"Hmm, tunggu dia bangun, aku akan ingatkan."Ketika keduanya turun ke lantai bawah, kebetulan bertemu dengan Jessica yang baru saja masuk."Fandy? Siapa yang biarkan kamu masuk?"Sebelum Fandy sempat bicara, Fitri sudah mengerutkan keningnya."Jessica, mulai sekarang jangan bersikap seperti itu pada Fandy, dengar nggak?"Apa? Jessica mengira dirinya salah dengar. Sekarang dia makin kesal terhadap Fandy. Awalnya dia berpikir bahwa dengan campur tangan Keluarga Ilyas, Fandy pasti akan mengalami nasib yang buruk. Bagaimanapun, keluarga seperti itu biasanya tidak menyukai orang buangan. Namun, siapa sangka pria ini masih hidup dengan baik.Dia sudah bertanya pada Sang Ratu, tapi tidak ada jawaban. Sekarang Jessica malah melihatnya datang ke rumah. Tentu saja, dia tidak bisa menahan amarahnya."Kak! Apa aku perlu bersikap baik padanya? Kamu lupa apa yang dilakukan si pengecut ini pada Kakek?"Fitri menatapnya dengan dingin."Itu bukan urusanmu. Pokoknya, kalau bertemu Fandy lagi, jangan ber
Selain Patrick, ada tiga orang lain yang mengenakan pakaian tradisional putih. Yang memimpin adalah seorang pria paruh baya yang mengeluarkan sebuah lencana dengan tangan kanannya."Tim Penegak Hukum Lembah Pengobatan, Kiro. Ikut kami sekarang."Fandy tertawa dingin."Patrick, sudah pilih makammu? Aku memang nggak anggap kamu serius, tapi bukan berarti aku akan biarkan seekor semut terus-menerus ganggu aku."Kiro langsung mengernyitkan alisnya."Berani sekali! Berani ancam orang di depan Tim Penegak Hukum? Tangkap dia!"Saat itu juga, Stira berdiri di depan Fandy, membelanya."Mau tangkap seseorang? Mana buktinya?"Kiro memandang Stira dengan tidak senang lalu bertanya ...."Siapa kamu? Kamu tahu akibat menghalangi Lembah Pengobatan?""Aku Stira, Komandan Pasukan Serigala Ganas!"Begitu mendengar nama Pasukan Serigala Ganas, ekspresi Kiro menjadi lebih tenang."Ternyata Kapten Stira! Dengan pangkat dan kedudukanmu, kamu pasti tahu bahwa Lembah Pengobatan punya hak tangani urusan ini se
Dengan ekspresi yang terus berubah-ubah, Patrick buru-buru masuk ke dalam mobil."Kak Kiro! Cepat ... cepat kembali ke Lembah Pengobatan."Mobil melaju pergi, tetapi Fandy masih merasa tidak puas. Bajingan-bajingan itu benar-benar pandai memilih tempat. Jika ini terjadi di lokasi terpencil dan tanpa kamera pengawas, mana mungkin Fandy akan berbasa-basi? Dia pasti sudah membinasakan mereka langsung.Masalahnya, Stira juga ada di sana. Fandy tidak ingin menempatkan pria jujur itu ke dalam posisi sulit."Soal ini, akan kutangani sendiri. Jangan beri tahu Fitri."Stira mengangguk."Baik, aku akan turuti perintah Tuan Fandy."Sehari kemudian, di tempat parkir bandara, Fandy duduk di kursi penumpang depan dengan wajah masam, menatap Kak Irana, yang sedang memegang kemudi."Kak Irana, kamu benar-benar nggak mau temani aku ke Negara Leroux?"Waktunya untuk menjalankan perintah Kartu Kehidupan sudah tiba. Karena dia memiliki Jimat Dewata dari gurunya, jika tidak bisa menang, setidaknya dia bisa
Jerico tertegun sejenak. Dia benar-benar tidak menyangka Fandy akan berinisiatif untuk mengungkit topik ini. Awalnya dia sudah kehilangan harapan."Tuan Fandy, sekarang aku juga sudah cukup tua. Seharusnya kamu percaya apa yang kukatakan, 'kan?"Sambil mengangguk, Fandy memberi isyarat kepada Jerico untuk melanjutkan. Tentu saja dia memiliki maksud sendiri untuk menanyakan hal ini."Biar kujelaskan padamu. Saat pertama kali datang ke Negara Limas, alasan kenapa aku bisa punya banyak uang dan relasi untuk berbisnis berasal dari kakakku. Dia adalah ketua Grup Fallen di Negara Leroux, orang kaya super sejati. Nggak mengejutkan kalau dia berpikir salju itu hitam, semua orang juga akan berpikiran sama dengannya."Oh? Fandy tersenyum. Dia tidak menyangka taruhannya benar. Ternyata kakak Jerico memiliki status yang luar biasa di Negara Leroux."Kalau begitu, aku akan membantu kakakmu. Sekalian aku juga butuh bantuannya. Kita bisa membicarakan dengan lebih rinci setelah bertemu."Jerico tersen
Oh? Fandy mengusap dagunya. Ada pepatah di Negara Limas bahwa tidak semua orang terlahir dari keluarga kaya. Rayhan dan putranya sangat hebat, jadi akan luar biasa kalau keturunannya bisa mewariskannya."Aku mengerti garis besarnya. Kita bicarakan lagi saat bertemu."Jerico sangat bersemangat. Awalnya dia kembali untuk menghadiri perjamuan sebulan cucu kakaknya besok lusa dan tidak menyangka akan bertemu Fandy. Kalau saja Fandy benar-benar bisa membereskan masalah menantu, semuanya akan sepadan.Setelah turun dari pesawat, Jerico mengerutkan kening setelah melihat orang yang datang menjemputnya."Kakakku nggak datang?"Meskipun kedua kakak beradik itu hanya bertemu beberapa kali dalam setahun, mereka memiliki hubungan yang sangat dalam dan kakak selalu datang menjemput di bandara setiap kali dia kembali."Paman, ayahku pergi ke pulau untuk bertemu tamu asing. Rapatnya sangat mendadak dan penting, jadi dia nggak bisa datang."Saat ini Fandy angkat bicara."Warga Negara Limas?"Jerico te
Saat itu ayah mertua menghabiskan banyak uang untuk mengundang dokter genius dari Negara Limas untuk melakukan pemeriksaan, sayangnya dokter tersebut mengabaikannya. Akhirnya Jerico sang paman kedua mencari seorang teman dan Felix baru setuju untuk membantu.Sekarang seorang pemuda seperti Fandy benar-benar menghubungi Felix begitu saja?Seketika Paulus sadar bahwa dirinya salah dan sejak awal sudah meremehkan Fandy."Fandy, aku masih ingat gadis bernama Aulia ini. Dia begitu istimewa sehingga kemungkinan mustahil kelak aku akan bisa melupakannya! Rahimnya tersembunyi dan aku nggak bisa berbuat apa-apa."Rahim tersembunyi? Fandy mengerti. Pantas saja dia telah mendatangi banyak dokter selama bertahun-tahun tanpa ada hasil. Ternyata ini adalah penyakit yang sangat langka.Sebenarnya apa yang disebut rahim tersembunyi menciptakan ilusi. Rahim terlihat normal saat diperiksa dengan alat apa pun, tetapi sebenarnya tidak memiliki ciri-ciri rahim."Aku mengerti.""Sepertinya kamu akan turun t
Setelah itu, belasan pria berpakaian hitam yang mengenakan kacamata hitam masuk.Plok! Plok! Plok!Dengan tepuk tangan meriah, Benjamin muncul."Haha! Selamat datang di Negara Leroux. Setidaknya aku sebagai tuan rumah harus menunjukkan keramahtamahanku."Fandy tidak menyangka akan bertemu Benjamin di sini dan terkekeh."Cukup pandai menggali kuburmu sendiri juga. Kamu bisa saja tetap tinggal di Negara Leroux dan menjalani hidup tanpa beban selama sisa hidupmu, tapi malah membuat pilihan yang paling bodoh."Melihat Fandy masih berani berlagak sombong, senyuman Benjamin menghilang."Bocah sialan, buka matamu dan lihat dengan jelas. Ini Negara Leroux, bukan Negara Limas! Semua relasi dan uangmu nggak berguna di sini, mengerti?"Setelah duduk di kursi yang dibawa bawahannya, Benjamin menyilangkan kaki."Apa yang kukatakan terakhir kali di Kuil Halka masih berlaku. Kemarilah dan bersujud kepadaku, lalu berjanji untuk nggak mencari Yolanda lagi dan aku akan memaafkanmu."Setelah melihat ke s
"Pak Rayhan?"Benjamin ketakutan setengah mati dan otaknya tidak bisa berpikir.Karena saat in orang yang muncul adalah ketua Grup Fallen dari Negara Leroux yang benar-benar bisa mengendalikan semua orang kaya super. Kengeriannya hanya bisa dibayangkan oleh warga Negara Leroux.Sekalipun Benjamin memiliki nyali yang besar, dia tidak akan berani melawan seseorang seperti Rayhan."Tuan Fandy, mohon maaf. Nggak kusangka hal seperti ini akan terjadi. Aku pasti akan menanganinya sampai kamu puas!"Tanpa memedulikan Benjamin lagi, Rayhan segera menghampiri Fandy."Pak Rayhan, kamu terlalu segan. Tangani saja dengan caramu sendiri."Saat ini Benjamin mulai tersenyum seperti orang bodoh dan bahkan tidak sadar kalau sedang ditarik keluar oleh kakak kelima.Karena pikirannya benar-benar kacau. Ternyata Fandy si pemuda dari Negara Limas kenal penguasa seperti Rayhan. Tidak, bukan kenal. Dilihat dari sikap Rayhan, dia terlihat seolah membutuhkan pertolongan dari Fandy.Mengapa dia memprovokasi Fan
Ada rasa kesal di mata Stira, tapi tetap berkata padanya."Tuan Fandy, dia adalah penyelidik gabungan yang diutus oleh kantor pusat, Pak Helmi. Karena insiden ini melibatkan negara asing, mereka menanggapinya dengan sangat serius."Setelah mendengar ini, Helmi merasa jijik."Tuan? Stira, kamu benar-benar bertindak keterlaluan. Dia adalah seorang tersangka. Apa kamu pernah melihat seseorang memanggil seorang tersangka dengan sebutan Tuan?"Stira segera membalas."Urusanku sendiri mau memanggilnya apa, aku hanya memperjelas sikapku selama penyelidikan. Kamu nggak perlu mengajariku bagaimana caranya."Helmi duduk berhadapan dengan Fandy karena malas membalas perkataannya."Suara serta video di ponsel diverifikasi keasliannya. Itu suaramu, Fandy! Entah seberapa banyak yang kamu katakan, nggak akan ada gunanya. Kecuali kamu bisa memberikan bukti alibimu! Sekarang ikutlah dengan kami!""Kalau kamu berani melawan, kami berhak membunuhmu di tempat!"Helmi menyatakan permusuhannya dengan sangat
Reaksi pertama Fandy adalah pembunuhannya terhadap Zofar telah terungkap, tapi Fandy langsung menyangkalnya.Pertama-tama rencananya sempurna, Zofar pergi ke sana untuk membunuh seseorang, jadi pasti akan mengambil inisiatif untuk menghindari kamera CCTV. Kedua, orang pertama yang mengetahui kematian Zofar pastilah Keluarga Madius, jadi apakah mereka akan membalas dendam? Hal ini begitu mustahil.Kedua hal ini tidak mungkin terjadi, lalu apa yang akan terjadi?"Fitri, jangan bercanda. Bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang?""Itu bukan urusanmu. Kalau bukan urusan resmi, menurutmu aku akan meneleponmu? Stira sudah pergi mencarimu. Aku harap kamu mau bekerja sama. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena mengeluarkan perintah pencarian."Setelah telepon ditutup, Fandy benar-benar bingung, hanya bisa pulang untuk menunggu.Hanya satu jam kemudian, Stira menemukan alamatnya dan duduk di ruang tamu. Selain Stira, ada dua anggota Pasukan Serigala Ganas, yang menunjukkan bahwa mereka m
Jika ingin berhubungan normal dengan Helen, pekerjaan adalah hal yang penting terlebih dahulu. Kalau masih misterius seperti dulu, bagaimana bisa berhubungan? Pasti akan menciptakan jarak.Setelah berpikir panjang, jadi akan lebih tepat untuk meneruskan profesi lamanya. Dokter merupakan profesi yang memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain paling cepat. Lagi pula, siapa yang tidak pernah mengalami penyakit ringan?"Ada klinik pengobatan tradisional yang dijual di ujung jalan, tapi sebaiknya kamu melihat-lihat dulu sebelum memutuskan."Naning cukup efisien, karena berada di bidang pekerjaan ini, tentu tidak lambat untuk mengetahuinya."Maaf merepotkanmu lagi. Mulai sekarang, panggil aku Kak Fandy saja.""Ya, Kak Fandy."Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka katakan pada saat yang sama. Naning tidak berpura-pura lagi. Naning benar-benar orang yang tertutup dan selalu menjaga jarak dari klien-klien kaya. Alasan kenapa memperlakukan Fandy secara berbeda adalah karen
Hampir segera setelah Zofar meninggal, garis merah tiba-tiba keluar dari tubuhnya dan menuju langsung ke Fandy.Karena begitu cepat, Fandy tidak punya waktu untuk bereaksi, garis merah pun menghilang tanpa jejak.Fandy segera duduk bersila untuk memeriksa dirinya sendiri lalu segera menangkap garis merah."Dengan kekuatanku saat ini, aku perlu menekannya selama sebulan untuk menyempurnakan garis merah ini."Karena garis merah tidak berpengaruh pada tubuh, jadi bisa menebak bahwa garis itu seharusnya digunakan sebagai sensor untuk melindungi generasi mendatang agar bisa mengetahui siapa pembunuhnya.Sekalipun Fandy mampu menekan benda ini hingga batas maksimal dalam sekejap, akan butuh waktu paling sedikit satu bulan agar benda itu benar-benar hilang.Inilah alasannya kenapa Fandy sedikit kesal. Garis merah ditekan dengan cara ini hingga jarak penginderaan lawan dipersingkat banyak, tapi tidak hilang. Ketika mencapai jarak tertentu, masih bisa langsung mengunci Fandy sebagai pembunuh ya
Kecuali? Mata Imelda langsung berbinar."Jangan bertele-tele, kecuali apa?""Kecuali dua sekte paling misterius, atau Keluarga Ilyas, aku benar-benar nggak bisa memikirkan hal lain."Setelah berpikir sejenak, Imelda menjadi getir lagi."Kalau begitu, Guru, tolong beri aku saran. Kalau dia benar-benar memanggilku, aku harus pergi atau nggak? Apa tanda itu nyata?"Guru langsung memberikan jawaban tanpa ragu."Pasti benar! Kalau dia ingin membunuhmu, pasti sudah melakukannya sejak lama. Kamu nggak mau kenal dengan orang jenius itu, malah mau bersembunyi darinya? Apa kamu bodoh? Dengan begitu, akan lebih baik kalau kamu bisa punya anak dengannya."Imelda langsung menutup telepon. Orang tua ini mulai bertindak aneh lagi.Namun, mengingat wajah dari Fandy, dia mengusap dagunya sambil terkekeh."Sepertinya aku nggak keberatan punya anak dengannya. Sialan, kenapa aku jadi tergoda lagi?"Sekitar pukul satu pagi, di Villa nomor 3 Kompleks Duniawal, Zofar baru saja muncul di ruang tamu lalu melih
"Aku ada beberapa pertanyaan untukmu."Setelah selesai berbicara, wanita yang mendekatinya tersenyum licik."Hehe, ungkapkan saja masalah punya masalah di pikiranmu. Apa kamu sudah tahu kenapa kamu nggak bisa bergerak? Jangan khawatir, aku baru saja menekan titik akupunkturmu. Dalam dua jam, aku akan melepaskannya secara otomatis! Aku hanya akan memberimu hukuman yang ringan saja. Jangan ikuti gadis cantik itu lagi!"Meskipun kecepatan serangan tadi benar-benar cepat, Fandy yang sudah siap dan secara alami menyadarinya. Meski begitu, dirinya masih sangat terkejut.Tepat saat wanita itu hendak pergi dengan senang, lengannya diraih oleh Fandy."Aku ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu."Dalam sekejap, raut wajah wanita itu berubah drastis sambil menatap lengannya dengan tidak percaya."Bagaimana mungkin! Teknik penekanan titik akupunkturku begitu hebat, hingga mereka yang berada di Tahap Alam Penyempurnaan nggak akan bisa bergerak, tapi kamu bisa?"Dia menyadari masalah
Setelah mengerutkan kening dan menatap Zofar, Fandy berbicara."Sebenarnya apa maumu?""Omong kosong, pergi obati temanku. Mona bilang kamu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan bisa pergi ke rumah Keluarga Yanato, seharusnya keterampilanmu cukup bagus. Meski masalah temanku nggak terlalu serius, dia tetap temanku, jadi jangan sampai menunda waktu."Menunda waktu? Benar-benar memikirkan ini dan masih berniat untuk makan mi?"Sekarang aku menjawabmu, aku nggak akan pergi."Zofar tersenyum, tetapi senyumannya agak kejam."Haha, kamu pikir aku nggak berani melakukan sesuatu padamu di depan umum? Mungkinkah kamu sebagai seorang dokter pengobatan tradisional telah mengenal beberapa orang yang berkuasa dan yakin aku cuma menakut-nakutimu?""Kalau begitu, kamu salah besar. Namaku Zofar. Aku adalah genius tiada tara dari Keluarga Madius yang merupakan salah satu dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno. Aku bisa menghancurkanmu dalam segala aspek dengan mudah, jadi kusarankan kamu untuk
"Berhenti!"Tepat saat orang-orang itu mengangkat batang besi di tangan untuk memukul Fandy, sebuah teriakan keras terdengar dan Edrick-lah yang keluar dari vila dengan pakaian rapi, jelas akan keluar."Sialan! Siapa yang berani ikut campur urusanku?"Pemuda itu menoleh sambil mengumpat, tetapi ekspresinya langsung berubah."Kak Edrick?"Wajah Edrick memucat, lalu menunjuk ke arah pemuda itu dan berkata."Lucky, kulitmu gatal lagi sampai melakukan hal seperti ini di siang hari bolong? Sudah berapa hari ayahmu nggak memukulmu?"Dari percakapan tersebut bisa diketahui kalau keduanya saling kenal dan Lucky agak takut pada Edrick."Kak Edrick, apa maksudmu itu? Aku cuma bercanda untuk menakut-nakutinya, mana mungkin aku akan benar-benar menyerang? Sekarang aku sudah mau pergi, pergi dulu!"Setelah Lucky pergi bersama bawahannya, Fandy tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Edrick."Terima kasih, Tuan Edrick. Jujur saja aku benar-benar bingung. Aku baru saja datang k
Gadis ini memiliki niat yang baik, Fandy berkata sambil tersenyum."Kalau begitu, maaf merepotkanmu."Ini adalah pertama kalinya Fandy pindah dan harus membeli banyak barang. Naik taksi memang agak merepotkan.Saat keduanya masuk ke dalam mobil dan pergi bersama, ada dua orang di depan pintu yang melihat seluruh proses dengan wajah marah."Sialan! Awalnya vila ini diberikan kepadaku, tapi nggak kusangka ada orang yang benar-benar akan membelinya. Malah menguntungkan bocah sialan ini."Yang lainnya mencibir."Inilah takdir! Cukup bagi kita untuk mendapat penghasilan dari menjual beberapa rumah sekaligus. Bukankah Naning cukup kolot? Biasanya dia menjaga jarak dari pelanggannya, tapi kali ini dia benar-benar berinisiatif untuk turun tangan.""Haha, itu semua cuma akting! Pria bernama Fandy ini masih muda dan kaya. Selama seseorang bukan idiot, siapa yang nggak punya angan-angan? Kalau benar-benar berhasil, kelak dia akan menjadi wanita kaya. Siapa yang masih menjual rumah? Tapi wanita it