Home / Fantasi / Alkisah Bunga Teratai / 11. Pengenalan minggu pertama

Share

11. Pengenalan minggu pertama

Author: brotheract
last update Last Updated: 2023-03-18 16:00:10

Lapangan terbuka yang dikelilingi deretan pohon bercabang banyak menjadi tujuan kedatangan tujuh pemuda yang diundang langsung oleh Sagara. Tempat ini adalah tempat yang sama saat mereka dipaksa melawan sosok jubah hitam dan berwajah menyeramkan yang juga dibawa oleh Sagara. Mereka duduk bersebelahan sembari menunggu insan yang belum kelihatan batang hidungnya.

Lapangan ini terletak di pinggir kota Jakarta. Bagi mereka yang tinggal di pusat kota, mereka harus naik bus untuk bisa sampai ke pemberhentian terdekat dari lapangan dan berjalan kaki. Tempat ini bisa disebut sebagai tempat yang sepi dari penduduk pinggiran. Jarang ada yang mengetahuinya dan lebih bisa disebut sebagai tempat terbengkalai.

Untuk saat ini, Sagara belum kelihatan dan mereka sedang menunggunya. Selagi menunggu, mereka berkenalan dengan masing-masing kepala dan menanyakan nama. Termasuk juga berkenalan dengan gadis yang mengenakan baju lengan panjang bernama Mentari. Setelah itu, mereka mengobrol ba

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Alkisah Bunga Teratai    12. Kemampuan tersembunyi

    “Selanjutnya!”Berselang setelah seruan Sagara berakhir walau hanya satu kata saja, Mentari yang diminta ke depan dan menghadap teman-teman barunya kembali ke tempat. Meninggalkan Alden yang masih berdiri di sebelah Sagara. Lelaki itu sedang menarik napas panjang sebelum bersuara dan mengenalkan diri kepada beberapa pasang mata yang memperhatikannya.Pertemuan baru saja dimulai bagi anggota Fantasy Club yang bergabung, namun posisi sang matahari semakin menjorok di ufuk barat dan tidak lama lagi akan menghilang dari langit. Masih ada sedikit waktu untuk memperkenalkan diri dan berbagi informasi.Setelah mengembuskan napas, dia menaikkan sudut bibir dan tersenyum kepada mereka dengan wajah bersahabat. “Selamat sore, semuanya. Saya Alden dan usia saya tahun ini 22 tahun. Salam kenal juga. Kemampuan saya bisa mengalirkan energi listrik dari ujung jari. Sekian dan terima kasih,” ucapnya yang menyebutkan nama dan informasi penting lain.

    Last Updated : 2023-03-19
  • Alkisah Bunga Teratai    13. Terkaitnya dengan masa lalu

    Pertemuan yang berlangsung selama dua jam bagi anggota Fantasy Club telah berakhir. Setelah saling mengenal dengan sesama anggota, mereka diminta berlatih menggunakan kemampuan oleh Sagara. Sampai pertemuan mereka resmi berakhir, anggota seperti Jeslyn, Alden dan Rama diminta memisahkan diri dari anggota lain dengan dibimbing oleh Sagara.Sementara itu, anggota lain memilih duduk di bawah pohon. Khususnya Devin yang sedang memulihkan diri setelah mengorbankan tenaga. Setelah pembuktian diri tadi, dia diminta Sagara untuk istirahat penuh agar bisa mengisi ulang tenaga. Menurut pria itu, duplikatnya membutuhkan banyak energi. Makanya pula dia tidak boleh sakit.Mereka yang akan berpisah sebentar lagi saling berbicara satu sama lain selagi menyusuri bahu jalan. Sore ini, tidak banyak kendaraan darat yang melintas di jalan kecil. Menjelang mentari terbenam juga, warga yang berjalan kaki juga tidak banyak. Sudah menjadi hal yang biasa jika penduduk kota berada di dalam ruma

    Last Updated : 2023-03-20
  • Alkisah Bunga Teratai    14. Mawar kuning

    Kenangan yang sudah ada di dalam ingatan Sagara sejak 300 tahun yang lalu berakhir dengan pria itu yang mendadak mengembuskan napas lemah. Kenangan yang kembali diungkit setelah sekian lama membuat wajahnya muram. Terlihat jelas dari sudut bibir yang menekuk ke bawah dan sama sekali tidak kelihatan guratan kebahagiaan yang seharusnya dipancarkan. Sangat jauh berbeda dengan sore yang terlalu cerah dan sebentar lagi akan meninggalkan hari ini.Dia tidak menyangka kalau mengungkit kembali kenangannya akan membawa perasaan bagai diiris pisau sebanyak beberapa kali sayatan. Sakitnya tidak terkira, efeknya juga terasa luar biasa. Hatinya merasa sedih. Fakta bahwa dia telah hidup abadi selama 300 tahun di bumi tidak bisa dilupakan. Sudah banyak pula kenangan yang tercipta di dalam kepala.Bersamaan dengan kepalanya yang tertunduk, perlahan dia mencoba untuk merelakan kenangan itu pergi. Suatu saat jika kenangannya dibangkitkan lagi, dia tidak akan merasa sakit yang sama seper

    Last Updated : 2023-03-21
  • Alkisah Bunga Teratai    15. Basa-basi yang basi

    Masuk ke sebuah perumahan, beberapa rumah bergaya mewah dibangun di sisi kiri dan kanan jalan yang membagi dua sisi kompleks perumahan. Jalan beraspal itu tidak terlalu ramai dan tidak terlalu kelihatan aktivitasnya, apalagi karena saat itu sudah sore dan sebentar lagi malam akan bersambut. Hanya ada segelintir kepala insan yang keluar masuk rumah dan sebuah mobil yang melintas. Sementara itu, Irene yang berjalan kaki sedang pulang menuju rumah yang berjarak tiga buah rumah lagi di sisi kanan.Pulang dari pertemuan dengan anggota Fantasy Club, dia tidak memiliki rencana lagi. Tidak pula menghabiskan waktu di kafe kecil sampai malam hari. Akibat pertemuan yang memakan jarak jauh, energinya sudah terkuras habis. Dia sudah merasa letih. Mungkin juga karena dia sudah lama tidak bertemu dengan orang lain sejak kelulusan.Masih jauh beberapa langkah dari rumahnya, dia mendadak berhenti di tempat dan seolah-olah membeku. Beberapa saat kemudian, dia mengepalkan satu tangan. Ra

    Last Updated : 2023-03-24
  • Alkisah Bunga Teratai    16. Benarkah dia di masa lalu?

    Jingga yang hampir tiba di wilayah sekitar rumah berlantai dua melangkahkan kaki dengan wajah lesu. Langit pada saat itu hampir gelap. Matahari yang bersinar di ufuk barat juga hanya menyisakan cahaya jingga saja sebelum tenggelam. Malam hampir menjelang di bumi nusantara. Dia juga berencana ingin mandi air hangat dan beristirahat semalaman. Pertemuan pada hari ini baginya terasa melelahkan.Sebelum punggungnya menghilang dari balik pintu, dia berhenti di halaman depan rumah sambil memperhatikan sesuatu yang tidak jauh. Di hamparan rumput yang rendah, dia melihat ibunya yang sedang menyapu halaman rumah menggunakan sapu lidi. Seolah-olah bisa membaca situasi, ibu tahu kalau saat ini Jingga berada di dekatnya. Oleh karena itu, dia melirik ke arahnya sebentar lalu melanjutkan lagi aktivitasnya. “Baru pulang?” tanyanya yang ingin berbasa-basi dengan sang anak sulung.“Perkenalan doang sih, Bu. Tapi capek rasanya,” jawab Jingga yang memaparkan kegia

    Last Updated : 2023-03-25
  • Alkisah Bunga Teratai    17. Kembali ngelantur

    Langit di Jakarta pada hari ini hampir gelap. Matahari telah terbenam di cakrawala bagian barat beberapa saat yang lalu. Hanya menunggu malam saja yang sebentar lagi akan menyambut penduduk bumi nusantara. Suhu di luar terasa lebih dingin padahal siang tadi amat terik dengan panasnya yang hampir membakar kulit.Tidak jauh beda, Irene dan Leo sampai sekarang masih bersama. Lebih tepatnya, Irene sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah yang tinggal beberapa petak rumah lagi sedangkan Leo mengikutinya seperti anak kecil. Keduanya bungkam dan menutup rapat mulut masing-masing. Sebagai orang yang diikuti jejak kakinya, Irene sengaja mendiamkan lelaki tersebut.Sebab dia bertingkah seperti itu adalah karena Leo. Dia bahkan tidak menyerah menemani gadis itu dan mengajaknya bicara meski sudah diabaikan beberapa kali. Bukan tanpa alasan, namun Irene memang sengaja mengabaikannya karena orang yang diajak bicara adalah Leo. Demi apa pun, dia tidak mau mengobrol bahkan dia sela

    Last Updated : 2023-03-26
  • Alkisah Bunga Teratai    18. Alden kenapa?

    Di lapangan terbuka, Sagara sebagai guru pembimbing Fantasy Club kembali mengadakan pertemuan pada sore hari. Langit pada hari ini tidak begitu cerah. Sejak siang tadi berawan saja dengan sedikit sinar matahari seperti secercah harapan. Suhu pada sore ini juga tidak terlalu sejuk, malah terasa hangat padahal hanya butuh beberapa jam lagi agar malam segera datang. Angin hanya bertiup sepoi-sepoi namun mampu melambaikan helaian rambut siapa saja.Untuk sementara, anggota yang datang saat ini tidak semuanya. Masih ada yang dalam perjalanan menuju tempat ini. Hanya Mentari, Jingga dan Rama yang belum kelihatan batang hidungnya sementara anggota lain sudah bergabung. Saat itu, mereka sedang memperhatikan Jeslyn yang sedang dilatih kemampuannya oleh Sagara.Jeslyn yang berdiri di depan rekan-rekannya sedang menyimak penjelasan Sagara dengan baik. Dia ingin tahu apa saja yang bisa disimpulkan dari kemampuannya.“Seperti yang telah kujelaskan kemarin kalau kekuata

    Last Updated : 2023-03-27
  • Alkisah Bunga Teratai    19. Perubahan signifikan

    Diiringi oleh angin kencang sebagai latar belakang, lapangan tempat mereka melakukan pertemuan tidak akan tenang setidaknya pada hari ini. Pada saat yang sama, Alden membuka dua mata. Dia memperhatikan mereka satu per satu seolah-olah sedang mengawasi keadaan. Tatapannya itu membuat anggota Fantasy Club sudah jelas kebingungan. Tidak ada yang mengerti apa yang sedang terjadi, bahkan Irene yang sedang menyimpulkan situasi.Angin kencang yang tidak tahu asalnya berembus. Daun-daun lebat beterbangan dan ranting meliuk-liuk mengikuti arah angin. Sagara yang saat itu sedang mencerna situasi akhirnya paham dari mana asalnya. Semua itu berasal dari orang yang sama, Alden.Hingga beberapa detik kemudian, lelaki yang mengenakan kaus putih itu menaikkan sudut bibir dan sorot matanya menjadi cerah. Seperti cerahnya langit walau tanpa matahari yang bersinar. Dia mendadak antusias dan heboh sendiri ketika bola matanya menatap mereka satu-satu. Dia juga berseru senang. “Wah! G

    Last Updated : 2023-03-28

Latest chapter

  • Alkisah Bunga Teratai    156. Salam perpisahan

    Dalam rangka merayakan berbagai hal yang telah terjadi satu minggu belakangan ini, anggota Fantasy Club mengundang Sagara dan Caraka untuk hadir pada acara makan malam di sebuah restoran bintang lima. Tempat ini diundang khusus oleh Rama yang ingin menghabiskan waktu dengan kemewahan, serta dia juga kenal pemiliknya. Papanya berteman baik dengan pemilik restoran. Oleh karena itu, dia bisa datang kapan saja yang dia inginkan.Di tengah-tengah mereka, ada juga Leo yang duduk di sebelah Irene dan sedang mengobrol bersama Irene. Kini, sang puan sudah resmi menjadi kekasihnya dan hal itu tidak perlu ditutupi lagi. Mereka juga sebentar lagi akan melangsungkan resepsi pernikahan yang diadakan di Hotel Sanjaya, hotel bintang lima yang sering menjadi tempat pesta pernikahan. Mereka juga diundang agar datang. Makanya mereka berkumpul salah satunya merayakan kabar tersebut.Di antara anggota Fantasy Club, Irene menjadi orang pertama yang akan memiliki pasangan sehidup semati. Tid

  • Alkisah Bunga Teratai    155. Tanpa sengaja confess

    Jingga yang mengikuti jejak berdasarkan penglihatan masa lalu kini berakhir di halaman belakang SMA Bina Bangsa. Dia mendadak berhenti di sana karena tidak melihat apa pun lagi yang bisa dijadikan petunjuk untuk menemukan Leo. Di situasi seperti ini, dia harus memutar otak untuk menemukan berbagai macam cara yang digunakan Willy, orang yang memiliki kemampuan bayangan.Untuk kali ini, dia menemukan titik buntu. Menyentuh apa pun tidak membantu. Dia sudah mencobanya sendiri dengan menyentuh seluruh permukaan yang menjadi saksi bisu. Di sini, hampir tidak ada benda mati kecuali tumbuhan dan hewan kecil.“Gue pasti kelewatan sesuatu,” tuturnya berbicara sendiri. Dia yakin pasti ada yang dia lewatkan, hanya saja dia tidak sadar. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mencari kembali.Di tengah pencarian, dia mendengar suara hewan mengaum yang memiliki suara menggelegar datang dari arah seberang. Dia menoleh sebentar dan berhenti melakukan pencarian untuk

  • Alkisah Bunga Teratai    154. Leo dalam bahaya

    Aroma embun pagi yang masih menguar kala mentari masih seperempat di ufuk timur akan terasa lengkap jika bersama satu cangkir kopi. Oleh karena itu, Leo yang baru hadir di kantor guru ingin menemani hari bersama kopi. Selain menjadi pasangan yang cocok untuk menghabiskan waktu, kopi juga bisa menambah energi walau tidak banyak seperti satu cangkir minuman gandum.Setelah menyapa beberapa guru yang berada di meja untuk guru piket, dia melangkahkan kaki menuju dapur kecil yang letaknya ada di sebelah ruang staf TU. Ruang itu diapit juga oleh tangga yang membawa murid SMA Bina Bangsa ke lantai dua di mana ada ruang kelas. Selain guru, dia juga membalas sapaan para murid yang kebetulan lewat di sana.Mengulurkan tangan ke gagang pintu, dia mendorong pintu ke depan lalu masuk tanpa pikir dua kali. Punggungnya menghilang dari balik pintu ketika pintu ditutup. Di saat itu, dia mendadak berhenti di tempat. Matanya membulat dan membeku. Dia tampak tidak bisa berkata-kata ketika

  • Alkisah Bunga Teratai    153. Meyakinkan duplikat sendiri

    Gara-gara Devin yang mendadak tumbang seperti pohon, latihan pada sore ini berakhir dengan cepat. Dia dibawa ke dalam rumah Sagara, tepatnya di sebuah ruangan gelap yang hampir tidak memiliki celah udara. Dia kembali ke tempat ini lagi setelah berkunjung beberapa bulan sebelumnya dengan masalah yang hampir sama.Dia yang harus ditangani sudah duduk dengan meluruskan kaki di kursi relaksasi yang telah disediakan. Caraka yang bertugas menanganinya duduk di kursi kecil yang terletak di samping kursi relaksasi. Lelaki itu sedang dilakukan pemijatan agar dia mengantuk dan dibawa ke dunia alam bawah sadar. Mereka akan berhasil terhubung jika Devin sudah memejamkan mata dan tidur.Sementara itu, anggota Fantasy Club beserta Leo memperhatikan proses tersebut dari luar. Mereka bisa melihat dengan jelas melalui kaca tembus pandang. Sagara juga ada di luar sekaligus untuk mengawasi mereka. Walau latihan telah berakhir, tetapi mereka belum pulang ke rumah masing-masing. Mereka mal

  • Alkisah Bunga Teratai    152. Terang-terangan

    Satu hari setelah memulai hubungan, Rama dan Jeslyn tidak ragu menunjukkan bagaimana perasaan mereka di depan orang lain. Bahkan mereka secara terang-terangan saling menggenggam tangan saat baru muncul di halaman belakang rumah Sagara untuk latihan. Aksi itu tentu saja mengundang atensi anggota lain yang melihat langsung dengan mata sendiri.Di detik itu juga, mereka berseru dengan berbagai macam reaksi. Ada yang senang, namun ada juga yang mengejek. Gara-gara itu, Sagara dan Caraka juga ikut memperhatikan hal macam apa yang terjadi. Leo juga mengalihkan pandangan ke arah yang sama.“Dih! Dalam rangka apa nih pegang-pegangan tangan?” seru Jingga yang tidak pernah mengenal kata kalem, apalagi ketika melihat sesuatu yang menarik di depan mata. Dia sebagai orang pertama yang melihat kejadian langka selama bertemu adalah orang pertama yang juga memberi celetukan.“Jangan bilang dalam rangka 17-an,” celetuk Alden yang menyambut dengan baik pen

  • Alkisah Bunga Teratai    151. Rasa sayang

    Berkat bertemu Purnama yang mengenalkan diri sebagai senior Fantasy Club, Devin kini dibawa ke ruko milik pria itu. Dia juga diminta untuk berbaring di kasur yang telah disediakan pemilik rumah supaya bisa memulihkan diri. Untung saja, kejadian di pasar malam tadi tidak menimbulkan kehebohan bagi warga sekitar. Semuanya seolah-olah sudah lupa dalam waktu singkat. Seolah-olah juga tadi tidak ada kejadian aneh.Sepanjang jalan, Purnama memperkenalkan diri dan memberi tahu semua identitas pribadi yang tidak diketahui orang lain. Sebagai anggota Fantasy Club, dia juga memberi tahu kekuatannya. Dia bisa memindahkan orang ke dimensi lain dengan keadaan yang sama. Sagara juga pernah meminta bantuannya saat mengumpulkan mereka setahun yang lalu. Makanya mereka bisa bertemu.Sementara Mentari yang ada di samping Devin tidak berniat meninggalkannya. Dia menggenggam tangan lelaki itu dengan erat, walau Devin tadi sudah meminta agar tidak khawatir. Akan tetapi, tetap saja sang pua

  • Alkisah Bunga Teratai    150. Kejadian tak terduga

    Berdasarkan rencana yang telah disusun beberapa menit sebelum acara, Devin dan Mentari sudah berada di dalam mobil yang dikendarai sendiri oleh Devin dari rumah. Dia sudah mengantongi izin dari papanya dan sudah memberi alasan jelas pula. Makanya dia tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi dan sampai minta izin kepada sopir pribadi papanya. Dia bisa membawa mobil itu dengan bebas, asalkan sudah ada tujuan dari awal.Berada di perjalanan, mereka rencananya ingin menghabiskan waktu di pasar malam. Kebetulan di akhir pekan ini tidak ada pertemuan lagi dengan anggota Fantasy Club. Juga mereka punya banyak waktu kosong. Oleh karena itu, mereka memutuskan berkencan di sana sampai menjelang tengah malam.Mengisi keheningan, Devin yang menyetir sedang menggumamkan lagu yang diputar melalui pemutar musik bawaan dari mobil. Dia tampaknya hafal keseluruhan nada dari lagu tersebut, walau ada yang sumbang. Tetapi hal itu tidak menjadi masalah. Sorot matanya juga pada sore ini tampak cer

  • Alkisah Bunga Teratai    149. Gak boleh pisah

    Selama lebih kurang 2 jam latihan untuk meningkatkan kemampuan, latihan itu sebentar lagi akan berakhir. Oleh karena itu, Sagara meminta mereka semua berkumpul di satu tempat untuk menyampaikan beberapa patah kata sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing. Mereka yang juga tidak memiliki hal lain lagi ikut berbaris.“Sejauh yang kuamati, latihan kalian tadi sudah bagus. Hanya saja kalian perlu mengasah kemampuan itu lagi. Tadi aja masih ada yang kurang sampai aku harus turun tangan,” ujar Sagara menerangkan kesimpulan latihan pada sore ini. Mereka yang mendengar hal itu hanya diam dan ikut menyimak. “Sebelum itu, aku minta kalian jangan pulang dulu. Ada yang ingin kusampaikan,” tambahnya. Secara tidak langsung juga, dia meminta mereka duduk dan berkumpul di satu tempat.Tanpa pikir panjang, anggota Fantasy Club duduk kembali untuk mendengar apa yang ingin disampaikan Sagara. Di belakangnya, ada Leo yang ikut menyimak pembicaraan mereka walau

  • Alkisah Bunga Teratai    148. Jangan terpancing

    Sekolah baru saja berakhir saat matahari berada di sudut 30 derajat dari ufuk barat. Terlihat para murid SMA Bina Bangsa baru saja keluar dari gedung dan melangkahkan kaki ke pintu gerbang. Mereka akan pulang ke rumah masing-masing setelah seharian berada di sana dan mengikuti mata pelajaran dari awal. Ada yang menggunakan sepeda motor, namun ada juga yang jalan kaki karena jarak rumah yang tidak terlalu jauh.Termasuk juga para guru yang keluar paling belakangan. Mereka menunggu sampai sekolah sepi, baru mereka bisa keluar. Sudah ada satpam juga yang mengatur keramaian dan mengawasi agar tidak terjadi kemacetan. Biasanya di saat seperti ini, jalan akan macet karena ramai.Mengikuti barisan para guru, ada Leo juga yang baru bisa keluar setelah sekolah hampir sepi. Dia pulang dengan bus, makanya dia harus jalan kaki ke halte. Menempuh perjalanan itu tidak membutuhkan waktu lama. Kira-kira butuh waktu selama 5 menit dimulai keluar dari gerbang.Berjalan kaki sambi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status