Gugatan ceraiSetelah selesai mengurus segala keperluan di pengadilan Agama, kurasakan tubuhku lemas dan berkeringat dingin. Mungkin aku sedang terserang demam. Aku hampir lupa jika aku belum sembuh total, dengan sisa tenaga ku berjalan menuju parkiran. Belum juga sampai di mobil, tubuhku sudah ambruk. Lalu aku tak ingat apa apa lagi. "Buk... Buk... Ibuk kenapa? ""Tolong... Tolong... Ada yang pingsan" Di tengah tengan kondisi antara sadar dan tidak, aku mendengar seseorang meminta tolong. Lalu kurasakan tubuhku di angkat oleh beberapa orang. Ketika tersadar, aku melihat keadaan sekitar sudah berbeda. Aku sudah berada di atas ranjang, dan tangan kananku sudah terpasanh infus. "Nur... Kamu sudah bangun nak? " Ibuku, kenapa bisa ada disini. "Bu.. Kenapa kita ada disini? ""Kamu tadi pingsan nak, lalu di bawa kerumah sakit. ""Ibu siapa yang beri tahu? ""Ibu di telpon oleh seo
Bertemu Mas Andi"Ibu gak mau nanti kamu nyesal Nur, jangan buru buru ambil keputusan""Enggak buk. Ini yang terbaik untuk Nur, Nur udah pikirkan hal ini matang matang, mumpung Nur belum punya anak dari mas Andi, jadi gak ada alasan untuk Nur bertahan""Yasudah kalau itu pilihan kamu Nur, ibu tidak bisa melarang karena rumah tangga kamu ya kamu yang jalani, Ibu hanya bisa berdoa semoga masalah kamu dan Andi cepat selesai"Ada gurat kesedihan di wajah ibu, aku tahu pasti ibu keberatan dengan keputusanku. Selama ini ibu mengenal mas andi sebagai menantu yang baik, tanggung jawab, dan ramah pada siapa saja. Tapi, ibu tidak mengenal bagaimana aslinya mas andi. Dia bisa berubah kapan saja yang ia mau, aku baru sadar ternyata limpahan materi saja tidak cukup untuk membuat mas andi setia padaku. Aku harus ikhlas melepaskan mas andi, meskipun aku belum siap menjanda. Aku harus menerima segala resiko atas keputusanku ini.
Sidang perceraian perdana . Ku rebahkan tubuh di atas ranjang kamarku, lelah dan capek menghadapi masalah yang datang bertubi tubi. Aku heran, mengapa aku selama ini begitu percaya pada mas Andi. Pantas saja akhir akhir ini ia menghindar dari ku, ku telepon tak pernah diangkat. Ku SMS tak pernah di balas. Apalagi chat melalui whatsapp hanya centang biru, dibaca tapi tak di tanggapi. Rupanya mas Andi selama ini bermain api dibelakangku. Sakit, sakit sekali hatiku dibohongi oleh orang yang paling ku sayang. Ku kira ia akan jadi pendamping hidupku sampai tua. Ternyata aku salah. Aku terlalu percaya pada nya. Dua minggu berlalu, sidang perceraian kami akan segera dimulai. Aku sudah menyewa seorang pengacara untuk membantu menyelesaikan masalah rumah tanggaku di pengadilan. Malas rasanya bertemu dengan mas Andi, yang ada hanya sakit hati jika melihat wajahnya. Aku kembali menyibukkan diri di to
Persidangan kedua. Aku mendapatkan telepon dari pengacaraku, katanya Mas Andi menuntut harta gono gini dari ku. Jika aku tak menyerahkan harta gono gini padanya, maka dia tak akan menceraikan ku. Aku sudah memutuskan tak akan memberikan sepeser pun hartaku kepada mas Andi, seharusnya dia lah yang memberiku uang nafkah selama ini, memberiku segala kebutuhan rumah tangga. Tapi, justru aku lah yang memberikan uang kepadanya. Segala kebutuhan nya aku yang tanggung. Dan sekarang, tanpa malu dia menuntut harta gono gini pada ku. Kurasa urat malu nya sudah putus. "Pak, tolong bapak urus masalah perceraian saya, saya tak akan pernah memberikan harta gono gini pada nya, kalau tak mau menceraikan saya, tak masalah, saya yang bahkan menuntut pashah kepada hakim karena dia telah terbukti selingkuh dan tak bertanggung jawab kepada saya.""Baik buk, akan saya urus masalah ibu sebaik mungkin" Ucap pak pengacara melalui sambungan telepon.
Part 27Kedatangan mas Andi dan Mba Ati. Akhir akhir ini pikiran dan tenaga ku banyak terkuras, apalagi proses sidang yang belum selesai. Membuat kepalaku pusing sekali. Aku memutuskan untuk pulang ke rumah ibu. Aku ingin curhat dan berkeluh kesah padanya. Mungkin dengan bercerita pada ibu, aku merasa sedikit lebih tenang. Pukul 10.00 pagi, aku sudah bersiap siap menuju kerumah ibu. Toko sengaja ku tutup karena berhubung hari minggu. Tak lupa ku bawa sedikit buah tangan buat ibu dirumah, martabak telor makanan kesukaan ibu. Meskipun ku bawa makanan yang lebih enak dan lebih mahal, ibu tetap minta martabak telor. Aku bergegas menuju kediaman ibu, tak butuh waktu lama, tiga puluh menit mengendarai mobil, akhirnya aku sampai dirumah ibu. Sesampainya di halaman rumah ibu, aku melihat ada beberapa kendaraan sedang terparkir disana. Sepertinya aku tidak asing dengan kendaraan roda dua ini, oh aku ingat, in
Akhirnya sah menjadi jandaBerbulan bulan lamanya, aku mengikuti proses persidangan perceraian di pengadilan agama. Ku kira masalah akan cepat selesai, namun semakin lama masalah semakin berbelit belit. Mulai dari mas Andi yang tak mau bercerai denganku, setelah ku perlihatkan bukti perselingkuhan nya dia pun tak dapat mengelak. Meski beberapa kali mediasi aku tetap tak mau rujuk dengannya, apalagi ucapannya telah mengeluarkan kata 'duda' yang dalam hukum Islam berati dia sudah menjatuhkan talak satu terhadapku. Dia tak dapat mengelak, hakim yang mengatakan sendiri bahwa ucapan seorang laki laki yang masih beristri tapi mengaku duda, maka jatuh lah talak satu terhadap istrinya. Karena sudah terlanjur berucap dan talak satu telah jatuh, maka dia minta rujuk, tapinaku rak mau rujuk lagi dengannya. Mas Andi pun tak berhenti disitu saja. Dia meminta harta gono gini dariku. Dan sayangnya aku tak akan pernah memberikan
Setelah lima tahun jatuh bangun mengarungi bahtera rumah tangga, akhirnya aku menyerah dan gagal mempertahankan keutuhan rumah tangga ku bersama mas Andi. Banyak cerita yang telah ku ukir bersamanya, tak bisa ku pungkiri, meski sekarang aku telah berpisah dengan Mas Andi, aku belum bisa melupakan kenangan indah saat bersama dengannya dulu. Dulu, ketika aku belum menikah dengan Mas Andi, dia begitu gencar mendekatiku meski berkali kali aku menolak cintanya. orang tuaku bahkan sempat melarang ku menikah dengan Mas Andi, bodohnya aku tidak mendengar kata mereka. Sekarang aku sudah menjadi janda, entah aku siap atau tidak dengan komentar negatif orang orang. Aku tidak boleh larut dalam kesedihan, aku juga tak boleh menangisi perpisahan ku dengan Mas Andi, ini sudah keputusan ku aku tak boleh menyesalinya. Aku juga dari dulu sering dihina dan di cemooh oleh keluarganya karena aku berasal dari keluarga miskin, karena cinta lah aku bertahan sampai
Kata kata Linda terhenti, seolah dia berat sekali untuk cerita, aku penasaran ujian apa yang sedang dia hadapi. "Kenapa Lind? Apa ada masalah? Cerita lah sama aku. Seperti aku yang udah ceritain masalah ku padamu, tak usah sungkan, apa gunanya teman kalau bukan untuk saling berbagi"Aku mencoba membujuk Linda agar bersedia berbagi masalahnya denganku, aku bisa melihat raut wajah sedih nya. "Nur... Aku sedang punya masalah besar Nur""Masalah apa Lind? bilang saja sama aku, aku kan teman kamu Lind""Suamiku Nur, dia meminjam uang di bank jumlahnya puluhan juta""Benarkah? Tapi kan, bukannya suami kamu itu pengusaha kan Lind? "Setahun aku, suami Linda adalah pengusaha di bidang budidaya ikan, sudah lama aku tidak berjumpa dengannya dan aku tidak mengetahui bagaimana kehidupan Linda sekarang. "Dulu sih iya Nur, tapi disaat pandemi melanda, omset kami menurun, pembeli semakin berkurang, bahkan ban
Part 45Pov AndiAku tak menyangka akan bertemu Nur disaat penampilan ku sedang kacau begini, baju yang kupakai penuh dengan nida tepung, celana kucel bekas kecap, sendal jepit, ditambah lagi rambut acak acakan sebulan belum keramas. Duh, malu sekali jumpa sama Nur tadi, berbanding terbaik dengan penampilannya. Nur telihat lebih putih, bersih, langsing, wangi, glowing, ah pokonya sempurna. Mengapa setelah bercerai dengaku Nur terlihat semakin cantik dan menawan? Aku sampai pangling bertemu dengan nya. Kalau tahu Nur akan secantik ini, tak akan ku pacari janda kembang tetangga kampung sebelah, sepuluh kali lebih cantik Nur. Iya, Nur yang sekarang tapi. Kalau Nur yang dulu mah, hitem, dekil, jelek, sebelas dua belas sama aku. Ya, aku sadar dulu saat masih miskin Nur tidak kenal yang namannya skin care apalagi pergi ke salon, boro boro, untuk beli beras saja susah. Pernah dulu aku bertanya pada Nur "dek, kamu kok
Part 45Bertemu Mas Andi di pasarSepulang dari rumah Linda, aku kembali ke aktivitas biasanya ditoko membantu karyawanku membuat kue. Sebenarnya bisa saja aku duduk manis saja sebagai Bos, tapi aku tidak mau. Jiwa bisnis selalu menuntutku untuk selalu bekerja, apa saja harus aku kerjakan, selagi aku mampu dan senang mengerjakannya. Setiba di dapur toko, aku hendak membantu Rini menyiapkan Adonan kue, tapi Rini mengatakan jika persediaan bahan baku tinggal sedikit lagi. "Bu, tepung sama mentega tinggal beberapa kilo, ibu harus segera menyiapkan bahan bahan itu, pesanan masih banyak bu""Baiklah Rin, saya akan memesannya segera"Aku segera mengubungi toko bahan kue langgananku, namun ada sedikit kendala, pemilik toko sedang dirawat di rumah sakit karena Operasi ginjal, terpaksa tokonya di tutup untuk beberapa hari. Terpaksa aku harus kepasar untuk memesan bahan bahan kue ditoko lain. "Rin, saya harus ke
Part 44Mengantarkan Linda pulang"Terima kasih Nur.. Terima kasih sudah memberikan kebebasan pada Anak saya.. "Ibunya Linda mencium tangan ku sambil menangis, aku jadi tidak enak hati, beliau jauh lebih tua dari ku tidak pantas beliau mencium tanganku. "Iya Buk, Ibu tidak usah mencium tangan saya Buk. Saya jadi tidak enak.. " Aku berusaha menarik tanganku, namun ibu ini semakin erat memegang tanganku. "Kamu baik sekali Nur, kamu sudah Maafkan Anak saya ya Nur, dan membebaskan dia, kamu memang berhati malaikat Nur, kamu orang baik Nur, semoga Allah memberikan kebahagiaan padamu Nur.. ""Amin.. " Setelah mencium tanganku, Ibu ini lalu memelukku. Ia merasa sangat bahagia karena anaknya bisa bebas, aku bisa merasakan kebahagiannya. "Ayok Nur dan Ibuk mari masuk kedalam" Aku dipersilahkan masuk kedalam rumah ibunya Linda. "Iya Buk, "Begitu Memasuki rumah Ibunya Linda, anak anak Linda yang baru ba
Part 43Mengantar Linda pulangAku tahu, Linda pasti tak punya uang sama sekali. Biarlah aku mengantarkan dia pulang kerumahnya, sekaligus aku mau silaturahmi dengan ibu dan anak anaknya. "Linda, ayo aku antar kamu pulang, sekalian aku mau silaturahmi sama ibu dan anak anak kami" Ucapku seraya tersenyum, aku mencoba berdamai dengan hatiku. Aku mencoba ikhlas atas apa yang dilakukan Linda, biarlah masalah ini menjadi pelajaran bagi Linda untuk ke depan agar dia tidak melakukan kesalahan itu lagi. "Tapi Nur, aku malu... Aku gak punya muka jika menumpang dimobilmu setelah apa yang sudah ku lakukan pada mu" Linda merasa keberatan dengan ajakanku, padahal aku ikhlas membantunya. "Sudahlah Linda, aku sudah memaafkanmu, aku juga sudah melupakan masalah itu, aku ikhlasin apa yang terjadi, pulanglah bersamaku. Kamu pasti butuh kendaraan untuk pulang kerumah kan? "Linda mengangguk, ia kelihatan segan bicara denganku,tida
Part 42Menarik gugatan LindaMaka dari itu, aku memutuskan untuk mengikhlaskan saja Uang yang telah di ambil Linda, aku berencana akan mencabut tuntutan di kantor polisi. Aku belajar dari pengalaman emak mertua, dengan ikhlas hidup kita jadi mudah. Ya, setelah melaksanakan shalat istikarah aku mantap mendapatkan petunjuk, lewat Kenangan dan cerita dari Almarhum Emak mertua, Alfatihah untuk beliau, semoga beliau tenang disana. Semoga keputusan ini adalah yang terbaik, terutama bagi Anak anak Linda. Pagi Hari, aku menceritakan pada Ibu tentang keputusanku akan mencabut gugatan Linda. Ibu tak terlihat kaget, beliau malah tersenyum padaku. "Ibu tahu kau bukan orang jahat Nur, ibu dukung keputusanmu""Alhamdulillah, semoga ini yang terbaik untuk kita ya Bu""Amin.. "Aku ditemani ibu mendatangi kantor polisi untuk mencabut gugatan Terhadap Linda. Polisi nampak kaget dengan keputusanku secara tiba t
Part 41mengikhlaskan Uang yang telah hilangTanpa menunggu jawaban dari Ibu tersebut, aku segera bangkit lalu menuju ke ruang kerjaku. Sebenarnya aku kasihan pada ibu itu, tapi aku harus tegas padanya, walau bagaimanapun perbuatan Linda tetap salah dimata Hukum dan agama. Jika memang Linda sayang pada anak anaknya, harusnya ia berpikir seribu kali untuk melakukan kejahatan, karena resikonya adalah anak anaknya yang tak berdosa itu terlunta lunta. Dan aku sangat benci pada Suaminya, bisa bisanya laki-laki pengecut itu berhutang ratusan juta, lalu kabur begitu saja, udah buat masalah malah melimpahkan masalah itu pada istrinya, benar benar laki laki tak tahu untung. Duh, aku harus bagaimana? Aku sebenarnya kasihan pada Linda, dia itu hanya korban dari kejahatan suaminya, akun juga kasihan pada anak anaknya. Tapi aku juga tak bisa membiarkan perbuatan Linda begitu saja, ia harus bertanggung jawab atas perbuatan mencuri uangku yang j
Part 40Bertemu Ibu LindaDuh, makin pusing saja aku mikirin masalah Linda gak habis habis. Lebih baik aku lupakan masalah Linda dan Fokus bekerja saja. Aku harus kembali kejar setoran agar bisa mewujudkan mimpiku untuk membuka cabang toko kue ku .Seminggu setelah penangkapan Linda, toko ku kedatangan tamu. Seorang wanita paruh baya, Aku tidak mengenal siapa wanita ini, sepertinya dia mengenal aku. Wanita itu sudah duduk di kursi pelanggan, aku menyuruhnya menunggu karena ada kerjaan yang harus ku selesaikan. "Maaf... Anda siapa ya? Ada yang bisa saya bantu? " Tanyaku pada wanita yang lebih tua dari ibuku. Ia langsung berdiri ketika melihat kedatanganku, tangannya diangkat untuk menjabat tanganku, aku membalas dengan menjabat tangannya. "Saya Wartini, Ibu nya Linda" Apa aku tidak salah dengar? Kenapa ibunya Linda tiba tiba datang kesini, dan dari mana pula Ibu ini tahu alamat ku, aku yakin pasti Linda
Part 39Linda ditangkap polisiPagi kembali menyapa, Hari baru akan segera dimulai. Pukul tujuh pagi, aku membuka toko ditemani ibu, Udara begitu sejuk dan bersih. Semoga Hari ini banyak pelanggan yang membeli kue ditokoku. "Buk.. ""Iya Nur, ada apa? ""Kira kira Linda kemana ya Buk? ""Ya mana Ibu tahu Nur, paling dia sembunyi, atau paling pulang kampung""Pulang kampung? Jangan jangan dia dirumah orang tuanya ya Bu? ""Bisa jadi Nur, atau bisa juga dia merantau""Merantau? ""Iya, biasanya orang yang lagi ada Masalah atau lagi dikejar hutang, dia akan merantau keluar kota atau keluar negeri bahkan, bisa jadi disana Jadi TKW atau TKI""Iya juga ya Buk, jangan jangan dia kabur ke Malaysia, trus jadi TKW disana""Bisa saja.. "Kalau sampai Linda kabur keluar Negeri bisa gawat, polisi pasti tidak bisa menemukannya. Dan dia bisa bebas berkeliaran setelah menc
Part 38Linda di tangkap PolisiBahkan Aku telah memberinya uang lima juta Cuma cuma, tapi kenapa dia sampai berani mengamnbil uang tanpa sepengetahuan ku? Bahkan aku akan memberinya dengan sukarela jika ia meminta baik baik padaku, bukan dengan cara curang begini. Setelah selesai membuat laporan kekantor polisi aku berniat mendatangi rumah Linda. Aku hanya ingin memastikan jika ia masih tinggal di alamat yang dulu. Namun, sesampainya di alamat rumah Linda, aku terkejut karena didepan pagar rumah tertulis "RUMAH DIJUAL"Betapa kagetnya aku mengetahui bahwa Linda sudah tidak tinggal dirumah itu lagi. Kemana Linda pergi? Mengapa secepat itu dia menghilang? Nomor whatsapp ku juga sudah diblokir olehnya, mengapa Linda betingkah seperti ini? aku harus mencari tahu, jangan jangan ini ada hubungan dengan utang suaminya. Linda pernah bercerita jika suaminya terlilit hutang di bank dengan jumlah puluhan juta, ia jug