mirip dengan Ayahku? Bahkan mereka sangat mirip, bak pinang di belah dua.Abby saja yang dulu mirip Ayah, kini sudah tidak terlalu mirip lagi.Memikirkan hal itu benar benar membuat kepalaku mau meledak, belum lagi masalah tadi siang saat Abby kembali menyalahkan dirinya sendiri karena kematian kedua orang tua kami.Walaupun aku sudah sering kali mengatakan bahwa kematian kedua orang tua kami bukan salahnya, tapi Abby selalu saja menyalahkan dirinya sendiri.Umur Abby sudah sepuluh tahun, kelas lima SD... Dan itu artinya juga sudah sepuluh tahun yang lalu Abby lahir dan aku kehilangan orang tua kami.Hal yang membahagiakan yang pa
[ Bonus Part 3 ][ Normal ]"Abby!""Apaan sih kak brisik!""Abby!""Kak, aku tidak tuli ya ... Tolong jangan teriak teriak seperti ini hutan.""Jangan tinggalkan kakak, Abby."Azalea memeluk Abby dengan erat, ternyata yang barusan dia alami itu hanya mimpi. Mimpi yang sangat mengerikan karena Abby juga ikut pergi bersama ke dua orang tuanya."Kak, Abby tidak akan pergi ke mana mana karena Abby kan sudah di keluarin dari sekolah." jelas Abby bingung. Sungguh, dia sangat bingung dengan kakaknya yang tiba tiba memeluk dan memintanya jangan pergi."Hiks, Abby jangan tinggalin kakak ya."Bocah berumur sepuluh tahun itu kebingungan saat kakaknya tiba tiba saja terisak sembari memeluknya."Kak, ada apa?" tanya Abby.Azalea melepaskan pelukannya dan menatap Abby lama, lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Kakak takut, tadi kakak mimpi kamu ninggalin kakak sendiri ... Kamu ikut Mama dan Pap
[ Bonus Part 4 ][ Normal ]Abby menatap ruang UGD dengan tatapan kosong, air matanya sudah tidak keluar lagi, entahlah mungkin sudah habis karena menangis terus sejak tadi. Abby sangat bersyukur tadi karena doanya di kabulkan, seseorang melewati jalan itu dan mau menolongnya."Jangan khawatir, kakakmu sudah di tangani Dokter ... Dia pasti baik baik saja."Abby mendongak saat pria yang menolong mereka itu mengusap kepalanya pelan."Terima kasih sudah menolong kami."Pria itu mengangguk sembari tersenyum tipis. Abby sudah menceritakan kejadian yang menimpa mereka dan pria bernam Alixader itu pun sudah melaporkannya ke polisi."Om, boleh aku meluk Om?" tanya Abby lirih.Alixander menatap Abby yang menatapnya penuh harap lalu mengangguk. Dengan cepat Abby memeluk Alixander.Tubuh Alixander langsung menegang saat Abby memeluknya dengan erat, namun kemudian ia membalas pelukan Abby. Membiarkan bocah itu menangis
[ Bonus Part 5. ][ Normal ]"Kakak, apa yang kakak lakukan?"Abby yang baru saja keluar kamar mandi setelah membersihkan diri dan ganti pakaian baru pun kebingungan melihat kakaknya yang tengah menangis sembari memeluk Alixander.Mendengar suara Abby, sontak Azalea langsung menghentikan tangisnya dan melepaskan pelukannya pada pria yang dia kira adalah Ayahnya."Loh ini bukan mimpi?" tanya Azalea bingung.Pria di hadapannya itu menggelengkan kepalanya dengan senyuman kaku. "Tidak, ini bukan mimpi.""Kamu---"Azelea menghentikan ucapannya, ia menunjuk Alixander dengan ragu."Perkenalkan aku Alixander Gilbert ... " kata Alixander.Azalea menelan ludahnya susah payah, ia lalu menatap Abby untuk meminta penjelasan.Abby pun mendekat ke arah Azalea dan berkata. "Om Ali yang bantuin kita kak, aku tidak tau apa yang akan terjadi dengan kakak kalau tidak ada Om Ali.""Om A-ali?" tanya Az
[ Bonus Part 6 ][ Azalea Achazia Clifford ]Setelah hampir seminggu aku di rawat di rumah sakit, akhirnya kini aku sudah boleh pulang oleh Dokter.Selama hampir seminggu itu pula, Om Alixander terus saja menemaniku. Aku tidak tau apakah dia tidak ada kerjaan karena selalu bersamaku, hal itu tentu saja membuatku tidak enak.Sudah berkali kali aku menyuruhnya pergi, namun ia pergi untuk kembali. Maksudku, ia pergi hanya sebentar membeli makanan, lalu kembali lagi ke ruanganku."Sudah siap?" tanya Om Alixander."Om, kenapa baik sih sama aku ... Nanti aku bisa salah paham loh sama kebaikan Om ini."Om Alixander malah tersenyum, hal yang baru ku sadari jika senyumannya sangat mempesona."Salah paham bagaimana?" tanyanya pura pura tidak tau, tapi aku yakin dia jelas sudah tau maksudku."Aku bisa pulang sendiri." kataku mengalihkan pembicaraan."Bagaimana caranya? Jalan kaki?" tanyanya."Masih banyak taksi dan ojek online." balasku kesal.
[ Bonus Part 7 ][ Normal ]Alixander mengulum senyuman saat melihat Azalea duduk sembari makan di depannya dengan pipi yang merona merah, bahkan sampai ke telinga. Rupanya gadis itu masih malu karena kejadian beberapa menit yang lalu saat gadis itu minta di ambilkan handuk olehnya.Walaupun Alixander belum mengenal Azalea cukup lama, tapi dia merasa seperti sudah mengenal Azalea cukup lama. Hatinya menghangat dan berdebar debar saat bersama Azalea, seperti remaja memang. Tapi itulah yang Alixander rasakan, jatuh cinta memang semenggelikan itu. Tidak peduli bahwa yang merasakannya adalah pria berumur seperti Alixander.Selesai makan malam, Azalea memilih masuk ke dalam kamarnya dan tidak mempedulikan Alixander. Namun sebelum menutup pintu kamarnya, Azalea berkata. "Kalau sudah selesai makan silahkan kamu pulang, tidak baik pria malam malam berada di tempat seorang gadis."Alixander tersenyum, ia mengendikkan bahunya acuh lalu kembali meng
[ Bonus Part 8 ][ Azalea Achazia Clifford ]"Aku mencintaimu, Azalea Achazia Clifford."Deg deg deg ...Jantungku langsung maraton tidak jelas saat mendengar perkataan Om Alixander.Aku mundur saat Om Alixander melangkah mendekati diriku dan menggenggam ke dua tanganku."Aku serius, aku mencintaimu.""Tapi--""Aku tau perkenalan kita terlalu singkat untuk berkata cinta, tapi aku bukan remaja yang tidak bisa mengartikan perasaanku padamu. Aku tidak mau kehilangan kamu, mungkin kamu belum mencintaiku, tapi aku yakin kamu dapat mencintaiku, seperti aku yang mencintaimu." kata Om Alixander memotong ucapanku.Aku menunduk dan melepaskan genggaman tangannya. "Maaf aku tidak mencintaimu.""Bukan tidak, tapi belum." ralat Om Alixander."Aku pulang dulu, besok aku akan datang ke rumahmu bersama keluargaku, aku harap kamu dandan yang cantik. Dan memasang senyuman manis mu." lanjutnya lalu meninggalk
[ Bonus Part 9 ][ Alixander Gilbert ]Aku menggenggam tangan kanan Azalea sembari tersenyum menyambut tamu undangan yang hadir di acara pernikahan kami berdua. Ya, kalian tidak salah membaca. Hari ini aku dan Azalea resmi menjadi pasangan suami istri.Walaupun pernikahan kami tidak terlalu mewah nan megah seperti yang aku inginkan pada awalnya, tapi tidak masalah yang terpenting adalah Azalea kini sudah resmi menjadi istriku.Berbeda dengan aku yang memasang wajah bahagia dan senyuman lebar, maka Azalea hanya tersenyum terpaksa. Aku tau bahwa Azalea belum sepenuhnya mencintaiku, walaupun sudah mulai mencintaiku. Tapi tidak perlu khawatir soal itu karena aku akan membuat Azalea mencintaiku sepenuhnya."Selamat yah, sayang ... Kami bahagia atas pernikahan kalian." itu ucapan dari keluargaku.Tentu saja mereka sangat senang karena aku akhirnya menikah juga, karena di umurku yang sudah tidak muda lagi ini, mereka takut tidak ada yang mau