Beranda / Fantasi / Alkisah Bunga Teratai / 17. Kembali ngelantur

Share

17. Kembali ngelantur

Penulis: brotheract
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-26 16:00:13

Langit di Jakarta pada hari ini hampir gelap. Matahari telah terbenam di cakrawala bagian barat beberapa saat yang lalu. Hanya menunggu malam saja yang sebentar lagi akan menyambut penduduk bumi nusantara. Suhu di luar terasa lebih dingin padahal siang tadi amat terik dengan panasnya yang hampir membakar kulit.

Tidak jauh beda, Irene dan Leo sampai sekarang masih bersama. Lebih tepatnya, Irene sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah yang tinggal beberapa petak rumah lagi sedangkan Leo mengikutinya seperti anak kecil. Keduanya bungkam dan menutup rapat mulut masing-masing. Sebagai orang yang diikuti jejak kakinya, Irene sengaja mendiamkan lelaki tersebut.

Sebab dia bertingkah seperti itu adalah karena Leo. Dia bahkan tidak menyerah menemani gadis itu dan mengajaknya bicara meski sudah diabaikan beberapa kali. Bukan tanpa alasan, namun Irene memang sengaja mengabaikannya karena orang yang diajak bicara adalah Leo. Demi apa pun, dia tidak mau mengobrol bahkan dia sela

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Alkisah Bunga Teratai    18. Alden kenapa?

    Di lapangan terbuka, Sagara sebagai guru pembimbing Fantasy Club kembali mengadakan pertemuan pada sore hari. Langit pada hari ini tidak begitu cerah. Sejak siang tadi berawan saja dengan sedikit sinar matahari seperti secercah harapan. Suhu pada sore ini juga tidak terlalu sejuk, malah terasa hangat padahal hanya butuh beberapa jam lagi agar malam segera datang. Angin hanya bertiup sepoi-sepoi namun mampu melambaikan helaian rambut siapa saja.Untuk sementara, anggota yang datang saat ini tidak semuanya. Masih ada yang dalam perjalanan menuju tempat ini. Hanya Mentari, Jingga dan Rama yang belum kelihatan batang hidungnya sementara anggota lain sudah bergabung. Saat itu, mereka sedang memperhatikan Jeslyn yang sedang dilatih kemampuannya oleh Sagara.Jeslyn yang berdiri di depan rekan-rekannya sedang menyimak penjelasan Sagara dengan baik. Dia ingin tahu apa saja yang bisa disimpulkan dari kemampuannya.“Seperti yang telah kujelaskan kemarin kalau kekuata

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Alkisah Bunga Teratai    19. Perubahan signifikan

    Diiringi oleh angin kencang sebagai latar belakang, lapangan tempat mereka melakukan pertemuan tidak akan tenang setidaknya pada hari ini. Pada saat yang sama, Alden membuka dua mata. Dia memperhatikan mereka satu per satu seolah-olah sedang mengawasi keadaan. Tatapannya itu membuat anggota Fantasy Club sudah jelas kebingungan. Tidak ada yang mengerti apa yang sedang terjadi, bahkan Irene yang sedang menyimpulkan situasi.Angin kencang yang tidak tahu asalnya berembus. Daun-daun lebat beterbangan dan ranting meliuk-liuk mengikuti arah angin. Sagara yang saat itu sedang mencerna situasi akhirnya paham dari mana asalnya. Semua itu berasal dari orang yang sama, Alden.Hingga beberapa detik kemudian, lelaki yang mengenakan kaus putih itu menaikkan sudut bibir dan sorot matanya menjadi cerah. Seperti cerahnya langit walau tanpa matahari yang bersinar. Dia mendadak antusias dan heboh sendiri ketika bola matanya menatap mereka satu-satu. Dia juga berseru senang. “Wah! G

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Alkisah Bunga Teratai    20. Latihan melindungi orang lain

    Alden yang tidak sadarkan diri beberapa saat lalu sudah membuka dua matanya. Namun hal yang bisa ditangkap oleh bola mata untuk pertama kali adalah tatapan mereka yang bimbang sekaligus khawatir. Gara-gara tatapan itu, dia heran dengan apa yang terjadi. Dia malah mengira kalau waktunya tidak akan lama lagi karena pertanyaan Devin.Sadar dari pingsannya, dia diminta kembali ke tempat oleh Sagara. Dia juga diminta menemui Sagara secara pribadi setelah pulang latihan. Tadinya dia ingin bertanya untuk mencari alasan, namun pria itu tampak buru-buru dan tidak bisa meluangkan waktu. Tepat pada saat itu, dia sudah meminta Mentari maju ke depan.Oleh karena itu, hal yang bisa dilakukan adalah kembali dan menuruti ucapan Sagara. Walau masih ada banyak tanda tanya di dalam kepala. Sulit untuk mencernanya satu-satu.Tepat saat dia kembali ke tempat, Mentari berpapasan dengannya sebelum kemudian saling membelakangi. Mentari yang diminta maju ke depan kemudian menghadap angg

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-29
  • Alkisah Bunga Teratai    21. Waktu terhenti

    Mentari diminta kembali ke tempat dan bergabung bersama anggota lain, sementara Rama diminta maju ke depan sebagai orang terakhir yang mendapat pelatihan dan pengajaran khusus hari ini oleh Sagara. Saat berpapasan, Mentari sempat menanyakan keadaan Rama yang harus menderita karena kecerobohannya. Dia juga meminta maaf atas peristiwa pecahnya perisai tadi yang mengakibatkan Rama kesakitan.Sementara itu, Rama yang sudah pulih akibat istirahat sebentar juga menenangkan Mentari bahwa tidak perlu khawatir. Dia berkata kalau sekarang dia sudah baik-baik saja dengan beristirahat. Namun Mentari yang merasa bersalah berjanji akan mentraktirnya. Oleh karena itu, Rama tidak menolak tawarannya.Rama kemudian berdiri di depan anggota lain dengan menyatukan kedua tangan. Dia menunggu apa yang dititahkan Sagara dengan senyum mengembang. Di anggota Fantasy Club, dia terkenal akan senyuman yang kelihatan gusi namun malah tampak luar biasa dan menenangkan bagi insan lain. Seperti yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Alkisah Bunga Teratai    22. Bagaimana bisa

    Sesuai rencana yang telah dibahas hari sebelumnya, sore ini anggota Fantasy Club diminta berkumpul lagi di tempat yang sama. Waktu kedatangan juga persis sama. Mereka yang berkumpul di lapangan sedang menunggu kehadiran Sagara yang akan membimbing mereka. Juga, mereka menunggu Alden yang tidak kelihatan batang hidungnya.Mereka yang menunggu dua orang tersebut duduk melingkar di lapangan terbuka. Cuaca pada sore ini cerah. Matahari yang bersinar di langit sore berwarna kekuningan. Didukung oleh awan tebal namun tidak terlalu menghalangi sinarnya. Suhu terasa hangat, apalagi karena mereka berkumpul di lapangan yang hanya ditumbuhi deretan pohon di sekitar.Dilihat dari raut wajahnya, mereka sedang keasyikan dan tenggelam dalam pembicaraan yang semuanya diawali oleh Rama. Sebagai orang yang mudah akrab kepada siapa saja, dia bisa mencari topik pembicaraan dengan mudah. Dia juga senang membahas apa pun, baik yang penting maupun tidak. Sementara itu Devin, Mentari dan Irene adalah yang ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Alkisah Bunga Teratai    23. Kok tahu?

    Satu jam setelah pertemuan dimulai, anggota Fantasy Club yang hari ini diminta Sagara untuk melatih kemampuannya memisahkan diri. Sementara itu, Irene dan Jingga duduk di bawah pohon rindang serta bersebelahan. Mereka hanya memperhatikan latihan dari jauh di pelupuk mata. Mereka juga tidak melakukan apa pun, hanya menunggu perintah dan aba-aba Sagara yang akan meminta banyak hal.Mereka saling mendiamkan diri. Lebih tepatnya, sengaja tidak mengajak bicara orang di sebelah. Mereka tidak mau mengawali interaksi, juga berusaha mengabaikan keberadaan orang tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghindari adu mulut lagi. Mereka sudah terlalu sering bersilang pendapat.Beberapa saat kemudian, Sagara mengalihkan perhatian ke para puan tersebut. Dengan isyarat tangannya, dia memanggil mereka untuk berkumpul bersama anggota lain. Mereka yang bisa melihat dari jauh dan memahami gerakan tangannya hanya merespons dengan anggukan kepala.Dengan tubuh yang ringan, Irene sudah ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02
  • Alkisah Bunga Teratai    24. Apakah dia marah?

    Dua hari telah berlalu dengan cepat, seperti pos kilat. Saat mata terpejam lalu terbuka kembali, tahu-tahu saja hari sudah mencapai akhir pekan. Ada yang menikmati hari liburnya karena sekolah dan kantor tutup. Ada yang bersantai dengan keluarganya untuk menghabiskan waktu sampai hari berikutnya bersambut. Namun tidak untuk anggota Fantasy Club.Hal ini karena mereka diminta Sagara untuk berkumpul di lapangan menggunakan setelan olahraga pada pagi hari―seperti yang diingatkan pria itu di grup chatting tempo hari. Satu hari sebelumnya juga mereka tidak mengadakan latihan, jadi mereka memiliki banyak waktu kosong dan menghabiskan waktu dengan cara masing-masing.Kemarin, Mentari harus hadir dalam pesta pernikahan kakak tertuanya dan turut andil dalam acara. Tidak ingin membuat dirinya kesepian, Mentari mengajak Irene, Jingga dan Jeslyn untuk hadir juga. Semula, dia ingin mengajak semua anggota namun yang lain berkata tidak bisa hadir karena sudah ada rencana lai

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-03
  • Alkisah Bunga Teratai    25. Kuasai diri

    Sebagai guru dan pembimbing pertemuan pada pagi ini, Sagara mengajak semua anggota Fantasy Club ke tengah lapangan terbuka. Mereka yang tadi berteduh di bawah pohon―menikmati angin sepoi-sepoi yang berembus―kini harus merelakan diri terbakar di bawah sinar matahari. Pagi tersebut diawali dengan hari yang cerah dan mentari yang bersinar di ufuk timur. Mereka sudah terlalu lama berteduh, kini saatnya harus berkeringat.Sagara yang sudah tiba lebih dahulu di tengah lapangan berhenti. Dia berbalik badan. Dengan mata kepala sendiri, dia menyaksikan mereka yang jauh tertinggal di belakang. Masing-masing kepala tampak tidak semangat dan tidak bertenaga, padahal baru saja memulai hari. Gara-gara itu dia menggelengkan kepala berulang kali.“Buruan ke sini! Sebelum panasnya makin terik,” teriaknya yang meminta agar mereka mempercepat langkahnya. Jarak mereka terlalu jauh darinya, serta butuh waktu lebih lama juga. Berbeda dengan dirinya yang tidak mau mengulur waktu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04

Bab terbaru

  • Alkisah Bunga Teratai    156. Salam perpisahan

    Dalam rangka merayakan berbagai hal yang telah terjadi satu minggu belakangan ini, anggota Fantasy Club mengundang Sagara dan Caraka untuk hadir pada acara makan malam di sebuah restoran bintang lima. Tempat ini diundang khusus oleh Rama yang ingin menghabiskan waktu dengan kemewahan, serta dia juga kenal pemiliknya. Papanya berteman baik dengan pemilik restoran. Oleh karena itu, dia bisa datang kapan saja yang dia inginkan.Di tengah-tengah mereka, ada juga Leo yang duduk di sebelah Irene dan sedang mengobrol bersama Irene. Kini, sang puan sudah resmi menjadi kekasihnya dan hal itu tidak perlu ditutupi lagi. Mereka juga sebentar lagi akan melangsungkan resepsi pernikahan yang diadakan di Hotel Sanjaya, hotel bintang lima yang sering menjadi tempat pesta pernikahan. Mereka juga diundang agar datang. Makanya mereka berkumpul salah satunya merayakan kabar tersebut.Di antara anggota Fantasy Club, Irene menjadi orang pertama yang akan memiliki pasangan sehidup semati. Tid

  • Alkisah Bunga Teratai    155. Tanpa sengaja confess

    Jingga yang mengikuti jejak berdasarkan penglihatan masa lalu kini berakhir di halaman belakang SMA Bina Bangsa. Dia mendadak berhenti di sana karena tidak melihat apa pun lagi yang bisa dijadikan petunjuk untuk menemukan Leo. Di situasi seperti ini, dia harus memutar otak untuk menemukan berbagai macam cara yang digunakan Willy, orang yang memiliki kemampuan bayangan.Untuk kali ini, dia menemukan titik buntu. Menyentuh apa pun tidak membantu. Dia sudah mencobanya sendiri dengan menyentuh seluruh permukaan yang menjadi saksi bisu. Di sini, hampir tidak ada benda mati kecuali tumbuhan dan hewan kecil.“Gue pasti kelewatan sesuatu,” tuturnya berbicara sendiri. Dia yakin pasti ada yang dia lewatkan, hanya saja dia tidak sadar. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mencari kembali.Di tengah pencarian, dia mendengar suara hewan mengaum yang memiliki suara menggelegar datang dari arah seberang. Dia menoleh sebentar dan berhenti melakukan pencarian untuk

  • Alkisah Bunga Teratai    154. Leo dalam bahaya

    Aroma embun pagi yang masih menguar kala mentari masih seperempat di ufuk timur akan terasa lengkap jika bersama satu cangkir kopi. Oleh karena itu, Leo yang baru hadir di kantor guru ingin menemani hari bersama kopi. Selain menjadi pasangan yang cocok untuk menghabiskan waktu, kopi juga bisa menambah energi walau tidak banyak seperti satu cangkir minuman gandum.Setelah menyapa beberapa guru yang berada di meja untuk guru piket, dia melangkahkan kaki menuju dapur kecil yang letaknya ada di sebelah ruang staf TU. Ruang itu diapit juga oleh tangga yang membawa murid SMA Bina Bangsa ke lantai dua di mana ada ruang kelas. Selain guru, dia juga membalas sapaan para murid yang kebetulan lewat di sana.Mengulurkan tangan ke gagang pintu, dia mendorong pintu ke depan lalu masuk tanpa pikir dua kali. Punggungnya menghilang dari balik pintu ketika pintu ditutup. Di saat itu, dia mendadak berhenti di tempat. Matanya membulat dan membeku. Dia tampak tidak bisa berkata-kata ketika

  • Alkisah Bunga Teratai    153. Meyakinkan duplikat sendiri

    Gara-gara Devin yang mendadak tumbang seperti pohon, latihan pada sore ini berakhir dengan cepat. Dia dibawa ke dalam rumah Sagara, tepatnya di sebuah ruangan gelap yang hampir tidak memiliki celah udara. Dia kembali ke tempat ini lagi setelah berkunjung beberapa bulan sebelumnya dengan masalah yang hampir sama.Dia yang harus ditangani sudah duduk dengan meluruskan kaki di kursi relaksasi yang telah disediakan. Caraka yang bertugas menanganinya duduk di kursi kecil yang terletak di samping kursi relaksasi. Lelaki itu sedang dilakukan pemijatan agar dia mengantuk dan dibawa ke dunia alam bawah sadar. Mereka akan berhasil terhubung jika Devin sudah memejamkan mata dan tidur.Sementara itu, anggota Fantasy Club beserta Leo memperhatikan proses tersebut dari luar. Mereka bisa melihat dengan jelas melalui kaca tembus pandang. Sagara juga ada di luar sekaligus untuk mengawasi mereka. Walau latihan telah berakhir, tetapi mereka belum pulang ke rumah masing-masing. Mereka mal

  • Alkisah Bunga Teratai    152. Terang-terangan

    Satu hari setelah memulai hubungan, Rama dan Jeslyn tidak ragu menunjukkan bagaimana perasaan mereka di depan orang lain. Bahkan mereka secara terang-terangan saling menggenggam tangan saat baru muncul di halaman belakang rumah Sagara untuk latihan. Aksi itu tentu saja mengundang atensi anggota lain yang melihat langsung dengan mata sendiri.Di detik itu juga, mereka berseru dengan berbagai macam reaksi. Ada yang senang, namun ada juga yang mengejek. Gara-gara itu, Sagara dan Caraka juga ikut memperhatikan hal macam apa yang terjadi. Leo juga mengalihkan pandangan ke arah yang sama.“Dih! Dalam rangka apa nih pegang-pegangan tangan?” seru Jingga yang tidak pernah mengenal kata kalem, apalagi ketika melihat sesuatu yang menarik di depan mata. Dia sebagai orang pertama yang melihat kejadian langka selama bertemu adalah orang pertama yang juga memberi celetukan.“Jangan bilang dalam rangka 17-an,” celetuk Alden yang menyambut dengan baik pen

  • Alkisah Bunga Teratai    151. Rasa sayang

    Berkat bertemu Purnama yang mengenalkan diri sebagai senior Fantasy Club, Devin kini dibawa ke ruko milik pria itu. Dia juga diminta untuk berbaring di kasur yang telah disediakan pemilik rumah supaya bisa memulihkan diri. Untung saja, kejadian di pasar malam tadi tidak menimbulkan kehebohan bagi warga sekitar. Semuanya seolah-olah sudah lupa dalam waktu singkat. Seolah-olah juga tadi tidak ada kejadian aneh.Sepanjang jalan, Purnama memperkenalkan diri dan memberi tahu semua identitas pribadi yang tidak diketahui orang lain. Sebagai anggota Fantasy Club, dia juga memberi tahu kekuatannya. Dia bisa memindahkan orang ke dimensi lain dengan keadaan yang sama. Sagara juga pernah meminta bantuannya saat mengumpulkan mereka setahun yang lalu. Makanya mereka bisa bertemu.Sementara Mentari yang ada di samping Devin tidak berniat meninggalkannya. Dia menggenggam tangan lelaki itu dengan erat, walau Devin tadi sudah meminta agar tidak khawatir. Akan tetapi, tetap saja sang pua

  • Alkisah Bunga Teratai    150. Kejadian tak terduga

    Berdasarkan rencana yang telah disusun beberapa menit sebelum acara, Devin dan Mentari sudah berada di dalam mobil yang dikendarai sendiri oleh Devin dari rumah. Dia sudah mengantongi izin dari papanya dan sudah memberi alasan jelas pula. Makanya dia tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi dan sampai minta izin kepada sopir pribadi papanya. Dia bisa membawa mobil itu dengan bebas, asalkan sudah ada tujuan dari awal.Berada di perjalanan, mereka rencananya ingin menghabiskan waktu di pasar malam. Kebetulan di akhir pekan ini tidak ada pertemuan lagi dengan anggota Fantasy Club. Juga mereka punya banyak waktu kosong. Oleh karena itu, mereka memutuskan berkencan di sana sampai menjelang tengah malam.Mengisi keheningan, Devin yang menyetir sedang menggumamkan lagu yang diputar melalui pemutar musik bawaan dari mobil. Dia tampaknya hafal keseluruhan nada dari lagu tersebut, walau ada yang sumbang. Tetapi hal itu tidak menjadi masalah. Sorot matanya juga pada sore ini tampak cer

  • Alkisah Bunga Teratai    149. Gak boleh pisah

    Selama lebih kurang 2 jam latihan untuk meningkatkan kemampuan, latihan itu sebentar lagi akan berakhir. Oleh karena itu, Sagara meminta mereka semua berkumpul di satu tempat untuk menyampaikan beberapa patah kata sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing. Mereka yang juga tidak memiliki hal lain lagi ikut berbaris.“Sejauh yang kuamati, latihan kalian tadi sudah bagus. Hanya saja kalian perlu mengasah kemampuan itu lagi. Tadi aja masih ada yang kurang sampai aku harus turun tangan,” ujar Sagara menerangkan kesimpulan latihan pada sore ini. Mereka yang mendengar hal itu hanya diam dan ikut menyimak. “Sebelum itu, aku minta kalian jangan pulang dulu. Ada yang ingin kusampaikan,” tambahnya. Secara tidak langsung juga, dia meminta mereka duduk dan berkumpul di satu tempat.Tanpa pikir panjang, anggota Fantasy Club duduk kembali untuk mendengar apa yang ingin disampaikan Sagara. Di belakangnya, ada Leo yang ikut menyimak pembicaraan mereka walau

  • Alkisah Bunga Teratai    148. Jangan terpancing

    Sekolah baru saja berakhir saat matahari berada di sudut 30 derajat dari ufuk barat. Terlihat para murid SMA Bina Bangsa baru saja keluar dari gedung dan melangkahkan kaki ke pintu gerbang. Mereka akan pulang ke rumah masing-masing setelah seharian berada di sana dan mengikuti mata pelajaran dari awal. Ada yang menggunakan sepeda motor, namun ada juga yang jalan kaki karena jarak rumah yang tidak terlalu jauh.Termasuk juga para guru yang keluar paling belakangan. Mereka menunggu sampai sekolah sepi, baru mereka bisa keluar. Sudah ada satpam juga yang mengatur keramaian dan mengawasi agar tidak terjadi kemacetan. Biasanya di saat seperti ini, jalan akan macet karena ramai.Mengikuti barisan para guru, ada Leo juga yang baru bisa keluar setelah sekolah hampir sepi. Dia pulang dengan bus, makanya dia harus jalan kaki ke halte. Menempuh perjalanan itu tidak membutuhkan waktu lama. Kira-kira butuh waktu selama 5 menit dimulai keluar dari gerbang.Berjalan kaki sambi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status