Share

52. Marah ya?

Author: brotheract
last update Last Updated: 2023-06-02 16:00:43

Berpindah ke rumah Sagara, anggota Fantasy Club yang kini bersama anggota seniornya bernama Venus dan Orion berkumpul. Mereka duduk di ruang utama mengitari meja tamu. Sebagai empunya rumah, Sagara menyajikan camilan ringan dan manis untuk menemani es sirup merah yang cocok untuk menyegarkan kerongkongan. Mata mereka langsung terpusat pada hidangan di atas meja saat makanan tersebut disajikan.

Untuk Jingga, Sagara juga menyajikan air hangat yang sudah diberi mantra. Membawa harapan agar apa yang dialaminya tadi bisa sembuh dalam waktu singkat. Pria itu juga meminta Jingga segera meminum ramuannya agar tenggorokannya membaik.

Setelah menyibukkan diri dan menyajikan hidangan yang ada, Sagara duduk di single sofa dan ikut bergabung dengan anggota Fantasy Club. Saat itu, mereka sedang berbicara dengan Orion yang baru kali ini bertemu tatap muka. Mereka juga bertukar informasi pribadi misalnya bertukar nama. Pembicaraan itu semakin menghanyutkan dunia selagi menung

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Alkisah Bunga Teratai    53. Mengantar Orion

    Mulai dari hari ini, Orion sebentar lagi akan menyampaikan salam perpisahan kepada Sagara dan Caraka. Dia juga menyampaikan hal yang sama kepada Venus dan mengungkapkan rasa terima kasihnya selama dia menjadi incaran. Tak lupa pula anggota Fantasy Club. Sesuai rencana yang telah ditetapkan jauh-jauh hari, Orion dijadwalkan akan pindah ke Manado daripada selamanya menetap di Jakarta. Akibat bahaya yang terus mengancam keselamatan dan kedamaian dunia dalam diri, dia harus pergi jauh ke tempat yang tidak bisa ditemukan orang lain. Makanya pagi itu mereka berkumpul di bandara untuk mengantar Orion dan berpisah dengannya. Menggunakan mobil Sagara sebagai tumpangan—sebagian ada yang pergi dengan transportasi darat yang sudah tersedia—satu per satu kepala mulai ikut bergabung. Pesawat akan berangkat sekitar satu setengah jam lagi, jadi mereka masih punya waktu sebelum lepas landas. Selagi menunggu waktu yang akan tiba, empat orang dewasa sedang membicarakan sesuatu.

    Last Updated : 2023-06-03
  • Alkisah Bunga Teratai    54. Foto dan cumi-cumi pedas

    Dua minggu telah berlalu sejak kepergian Orion. Dua minggu juga telah berlalu dengan perpisahan Venus yang pergi ke Semarang untuk bertemu sang kekasih hati. Terakhir kabar dari mereka adalah keadaannya baik-baik saja dan hidup dengan damai―berdasarkan mulut Caraka. Hidup yang diimpikan semua orang akhirnya bisa dirasakan oleh Orion yang sudah lama hidup dalam waspada. Orang Manado juga menyambutnya.Berbanding lurus dengan Venus, dua bulan kemudian dia akan melamar kekasihnya. Mereka sudah terjalin dalam hubungan itu selama lima tahun. Walaupun pernah berakhir, namun hubungan yang sempat renggang bisa tersambung lagi.Anggota Fantasy Club kembali melaksanakan latihan seperti biasa. Sudah kurang lebih dua minggu juga berlalu. Sesuai kesepakatan, latihan ini akan dijalani selama setahun tiga bulan. Hal ini berguna untuk meningkatkan kemampuan untuk yang belum mahir. Saat melawan kelompok jahat tempo hari, mereka sadar kalau mereka belum menggunakannya dengan matang.

    Last Updated : 2023-06-04
  • Alkisah Bunga Teratai    55. Pria tua yang gak bisa ditebak

    Berkumpul lagi di rumah Sagara, anggota Fantasy Club berada di ruang utama. Bukan untuk melaksanakan latihan seperti biasa, namun karena dipanggil Caraka. Pria itu bertanggung jawab tentang alasan mereka dipanggil hari ini. Dia juga memiliki kuasa penuh untuk melakukan semua hal pada sore itu.Sedangkan yang empu rumah―Sagara―juga ikut berkumpul. Namun bukan ikut diskusi, melainkan hanya duduk di sofa mewah miliknya dan fokus dengan hal lain. Tatapannya sejak tadi mengarah ke ponsel. Sedang tenggelam pada sesuatu, dia membuat semua pasang mata di ruang utama melirik heran namun mereka tidak begitu menaruh atensi.“Ini serius ‘kan? Anda gak main-main ‘kan?” tanya Rama yang mendadak melontarkan seribu pertanyaan di dalam kepala. Memang salah kalau membuat lelaki ini bingung dan tidak mengerti, karena dia akan mengatakan apa saja yang ingin diketahui. Tidak heran pula karena dia hanya mengikuti perasaan.“Kamu pernah ngelihat aku gak s

    Last Updated : 2023-06-05
  • Alkisah Bunga Teratai    56. Kenangan

    Kehadiran Sagara di warung makan menjadi kekagetan tersendiri bagi anggota Fantasy Club. Pasalnya, mereka hanya merencanakan makan malam saat tatap muka. Saat itu bahkan tidak ada Sagara. Tetapi tidak tahu alasannya mengapa pria itu bergabung dengan mereka sekarang.Namun, kini tidak perlu menjadi pertanyaan lagi di dalam kepala. Mereka juga menganggapnya sebagai angin lalu yang mencoba untuk memorak-porandakan isi kepala. Tidak peduli lagi tentang bagaimana dan apa yang terjadi, mereka mengajak Sagara duduk dan bergabung. Untungnya, pesanan baru saja disajikan.Dia kemudian menyendok ayam pedas ke piring berisi nasi putih yang masih dalam keadaan hangat―sebagai pesanan tambahan. Mereka juga langsung memulai makan tanpa menunggu siapa yang menyendok makanan ke dalam mulut lebih dahulu. Makan malam pada hari ini tampak meningkatkan nafsu makan.“Ngomong-ngomong, Pak Caraka di mana?” tanya Alden yang mencoba mencairkan suasana dan mewakili perasaan ang

    Last Updated : 2023-06-06
  • Alkisah Bunga Teratai    57. 15 bulan berlalu

    Satu tahun dua bulan telah berlalu. Tidak terlalu banyak perubahan yang terjadi di ibukota nusantara. Jika dilihat dengan teliti, hanya ada sebagian perubahan kecil saja yang tampak di depan mata. Jalan pusat kota tiap hari semakin sibuk dan semakin ramai oleh penduduknya yang ingin bepergian.Ikut dalam perubahan, ada seorang puan berambut sepanjang bawah bahu duduk di bagian kanan bus dua baris di depan. Bersama penumpang lain yang baru naik dari pemberhentian, bus melaju menyusuri jalur khusus bus dan bergabung dengan kendaraan darat lain. Begitu juga dengan puan itu yang ikut bergabung walau duduk sendirian.Penumpang bus yang naik tidak terlalu ramai. Untungnya tidak terlalu mengundang keributan juga jadi semua bisa melalui perjalanan dengan tenang.Selagi menggeser layar ponsel, muncul sebuah layar panggilan telepon dari pemilik kontak yang diberi nama Kak Mentari. Aktivitasnya terhenti, namun begitu melihat siapa yang menelepon tidak membuatnya lekas meng

    Last Updated : 2023-06-07
  • Alkisah Bunga Teratai    58. Sumber masalah

    Berlari sekuat tenaga dan melintasi ujung dunia bahkan hingga napasnya hampir habis, Jingga menyusuri jalan kecil di kompleks perumahan bergaya mewah dengan terburu-buru. Dia tidak akan peduli lagi jika dirinya tiba-tiba sekarat. Hal yang penting adalah dia bisa tiba di tempat tujuan terlebih dahulu, baru bisa memutuskan hal selanjutnya.Bukan sekali dia melakukan hal yang sama―tidur di bus dan berakhir dengan kelewatan pemberhentian. Ini sudah ketiga kali dia melakukan hal serupa, namun akhirnya selalu sama. Dia berharap agar bisa menukar kemampuannya dengan Rama yang bisa melintasi ruang dan waktu dalam waktu singkat.Sudah beberapa kali pula dia merapalkan umpatan dan cacian di dalam kepala. Terutama menyalahkan diri sendiri yang bertindak ceroboh. Jika tidak tidur, dia tidak akan berakhir seperti ini.Masuk ke halaman depan rumah Sagara, dia bergegas mempercepat langkah kakinya. Melintas secepat pesawat terbang yang akan lepas landas. Menyusuri jalan samping

    Last Updated : 2023-06-15
  • Alkisah Bunga Teratai    59. Sadar atau tidak?

    Membawa satu stoples kacang goreng bahan kaca dengan satu tangan, Irene menjejakkan kaki di lantai keramik ruang utama. Dia juga langsung menempatkan tulang duduk di atas sofa panjang warna hitam dan meluruskan kaki dengan santai. Khusus pada hari ini, dia ingin menikmati waktu kosong sebelum dihantam pada kenyataan kalau nanti akan ada latihan lagi bersama anggota Fantasy Club.Meraih remot TV yang ada di atas meja, layar berbentuk persegi panjang dan tampilan yang pipih menyala. Secara kebetulan, layar menampilkan sebuah berita terhangat di negeri nusantara dan menjadi kejadian yang ramai dibicarakan. Ada seorang polisi yang sedang diwawancarai oleh beberapa wartawan serta tampilan seseorang yang mengenakan seragam sekolah sedang digiring oleh petugas kepolisian."Rene! Bisa naikin volumenya, nggak?" teriak mamanya yang entah dari mana asal suaranya. Tidak kelihatan di depan mata pula.Tanpa jawaban, Irene langsung meraih remot dan menaikkan volume suara TV se

    Last Updated : 2023-06-16
  • Alkisah Bunga Teratai    60. Dialah sumber masalahnya

    Berkumpul di ruang utama rumah Sagara yang telah dilakukan sekian kali, anggota Fantasy Club kini diberi dua berkas data pribadi lagi seperti hari-hari sebelumnya. Mereka segera mendekat dengan bermacam-macam raut wajah. Ada yang berseru karena takjub, ada yang bingung karena tidak mengerti, namun ada juga yang tetap datar seperti Jingga. Malah puan itu lekas menjauh lagi seperti tidak ada peristiwa aneh dan menarik.Sedangkan Sagara sebagai orang yang menyerahkan berkas tersebut langsung duduk di single sofa dan mengamati berbagai reaksi yang ditunjukkan mereka. Dia diam saja tanpa banyak bicara."Ini yang kasus pembunuhan anak sekolahan baru-baru ini 'kan," seru Irene yang merasa tidak asing lagi ketika melihat nama yang tertera di berkas."Iya, lho. Beritanya masih booming banget belakangan ini," ujar Jeslyn yang ikut takjub juga. Dia tidak merasa asing juga dengan apa yang terjadi seminggu belakangan. Berkat itu, dia mengikuti beritanya sam

    Last Updated : 2023-06-17

Latest chapter

  • Alkisah Bunga Teratai    156. Salam perpisahan

    Dalam rangka merayakan berbagai hal yang telah terjadi satu minggu belakangan ini, anggota Fantasy Club mengundang Sagara dan Caraka untuk hadir pada acara makan malam di sebuah restoran bintang lima. Tempat ini diundang khusus oleh Rama yang ingin menghabiskan waktu dengan kemewahan, serta dia juga kenal pemiliknya. Papanya berteman baik dengan pemilik restoran. Oleh karena itu, dia bisa datang kapan saja yang dia inginkan.Di tengah-tengah mereka, ada juga Leo yang duduk di sebelah Irene dan sedang mengobrol bersama Irene. Kini, sang puan sudah resmi menjadi kekasihnya dan hal itu tidak perlu ditutupi lagi. Mereka juga sebentar lagi akan melangsungkan resepsi pernikahan yang diadakan di Hotel Sanjaya, hotel bintang lima yang sering menjadi tempat pesta pernikahan. Mereka juga diundang agar datang. Makanya mereka berkumpul salah satunya merayakan kabar tersebut.Di antara anggota Fantasy Club, Irene menjadi orang pertama yang akan memiliki pasangan sehidup semati. Tid

  • Alkisah Bunga Teratai    155. Tanpa sengaja confess

    Jingga yang mengikuti jejak berdasarkan penglihatan masa lalu kini berakhir di halaman belakang SMA Bina Bangsa. Dia mendadak berhenti di sana karena tidak melihat apa pun lagi yang bisa dijadikan petunjuk untuk menemukan Leo. Di situasi seperti ini, dia harus memutar otak untuk menemukan berbagai macam cara yang digunakan Willy, orang yang memiliki kemampuan bayangan.Untuk kali ini, dia menemukan titik buntu. Menyentuh apa pun tidak membantu. Dia sudah mencobanya sendiri dengan menyentuh seluruh permukaan yang menjadi saksi bisu. Di sini, hampir tidak ada benda mati kecuali tumbuhan dan hewan kecil.“Gue pasti kelewatan sesuatu,” tuturnya berbicara sendiri. Dia yakin pasti ada yang dia lewatkan, hanya saja dia tidak sadar. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mencari kembali.Di tengah pencarian, dia mendengar suara hewan mengaum yang memiliki suara menggelegar datang dari arah seberang. Dia menoleh sebentar dan berhenti melakukan pencarian untuk

  • Alkisah Bunga Teratai    154. Leo dalam bahaya

    Aroma embun pagi yang masih menguar kala mentari masih seperempat di ufuk timur akan terasa lengkap jika bersama satu cangkir kopi. Oleh karena itu, Leo yang baru hadir di kantor guru ingin menemani hari bersama kopi. Selain menjadi pasangan yang cocok untuk menghabiskan waktu, kopi juga bisa menambah energi walau tidak banyak seperti satu cangkir minuman gandum.Setelah menyapa beberapa guru yang berada di meja untuk guru piket, dia melangkahkan kaki menuju dapur kecil yang letaknya ada di sebelah ruang staf TU. Ruang itu diapit juga oleh tangga yang membawa murid SMA Bina Bangsa ke lantai dua di mana ada ruang kelas. Selain guru, dia juga membalas sapaan para murid yang kebetulan lewat di sana.Mengulurkan tangan ke gagang pintu, dia mendorong pintu ke depan lalu masuk tanpa pikir dua kali. Punggungnya menghilang dari balik pintu ketika pintu ditutup. Di saat itu, dia mendadak berhenti di tempat. Matanya membulat dan membeku. Dia tampak tidak bisa berkata-kata ketika

  • Alkisah Bunga Teratai    153. Meyakinkan duplikat sendiri

    Gara-gara Devin yang mendadak tumbang seperti pohon, latihan pada sore ini berakhir dengan cepat. Dia dibawa ke dalam rumah Sagara, tepatnya di sebuah ruangan gelap yang hampir tidak memiliki celah udara. Dia kembali ke tempat ini lagi setelah berkunjung beberapa bulan sebelumnya dengan masalah yang hampir sama.Dia yang harus ditangani sudah duduk dengan meluruskan kaki di kursi relaksasi yang telah disediakan. Caraka yang bertugas menanganinya duduk di kursi kecil yang terletak di samping kursi relaksasi. Lelaki itu sedang dilakukan pemijatan agar dia mengantuk dan dibawa ke dunia alam bawah sadar. Mereka akan berhasil terhubung jika Devin sudah memejamkan mata dan tidur.Sementara itu, anggota Fantasy Club beserta Leo memperhatikan proses tersebut dari luar. Mereka bisa melihat dengan jelas melalui kaca tembus pandang. Sagara juga ada di luar sekaligus untuk mengawasi mereka. Walau latihan telah berakhir, tetapi mereka belum pulang ke rumah masing-masing. Mereka mal

  • Alkisah Bunga Teratai    152. Terang-terangan

    Satu hari setelah memulai hubungan, Rama dan Jeslyn tidak ragu menunjukkan bagaimana perasaan mereka di depan orang lain. Bahkan mereka secara terang-terangan saling menggenggam tangan saat baru muncul di halaman belakang rumah Sagara untuk latihan. Aksi itu tentu saja mengundang atensi anggota lain yang melihat langsung dengan mata sendiri.Di detik itu juga, mereka berseru dengan berbagai macam reaksi. Ada yang senang, namun ada juga yang mengejek. Gara-gara itu, Sagara dan Caraka juga ikut memperhatikan hal macam apa yang terjadi. Leo juga mengalihkan pandangan ke arah yang sama.“Dih! Dalam rangka apa nih pegang-pegangan tangan?” seru Jingga yang tidak pernah mengenal kata kalem, apalagi ketika melihat sesuatu yang menarik di depan mata. Dia sebagai orang pertama yang melihat kejadian langka selama bertemu adalah orang pertama yang juga memberi celetukan.“Jangan bilang dalam rangka 17-an,” celetuk Alden yang menyambut dengan baik pen

  • Alkisah Bunga Teratai    151. Rasa sayang

    Berkat bertemu Purnama yang mengenalkan diri sebagai senior Fantasy Club, Devin kini dibawa ke ruko milik pria itu. Dia juga diminta untuk berbaring di kasur yang telah disediakan pemilik rumah supaya bisa memulihkan diri. Untung saja, kejadian di pasar malam tadi tidak menimbulkan kehebohan bagi warga sekitar. Semuanya seolah-olah sudah lupa dalam waktu singkat. Seolah-olah juga tadi tidak ada kejadian aneh.Sepanjang jalan, Purnama memperkenalkan diri dan memberi tahu semua identitas pribadi yang tidak diketahui orang lain. Sebagai anggota Fantasy Club, dia juga memberi tahu kekuatannya. Dia bisa memindahkan orang ke dimensi lain dengan keadaan yang sama. Sagara juga pernah meminta bantuannya saat mengumpulkan mereka setahun yang lalu. Makanya mereka bisa bertemu.Sementara Mentari yang ada di samping Devin tidak berniat meninggalkannya. Dia menggenggam tangan lelaki itu dengan erat, walau Devin tadi sudah meminta agar tidak khawatir. Akan tetapi, tetap saja sang pua

  • Alkisah Bunga Teratai    150. Kejadian tak terduga

    Berdasarkan rencana yang telah disusun beberapa menit sebelum acara, Devin dan Mentari sudah berada di dalam mobil yang dikendarai sendiri oleh Devin dari rumah. Dia sudah mengantongi izin dari papanya dan sudah memberi alasan jelas pula. Makanya dia tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi dan sampai minta izin kepada sopir pribadi papanya. Dia bisa membawa mobil itu dengan bebas, asalkan sudah ada tujuan dari awal.Berada di perjalanan, mereka rencananya ingin menghabiskan waktu di pasar malam. Kebetulan di akhir pekan ini tidak ada pertemuan lagi dengan anggota Fantasy Club. Juga mereka punya banyak waktu kosong. Oleh karena itu, mereka memutuskan berkencan di sana sampai menjelang tengah malam.Mengisi keheningan, Devin yang menyetir sedang menggumamkan lagu yang diputar melalui pemutar musik bawaan dari mobil. Dia tampaknya hafal keseluruhan nada dari lagu tersebut, walau ada yang sumbang. Tetapi hal itu tidak menjadi masalah. Sorot matanya juga pada sore ini tampak cer

  • Alkisah Bunga Teratai    149. Gak boleh pisah

    Selama lebih kurang 2 jam latihan untuk meningkatkan kemampuan, latihan itu sebentar lagi akan berakhir. Oleh karena itu, Sagara meminta mereka semua berkumpul di satu tempat untuk menyampaikan beberapa patah kata sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing. Mereka yang juga tidak memiliki hal lain lagi ikut berbaris.“Sejauh yang kuamati, latihan kalian tadi sudah bagus. Hanya saja kalian perlu mengasah kemampuan itu lagi. Tadi aja masih ada yang kurang sampai aku harus turun tangan,” ujar Sagara menerangkan kesimpulan latihan pada sore ini. Mereka yang mendengar hal itu hanya diam dan ikut menyimak. “Sebelum itu, aku minta kalian jangan pulang dulu. Ada yang ingin kusampaikan,” tambahnya. Secara tidak langsung juga, dia meminta mereka duduk dan berkumpul di satu tempat.Tanpa pikir panjang, anggota Fantasy Club duduk kembali untuk mendengar apa yang ingin disampaikan Sagara. Di belakangnya, ada Leo yang ikut menyimak pembicaraan mereka walau

  • Alkisah Bunga Teratai    148. Jangan terpancing

    Sekolah baru saja berakhir saat matahari berada di sudut 30 derajat dari ufuk barat. Terlihat para murid SMA Bina Bangsa baru saja keluar dari gedung dan melangkahkan kaki ke pintu gerbang. Mereka akan pulang ke rumah masing-masing setelah seharian berada di sana dan mengikuti mata pelajaran dari awal. Ada yang menggunakan sepeda motor, namun ada juga yang jalan kaki karena jarak rumah yang tidak terlalu jauh.Termasuk juga para guru yang keluar paling belakangan. Mereka menunggu sampai sekolah sepi, baru mereka bisa keluar. Sudah ada satpam juga yang mengatur keramaian dan mengawasi agar tidak terjadi kemacetan. Biasanya di saat seperti ini, jalan akan macet karena ramai.Mengikuti barisan para guru, ada Leo juga yang baru bisa keluar setelah sekolah hampir sepi. Dia pulang dengan bus, makanya dia harus jalan kaki ke halte. Menempuh perjalanan itu tidak membutuhkan waktu lama. Kira-kira butuh waktu selama 5 menit dimulai keluar dari gerbang.Berjalan kaki sambi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status