Fandy jelas tidak tahu jalan menuju ke Universitas Norma.Setelah mengatakan ini, sopir memegang setir dengan satu tangan, sementara tangan lain diletakkan di bagian punggung. Ternyata dia mengambil pistol dan mengarahkan ke Fandy."Bocah, sebaiknya kamu jangan bergerak! Aku telah membunuh lebih dari satu orang."Yolanda yang duduk di kursi belakang sudah ketakutan meskipun dia tidak melihat pistolnya. Saat ini taksi melaju cukup cepat dan mustahil untuk melompat keluar dari mobil."Ternyata pembunuh, sepertinya taksi ini juga hasil rebutan, 'kan?"Sopir itu mencibir."Kamu pintar sekali. Sopirnya masih di bagasi, tapi dia sudah mati! Awalnya aku berencana membawanya pergi, tapi kalian malah menghentikanku!"Setelah mengatakan itu, sopir melirik ke arah Yolanda lagi dan tidak bisa menahan diri untuk menjilat bibirnya."Ck, gadis ini luar biasa. Dia jauh lebih baik daripada barang yang kucari dengan uang. Nanti aku akan menikmatinya."Fandy memasang ekspresi aneh. Ternyata dia masih bis
"Kamu bisa menyangkalnya. Penjahat buronan kelas S yang terlemah mendekati Raja Seni Bela Diri. Jangankan orang biasa, seniman bela diri pun nggak ada peluang melawan mereka! Tapi kamu bisa menjatuhkannya dengan mudah. Mau kulanjutkan nggak?""Sebenarnya bukan karena penjahat buronan kelas S itu lemah, tapi kamu terlalu kuat."Yang Fitri katakan benar, Fandy benar-benar tidak berpikir terlalu banyak dan hanya bisa bilang ini terlalu kebetulan."Kekuatanku memang sudah pulih."Setelah menerima jawaban ini, Fitri langsung tersenyum bahagia."Akhirnya usahamu membuahkan hasil. Saat kamu berusaha keras demi anak-anak itu, langit telah melihatmu."Setelah berdiri, Fitri berencana pergi."Sekarang kekuatanmu pulih, keterampilan medismu juga pasti sudah pulih. Jadi aku nggak perlu khawatir lagi."Setelah ragu sejenak, Fandy bergegas mendekat dan meraih tangan Fitri."Fitri, ayo kita bersama!"Melihat sorot mata Fandy, Fitri perlahan melepaskan diri."Aku memang jatuh cinta padamu sejak hari i
Ini adalah pertama kalinya pria kekar itu mendengar bosnya begitu marah, tetapi itu masuk akal.Awalnya membalas dendam pada pria kecil seperti Welly hanya masalah kecil dan bisa dilakukan seperti yang dia mau. Akan tetapi, siapa sangka ternyata ada kejadian tidak terduga.Sebenarnya keterlibatan kepala Desa Debris yang diluar dugaan bukan masalah besar karena semuanya berjalan dengan mulus. Akan tetapi saat aksi kedua akan dimulai, ada orang muncul dan memperingatkan bos untuk jangan mengganggu Levron serta Welly lagi.Akan tetapi, bos juga harus patuh karena orang itu adalah Seruling Iblis dan akan ada nyawa yang melayang kalau tidak memberi hormat.Oleh karena itu, rasa frustrasi dan kebencian dengan sendirinya akan dilampiaskan kepada Fandy yang juga merupakan salah satu orang yang terlibat.Ngomong-ngomong kalau Fandy tahu Kak Eva telah meninggalkannya entah apa yang akan dia rasakan.Di sisi lain, Arnold selesai mandi dan mulai berpakaian untuk berangkat kerja. Jevinca berjalan s
Jarak menuju Desa Debris kurang lebih ada lima kilometer.Fandy yang sedang mengemudi tiba-tiba menginjak rem karena ada sebuah BMW X6 melaju di depannya dan lampu rem masih menyala. Kalau bukan karena reaksi gesit Fandy, kemungkinan mobilnya akan tertabrakJalan raya di provinsi ini sudah sempit dan memiliki dua jalur lalu lintas. Siapa pun yang pandai mengemudi pasti tahu betapa tidak nyamannya kalau orang menyalip seperti ini dan bahkan lebih kesal.Fandy sedang terburu-buru dan terlalu malas untuk berdebat. Dia membelok dan bersiap untuk menyalip. Tidak disangka orang lain juga berpindah ke sisi jalur yang berlawanan. Tujuannya sudah sangat jelas.Sekilas Fandy teringat sesuatu. Sepertinya sepuluh menit yang lalu, mobil ini melaju dengan lambat di depannya. Dia membunyikan klakson beberapa kali dan mobil lain masih tidak bergeming. Kebetulan tidak ada mobil di jalur di sebelahnya, jadi Fandy menyalip. Apakah orang ini membalas dendam hanya karena beberapa klakson?Senyuman Fandy me
Saat ini, alun-alun kecil Desa Debris sudah dikerumuni banyak orang. Para wanita menangis dan para pria jauh lebih buruk, wajah mereka dipenuhi kesedihan.Apa lagi kalau bukan karena kontribusi kepala desa terhadap Desa Debris sudah jelas bagi seluruh penduduk desa.Sekarang siapa yang tidak sedih setelah berakhir seperti ini? Akan tetapi sebagai cabang dari Keluarga Ritos, keluarga ini adalah penguasa dan tidak ada yang bisa mengubahnya. Selain itu, kepala desa memang melanggar peraturan yang juga merupakan fakta.Oleh karena itu, mereka hanya bisa menggunakan cara ini untuk mengantar kepala desa dalam perjalanan terakhirnya.Saat ini kepala desa muncul, diikuti oleh dua orang dengan setelan biru yang merupakan simbol garis keturunan Keluarga Ritos dan garis keturunan samping akan langsung dieksekusi kalau berani memakai pakaian seperti itu.Di suatu tempat di antara kerumunan, pelayan Aurora si pria kekar itu mengerutkan kening."Apa bos salah perhitungan mengenai Fandy? Sudah mau di
Setelah mengatakan itu, kepala desa menatap pria paruh baya itu."Jimmy, aku nggak pernah mengatakan apa pun kepadamu. Sebagai salah satu mantan gurumu, dia juga nggak menyakiti siapa pun ataupun menghina Keluarga Ritos. Biarkan dia pergi."Sambil menghela napas, pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya."Kalau itu terjadi beberapa menit yang lalu, aku bisa saja setuju. Tapi sekarang mustahil! Kamu pasti tahu keagungan Keluarga Ritos nggak perlu dipertanyakan lagi.""Bawa pergi!"Sekarang giliran Fandy yang kesal, dia hanya maju dan mengatakan beberapa patah kata. Orang itu agak keterlaluan, 'kan?Hanya karena tidak ingin memiliki dendam pada Keluarga Ritos bukan berarti dia takut pada mereka.Shawn terus menahan tawanya. Meskipun dia menebak Fandy bukan dari Desa Debris, itu tidak masalah lagi. Kalau mengacau dengan Keluarga Ritos, hanya ada satu hasil yang menanti terlepas siapa pun dirimu.Sudut bibir pria kekar itu juga agak terangkat. Perhitungan bos masih sangat akurat. Seharu
Malam itu di rumah Fitri, Tuan Besar Rick sedang duduk di sofa dengan gusar saat suara bel berdering lagi dan dia berteriak."Matikan!"Pelayan berjalan mendekat tanpa daya. Benda ini sudah berdering belasan kali. Benar-benar menjengkelkanAlhasil bel baru saja dimatikan sepuluh detik sebelum berdering lagi.Tuan Besar Rick bergegas mendekat dan berteriak setelah tersambung."Fandy! Kalau kamu berani melakukan ini lagi, percaya nggak aku akan telepon polisi!?"Benar, orang yang berdiri di pintu masuk halaman dan membunyikan bel pintu adalah Fandy."Kakek, izinkan aku masuk untuk menemuimu. Aku janji kelak nggak akan datang lagi. Kalau nggak, aku akan terus menekan bel."Setelah ragu sejenak, Tuan Besar Rick membuka pintu halaman sebelum berjalan keluar dan menunjuk ke arah Fandy yang baru saja memasuki halaman."Berdiri saja di sana. Aku merasa mual setelah melihatmu. Cepat katakan ada apa!?"Sejak kejadian penculikan itu, bisa dibilang Tuan Besar Rick sangat membenci Fandy. Saat itu d
"Ayo pergi."Cara ini gagal, jadi Fandy harus memikirkan cara lain.Setelah kembali ke vila dan baru saja selesai mandi, bel pintu berbunyi dan dia melihat itu adalah Catherine. Sejujurnya kalau lampu tidak menyala, dia benar-benar akan berpura-pura tidak melihatnya.Setelah Catherine masuk, Fandy tersenyum."Baru datang ke ibu kota provinsi, sudah terbiasa?"Catherine mengenakan pakaian yoga dan sosoknya ditonjolkan sepenuhnya."Barusan saat berlatih, dadaku terasa agak sesak setelah meluncurkan pukulan. Bisakah kamu coba bantu periksa?"Mengenakan pakaian yoga untuk berlatih tinju? Fandy tidak mengungkapkannya dan mengulurkan tangan kanan."Ayo periksa denyut nadinya."Sebenarnya mata Fandy bisa melihat tidak ada yang salah dengan Catherine. Akan tetapi karena orangnya berkata demikian, dia harus memeriksanya dengan cermat."Kamu baik-baik saja, mungkin cuma tiba-tiba mengerahkan kekuatan."Catherine menggelengkan kepalanya."Nggak, aku masih merasa nggak enak. Tolong bantu aku perik
Ada rasa kesal di mata Stira, tapi tetap berkata padanya."Tuan Fandy, dia adalah penyelidik gabungan yang diutus oleh kantor pusat, Pak Helmi. Karena insiden ini melibatkan negara asing, mereka menanggapinya dengan sangat serius."Setelah mendengar ini, Helmi merasa jijik."Tuan? Stira, kamu benar-benar bertindak keterlaluan. Dia adalah seorang tersangka. Apa kamu pernah melihat seseorang memanggil seorang tersangka dengan sebutan Tuan?"Stira segera membalas."Urusanku sendiri mau memanggilnya apa, aku hanya memperjelas sikapku selama penyelidikan. Kamu nggak perlu mengajariku bagaimana caranya."Helmi duduk berhadapan dengan Fandy karena malas membalas perkataannya."Suara serta video di ponsel diverifikasi keasliannya. Itu suaramu, Fandy! Entah seberapa banyak yang kamu katakan, nggak akan ada gunanya. Kecuali kamu bisa memberikan bukti alibimu! Sekarang ikutlah dengan kami!""Kalau kamu berani melawan, kami berhak membunuhmu di tempat!"Helmi menyatakan permusuhannya dengan sangat
Reaksi pertama Fandy adalah pembunuhannya terhadap Zofar telah terungkap, tapi Fandy langsung menyangkalnya.Pertama-tama rencananya sempurna, Zofar pergi ke sana untuk membunuh seseorang, jadi pasti akan mengambil inisiatif untuk menghindari kamera CCTV. Kedua, orang pertama yang mengetahui kematian Zofar pastilah Keluarga Madius, jadi apakah mereka akan membalas dendam? Hal ini begitu mustahil.Kedua hal ini tidak mungkin terjadi, lalu apa yang akan terjadi?"Fitri, jangan bercanda. Bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang?""Itu bukan urusanmu. Kalau bukan urusan resmi, menurutmu aku akan meneleponmu? Stira sudah pergi mencarimu. Aku harap kamu mau bekerja sama. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena mengeluarkan perintah pencarian."Setelah telepon ditutup, Fandy benar-benar bingung, hanya bisa pulang untuk menunggu.Hanya satu jam kemudian, Stira menemukan alamatnya dan duduk di ruang tamu. Selain Stira, ada dua anggota Pasukan Serigala Ganas, yang menunjukkan bahwa mereka m
Jika ingin berhubungan normal dengan Helen, pekerjaan adalah hal yang penting terlebih dahulu. Kalau masih misterius seperti dulu, bagaimana bisa berhubungan? Pasti akan menciptakan jarak.Setelah berpikir panjang, jadi akan lebih tepat untuk meneruskan profesi lamanya. Dokter merupakan profesi yang memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain paling cepat. Lagi pula, siapa yang tidak pernah mengalami penyakit ringan?"Ada klinik pengobatan tradisional yang dijual di ujung jalan, tapi sebaiknya kamu melihat-lihat dulu sebelum memutuskan."Naning cukup efisien, karena berada di bidang pekerjaan ini, tentu tidak lambat untuk mengetahuinya."Maaf merepotkanmu lagi. Mulai sekarang, panggil aku Kak Fandy saja.""Ya, Kak Fandy."Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka katakan pada saat yang sama. Naning tidak berpura-pura lagi. Naning benar-benar orang yang tertutup dan selalu menjaga jarak dari klien-klien kaya. Alasan kenapa memperlakukan Fandy secara berbeda adalah karen
Hampir segera setelah Zofar meninggal, garis merah tiba-tiba keluar dari tubuhnya dan menuju langsung ke Fandy.Karena begitu cepat, Fandy tidak punya waktu untuk bereaksi, garis merah pun menghilang tanpa jejak.Fandy segera duduk bersila untuk memeriksa dirinya sendiri lalu segera menangkap garis merah."Dengan kekuatanku saat ini, aku perlu menekannya selama sebulan untuk menyempurnakan garis merah ini."Karena garis merah tidak berpengaruh pada tubuh, jadi bisa menebak bahwa garis itu seharusnya digunakan sebagai sensor untuk melindungi generasi mendatang agar bisa mengetahui siapa pembunuhnya.Sekalipun Fandy mampu menekan benda ini hingga batas maksimal dalam sekejap, akan butuh waktu paling sedikit satu bulan agar benda itu benar-benar hilang.Inilah alasannya kenapa Fandy sedikit kesal. Garis merah ditekan dengan cara ini hingga jarak penginderaan lawan dipersingkat banyak, tapi tidak hilang. Ketika mencapai jarak tertentu, masih bisa langsung mengunci Fandy sebagai pembunuh ya
Kecuali? Mata Imelda langsung berbinar."Jangan bertele-tele, kecuali apa?""Kecuali dua sekte paling misterius, atau Keluarga Ilyas, aku benar-benar nggak bisa memikirkan hal lain."Setelah berpikir sejenak, Imelda menjadi getir lagi."Kalau begitu, Guru, tolong beri aku saran. Kalau dia benar-benar memanggilku, aku harus pergi atau nggak? Apa tanda itu nyata?"Guru langsung memberikan jawaban tanpa ragu."Pasti benar! Kalau dia ingin membunuhmu, pasti sudah melakukannya sejak lama. Kamu nggak mau kenal dengan orang jenius itu, malah mau bersembunyi darinya? Apa kamu bodoh? Dengan begitu, akan lebih baik kalau kamu bisa punya anak dengannya."Imelda langsung menutup telepon. Orang tua ini mulai bertindak aneh lagi.Namun, mengingat wajah dari Fandy, dia mengusap dagunya sambil terkekeh."Sepertinya aku nggak keberatan punya anak dengannya. Sialan, kenapa aku jadi tergoda lagi?"Sekitar pukul satu pagi, di Villa nomor 3 Kompleks Duniawal, Zofar baru saja muncul di ruang tamu lalu melih
"Aku ada beberapa pertanyaan untukmu."Setelah selesai berbicara, wanita yang mendekatinya tersenyum licik."Hehe, ungkapkan saja masalah punya masalah di pikiranmu. Apa kamu sudah tahu kenapa kamu nggak bisa bergerak? Jangan khawatir, aku baru saja menekan titik akupunkturmu. Dalam dua jam, aku akan melepaskannya secara otomatis! Aku hanya akan memberimu hukuman yang ringan saja. Jangan ikuti gadis cantik itu lagi!"Meskipun kecepatan serangan tadi benar-benar cepat, Fandy yang sudah siap dan secara alami menyadarinya. Meski begitu, dirinya masih sangat terkejut.Tepat saat wanita itu hendak pergi dengan senang, lengannya diraih oleh Fandy."Aku ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu."Dalam sekejap, raut wajah wanita itu berubah drastis sambil menatap lengannya dengan tidak percaya."Bagaimana mungkin! Teknik penekanan titik akupunkturku begitu hebat, hingga mereka yang berada di Tahap Alam Penyempurnaan nggak akan bisa bergerak, tapi kamu bisa?"Dia menyadari masalah
Setelah mengerutkan kening dan menatap Zofar, Fandy berbicara."Sebenarnya apa maumu?""Omong kosong, pergi obati temanku. Mona bilang kamu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan bisa pergi ke rumah Keluarga Yanato, seharusnya keterampilanmu cukup bagus. Meski masalah temanku nggak terlalu serius, dia tetap temanku, jadi jangan sampai menunda waktu."Menunda waktu? Benar-benar memikirkan ini dan masih berniat untuk makan mi?"Sekarang aku menjawabmu, aku nggak akan pergi."Zofar tersenyum, tetapi senyumannya agak kejam."Haha, kamu pikir aku nggak berani melakukan sesuatu padamu di depan umum? Mungkinkah kamu sebagai seorang dokter pengobatan tradisional telah mengenal beberapa orang yang berkuasa dan yakin aku cuma menakut-nakutimu?""Kalau begitu, kamu salah besar. Namaku Zofar. Aku adalah genius tiada tara dari Keluarga Madius yang merupakan salah satu dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno. Aku bisa menghancurkanmu dalam segala aspek dengan mudah, jadi kusarankan kamu untuk
"Berhenti!"Tepat saat orang-orang itu mengangkat batang besi di tangan untuk memukul Fandy, sebuah teriakan keras terdengar dan Edrick-lah yang keluar dari vila dengan pakaian rapi, jelas akan keluar."Sialan! Siapa yang berani ikut campur urusanku?"Pemuda itu menoleh sambil mengumpat, tetapi ekspresinya langsung berubah."Kak Edrick?"Wajah Edrick memucat, lalu menunjuk ke arah pemuda itu dan berkata."Lucky, kulitmu gatal lagi sampai melakukan hal seperti ini di siang hari bolong? Sudah berapa hari ayahmu nggak memukulmu?"Dari percakapan tersebut bisa diketahui kalau keduanya saling kenal dan Lucky agak takut pada Edrick."Kak Edrick, apa maksudmu itu? Aku cuma bercanda untuk menakut-nakutinya, mana mungkin aku akan benar-benar menyerang? Sekarang aku sudah mau pergi, pergi dulu!"Setelah Lucky pergi bersama bawahannya, Fandy tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Edrick."Terima kasih, Tuan Edrick. Jujur saja aku benar-benar bingung. Aku baru saja datang k
Gadis ini memiliki niat yang baik, Fandy berkata sambil tersenyum."Kalau begitu, maaf merepotkanmu."Ini adalah pertama kalinya Fandy pindah dan harus membeli banyak barang. Naik taksi memang agak merepotkan.Saat keduanya masuk ke dalam mobil dan pergi bersama, ada dua orang di depan pintu yang melihat seluruh proses dengan wajah marah."Sialan! Awalnya vila ini diberikan kepadaku, tapi nggak kusangka ada orang yang benar-benar akan membelinya. Malah menguntungkan bocah sialan ini."Yang lainnya mencibir."Inilah takdir! Cukup bagi kita untuk mendapat penghasilan dari menjual beberapa rumah sekaligus. Bukankah Naning cukup kolot? Biasanya dia menjaga jarak dari pelanggannya, tapi kali ini dia benar-benar berinisiatif untuk turun tangan.""Haha, itu semua cuma akting! Pria bernama Fandy ini masih muda dan kaya. Selama seseorang bukan idiot, siapa yang nggak punya angan-angan? Kalau benar-benar berhasil, kelak dia akan menjadi wanita kaya. Siapa yang masih menjual rumah? Tapi wanita it