Sambil menggosokkan kedua tangan, pria gundul itu kembali menatap Yolanda di dalam mobil. Matanya dipenuhi dengan nafsu."Kalian tenang saja, Kakak selalu memberi bagian untuk orang yang temukan. Setelah aku selesai tidur, kalian bisa masuk."Sopir pengganti tertawa-tawa. Dia sudah tahu akan seperti ini. Saat melihat Yolanda mendekat di pintu KTV, sopir itu tak bisa menahan diri. Dia benar-benar cantik. Begitu memikirkan bisa menikmatinya sebentar lagi, tubuhnya sudah nggak bisa menahan diri.Pria gundul baru saja membuka pintu mobil, tetapi mendengar suara ‘pah’ yang keras, pintu mobil tiba-tiba tertutup dengan keras."Kamu ... siapa?"Semua orang panik. Tak ada yang menyadari, entah sejak kapan seorang pemuda muncul di samping pintu mobil."Aku adalah orang yang akan mengambil nyawa kalian!"Tentu saja yang muncul adalah Fandy. Dia telah mengikuti mobil itu dari belakang. Jika mobil itu menuju apartemen Yolanda atau Universitas Norma, berarti Fandy yang terlalu menaruh curiga. Namun
Sekte Ganda!Sebenarnya, meskipun pria gundul ini terlihat tenang, hatinya sangat cemas. Dia tidak bisa menilai seberapa kuat Fandy, takut atau tidak terhadap pistol. Jadi, dia mencoba menekannya terlebih dahulu dengan kata-kata, sambil menunggu Kak Castian yang akan segera tiba."Cuma bisa gunakan nama sekte besar untuk takuti orang lain. Tapi, kalian pecundang seperti ini, berani bilang terkait dengan sekte tingkat itu?"Fandy tertawa dingin, orang-orang seperti ini hanya tahu beberapa nama sekte terkenal, lalu mulai membicarakannya.Di benak Fandy, Sekte Ganda tidak memberikan kesan yang baik. Namun, dalam insiden di Desa Pilu, pihak sekte itu hanya menakuti warga desa, tanpa mencelakakan mereka. Itu berarti mereka masih punya sedikit moral. Bagaimana mungkin orang yang bermoral melakukan perdagangan anak, hal yang sadis ini?"Nggak percaya? Hehe, kalau punya nyali, jangan bergerak dulu. Tunggulah Kak Castian datang, nanti kamu akan tahu apa kami bohong atau nggak."Oh? Orang di bal
"Kamu itu yang datang untuk campur tangan? Aku kira siapa tadi, ternyata cuma orang biasa."Mengikuti arah munculnya suara, tampak dua orang berdiri di halaman, seorang pemuda dan seorang lelaki tua. Yang berbicara adalah pemuda itu, kemungkinan besar dia adalah Kak Castian yang disebut-sebut oleh pria gundul.Setelah berkata demikian, Kak Castian dan lelaki tua itu menatap keempat orang, si gundul bersama anggotanya. Alis mereka berkerut dalam-dalam. Mereka pasti bisa menilai bahwa ini adalah penampilan yang hanya muncul setelah mengalami penyiksaan yang sangat ekstrem.Empat jarum perak terbang keluar, keempat orang itu merasakan penderitaan. Bahkan Kak Castian yang menyaksikan, merasakan sudut mulutnya berkedut. Hanya dengan melihatnya saja, rasanya sudah sangat menyakitkan, apalagi merasakan secara langsung."Di negara mana pun, siapa pun yang masih punya sedikit akal sehat, tahu bahwa nggak boleh melukai anak-anak! Dulu ada berita di luar negeri, seorang buronan sedang mengendarai
Awalnya, Fandy benar-benar mengira bahwa Kak Castian adalah dalangnya, tetapi setelah melihat kemunculan mereka, pemikirannya berubah.Pertama, Kak Castian terlalu muda. Kedua, ada seorang ahli seperti lelaki tua itu bersamanya. Ini hampir bisa dipastikan bahwa pelaku utama di balik semua ini adalah orang lain."Aku akan bilang! Aku akan bilang!"Sampai pada titik ini, setelah disiksa habis-habisan, level kekuatan seseorang sudah tidak ada artinya lagi, tidak ada yang bisa bertahan."Semua ini diatur oleh pamanku, Haris. Aku bilang yang sebenarnya, tolong beri aku jalan keluar!"Pamannya? Bukankah ini soal garis keturunan? Ternyata benar, orang yang gaya hidupnya sama, akan cenderung bersama."Di mana Haris?""Dia ada di Sekte Ganda! Pamanku adalah tetua keenam di Sekte Ganda."Ternyata memang Sekte Ganda!Fandy tidak menyangka, apa yang dikatakan pria gundul sebelumnya ternyata benar. Dia tidak hanya asal menyebut nama sekte besar untuk menakut-nakuti Fandy.Bahkan seorang kaki tangan
Namun, tidak ada yang menyangka, setiap bulan ada anak-anak yang dikirim ke hutan ini, dan pintu masuknya adalah sebuah gua.Fandy yang bergegas ke hutan ini. Setiba di gua, di dalamnya terlihat banyak tulang belulang hewan. Tempat ini sesuai dengan deskripsi Kak Castian, tidak ada perbedaan sama sekali.Gua ini tidak besar. Setelah berjalan sekitar sepuluh meter, ujungnya sudah terlihat. Seyogianya, jika seseorang tersesat, pasti akan berbalik karena di depannya hanya dibatasi dinding batu.Namun, Fandy perlahan menengadah dan melihat ke sudut gelap yang miring di atas. Di sana ada sebuah kamera tersembunyi yang mengarahkan lensanya ke tempat Fandy berdiri.Mungkin karena dirinya dibuang saat masih kecil, jadi Fandy sangat membenci para penculik anak. Ketika menghadapi hal seperti ini, bagaimana mungkin dia bisa diam saja.Dengan pikiran itu, Fandy melayangkan tinju sehingga dinding batu itu runtuh. Terlihat ada ruang tersembunyi di balik dinding, berupa sebuah lift.Fandy masuk ke da
Fitri?Melihat tatapan mata Fandy yang suram, Jessica menangis sambil mengadu."Aku juga nggak tahu alasannya, sepupuku cuma suruh aku ke sini."Belum selesai bicara, wajahnya sudah kena tamparan."Mau alihkan perhatian lewat Fitri? Coba kamu tanya hatimu sendiri, apa dia orang seperti itu? Aktingmu benar-benar buruk sampai hatiku geli."Jessica menyentuh wajahnya sendiri, melupakan aura membunuh yang keluar dari tubuh Fandy."Kamu berani tampar aku, Fandy? Kamu pikir kamu siapa? Nggak tahu adat."Sudah jelas, Jessica juga termasuk salah satu pelakunya.Fandy tidak lagi menyentuh Jessica, tetapi beralih ke pria itu, menyiksanya berulang kali.Jessica yang hanya menyaksikan, pada mulanya hanya bisa marah dengan geram. Seiring berjalannya waktu, dia menjadi begitu ketakutan sehingga duduk lemas di tanah. Dia takut kalau-kalau Fandy akan menggunakan cara yang sama menindaknya."Katakan, laboratorium ini untuk apa?"Pria itu sudah berada di ambang kehancuran mental, segera mengungkapkan se
Setelah Fandy keluar, seluruh laboratorium sudah terbakar habis. Belasan anak-anak, tak satu pun yang selamat. Bahkan anak yang mengeluarkan darah dari tujuh lubang pun tak sempat diselamatkan Fandy.Semua adegan yang disaksikan langsung itu, membuat Fandy benar-benar kehilangan akal sehatnya.Menurutnya, setidaknya, para petinggi Sekte Ganda semuanya terlibat. Orang-orang ini harus mati. Mereka tidak layak hidup lebih lama lagi, walau sehari pun. Dia merasa harus segera bertindak, sebagai tebusan dosa mereka terhadap anak-anak yang dijadikan kelinci percobaan itu.Meski emosinya sudah sedemikian meledak, Fandy tetap mengeluarkan ponsel dan menghubungi Toni, pembunuh bayaran dari organisasi pembunuh Feunoria yang didirikan oleh Kak Irana."Toni, aku butuh semua data petinggi Sekte Ganda, dan juga, informasikan kepada Kak Irana!"Sekte Ganda adalah sekte super peringkat kelima di Negara Limas. Kekuatan dan pengaruhnya tak perlu diragukan, dan lokasi geografisnya juga sangat unik.Sekola
Suara itu membuat alis Zenios mengerut. Seorang pria paruh baya yang duduk di bawah langsung berdiri dengan wajah penuh keringat dingin."Penatua Agung! aku akan keluar melihatnya."Orang yang berbicara adalah Haris. Dia mengkhawatir saat genting seperti ini, di mana tamu-tamu agung sedang hadir. Kalau sampai terjadi sesuatu, dan Penatua Agung Zenios murka, siapa yang sanggup menanggung akibatnya?"Pergilah."Zenios kembali tersenyum."Masalah kecil saja, jangan sampai merusak suasana kita yang menyenangkan."Orang-orang yang hadir di sana semua sudah berpengalaman, tentu tak akan ambil pusing, toh setiap keluarga punya masalahnya sendiri. Orang yang datang itu jelas punya dendam pribadi dengan Haris, pasti akan segera dibereskan, karena ini adalah markas besar Sekte Ganda."Kak Ryan, kudengar pemimpin keluarga dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno sudah berganti? Keluarga Yanato digeser dari puncak?"Ryan mengangguk."Benar, urusan besar seperti ini, para junior masih harus melapor kep
Ada rasa kesal di mata Stira, tapi tetap berkata padanya."Tuan Fandy, dia adalah penyelidik gabungan yang diutus oleh kantor pusat, Pak Helmi. Karena insiden ini melibatkan negara asing, mereka menanggapinya dengan sangat serius."Setelah mendengar ini, Helmi merasa jijik."Tuan? Stira, kamu benar-benar bertindak keterlaluan. Dia adalah seorang tersangka. Apa kamu pernah melihat seseorang memanggil seorang tersangka dengan sebutan Tuan?"Stira segera membalas."Urusanku sendiri mau memanggilnya apa, aku hanya memperjelas sikapku selama penyelidikan. Kamu nggak perlu mengajariku bagaimana caranya."Helmi duduk berhadapan dengan Fandy karena malas membalas perkataannya."Suara serta video di ponsel diverifikasi keasliannya. Itu suaramu, Fandy! Entah seberapa banyak yang kamu katakan, nggak akan ada gunanya. Kecuali kamu bisa memberikan bukti alibimu! Sekarang ikutlah dengan kami!""Kalau kamu berani melawan, kami berhak membunuhmu di tempat!"Helmi menyatakan permusuhannya dengan sangat
Reaksi pertama Fandy adalah pembunuhannya terhadap Zofar telah terungkap, tapi Fandy langsung menyangkalnya.Pertama-tama rencananya sempurna, Zofar pergi ke sana untuk membunuh seseorang, jadi pasti akan mengambil inisiatif untuk menghindari kamera CCTV. Kedua, orang pertama yang mengetahui kematian Zofar pastilah Keluarga Madius, jadi apakah mereka akan membalas dendam? Hal ini begitu mustahil.Kedua hal ini tidak mungkin terjadi, lalu apa yang akan terjadi?"Fitri, jangan bercanda. Bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang?""Itu bukan urusanmu. Kalau bukan urusan resmi, menurutmu aku akan meneleponmu? Stira sudah pergi mencarimu. Aku harap kamu mau bekerja sama. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena mengeluarkan perintah pencarian."Setelah telepon ditutup, Fandy benar-benar bingung, hanya bisa pulang untuk menunggu.Hanya satu jam kemudian, Stira menemukan alamatnya dan duduk di ruang tamu. Selain Stira, ada dua anggota Pasukan Serigala Ganas, yang menunjukkan bahwa mereka m
Jika ingin berhubungan normal dengan Helen, pekerjaan adalah hal yang penting terlebih dahulu. Kalau masih misterius seperti dulu, bagaimana bisa berhubungan? Pasti akan menciptakan jarak.Setelah berpikir panjang, jadi akan lebih tepat untuk meneruskan profesi lamanya. Dokter merupakan profesi yang memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain paling cepat. Lagi pula, siapa yang tidak pernah mengalami penyakit ringan?"Ada klinik pengobatan tradisional yang dijual di ujung jalan, tapi sebaiknya kamu melihat-lihat dulu sebelum memutuskan."Naning cukup efisien, karena berada di bidang pekerjaan ini, tentu tidak lambat untuk mengetahuinya."Maaf merepotkanmu lagi. Mulai sekarang, panggil aku Kak Fandy saja.""Ya, Kak Fandy."Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka katakan pada saat yang sama. Naning tidak berpura-pura lagi. Naning benar-benar orang yang tertutup dan selalu menjaga jarak dari klien-klien kaya. Alasan kenapa memperlakukan Fandy secara berbeda adalah karen
Hampir segera setelah Zofar meninggal, garis merah tiba-tiba keluar dari tubuhnya dan menuju langsung ke Fandy.Karena begitu cepat, Fandy tidak punya waktu untuk bereaksi, garis merah pun menghilang tanpa jejak.Fandy segera duduk bersila untuk memeriksa dirinya sendiri lalu segera menangkap garis merah."Dengan kekuatanku saat ini, aku perlu menekannya selama sebulan untuk menyempurnakan garis merah ini."Karena garis merah tidak berpengaruh pada tubuh, jadi bisa menebak bahwa garis itu seharusnya digunakan sebagai sensor untuk melindungi generasi mendatang agar bisa mengetahui siapa pembunuhnya.Sekalipun Fandy mampu menekan benda ini hingga batas maksimal dalam sekejap, akan butuh waktu paling sedikit satu bulan agar benda itu benar-benar hilang.Inilah alasannya kenapa Fandy sedikit kesal. Garis merah ditekan dengan cara ini hingga jarak penginderaan lawan dipersingkat banyak, tapi tidak hilang. Ketika mencapai jarak tertentu, masih bisa langsung mengunci Fandy sebagai pembunuh ya
Kecuali? Mata Imelda langsung berbinar."Jangan bertele-tele, kecuali apa?""Kecuali dua sekte paling misterius, atau Keluarga Ilyas, aku benar-benar nggak bisa memikirkan hal lain."Setelah berpikir sejenak, Imelda menjadi getir lagi."Kalau begitu, Guru, tolong beri aku saran. Kalau dia benar-benar memanggilku, aku harus pergi atau nggak? Apa tanda itu nyata?"Guru langsung memberikan jawaban tanpa ragu."Pasti benar! Kalau dia ingin membunuhmu, pasti sudah melakukannya sejak lama. Kamu nggak mau kenal dengan orang jenius itu, malah mau bersembunyi darinya? Apa kamu bodoh? Dengan begitu, akan lebih baik kalau kamu bisa punya anak dengannya."Imelda langsung menutup telepon. Orang tua ini mulai bertindak aneh lagi.Namun, mengingat wajah dari Fandy, dia mengusap dagunya sambil terkekeh."Sepertinya aku nggak keberatan punya anak dengannya. Sialan, kenapa aku jadi tergoda lagi?"Sekitar pukul satu pagi, di Villa nomor 3 Kompleks Duniawal, Zofar baru saja muncul di ruang tamu lalu melih
"Aku ada beberapa pertanyaan untukmu."Setelah selesai berbicara, wanita yang mendekatinya tersenyum licik."Hehe, ungkapkan saja masalah punya masalah di pikiranmu. Apa kamu sudah tahu kenapa kamu nggak bisa bergerak? Jangan khawatir, aku baru saja menekan titik akupunkturmu. Dalam dua jam, aku akan melepaskannya secara otomatis! Aku hanya akan memberimu hukuman yang ringan saja. Jangan ikuti gadis cantik itu lagi!"Meskipun kecepatan serangan tadi benar-benar cepat, Fandy yang sudah siap dan secara alami menyadarinya. Meski begitu, dirinya masih sangat terkejut.Tepat saat wanita itu hendak pergi dengan senang, lengannya diraih oleh Fandy."Aku ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu."Dalam sekejap, raut wajah wanita itu berubah drastis sambil menatap lengannya dengan tidak percaya."Bagaimana mungkin! Teknik penekanan titik akupunkturku begitu hebat, hingga mereka yang berada di Tahap Alam Penyempurnaan nggak akan bisa bergerak, tapi kamu bisa?"Dia menyadari masalah
Setelah mengerutkan kening dan menatap Zofar, Fandy berbicara."Sebenarnya apa maumu?""Omong kosong, pergi obati temanku. Mona bilang kamu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan bisa pergi ke rumah Keluarga Yanato, seharusnya keterampilanmu cukup bagus. Meski masalah temanku nggak terlalu serius, dia tetap temanku, jadi jangan sampai menunda waktu."Menunda waktu? Benar-benar memikirkan ini dan masih berniat untuk makan mi?"Sekarang aku menjawabmu, aku nggak akan pergi."Zofar tersenyum, tetapi senyumannya agak kejam."Haha, kamu pikir aku nggak berani melakukan sesuatu padamu di depan umum? Mungkinkah kamu sebagai seorang dokter pengobatan tradisional telah mengenal beberapa orang yang berkuasa dan yakin aku cuma menakut-nakutimu?""Kalau begitu, kamu salah besar. Namaku Zofar. Aku adalah genius tiada tara dari Keluarga Madius yang merupakan salah satu dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno. Aku bisa menghancurkanmu dalam segala aspek dengan mudah, jadi kusarankan kamu untuk
"Berhenti!"Tepat saat orang-orang itu mengangkat batang besi di tangan untuk memukul Fandy, sebuah teriakan keras terdengar dan Edrick-lah yang keluar dari vila dengan pakaian rapi, jelas akan keluar."Sialan! Siapa yang berani ikut campur urusanku?"Pemuda itu menoleh sambil mengumpat, tetapi ekspresinya langsung berubah."Kak Edrick?"Wajah Edrick memucat, lalu menunjuk ke arah pemuda itu dan berkata."Lucky, kulitmu gatal lagi sampai melakukan hal seperti ini di siang hari bolong? Sudah berapa hari ayahmu nggak memukulmu?"Dari percakapan tersebut bisa diketahui kalau keduanya saling kenal dan Lucky agak takut pada Edrick."Kak Edrick, apa maksudmu itu? Aku cuma bercanda untuk menakut-nakutinya, mana mungkin aku akan benar-benar menyerang? Sekarang aku sudah mau pergi, pergi dulu!"Setelah Lucky pergi bersama bawahannya, Fandy tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Edrick."Terima kasih, Tuan Edrick. Jujur saja aku benar-benar bingung. Aku baru saja datang k
Gadis ini memiliki niat yang baik, Fandy berkata sambil tersenyum."Kalau begitu, maaf merepotkanmu."Ini adalah pertama kalinya Fandy pindah dan harus membeli banyak barang. Naik taksi memang agak merepotkan.Saat keduanya masuk ke dalam mobil dan pergi bersama, ada dua orang di depan pintu yang melihat seluruh proses dengan wajah marah."Sialan! Awalnya vila ini diberikan kepadaku, tapi nggak kusangka ada orang yang benar-benar akan membelinya. Malah menguntungkan bocah sialan ini."Yang lainnya mencibir."Inilah takdir! Cukup bagi kita untuk mendapat penghasilan dari menjual beberapa rumah sekaligus. Bukankah Naning cukup kolot? Biasanya dia menjaga jarak dari pelanggannya, tapi kali ini dia benar-benar berinisiatif untuk turun tangan.""Haha, itu semua cuma akting! Pria bernama Fandy ini masih muda dan kaya. Selama seseorang bukan idiot, siapa yang nggak punya angan-angan? Kalau benar-benar berhasil, kelak dia akan menjadi wanita kaya. Siapa yang masih menjual rumah? Tapi wanita it