Hannah yang sedang sibuk di dapur juga bergegas menghampiri. Ini pertama kali dia melihat suaminya seperti ini."Suamiku! Ada apa? Apakah ini ada hubungannya dengan Fandy?"Wajah Petrus sangat muram. Dia tidak menjawab dan malah menatap Fandy."Katakan dengan serius, sebenarnya ada dendam apa dengan Nyonya Katniss? Kalau nggak tahu alasannya, aku nggak bisa berbuat apa-apa."Paman yang awalnya begitu santai dan tidak menganggapnya serius tiba-tiba bertingkah seperti ini membuat Fandy tercengang."Aku benar-benar nggak kenal Nyonya Katniss, apalagi punya dendam."Melihat Petrus mengerutkan kening dalam-dalam, Hannah tidak tahan lagi. Tidak peduli apa pun yang terjadi, dia tidak akan pernah membiarkan sesuatu terjadi para satu-satunya garis keturunan kakaknya."Apa yang terjadi? Katakan!"Sambil menghela napas, Petrus membuat keputusan."Kamu bawa Fandy dari Kota Taro. Takutnya Nyonya Katniss telah menutup bandara. Aku akan menanggung apa yang terjadi di sini."Apa!? Hannah terkejut. Ter
Ini juga bisa menjatuhkan paman ketiga sepenuhnya yang sama saja dengan membunuh dua burung dengan satu batu."Diam! Siapa bilang kami datang untuk meminta pertanggungjawaban?"Sebelum Petrus bisa menjawab, Draco berbicara dengan nada dingin sebelum menatap Petrus dengan agak takut."Kalau aku nggak salah ingat, seharusnya kamu adalah Petrus, putra tertua ketiga dari Keluarga Warsun. Itu artinya Tuan Fandy juga bisa dianggap sebagai keponakanmu?"Petrus tanpa sadar hendak mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba tertegun.Tunggu! Siapa Tuan Fandy? Mungkinkah itu Fandy?Orang lain juga mendengar perbedaan panggilannya. Bagaimanapun, orang di depan adalah kepala Keluarga Hubert. Bisa memanggil orang luar dengan sebutan tuan, pada dasarnya itu adalah orang yang memiliki status lebih tinggi darinya dan harus diperlakukan dengan sopan. Fandy itu siapa?"Draco, apa yang ingin istrimu lakukan?"Saat ini Fandy melepaskan Hannah yang memeluknya dengan erat dan berjalan keluar.Kalimat ini membuat N
Satu kata tunggu ini membuat Draco dan istrinya terkejut."Tuan Fandy, masih ada instruksi lain?""Kudengar kamu punya kesepakatan bernilai puluhan triliun dengan Keluarga Warsun?"Draco menghela napas lega, masih mengira ada masalah apa."Memang ada, apa yang Tuan Fandy inginkan?"Fandy menunjuk dan berkata."Nanti bicaralah dengan pamanku. Kalau dia mau, lakukanlah. Kalau nggak mau, anggap saja aku nggak mengatakan apa-apa.""Baik, Tuan Fandy nggak perlu khawatir. Besok aku akan mengunjungi Tuan Petrus."Dikatakan satu orang berkuasa, orang yang berhubungan dengannya juga akan mendapatkan keuntungannya. Dulu Draco selalu meremehkan semua anggota Keluarga Warsun. Sebenarnya Keluarga Warsun hanya memiliki peluang kecil untuk berbisnis bernilai puluhan triliun dan masih jauh dari kesuksesan, tetapi sekarang semuanya sangat berbeda.Setelah keduanya pergi, Fandy tersenyum."Bibi, Paman, ayo masuk."Meskipun ada begitu banyak yang ingin Petrus katakan, dia tahu sekarang bukan waktunya. Ja
Di suatu hutan Negara Limas, Nenek Hera yang sedang tidur tiba-tiba duduk dan senyuman aneh perlahan merekah."Haha, kemajuannya lebih cepat dari yang kukira. Kalau begitu, pertunjukan yang bagus akan segera dimulai."Di pagi hari, Fitri mendorong Fandy."Bajingan, jangan mulai lagi. Aku harus pergi bekerja."Ini juga Fitri adalah seniman bela diri yang hebat. Kalau tidak, hari ini dia pasti tidak akan bisa bangun dari kasur setelah diombang-ambing sepanjang malam untuk pertama kali."Oke, malam ini ayo kita pergi ke rumahku dan lanjutkan. Entah siapa yang mengeluarkan suara itu ...."Mulut Fandy dibungkam sebelum bisa menyelesaikan ucapannya. Fitri sangat malu sampai tidak tahu harus berkata apa dan buru-buru berlari keluar. Saat mengingat kembali kegilaan tadi malam, itu memang membuat orang sulit untuk melupakannya.Wanita mana pun yang baru pertama kali mencicipi buah terlarang akan kecanduan, Fitri juga sama.Akan tetapi, akhirnya dia menemukan tempat untuk kembali dan merasa baha
Setelah ragu beberapa saat, Fitri menekan video tersebut.Hal pertama yang dia lihat adalah Fandy sedang berbicara dengan seorang wanita tua.Saat percakapan berlanjut, Fitri mengerutkan kening."Ini Nenek Hera?"Setelah menyelidiki sekian lama, Fitri bahkan tidak tahu seperti apa rupa Nenek Hera. Tidak disangka hari ini dia akan mendapat kejutan tak terduga.Akan tetapi saat terus melihatnya, wajah Fitri menjadi muram dan sorot matanya sangat dingin.Pada akhirnya Fitri mengepalkan tinjunya dan menggertakkan gigi."Fandy!"Setelah matahari terbenam, Fandy yang telah masak begitu banyak makanan mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Fitri. Sesuai yang dijanjikan, seharusnya wanita itu sudah tiba setengah jam yang lalu.Tidak ada yang menjawab setelah berdering lama, tetapi Fandy tidak terlalu memusingkannya.Akan tetapi setelah 40 menit berlalu, dia tidak bisa duduk diam lagi. Meskipun ada penundaan, Fitri pasti akan memberitahunya. Ada yang tidak beres.Jadi Fandy langsung menelepo
Saat ini sorot mata Fitri muram dan kosong."Tetap saja kamu datang kepadaku demi nyawamu sendiri. Fandy, aku sangat kecewa padamu! Kalau saat itu kamu mengatakan yang sebenarnya padaku, mungkinkah aku nggak akan menolakmu mengingat aku telah jatuh cinta padamu? Tapi kamu memilih untuk menyembunyikannya, jadi sekarang semua yang kamu katakan cuma alasan."Dia menepis tangan Fandy dengan kasar dan suaranya terdengar sangat buruk."Mulai sekarang aku nggak mau melihatmu lagi! Lenyaplah sepenuhnya dari duniaku."Fandy berdiri di sana dengan tercengang saat melihat Fitri pergi. Dia tahu kali ini apa pun yang terjadi, hal itu tidak bisa diubah.Nenek Hera menang dan pukulan mental terhadap Fitri tidak bisa disembuhkan.Mungkin ini sudah waktunya bagi Fandy untuk pergi.Keesokan paginya, Fandy yang belum tidur sepanjang malam masih tidak ingin menyerah dan berencana mencari Arnold untuk memikirkan cara.Akhirnya dia membuka pintu dan melihat Tuan Besar Rick keluar dari mobil."Kakek Rick."T
Saat ini amarah Fandy telah mencapai titik di mana sulit untuk diredam lagi.Akan tetapi saat hendak menyerang, sebuah mobil polisi tiba-tiba melaju kencang yang mengalihkan perhatian Fandy dan dia menyadari kerumunan orang masih berjalan di sekitar.Sekarang tidak peduli seberapa kuatnya dia, Nenek Hera juga kuat. Kalau mereka bertarung di sini, seluruh jalan akan langsung hancur. Begitu sampai menarik perhatian negara, akan ada masalah besar."Haha, kukira kamu benar-benar berani menyerang."Setelah ditertawakan oleh Nenek Hera, Fandy berkata dengan nada dingin."Kamu pikir menyenangkan bermain dengan orang lain seperti ini? Aku benar-benar punya perasaan terhadap Fitri dan sekarang kamu menghancurkan semuanya. Tahun nggak betapa sedihnya dia!?"Nenek Hera tertawa."Tentu saja aku tahu Fitri sangat sedih. Kalau nggak sedih, bukankah semua pekerjaanku akan sia-sia? Semakin dia terluka, semakin pria kejam bernama Rick akan mengambil tanggung jawab pada dirinya sendiri dan menjadi semak
"Kakek Rick, terima kasih. Aku nggak akan pernah menyerah."Hanya dalam waktu satu jam, Fandy menemukan identitas sebenarnya dari orang yang bernama saman Sunny dan dia tinggal di Kota Hira."Oh, Fandy, kok tumben ada waktu datang menemuiku?"Sore harinya, Fandy mengunjungi rumah Burhan sambil membawa beberapa barang."Aku harus meninggalkan ibu kota provinsi untuk sementara waktu yang mungkin agak lama, jadi aku datang menemuimu."Pergi? Burhan tidak terlalu memikirkannya. Mustahil anak muda bisa tinggal di kota selamanya, apalagi seseorang yang berbakat seperti Fandy."Hm, kamu baik sekali."Setelah ragu sejenak, Fandy berkata."Aku nggak akan menyapa Lusiana, Pak Burhan bisa sampaikan untukku. Selain itu, aku sangat berharap dia bisa mencari kehidupannya sendiri. Aku nggak pantas untuk ditunggu."Burhan tertawa."Tenang saja, gadis itu punya pemikirannya sendiri. Dia akan menyerah saat merasa nggak bisa menunggu lebih lama lagi."Sekitar pukul lima di sebuah restoran di ibu kota pro
Ada rasa kesal di mata Stira, tapi tetap berkata padanya."Tuan Fandy, dia adalah penyelidik gabungan yang diutus oleh kantor pusat, Pak Helmi. Karena insiden ini melibatkan negara asing, mereka menanggapinya dengan sangat serius."Setelah mendengar ini, Helmi merasa jijik."Tuan? Stira, kamu benar-benar bertindak keterlaluan. Dia adalah seorang tersangka. Apa kamu pernah melihat seseorang memanggil seorang tersangka dengan sebutan Tuan?"Stira segera membalas."Urusanku sendiri mau memanggilnya apa, aku hanya memperjelas sikapku selama penyelidikan. Kamu nggak perlu mengajariku bagaimana caranya."Helmi duduk berhadapan dengan Fandy karena malas membalas perkataannya."Suara serta video di ponsel diverifikasi keasliannya. Itu suaramu, Fandy! Entah seberapa banyak yang kamu katakan, nggak akan ada gunanya. Kecuali kamu bisa memberikan bukti alibimu! Sekarang ikutlah dengan kami!""Kalau kamu berani melawan, kami berhak membunuhmu di tempat!"Helmi menyatakan permusuhannya dengan sangat
Reaksi pertama Fandy adalah pembunuhannya terhadap Zofar telah terungkap, tapi Fandy langsung menyangkalnya.Pertama-tama rencananya sempurna, Zofar pergi ke sana untuk membunuh seseorang, jadi pasti akan mengambil inisiatif untuk menghindari kamera CCTV. Kedua, orang pertama yang mengetahui kematian Zofar pastilah Keluarga Madius, jadi apakah mereka akan membalas dendam? Hal ini begitu mustahil.Kedua hal ini tidak mungkin terjadi, lalu apa yang akan terjadi?"Fitri, jangan bercanda. Bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang?""Itu bukan urusanmu. Kalau bukan urusan resmi, menurutmu aku akan meneleponmu? Stira sudah pergi mencarimu. Aku harap kamu mau bekerja sama. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena mengeluarkan perintah pencarian."Setelah telepon ditutup, Fandy benar-benar bingung, hanya bisa pulang untuk menunggu.Hanya satu jam kemudian, Stira menemukan alamatnya dan duduk di ruang tamu. Selain Stira, ada dua anggota Pasukan Serigala Ganas, yang menunjukkan bahwa mereka m
Jika ingin berhubungan normal dengan Helen, pekerjaan adalah hal yang penting terlebih dahulu. Kalau masih misterius seperti dulu, bagaimana bisa berhubungan? Pasti akan menciptakan jarak.Setelah berpikir panjang, jadi akan lebih tepat untuk meneruskan profesi lamanya. Dokter merupakan profesi yang memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain paling cepat. Lagi pula, siapa yang tidak pernah mengalami penyakit ringan?"Ada klinik pengobatan tradisional yang dijual di ujung jalan, tapi sebaiknya kamu melihat-lihat dulu sebelum memutuskan."Naning cukup efisien, karena berada di bidang pekerjaan ini, tentu tidak lambat untuk mengetahuinya."Maaf merepotkanmu lagi. Mulai sekarang, panggil aku Kak Fandy saja.""Ya, Kak Fandy."Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka katakan pada saat yang sama. Naning tidak berpura-pura lagi. Naning benar-benar orang yang tertutup dan selalu menjaga jarak dari klien-klien kaya. Alasan kenapa memperlakukan Fandy secara berbeda adalah karen
Hampir segera setelah Zofar meninggal, garis merah tiba-tiba keluar dari tubuhnya dan menuju langsung ke Fandy.Karena begitu cepat, Fandy tidak punya waktu untuk bereaksi, garis merah pun menghilang tanpa jejak.Fandy segera duduk bersila untuk memeriksa dirinya sendiri lalu segera menangkap garis merah."Dengan kekuatanku saat ini, aku perlu menekannya selama sebulan untuk menyempurnakan garis merah ini."Karena garis merah tidak berpengaruh pada tubuh, jadi bisa menebak bahwa garis itu seharusnya digunakan sebagai sensor untuk melindungi generasi mendatang agar bisa mengetahui siapa pembunuhnya.Sekalipun Fandy mampu menekan benda ini hingga batas maksimal dalam sekejap, akan butuh waktu paling sedikit satu bulan agar benda itu benar-benar hilang.Inilah alasannya kenapa Fandy sedikit kesal. Garis merah ditekan dengan cara ini hingga jarak penginderaan lawan dipersingkat banyak, tapi tidak hilang. Ketika mencapai jarak tertentu, masih bisa langsung mengunci Fandy sebagai pembunuh ya
Kecuali? Mata Imelda langsung berbinar."Jangan bertele-tele, kecuali apa?""Kecuali dua sekte paling misterius, atau Keluarga Ilyas, aku benar-benar nggak bisa memikirkan hal lain."Setelah berpikir sejenak, Imelda menjadi getir lagi."Kalau begitu, Guru, tolong beri aku saran. Kalau dia benar-benar memanggilku, aku harus pergi atau nggak? Apa tanda itu nyata?"Guru langsung memberikan jawaban tanpa ragu."Pasti benar! Kalau dia ingin membunuhmu, pasti sudah melakukannya sejak lama. Kamu nggak mau kenal dengan orang jenius itu, malah mau bersembunyi darinya? Apa kamu bodoh? Dengan begitu, akan lebih baik kalau kamu bisa punya anak dengannya."Imelda langsung menutup telepon. Orang tua ini mulai bertindak aneh lagi.Namun, mengingat wajah dari Fandy, dia mengusap dagunya sambil terkekeh."Sepertinya aku nggak keberatan punya anak dengannya. Sialan, kenapa aku jadi tergoda lagi?"Sekitar pukul satu pagi, di Villa nomor 3 Kompleks Duniawal, Zofar baru saja muncul di ruang tamu lalu melih
"Aku ada beberapa pertanyaan untukmu."Setelah selesai berbicara, wanita yang mendekatinya tersenyum licik."Hehe, ungkapkan saja masalah punya masalah di pikiranmu. Apa kamu sudah tahu kenapa kamu nggak bisa bergerak? Jangan khawatir, aku baru saja menekan titik akupunkturmu. Dalam dua jam, aku akan melepaskannya secara otomatis! Aku hanya akan memberimu hukuman yang ringan saja. Jangan ikuti gadis cantik itu lagi!"Meskipun kecepatan serangan tadi benar-benar cepat, Fandy yang sudah siap dan secara alami menyadarinya. Meski begitu, dirinya masih sangat terkejut.Tepat saat wanita itu hendak pergi dengan senang, lengannya diraih oleh Fandy."Aku ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu."Dalam sekejap, raut wajah wanita itu berubah drastis sambil menatap lengannya dengan tidak percaya."Bagaimana mungkin! Teknik penekanan titik akupunkturku begitu hebat, hingga mereka yang berada di Tahap Alam Penyempurnaan nggak akan bisa bergerak, tapi kamu bisa?"Dia menyadari masalah
Setelah mengerutkan kening dan menatap Zofar, Fandy berbicara."Sebenarnya apa maumu?""Omong kosong, pergi obati temanku. Mona bilang kamu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan bisa pergi ke rumah Keluarga Yanato, seharusnya keterampilanmu cukup bagus. Meski masalah temanku nggak terlalu serius, dia tetap temanku, jadi jangan sampai menunda waktu."Menunda waktu? Benar-benar memikirkan ini dan masih berniat untuk makan mi?"Sekarang aku menjawabmu, aku nggak akan pergi."Zofar tersenyum, tetapi senyumannya agak kejam."Haha, kamu pikir aku nggak berani melakukan sesuatu padamu di depan umum? Mungkinkah kamu sebagai seorang dokter pengobatan tradisional telah mengenal beberapa orang yang berkuasa dan yakin aku cuma menakut-nakutimu?""Kalau begitu, kamu salah besar. Namaku Zofar. Aku adalah genius tiada tara dari Keluarga Madius yang merupakan salah satu dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno. Aku bisa menghancurkanmu dalam segala aspek dengan mudah, jadi kusarankan kamu untuk
"Berhenti!"Tepat saat orang-orang itu mengangkat batang besi di tangan untuk memukul Fandy, sebuah teriakan keras terdengar dan Edrick-lah yang keluar dari vila dengan pakaian rapi, jelas akan keluar."Sialan! Siapa yang berani ikut campur urusanku?"Pemuda itu menoleh sambil mengumpat, tetapi ekspresinya langsung berubah."Kak Edrick?"Wajah Edrick memucat, lalu menunjuk ke arah pemuda itu dan berkata."Lucky, kulitmu gatal lagi sampai melakukan hal seperti ini di siang hari bolong? Sudah berapa hari ayahmu nggak memukulmu?"Dari percakapan tersebut bisa diketahui kalau keduanya saling kenal dan Lucky agak takut pada Edrick."Kak Edrick, apa maksudmu itu? Aku cuma bercanda untuk menakut-nakutinya, mana mungkin aku akan benar-benar menyerang? Sekarang aku sudah mau pergi, pergi dulu!"Setelah Lucky pergi bersama bawahannya, Fandy tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Edrick."Terima kasih, Tuan Edrick. Jujur saja aku benar-benar bingung. Aku baru saja datang k
Gadis ini memiliki niat yang baik, Fandy berkata sambil tersenyum."Kalau begitu, maaf merepotkanmu."Ini adalah pertama kalinya Fandy pindah dan harus membeli banyak barang. Naik taksi memang agak merepotkan.Saat keduanya masuk ke dalam mobil dan pergi bersama, ada dua orang di depan pintu yang melihat seluruh proses dengan wajah marah."Sialan! Awalnya vila ini diberikan kepadaku, tapi nggak kusangka ada orang yang benar-benar akan membelinya. Malah menguntungkan bocah sialan ini."Yang lainnya mencibir."Inilah takdir! Cukup bagi kita untuk mendapat penghasilan dari menjual beberapa rumah sekaligus. Bukankah Naning cukup kolot? Biasanya dia menjaga jarak dari pelanggannya, tapi kali ini dia benar-benar berinisiatif untuk turun tangan.""Haha, itu semua cuma akting! Pria bernama Fandy ini masih muda dan kaya. Selama seseorang bukan idiot, siapa yang nggak punya angan-angan? Kalau benar-benar berhasil, kelak dia akan menjadi wanita kaya. Siapa yang masih menjual rumah? Tapi wanita it