Part 11
Adu mulut dengan kakak iparAku menyibukkan diri dengan bekerja di dapur, membuat aneka macam kue yang akan ku pajang di etalase toko. Aku tidak mau suasana hatiku kacau karena memikirkan keponakan suamiku yang malas dan ingkar janji.
Di saat aku sedang membuat adonan kue, tiba tiba Sinta memaanggilku."Buk...buk Nur..."
"Iya ada apa Sinta ?""Ada yang nyariin ibuk, katanya ibu si Riko."Duh ada apa lagi ini, pagi pagi udah banyak masalah di tokoku. Aku bergegas menuju kedepan menghampiri ibunya Riko yabg tak lain adalah Kaka iparku.
"Kak Ati. Ada apa mba?" Ucapku ketika melihat kakak ipar sudah melenggang di dalam toko."Eh...Nur. Mba mau bicara." balasnya dengan wajah memelas dibuat buat."Ada apa kak, pagi pagi udah kesini, tumben? " Ucapku ketus, aku masih belum lupa dengan apa yang telah dia perbuat terhadapku. Disaat dulu aku masih miskin, ngHari ini toko kue ku sedang ramai pengunjung. Dua karyawan ku Rini dan Sinta sibuk melayani pelanggan.Tiba tiba datang duo julid yang tak lain adalah kakak iparku. Entah apa tujuan mereka datang ke tokoku hari ini, bukankah kemarin mbak ati sudah ngomel ngomel disini."Permisi...saya mau pesan kue ulang tahun untuk tanggal 25 " ucap seseembak pada ku yang sedang merapikan kue di etalase toko."Oh..bisa, ayo ikut saya" aku mengajak si embak pemesan kue menuju meja kasir."Atas nama siapa ya mbak?" Tanyaku pada si embak."Dewi ekarina " sahutnya singkat."Untuk tanggal berapa kue nya dipesan?""Tanggal 25 ""Apa ada motif khusus yang mbak pesan?""Saya mau kue nya menggunakan karakter Doraemon, karena anak saya suka dengan kartun itu""Baiklah kalau begitu nanti akan kami siapkan pada tanggal yang mbak sebutkan tadi"Setelah berbincang bincang dengan mbak Dew
Ipar miskin bangkit jadi kaya.🍀🍀🍀Beberapa hari ini aku merasa tidak enak badan, kepala ku sering pusing, selera makanku berkurang, dan perut ku sering kram, bekerja pun aku jadi tak semangat."Mas.." panggilku pada suami yang sedang menyisir rambut didepan meja rias."Iya..kenapa nur?""Badan nur gak enak mas, temenin nur ke rumah sakit ya?""Kamu sakit Nur?""Iya mas..udah dua hari ini badan nur gak enak, sering pusing, perut juga kram.""Jangan jangan kamu hamil nur?" Ujar mas Andi suamiku."Ah masa sih mas.." kilahku tak percaya.
Part 16Nyinyiran kakak ipar"Kamu habis nelpon siapa mas?" Tanyaku penasaran pada mas Andi."Mas nelpon kakak, ngabari kalau kamu masuk rumah sakit, katanya nanti siang mereka kemari." Jawabnya lalu memasukkan gawai kesaku celananya."Ibuk udah dikabari belum mas?" Aku baru ingat belum mengabari ibuku kalau aku masuk rumah sakit."Belum dek, yaudah mas telpon sekarang ya.." ucapnya lalu mengambil benda pipih disaku celananya, dan menghubungi nomor ibuku.Aku hanya bisa berbaring diatas ranjang rumah sakit, perut dan rahimku masih ngilu rasanya. Ternyata di kuret sakit juga. Ya, setelah reaksi biusnya habis maka rasa sakit dan ngilu begitu terasa.Pukul sepuluh pagi, ibuku datang bersama bapak."Assalamualaikum.." ucap ibu saat memasuki ruangan tempatku dirawat."Waalaikumsalam.." sahutku dan mas Andi bersama."Gimana keadaan kamu sekarang nur?" Tanya ibu khawatir."Masih lemes bu
.Pukul dua siang, aku sudah tak bisa menahan lapar dan haus."Mas... Aku lapar, mau makan." Ucapku lemas."Iya Nur. Sebentar ya..Mas Mau keluar dulu beli Nasi" Kedua iparku masih duduk didepan ranjangku, aku heran kenapa tidak pulang saja mereka. Aku bukan tambah sembuh, jadi makin sakit kalau ada mereka. Mendengar ocehan mereka saja sudah membuat telingaku panas. "Andi.. Kamu mau kemana?" Tanya Mbak Sari pada suamiku."Mau beli nasi kak, untuk Nur.." "Kan ada dikasih nasi untuk pasien, kok beli lagi?" Pertanyaannya macam apa itu, lagi lagi kakak ipar membuatku kesal."Nur kurang suka nasi dirumah sakit kak, rasanya hambar Katanya.." sanggah mas Andi."Habis operasi jangan makan yang bukan bukan ndi, lebih bagus makan nasi rumah sakit saja. Makanan diluar belum tentu higienis." Apa lagi ini,kenapa si Ati terlalu mengatur ku, bahkan dokter saja tidak melarang pasien makan nasi di warung. "Tapi kak..Nur gak selera kalau makan nasi ruma
Aku sudah tak tahan lagiAku memaksa nasi rumah sakit masuk kedalam mulutku, meski rasanya tidak enak. Pada suapan kedua. aku sudah tidak tahan."Aku gak mau lagi mas..""Kamu harus makan yang banyak nur, kamu kehabisan banyak darah tadi." Ucap mas Andi."Aku gak selera nasi rumah sakit, kenapa kamu maksa banget sih mas? Kenapa gak kamu aja yang makan?" Aku merasa kesal padanya bahkan dia sangat paham kalau aku tidak suka nasi rumah sakit."Kamu jangan manja begitu dong nur, kasihan Andi dia udah capek jagain kamu." Kembali ipar julid ikut campur."Mbak maksud mbak apa?? Aku baru saja kehilangan anakku, seharusnya kalian menghiburku, menyemangati ku, bukannya malah membuatku semakin down begini." Emosiku yang kutahan akhirnya meledak."Membuat kamu down bagaimana sih nur? Kami datang jauh jauh nemuin kamu kok kamu malah bilang begitu sih?" Kali ini adiknya yang nyolot."Sudah berapa kali nur bilang, nu
Pulang ke rumah ibukuSetelah tiga hari dirawat di rumah sakit, akhirnya hari ini aku bisa pulang juga.Bosan dan suntuk berada dirumah sakit, walaupun hanya tiga hari. Setelah menebus obat di apotik, aku segera meninggalkan rumah sakit, tapi aku tak ingin pulang ke toko, lebih baik aku pulang kerumah ibuku saja. Meskipun rumah ibu kecil dan sederhana, tapi aku merasa jauh lebih aman dan tenang disana."Mas..antarkan aku kerumah ibu ya.." pintaku pada mas Andi yang sedang menghidupkan motor. Kami sedang bersiap siap akan pulang."Loh...kenapaa Nur?" Tanyanya penasaran."Aku hanya ingin mencari ketenangan, pikiran dan hatiku masih kacau. Aku ingin dirumah ibuku saja untuk sementara waktu.""Baiklah jika itu yang kamu inginkan."Aku diantar kerumah ibuku oleh mas Andi, setibanya didepan rumah ibu. Kulihat ibu sedang menyiram bunga. Aku langsung turun dari motor dan menghampiri ibu. "Assal
Curiga.Sudah tiga hari aku menginap dirumah ibu, sementara mas Andi tak pernah mengunjungi ku setelah terakhir ia mengantarku kesini."Nur..." Panggil ibuku yang sudah berada di belakangku."Iya Bu.." sahutku sambil membalikkan badan."Bagaimana keadaan kamu sekarang nak, apa masih sakit perutmu?""Sudah mendingan kok buk, cuma darahnya masih keluar waktu buang air..""Itu normal Nur, setelah dikuret rahim serorang wanita memang butuh waktu untuk kering, mungkin seminggu lagi baru gak keluar darah lagi kok.." ucap ibu sambil mengusap bahuku, hangatnya belaian kasih ibu, aku merasa sedikit lebih baik sekarang."Iya buk, tapi ada yang Nur khawatirkan..""Apa itu nak?" Tanya ibu penasaran."Mas Andi sudah tiga hari tidak mengunjungi nur disini, nur telpon juga enggak diangkat. Nur SMS juga gak dibalas nya. Nur khawatir ada sesuatu sama mas Andi buk.."
BohongHari ini tepat lima hari aku dirumah ibu, tak ada tanda tanda kedatangan mas Andi. Aku bingung, mengapa sudah lima hari dia menghilang dariku. Entah apa yang disembunyikan dariku. Disaat aku sedang sibuk memikirkan mas Andi, tiba tiba gawaiku berbunyi. Ting... Sebuah pesan masuk ke gawaiku, ternyata dari Rini pegawai kepercayaanku. [ buk, saya punya berita penting ]Bunyi pesan Rini semakin membuatku curiga. [ katakan ada apa rini? ][ saya lihat mas Andi dengan seorang wanita di sebuah cafe dekat toko kita, mas Andi nampaknya dekat sekali dengan wanita itu buk. ][Benarkah? ] Aku harus membuktikan sendiri ucapan Rini, bisa saja mas Andi sedang bersama saudaranya. Kan Rini gak kenal semua saudara mas Andi. [ benar buk, kalau ibuk tidak percaya silakan ibuk lihat sendiri. ]Dengan dada berdebar aku membaca pesan dari Rini, aku harus
Part 45Pov AndiAku tak menyangka akan bertemu Nur disaat penampilan ku sedang kacau begini, baju yang kupakai penuh dengan nida tepung, celana kucel bekas kecap, sendal jepit, ditambah lagi rambut acak acakan sebulan belum keramas. Duh, malu sekali jumpa sama Nur tadi, berbanding terbaik dengan penampilannya. Nur telihat lebih putih, bersih, langsing, wangi, glowing, ah pokonya sempurna. Mengapa setelah bercerai dengaku Nur terlihat semakin cantik dan menawan? Aku sampai pangling bertemu dengan nya. Kalau tahu Nur akan secantik ini, tak akan ku pacari janda kembang tetangga kampung sebelah, sepuluh kali lebih cantik Nur. Iya, Nur yang sekarang tapi. Kalau Nur yang dulu mah, hitem, dekil, jelek, sebelas dua belas sama aku. Ya, aku sadar dulu saat masih miskin Nur tidak kenal yang namannya skin care apalagi pergi ke salon, boro boro, untuk beli beras saja susah. Pernah dulu aku bertanya pada Nur "dek, kamu kok
Part 45Bertemu Mas Andi di pasarSepulang dari rumah Linda, aku kembali ke aktivitas biasanya ditoko membantu karyawanku membuat kue. Sebenarnya bisa saja aku duduk manis saja sebagai Bos, tapi aku tidak mau. Jiwa bisnis selalu menuntutku untuk selalu bekerja, apa saja harus aku kerjakan, selagi aku mampu dan senang mengerjakannya. Setiba di dapur toko, aku hendak membantu Rini menyiapkan Adonan kue, tapi Rini mengatakan jika persediaan bahan baku tinggal sedikit lagi. "Bu, tepung sama mentega tinggal beberapa kilo, ibu harus segera menyiapkan bahan bahan itu, pesanan masih banyak bu""Baiklah Rin, saya akan memesannya segera"Aku segera mengubungi toko bahan kue langgananku, namun ada sedikit kendala, pemilik toko sedang dirawat di rumah sakit karena Operasi ginjal, terpaksa tokonya di tutup untuk beberapa hari. Terpaksa aku harus kepasar untuk memesan bahan bahan kue ditoko lain. "Rin, saya harus ke
Part 44Mengantarkan Linda pulang"Terima kasih Nur.. Terima kasih sudah memberikan kebebasan pada Anak saya.. "Ibunya Linda mencium tangan ku sambil menangis, aku jadi tidak enak hati, beliau jauh lebih tua dari ku tidak pantas beliau mencium tanganku. "Iya Buk, Ibu tidak usah mencium tangan saya Buk. Saya jadi tidak enak.. " Aku berusaha menarik tanganku, namun ibu ini semakin erat memegang tanganku. "Kamu baik sekali Nur, kamu sudah Maafkan Anak saya ya Nur, dan membebaskan dia, kamu memang berhati malaikat Nur, kamu orang baik Nur, semoga Allah memberikan kebahagiaan padamu Nur.. ""Amin.. " Setelah mencium tanganku, Ibu ini lalu memelukku. Ia merasa sangat bahagia karena anaknya bisa bebas, aku bisa merasakan kebahagiannya. "Ayok Nur dan Ibuk mari masuk kedalam" Aku dipersilahkan masuk kedalam rumah ibunya Linda. "Iya Buk, "Begitu Memasuki rumah Ibunya Linda, anak anak Linda yang baru ba
Part 43Mengantar Linda pulangAku tahu, Linda pasti tak punya uang sama sekali. Biarlah aku mengantarkan dia pulang kerumahnya, sekaligus aku mau silaturahmi dengan ibu dan anak anaknya. "Linda, ayo aku antar kamu pulang, sekalian aku mau silaturahmi sama ibu dan anak anak kami" Ucapku seraya tersenyum, aku mencoba berdamai dengan hatiku. Aku mencoba ikhlas atas apa yang dilakukan Linda, biarlah masalah ini menjadi pelajaran bagi Linda untuk ke depan agar dia tidak melakukan kesalahan itu lagi. "Tapi Nur, aku malu... Aku gak punya muka jika menumpang dimobilmu setelah apa yang sudah ku lakukan pada mu" Linda merasa keberatan dengan ajakanku, padahal aku ikhlas membantunya. "Sudahlah Linda, aku sudah memaafkanmu, aku juga sudah melupakan masalah itu, aku ikhlasin apa yang terjadi, pulanglah bersamaku. Kamu pasti butuh kendaraan untuk pulang kerumah kan? "Linda mengangguk, ia kelihatan segan bicara denganku,tida
Part 42Menarik gugatan LindaMaka dari itu, aku memutuskan untuk mengikhlaskan saja Uang yang telah di ambil Linda, aku berencana akan mencabut tuntutan di kantor polisi. Aku belajar dari pengalaman emak mertua, dengan ikhlas hidup kita jadi mudah. Ya, setelah melaksanakan shalat istikarah aku mantap mendapatkan petunjuk, lewat Kenangan dan cerita dari Almarhum Emak mertua, Alfatihah untuk beliau, semoga beliau tenang disana. Semoga keputusan ini adalah yang terbaik, terutama bagi Anak anak Linda. Pagi Hari, aku menceritakan pada Ibu tentang keputusanku akan mencabut gugatan Linda. Ibu tak terlihat kaget, beliau malah tersenyum padaku. "Ibu tahu kau bukan orang jahat Nur, ibu dukung keputusanmu""Alhamdulillah, semoga ini yang terbaik untuk kita ya Bu""Amin.. "Aku ditemani ibu mendatangi kantor polisi untuk mencabut gugatan Terhadap Linda. Polisi nampak kaget dengan keputusanku secara tiba t
Part 41mengikhlaskan Uang yang telah hilangTanpa menunggu jawaban dari Ibu tersebut, aku segera bangkit lalu menuju ke ruang kerjaku. Sebenarnya aku kasihan pada ibu itu, tapi aku harus tegas padanya, walau bagaimanapun perbuatan Linda tetap salah dimata Hukum dan agama. Jika memang Linda sayang pada anak anaknya, harusnya ia berpikir seribu kali untuk melakukan kejahatan, karena resikonya adalah anak anaknya yang tak berdosa itu terlunta lunta. Dan aku sangat benci pada Suaminya, bisa bisanya laki-laki pengecut itu berhutang ratusan juta, lalu kabur begitu saja, udah buat masalah malah melimpahkan masalah itu pada istrinya, benar benar laki laki tak tahu untung. Duh, aku harus bagaimana? Aku sebenarnya kasihan pada Linda, dia itu hanya korban dari kejahatan suaminya, akun juga kasihan pada anak anaknya. Tapi aku juga tak bisa membiarkan perbuatan Linda begitu saja, ia harus bertanggung jawab atas perbuatan mencuri uangku yang j
Part 40Bertemu Ibu LindaDuh, makin pusing saja aku mikirin masalah Linda gak habis habis. Lebih baik aku lupakan masalah Linda dan Fokus bekerja saja. Aku harus kembali kejar setoran agar bisa mewujudkan mimpiku untuk membuka cabang toko kue ku .Seminggu setelah penangkapan Linda, toko ku kedatangan tamu. Seorang wanita paruh baya, Aku tidak mengenal siapa wanita ini, sepertinya dia mengenal aku. Wanita itu sudah duduk di kursi pelanggan, aku menyuruhnya menunggu karena ada kerjaan yang harus ku selesaikan. "Maaf... Anda siapa ya? Ada yang bisa saya bantu? " Tanyaku pada wanita yang lebih tua dari ibuku. Ia langsung berdiri ketika melihat kedatanganku, tangannya diangkat untuk menjabat tanganku, aku membalas dengan menjabat tangannya. "Saya Wartini, Ibu nya Linda" Apa aku tidak salah dengar? Kenapa ibunya Linda tiba tiba datang kesini, dan dari mana pula Ibu ini tahu alamat ku, aku yakin pasti Linda
Part 39Linda ditangkap polisiPagi kembali menyapa, Hari baru akan segera dimulai. Pukul tujuh pagi, aku membuka toko ditemani ibu, Udara begitu sejuk dan bersih. Semoga Hari ini banyak pelanggan yang membeli kue ditokoku. "Buk.. ""Iya Nur, ada apa? ""Kira kira Linda kemana ya Buk? ""Ya mana Ibu tahu Nur, paling dia sembunyi, atau paling pulang kampung""Pulang kampung? Jangan jangan dia dirumah orang tuanya ya Bu? ""Bisa jadi Nur, atau bisa juga dia merantau""Merantau? ""Iya, biasanya orang yang lagi ada Masalah atau lagi dikejar hutang, dia akan merantau keluar kota atau keluar negeri bahkan, bisa jadi disana Jadi TKW atau TKI""Iya juga ya Buk, jangan jangan dia kabur ke Malaysia, trus jadi TKW disana""Bisa saja.. "Kalau sampai Linda kabur keluar Negeri bisa gawat, polisi pasti tidak bisa menemukannya. Dan dia bisa bebas berkeliaran setelah menc
Part 38Linda di tangkap PolisiBahkan Aku telah memberinya uang lima juta Cuma cuma, tapi kenapa dia sampai berani mengamnbil uang tanpa sepengetahuan ku? Bahkan aku akan memberinya dengan sukarela jika ia meminta baik baik padaku, bukan dengan cara curang begini. Setelah selesai membuat laporan kekantor polisi aku berniat mendatangi rumah Linda. Aku hanya ingin memastikan jika ia masih tinggal di alamat yang dulu. Namun, sesampainya di alamat rumah Linda, aku terkejut karena didepan pagar rumah tertulis "RUMAH DIJUAL"Betapa kagetnya aku mengetahui bahwa Linda sudah tidak tinggal dirumah itu lagi. Kemana Linda pergi? Mengapa secepat itu dia menghilang? Nomor whatsapp ku juga sudah diblokir olehnya, mengapa Linda betingkah seperti ini? aku harus mencari tahu, jangan jangan ini ada hubungan dengan utang suaminya. Linda pernah bercerita jika suaminya terlilit hutang di bank dengan jumlah puluhan juta, ia jug