Zayn membawa Rania dan anaknya untuk pulang ke rumahnya, dan menunjukkan pada orang tuanya bahwa menantunya telah kembali.
Setelah sampai di rumah, Zayn berteriak memanggil orang tuanya.
"Bu, ayah. Lihat siapa yang datang." Ucap Zayn, dan mereka pun datang.
"Ada apa Zayn, kamu bahagia sekali." Ucap Ibunya Zayn, lalu Zayn menunjuk ke arah pintu.
"Itu Bu." Ucap Zayn, lalu ibunya menoleh ke arah yang ditunjuk Zayn.
"Rania, menantuku." Ucap Ibunya Zayn seraya berlari ke arah Rania.
"Kamu, apa benar ini kamu sayang. Bayi ini.." ucap Ibunya Zayn.
"Ini cucu ibu dan ayah Bu." Jawab Rania seraya memberikan bayinya ke pelukan ibu nya Zayn.
"Cucuku, sudah lahir." Tanya Ibunya Zayn
"Iya Bu, dia sudah berusia 3 bulan Bu, namanya Zhahir Zayn Irtiza." Jawab Rania.
"Dia sangat mirip Zayn." Uc
Akhirnya Rania menyetujui untuk pergi berbelanja bersama Zayn untuk membeli barang-barang bayi. Mereka pun pergi bersama."Bu, kami pergi dulu ya." Pamit Rania pada Ibu mertuanya."Loh, kalian mau kemana?" Tanya Ibu mertuanya"Kami mau beli baju dan perlengkapan buat Zhahir Bu." Jawab Zayn seraya mencium pipi ibunya."Iya hati-hati ya, jaga baik-baik menantu dan cucu ibu ya sayang." Ucap Ibu mertuanya."Iya Bu." Jawab Zayn seraya menggandeng Rania.Mereka pun pergi, dan di perjalanan Zayn selalu berbincang dengan Rania."Mas, boleh aku tanya sesuatu?" Ucap Rania yang ragu."Iya tentu dong boleh dong sayang. Mau tanya apa?" Ucap Zayn seraya mengelus pipinya Rania dengan satu tangan, karena satu tangan nya tengah memegang kemudi mobil."Hmmm, ini tentang kasus Eka Gustiwana, apa mas sudah menemukan
Setelah sampai di rumah."Pak, tolong bantu bawakan barang-barang ini ke dalam ya, simpan di kamar atas." Perintah Zayn pada sekuriti di rumah.Tiba-tiba telepon seluler Zayn berbunyi.Kring...kring...kring…"Iya halo… baik saya kesana sekarang." Ucap Zayn di telepon. Zayn pun menutup panggilan telpon."Sayang, aku ke kantor dulu sebentar ya." Ucap Zayn pada Rania, dan Rania pun mengangguk."Tunggu aku ya, kita akan sama-sama membuat kamar untuk anak kita ya sayang. Kamu tunggu saja di rumah. Ingat jangan kemana-mana." Perintah Zayn pada Rania. Setelah itu Zayn langsung pergi menuju ke kantor.Rania pun masuk, karena ia merasa capek sekali. Namun saat didalam rumah. Rey nampak tengah menunggu nya."Nak, mana suamimu?" Tanya Ibu mertuanya."Dia langsung ke kantor Bu, tadi mendadak ada
Zayn pun pulang, dan langsung menuju kamar. Dia tak melihat Rania di kamar nya. Zayn langsung mencari Rania. Akhirnya Zayn menemukan Rania di kamar kosong, yang akan dijadikan kamar Zhahir.Rania tengah mendekor kamar itu bersama Rey."Kamu lagi ngapain? Bukannya aku tadi bilang kita sama-sama akan mendekor kamar untuk anak kita. Ini kenapa? Kenapa kamu nggak nunggu aku sih?" Ucap Zayn dengan nada sedikit kesal."Aku...aku tadi lagi bosan nunggu mas di dalam kamar. Terus aku iseng masuk kamar ini, dan nyoba dekor sendiri, terus kak Rey datang dan bantu aku masang ini mas.""Lagipula ini baru di mulai kok, emang dari tadi aku nunggu mas, ya aku pikir selagi nunggu mas datang, aku mulai aja dari yang aku bisa." Jelas Rania pada Zayn dengan sedikit gugup dan takut."Apa aku salah?" Tanya Rania pada Zayn."Kalau aku salah aku minta maaf." Ucap Rania s
Pagi hari saat terbangun dia tak melihat Zayn di kamar, begitu pula dengan Zhahir.Rania mencari Zayn dan Zhahir, dia mencari ke kamar baru Zhahir, dan dia melihat Zhahir yang tengah tertidur di pangkuannya Zayn.Begitu pula Zayn yang tengah ketiduran di sofa seraya memangku Zhahir.Rania tersenyum melihat pemandangan itu. Sungguh pemandangan yang indah.Lalu Rania pun menggendong zhahir dan membawanya ke tempat tidur nya.Tak berapa lama zayn terbangun dan terkejut karena melihat Zhahir tak ada di pangkuannya."Zhahir…" ucap Zayn seraya melihat pangkuan nya yang sudah tak ada Zhahir."Kamu kenapa mas?" Tanya Rania seraya menghampiri Zayn."Apa yang mas cari? Zhahir masih tidur sayang, itu.." ucap Rania seraya menunjuk ke arah Zhahir."Aku ketiduran, dan pas bangun anak kita sudah nggak ada, aku takut dia terjatuh. Makanya aku kaget." Jawab Zayn yang masih terkejut. Mendengar itu Rania tersenyum."Mas, mas
Setelah sampai di kantor Zayn, Zayn masih bingung dengan perilaku Rania, dan ia pun memikirkan sesuatu rencana kejutan untuk Rania."Dia benar, aku selalu sibuk, lagian aku sudah lama sekali sejak kejadian itu nggak bertemu dengan nya, dan saat dia sudah pulang aku malah tak ada waktu dengan nya. Aku benar-benar masih tenggelam dengan dendam, dan melupakan alasanku yang sebenarnya.""Aku harus meluangkan waktu untuk Rania, apalagi sekarang aku sudah mempunyai Zhahir, buah cinta ku dari Rania." Ucap Zayn yang tengah duduk sendiri di ruangannya."Ah, lebih baik aku ajak Rania dan Zhahir untuk pergi berlibur di luar negeri saja, untuk beberapa hari. Aku akan menyiapkan semuanya." Ucap Zayn seraya membuka laptop dan membuka situs link, untuk memesan tiket pesawat.Kring….kring...kring…"Hallo." Sapa Zayn pada seseorang yang menelpon nya."Halo tuan, aku sudah menjalankan tugas, sesuai apa yang diperintahkan. Kami telah member
Setelah sampai di rumah, Zayn langsung bergegas masuk. Di dalam rumah Zayn melihat Zhahir yang tengah tertidur di gendongan neneknya."Zhahir sedari tadi menangis, ibu sudah memberikan susu, dan sekarang dia akhirnya tertidur, dan Rania masih mengurung diri di kamar, apa yang terjadi, kenapa dia tiba-tiba terdiam seperti ini." Ucap Ibunya Zayn."Iya Bu, ada sesuatu yang terjadi, tapi tenang Bu, aku akan segera menyelesaikan semua ini." Jawab Zayn"Bu, aku ke kamar dulu, aku mau menemui Rania." Ucap Zayn seraya bergegas ke kamar menemui rania.Saat Zayn masuk kamar, ia mendapati Rania yang tengah diam, dan mengunci diri di dalam kamar mandi."Rania, buka!!!""Rania aku mohon kamu jangan seperti ini, aku sadar aku salah, aku mohon jangan seperti ini."Rania buka pintu nya Rania, oke kalau bukan untukku bukalah demi Zhahir anak kita." Zayn terus menggedor pintu dan akhirnya Zayn pun mendobrak pintu kamar mandinya. Dia menampaki Rania yan
Rania terkejut mendengar ucapan Zayn."Tenang, bukan aku melainkan kita, aku, kamu dan anak kita.""Kita akan tinggal disana." Ucap Zayn"Kenapa mendadak, apa ayah sudah tau dengan apa yang kamu sudah lakukan?" Tanya Rania, yang dengan nada sinis."Aku sudah menduganya. Lalu sekarang tiba-tiba kamu di pindahkan ke Athena, apa ini benar ayah yang minta atau kamu yang minta mas?" Tanya Rania."Tunggu, ini pasti kamu yang minta kan? Aku sudah menduganya mas. Ayah tak mungkin berbuat sesuatu yang tiba-tiba seperti ini tanpa berdiskusi dengan yang lain." Ucap Rania."Apa kamu masih marah padaku, apa kamu masih kecewa padaku?" Tanya Zayn."Iya, menurut kamu bagaimana? Apa aku harus tenang dan biasa saja, setelah tau suamiku telah menghilangkan nyawa seseorang.""Jika itu ada di posisi kamu, apa yang akan kamu lakukan padaku mas?""Jika kamu tau, aku telah membunuh seseorang. Apa yang akan kamu lakukan m
Pagi harinya Zayn dan keluarga kecilnya tengah bersiap untuk pergi ke Athena."Nak, kamu sudah siap? Nanti disana jaga diri baik-baik ya, terus jangan sampai istri dan anakmu kesepian ya, kamu harus menjaga cucu dan menantuku ya." Ucap Ibunya Zayn dengan mimik wajah yang sedih."Iya Bu, tentu saja. Aku akan selalu menjaga belahan jiwa aku, mereka adalah kehidupan aku, mana mungkin aku membiarkan mereka sedih." Jawab Zayn."Assalamualaikum." Ucapan salam dari orang tuanya Rania yang baru datang, untuk mengantarkan Rania dan Zayn."Waalaikumsalam, oh besan. Silahkan masuk." Jawab ayahnya Zayn seraya mempersilahkan masuk."Pah, mah." Ucap Rania seraya memeluk kedua orangtuanya."Apa kabar sayang? Kenapa ini begitu mendadak, mama baru tahu tadi malam dari papa mu." Tanya mamanya Rania."Ini…" jawab Rania yang menggantung."Ma, sebenarnya ini nggak mendadak juga, tapi sebelumnya pernah dibahas antara aku dan ayah, ya kalau me
Setelah makan siang mereka semua berbincang di ruang keluarga."Bu, jadi rencananya kami akan merayakan ulang tahun zhahir disini. Aku ingin merayakan ulang tahun zhahir dengan berkumpul semua keluarga. Sekalian mengenalkan zhahir pada semua keluarga. Lagian zhahir kan belum pernah bertemu dengan semua keluarga kita."jelas Zayn yang membuka topik pembicaraan."Itu rencana yang bagus nak, nanti biar ayah yang mengundang semua keluarga kita, termasuk keluarga Rania juga."jawab ayahnya Zayn yang setuju dengan rencana Zayn."Ibu juga setuju, nanti biar ibu yang siapkan semua keperluan pestanya."ujar ibunya Zayn."Nak, kamu mau tema apa sayang?"tanya ibunya Zayn pada zhahir."Apa saja Oma."jawab zhahir seraya menoleh ke arah Omanya."Oh iya Bu, nanti sore rencananya kita akan ke rumah orang tuanya Rania, ya sekalian memberi tahu rencana ini."ucap Zayn seraya melirik Rania, Rania tersenyum."Aku ikut kan dad?"tanya Zhahir seraya menoleh ke arah Zayn."Tentu saja sayang, memangnya kamu nggak
Setelah selesai membantu zhahir. Zayn kembali ke ruang kerjanya dan Rania sudah tak ada disitu, lalu ia mencari Rania ke kamarnya dan betul, Rania tengah membereskan barang-barang yang hendak di bawa."Mas, dari mana?"tanya Rania seraya menoleh ke arah Zayn. Zayn terdiam tak menjawab pertanyaan Rania."Mas, kamu kenapa?"tanya Rania seraya menatap wajah Zayn."Kamu benar sayang, anak kita tidak seperti anak seusianya."ucap Zayn seraya duduk di pinggiran tempat tidur."Mas tadi membantu zhahir membereskan barang yang akan dia akan bawa, dan mas melihat semua barang hasil karyanya, dan itu bukan layaknya hasil karya anak seusianya."ucap Zayn dengan wajah terkejut."Dan kamu tahu sayang, dia melukis wajah mas, saat mas membereskan barang-barang nya sayang, dan hasilnya bagus sekali."sambung Zayn seraya menggenggam kedua tangannya Rania.Rania hanya terdiam mendengar semuanya, ia karena dia sudah tahu semua itu, dan ia sudah memberitahu suaminya namun, suaminya tidak menanggapi semuanya de
Tak terasa waktu berlalu, sudah hampir 3 tahun lebih Rania dan Zayn meninggalkan Indonesia. Zhahir yang sebentar lagi genap berusia 3 tahun kini ia tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pintar, namun ia mempunyai karakter yang sama dengan ayah nya dia dingin, namun penyayang.Zhahir yang mempunyai IQ tinggi di usianya, dia sudah bisa mengoperasikan komputer dan gadget mana pun. Dia tak seperti anak seusianya yang lain yang senang dengan mainannya, zhahir malah asyik menciptakan sesuatu yang baru yang dia buat dari barang-barang yang ada di di rumah.Di umur yang belum genap 3 tahun zhahir bisa menciptakan robot mini. Kemampuan ini dia dapatkan dari ayahnya. Zayn yang kini menjadi pemilik perusahaan di Athena, perusahaan teknologi terbesar disana. Berkat usahanya kini perusahaannya melaju dengan pesat."Nak, kamu lagi apa sayang?"zhahir yang tengah sibuk. Hingga dia tak sadar mama nya tengah memperhatikannya."Mommy, bagus kan?"zhahir menunjukkan hasil karyanya. Selain dia suka dengan te
Saat ini Rania mengantarkan kedua orangtuanya Zayn ke bandara untuk kepulangan mereka ke Indonesia. Namun Zayn tak bisa ikut mengantarkan orang tuanya."Sayang, mama pulang dulu ya, kamu jaga diri baik-baik ya, nanti kalau ayahmu ada waktu senggang, kita akan berkunjung lagi kesini."ujar ibunya Zayn seraya memeluk Rania."Iya ma, hati-hati ya ma, nanti kalau sudah sampai jangan lupa telepon ya, kalau sudah sampai Indonesia."jawab Rania."Nak, tolong selalu perhatikan Zayn ya sayang, ayah masih takut dia berbuat macam-macam lagi, kamu tahu kan, alasan kalian pindah kesini."bisik ayahnya Zayn seraya memeluk Rania."Iya yah."jawab Rania seraya mengangguk.Mereka pun pergi dan pesawatnya pun lepas landas. Dalam perjalanan pulang Rania terus merenungi pesan ayah mertuanya. Rania kembali mengingat alasan kenapa Zayn memilih tinggal jauh dari orangtuanya."Mas, pesawat ayah sudah lepas landas, dan sekarang aku langsung pulang ya."pesan Rania pada Zayn. Namun saat ini Zayn sangat sibuk dan be
Siang hari saat orang tua Zayn tengah istirahat dikamarnya.Rania pun tengah ada di kamarnya dan ia berencana untuk menelpon Zayn lewat panggilan video dia berencana ingin memberi kejutan untuk Zayn.Tuuut…tuuu…tuuut.."Assalamualaikum, tumben video call?"sapa Zayn diseberang telepon."Iya nih, ada yang pengen ketemu ayahnya, kan tadi pagi nggak sempet ketemu katanya."ucap Rania seraya tertawa kecil."Siapa?"tanya Zayn yang heran."Emang siapa lagi kalau bukan anakmu ini. Ini sayang tuh ayahnya. Ayo sapa ayahnya."ucap Rania seraya melihatkan layar handphone nya pada zhahir agar terlihat ayahnya."Ya..yah."panggil zhahir. Zayn terbelalak tak percaya mendengar itu."Masyaallah, anak ayah sudah bisa manggil ayah. Ayah seneng banget denger nya, ayo panggil lagi sayang, ayah pengen denger lagi."ucap Zayn "Ya yah, pu..Lang."ucap zhahir."Wah katanya sudah nambah lagi, pintarnya anak mama."ucap Rania seraya memeluk zhahir."Iya nanti ayah pulang ya sayang, ayah masih belum beres kerjanya sa
Keesokan harinya Zayn sudah mulai disibukkan dengan pekerjaannya. "Pagi sayang."sapa Zayn yang tengah berjalan menuruni tangga dan mendekati Rania lalu memberikan morning kiss nya."Pagi mas, ini sayang, teh hijaunya, dan sebentar lagi sarapannya siap."ujar Rania seraya menyodorkan teh hijau untuk Zayn."Terima kasih sayang."ucap Zayn seraya tersenyum renyah."Zhahir belum bangun ya?"tanya Zayn."Belum mas, tadi subuh dia bangun mas, ngajak main, terus baru tidur lagi barusan."jawab Rania seraya masih bergelut dengan kesibukannya di dapur."Ini mas, sarapan nya sudah jadi, ayo kita sarapan."ajak Rania.Saat mereka hendak sarapan tiba-tiba bel berbunyi.Ting…nong…Ting…nong…"Sudah, biar mas yang bukain pintunya."ujar Zayn."Thank you sayang."ucap Rania seraya tersenyum. Zayn berjalan menuju pintu depan dan membuka pintunya."Ibu, ayah, kalian kok nggak bilang mau kesini kan bisa aku jemput."ujar Zayn yang terkejut dengan kedatangan orang tuanya.Kedua orang tuanya tersenyum begitu jug
Zayn yang tengah menunggu laporan dari sekretarisnya. Ia memutuskan untuk menelpon Rania.Tuuut…tuuut…tuuut"Assalamualaikum."sapa Rania dengan suara sedikit serak."Waalaikumsalam. Kamu kenapa sayang, abis nangis ya? Kenapa? Ada masalah?"tanya Zayn yang khawatir."Nggak apa-apa kok mas, ini tadi aku keselek pas minum jadi batuk-batuk mas, eh malah jadi serak deh suaranya."jawab Rania, padahal ia memang habis menangis."Oh begitu, mas kira kamu kenapa? Sekarang masih batuk? Mau mas beliin obat pereda batuk?"ujar Zayn."Nggak usah mas, pake air anget juga udah mendingan, mas jangan khawatir, aku sama zhahir baik-baik aja kok."jawab Rania."Iya sudah ya mas, ini lagi nanggung beres-beres rumah mumpung zhahir tidur."ucap Rania"Assalamualaikum."pamit Rania seraya menutup panggilan telepon, tanpa menunggu jawaban Zayn."Waalaikumsalam."jawab Zayn dengan heran panggilan nya langsung di matikan oleh Rania.Karena merasa aneh dengan tingkah Rania, Zayn memutuskan pulang lebih awal. Lagi pula
Pagi hari ini Zayn mulai bersiap untuk pergi bekerja, ini hari pertama dia bekerja di perusahaan milik ayahnya yang di Athena, karena selama ini dia hanya tau kalau ayahnya mempunyai perusahaan di Athena dan belum pernah kesana.Seperti biasa Rania sudah berada di dapur menyiapkan makanan untuk sarapan pagi."Kamu sudah bangun lagi sayang?"tanya Zayn seraya menuruni tangga."Iya mas, mas sekarang sudah mulai masuk kerja ya?"tanya Rania seraya masih bergelut dengan kesibukannya di dapur."Iya sayang, hari ini sebenarnya hari pertama mas menginjakkan kaki mas di perusahaan ayah yang disini."jawab Zayn, seraya duduk di depan dapur."Jadi mas, belum pernah kesini, maksud aku, mas belum pernah kerja disini ya?"tanya Rania yang heran."Belum sayang."jawab Zayn."Terus kok mas bisa beli rumah disini, dan punya rencana membina rumah tangga disini?"tanya Rania kembali."Iya itu dulu saat… mas masih berhubungan dengan Mikha, dan rumah ini adalah impian kami berdua. Tapi …"jawab Zayn yang ragu d
Setelah sarapan dan bersiap mereka pun pergi menuju pusat perbelanjaan."Wah mas, jalanan disini sepi ya mas, nggak kayak di Indonesia yang selalu macet, jadi ini seperti jalan milik kita saja."ucap Rania seraya melihat ke arah jalan. Zayn tertawa kecil mendengar ucapan rania."Iya sayang, ini lah Athena, disini memang cocok buat kita yang ingin mendapatkan hidup tenang."ucap Zayn seraya tertawa kecil."Mudah-mudahan kamu betah ya sayang."ujar Zayn Rania hanya tersenyum mendengar ucapan Zayn.Rania menatap lekat jalanan seolah ada yang dia pikirkan."Apa yang kamu pikirkan sayang?"tanya Zayn yang melihat istrinya seperti sedang memikirkan sesuatu."Nggak ada mas, hanya saja aku teringat keluarga kita mas di Indonesia, mungkin sekarang ibu pasti kesepian di rumah."jawab Rania tanpa menoleh ke arah Zayn."Pasti ibu akan terbiasa sayang, lag