"Fandy!"Alhasil saat membalikkan tubuh, kebetulan saja Burhan melihat Fandy dan langsung memanggilnya.Karena tidak ada pilihan lain, Fandy terpaksa menahan diri dan menghampiri.Benar saja, Fitri mengerutkan kening dan segera berkata."Pak Burhan, aku akan pergi ke tempat lain dulu."Fandy dan Pak Burhan adalah tetangga saat berada di Kota Valencia. Setelah mengetahui keterampilan medis Fandy, Fitri juga bisa menebak malam ini pria itu pasti akan hadir di pesta ulang tahun.Burhan tidak terlalu memusingkannya dan menatap Fandy yang baru saja menghampiri sambil tersenyum."Fandy, biar kuperkenalkan padamu. Dia adalah putraku, ayah Lusiana."Rega berada di puncak karirnya dan wajahnya agung. Meskipun dia berbicara kepada Burhan dengan hormat, sorot matanya langsung menjadi sangat tajam saat menoleh untuk melihat Fandy."Dasar bajingan, apa kamu menginterogasi tahanan?"Saat berikutnya, Burhan menghardiknya yang membuat mata Rega berkilat dengan pasrah.Anak ini telah membuat putriku te
Saat ini siapa yang tidak terpikat dengan aura yang Fandy tunjukkan, apalagi saat sedang berbicara dengan seorang wanita?Catherine juga sama, tetapi dia tidak melupakan beberapa fakta yang ada."Fandy, dengarkan baik-baik! Kalau kamu berani muncul di hari pernikahanku, kamu akan menjadi orang yang paling kubenci dalam hidupku."Catherine pergi setelah mengatakan ini. Hatinya sangat sedih, siapa yang tidak menginginkan kebahagiaannya sendiri? Tidak semua orang memiliki hak itu.Meskipun sepertinya ucapan berani Fandy datang dari hati, jangankan Ratu. Keluarga Hubert dari Kota Taro saja bukanlah sesuatu yang bisa dilawan oleh Fandy saat ini.Daripada pergi ke ujung dunia bersama-sama, dia lebih suka melihat orang yang dia cintai menjalani hidup ini dengan damai.Setelah mengatakan semua yang harus dikatakan, Fandy tidak mengejarnya. Pada hari pernikahan Catherine, dia akan memenuhi janjinya.Tidak lama setelah keluar, Fandy dihentikan oleh seseorang. Ternyata itu adalah Jessica dan Alex
"Kak Fandy, jangan pedulikan bajingan itu, ayo kita minum."Dia tidak menolak. Karena saat ini tidak ada urusan, Fandy pun menghabiskan waktu dengan obrolan santai."Kudengar Lusiana akan melakukan tarian pembuka untuk kakeknya, entah siapa tamu prianya? Bagaimanapun, aku nggak pernah tahu."Aldo tertawa mendengar ucapan santai Irvan."Aku juga nggak tahu, tapi itu jelas bukan orang biasa. Latar belakang keluarga seperti apa yang Lusiana miliki sehingga dia akan mencari orang biasa untuk melakukan tarian pembukaan? Aku menduga ada kemungkinan besar itu adalah calon suaminya."Sekarang topiknya sudah sampai pada titik ini, Fandy pun penasaran."Kok aku belum pernah mendengar ada di antara kalian yang mengejar Lusiana?"Secara logika, latar belakang keluarga Lusiana sudah jelas. Meski Burhan sudah pensiun, pengaruhnya masih ada. Ditambah fakta sekarang ayahnya adalah seorang jenderal dan berada di puncak karirnya, jadi mana mungkin tidak ada orang yang mengejarnya? Dari sudut pandang ter
Mengenakan gaun merah muda, dia tersenyum percaya diri dan melangkah dengan anggun. Di bawah hiasan lampu, dia terlihat sangat memesona.Terlepas dari apakah ada wanita yang lebih cantik di ruang perjamuan, setidaknya saat ini Lusiana adalah yang paling cantik.Banyak pria yang terpesona olehnya, tetapi sayangnya wanita cantik ini adalah Lusiana dan mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengejarnya.Sesampainya di hadapan Burhan, Lusiana mengangkat gaunnya dan membungkuk."Kakek, aku akan mempersembahkan sebuah tarian untukmu. Semoga sukses dan panjang umur!"Burhan tersenyum bahagia dan mengangguk."Perkenalkan pasangan dansaku, Tuan Fandy."Irvan dan Aldo yang bertepuk tangan langsung tercengang saat melihat Fandy berjalan dari samping, kemudian meraih tangan Lusiana.Musik dimainkan dan keduanya menari dengan lembut, membuat semua orang merasa kalau kedua orang ini adalah pasangan yang serasi.Akan tetapi, banyak orang yang belum pulih dari keterkejutannya karena ternyata pasangan
"Baik, Nona. Aku akan mendengar apa pun yang kamu katakan."Sekitar pukul sebelas, Fandy berjalan bersama Lusiana di tepi danau di taman dekat Komunitas Baruna."Fandy, terima kasih sudah berdansa denganku hari ini. Aku sangat senang."Lusiana yang telah berganti pakaian dengan jins dan kaos putih memiliki gaya berbeda."Nggak perlu berterima kasih."Saat ini Lusiana berhenti dan menatap Fandy."Aku tahu kamu nggak punya perasaan seperti itu padaku, tapi aku bisa menunggu. Lagi pula, aku nggak berencana menikah terlalu cepat."Fandy menghela napas. Pada kenyataannya, terkadang disukai oleh seorang wanita merupakan semacam penderitaan karena setiap penolakan sama dengan bertambah orang sedih lainnya di kota ini dan bukan itu yang ingin dia lihat.Saat Fandy hendak berbicara, Lusiana berjinjit dan memberinya ciuman kilat di bibir."Ingat, masih ada aku yang menunggumu."Melihat Lusiana melarikan diri, Fandy menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa.Di sisi la
Seketika Fandy merasakan kematian akan segera datang. Terakhir kali dia merasakan hal yang sama dari Jeka.Kak Irana, kamu benar-benar mencelakaiku!Dia tidak pernah menyangka ternyata Kak Irana tidak diam-diam melindunginya."Senior! Kamu salah paham. Sekarang aku nggak punya hubungan apa pun dengan Keluarga Sumar, kenapa kamu nggak mengampuniku?"Fandy tidak mengatakan ini karena takut mati, tetapi terlalu menyesakkan kalau mati seperti ini.Suara tawa terdengar. Nenek Hera masih mengangkat tongkatnya. Hal baiknya adalah dia tidak terus menyerang. Kalau tidak, bukanlah masalah sulit untuk membunuh Fandy dengan kekuatannya."Dengan tabiatmu, mana mungkin wanita sombong seperti Fitri bisa berhubungan denganmu?"Eh? Setelah mendengar ini, Fandy merasa seolah telah memahami sesuatu."Sepertinya senior juga memahami situasinya, 'kan?"Tongkat diturunkan dan senyum Nenek Hera menjadi lebih lebar."Nggak kusangka kamu si pria ini bisa memengaruhi dua orang yang nggak berperasaan. Langit beg
"Haha! Ingat, kamu cuma punya waktu tiga bulan!"Fandy yang acak-acakan karena angin memasang wajah getir. Dia tidak lagi berharap siapa pun untuk mengambil sesuatu yang telah dia telan. Bagaimanapun, Nenek Hera sangat yakin dan dia juga mengenal gurunya sang Master Medis. Mana mungkin dia akan datang sendiri untuk sesuatu yang tidak berguna?Setelah pulang, Fandy yang telah memikirkannya berulang kali hanya bisa melihat perkembangannya perlahan. Kalau tidak, percuma saja memiliki otak yang tidak bisa digunakan.Intinya adalah tidak ada cara untuk langsung membicarakan masalah ini dengan Fitri. Begitu bocor, mustahil untuk bisa terus mengejarnya.Wanita mana yang menyukai pria mengejarnya dengan suatu tujuan? Katakan saja aku mengejarmu demi menetralkan racun di dalam tubuh. Seharusnya tanggapan yang akan diterima adalah tamparan.Pada pukul sembilan keesokan harinya di dalam pesawat dari bandara ibu kota provinsi, Arnold melihat ke sekeliling."Ck, ck, ini pesawat pribadi. Ini pertama
Johanes mengerutkan kening."Namanya Fandy, kenapa? Kamu kenal dia?"Freddy buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto."Dia orangnya?"Sama, Johanes mengangguk."Benar."Setelah gagal membalas dendam di bar, Freddy pun mendapatkan pencerahan dan menyuruh seseorang untuk menyelidiki Fandy. Ternyata orang tersebut bukan orang biasa.Freddy tertawa."Jadi, Fandy sebagai sepupu Mia juga akan muncul di pesta pertunangan ini?""Iya, dia sudah dalam perjalanan kemari."Setelah mengatakan itu, Johanes merasa ada yang tidak beres."Nggak peduli apa yang ingin kamu lakukan, lebih baik jangan. Fandy punya hubungan dekat dengan Irvan. Kalau nggak, menurutmu atas dasar apa aku menyebutnya orang penting?"Siapa tahu Freddy tidak peduli?"Haha, kamu nggak mengerti. Dulu Fandy adalah seorang dokter genius, mungkin itulah sebabnya dia mengenal Irvan. Tapi karena satu hal, sekarang dia bukanlah apa-apa selain orang biasa."Dokter genius? Johanes benar-benar tidak tahu dan dia tidak ak
Ada rasa kesal di mata Stira, tapi tetap berkata padanya."Tuan Fandy, dia adalah penyelidik gabungan yang diutus oleh kantor pusat, Pak Helmi. Karena insiden ini melibatkan negara asing, mereka menanggapinya dengan sangat serius."Setelah mendengar ini, Helmi merasa jijik."Tuan? Stira, kamu benar-benar bertindak keterlaluan. Dia adalah seorang tersangka. Apa kamu pernah melihat seseorang memanggil seorang tersangka dengan sebutan Tuan?"Stira segera membalas."Urusanku sendiri mau memanggilnya apa, aku hanya memperjelas sikapku selama penyelidikan. Kamu nggak perlu mengajariku bagaimana caranya."Helmi duduk berhadapan dengan Fandy karena malas membalas perkataannya."Suara serta video di ponsel diverifikasi keasliannya. Itu suaramu, Fandy! Entah seberapa banyak yang kamu katakan, nggak akan ada gunanya. Kecuali kamu bisa memberikan bukti alibimu! Sekarang ikutlah dengan kami!""Kalau kamu berani melawan, kami berhak membunuhmu di tempat!"Helmi menyatakan permusuhannya dengan sangat
Reaksi pertama Fandy adalah pembunuhannya terhadap Zofar telah terungkap, tapi Fandy langsung menyangkalnya.Pertama-tama rencananya sempurna, Zofar pergi ke sana untuk membunuh seseorang, jadi pasti akan mengambil inisiatif untuk menghindari kamera CCTV. Kedua, orang pertama yang mengetahui kematian Zofar pastilah Keluarga Madius, jadi apakah mereka akan membalas dendam? Hal ini begitu mustahil.Kedua hal ini tidak mungkin terjadi, lalu apa yang akan terjadi?"Fitri, jangan bercanda. Bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang?""Itu bukan urusanmu. Kalau bukan urusan resmi, menurutmu aku akan meneleponmu? Stira sudah pergi mencarimu. Aku harap kamu mau bekerja sama. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena mengeluarkan perintah pencarian."Setelah telepon ditutup, Fandy benar-benar bingung, hanya bisa pulang untuk menunggu.Hanya satu jam kemudian, Stira menemukan alamatnya dan duduk di ruang tamu. Selain Stira, ada dua anggota Pasukan Serigala Ganas, yang menunjukkan bahwa mereka m
Jika ingin berhubungan normal dengan Helen, pekerjaan adalah hal yang penting terlebih dahulu. Kalau masih misterius seperti dulu, bagaimana bisa berhubungan? Pasti akan menciptakan jarak.Setelah berpikir panjang, jadi akan lebih tepat untuk meneruskan profesi lamanya. Dokter merupakan profesi yang memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain paling cepat. Lagi pula, siapa yang tidak pernah mengalami penyakit ringan?"Ada klinik pengobatan tradisional yang dijual di ujung jalan, tapi sebaiknya kamu melihat-lihat dulu sebelum memutuskan."Naning cukup efisien, karena berada di bidang pekerjaan ini, tentu tidak lambat untuk mengetahuinya."Maaf merepotkanmu lagi. Mulai sekarang, panggil aku Kak Fandy saja.""Ya, Kak Fandy."Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka katakan pada saat yang sama. Naning tidak berpura-pura lagi. Naning benar-benar orang yang tertutup dan selalu menjaga jarak dari klien-klien kaya. Alasan kenapa memperlakukan Fandy secara berbeda adalah karen
Hampir segera setelah Zofar meninggal, garis merah tiba-tiba keluar dari tubuhnya dan menuju langsung ke Fandy.Karena begitu cepat, Fandy tidak punya waktu untuk bereaksi, garis merah pun menghilang tanpa jejak.Fandy segera duduk bersila untuk memeriksa dirinya sendiri lalu segera menangkap garis merah."Dengan kekuatanku saat ini, aku perlu menekannya selama sebulan untuk menyempurnakan garis merah ini."Karena garis merah tidak berpengaruh pada tubuh, jadi bisa menebak bahwa garis itu seharusnya digunakan sebagai sensor untuk melindungi generasi mendatang agar bisa mengetahui siapa pembunuhnya.Sekalipun Fandy mampu menekan benda ini hingga batas maksimal dalam sekejap, akan butuh waktu paling sedikit satu bulan agar benda itu benar-benar hilang.Inilah alasannya kenapa Fandy sedikit kesal. Garis merah ditekan dengan cara ini hingga jarak penginderaan lawan dipersingkat banyak, tapi tidak hilang. Ketika mencapai jarak tertentu, masih bisa langsung mengunci Fandy sebagai pembunuh ya
Kecuali? Mata Imelda langsung berbinar."Jangan bertele-tele, kecuali apa?""Kecuali dua sekte paling misterius, atau Keluarga Ilyas, aku benar-benar nggak bisa memikirkan hal lain."Setelah berpikir sejenak, Imelda menjadi getir lagi."Kalau begitu, Guru, tolong beri aku saran. Kalau dia benar-benar memanggilku, aku harus pergi atau nggak? Apa tanda itu nyata?"Guru langsung memberikan jawaban tanpa ragu."Pasti benar! Kalau dia ingin membunuhmu, pasti sudah melakukannya sejak lama. Kamu nggak mau kenal dengan orang jenius itu, malah mau bersembunyi darinya? Apa kamu bodoh? Dengan begitu, akan lebih baik kalau kamu bisa punya anak dengannya."Imelda langsung menutup telepon. Orang tua ini mulai bertindak aneh lagi.Namun, mengingat wajah dari Fandy, dia mengusap dagunya sambil terkekeh."Sepertinya aku nggak keberatan punya anak dengannya. Sialan, kenapa aku jadi tergoda lagi?"Sekitar pukul satu pagi, di Villa nomor 3 Kompleks Duniawal, Zofar baru saja muncul di ruang tamu lalu melih
"Aku ada beberapa pertanyaan untukmu."Setelah selesai berbicara, wanita yang mendekatinya tersenyum licik."Hehe, ungkapkan saja masalah punya masalah di pikiranmu. Apa kamu sudah tahu kenapa kamu nggak bisa bergerak? Jangan khawatir, aku baru saja menekan titik akupunkturmu. Dalam dua jam, aku akan melepaskannya secara otomatis! Aku hanya akan memberimu hukuman yang ringan saja. Jangan ikuti gadis cantik itu lagi!"Meskipun kecepatan serangan tadi benar-benar cepat, Fandy yang sudah siap dan secara alami menyadarinya. Meski begitu, dirinya masih sangat terkejut.Tepat saat wanita itu hendak pergi dengan senang, lengannya diraih oleh Fandy."Aku ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu."Dalam sekejap, raut wajah wanita itu berubah drastis sambil menatap lengannya dengan tidak percaya."Bagaimana mungkin! Teknik penekanan titik akupunkturku begitu hebat, hingga mereka yang berada di Tahap Alam Penyempurnaan nggak akan bisa bergerak, tapi kamu bisa?"Dia menyadari masalah
Setelah mengerutkan kening dan menatap Zofar, Fandy berbicara."Sebenarnya apa maumu?""Omong kosong, pergi obati temanku. Mona bilang kamu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan bisa pergi ke rumah Keluarga Yanato, seharusnya keterampilanmu cukup bagus. Meski masalah temanku nggak terlalu serius, dia tetap temanku, jadi jangan sampai menunda waktu."Menunda waktu? Benar-benar memikirkan ini dan masih berniat untuk makan mi?"Sekarang aku menjawabmu, aku nggak akan pergi."Zofar tersenyum, tetapi senyumannya agak kejam."Haha, kamu pikir aku nggak berani melakukan sesuatu padamu di depan umum? Mungkinkah kamu sebagai seorang dokter pengobatan tradisional telah mengenal beberapa orang yang berkuasa dan yakin aku cuma menakut-nakutimu?""Kalau begitu, kamu salah besar. Namaku Zofar. Aku adalah genius tiada tara dari Keluarga Madius yang merupakan salah satu dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno. Aku bisa menghancurkanmu dalam segala aspek dengan mudah, jadi kusarankan kamu untuk
"Berhenti!"Tepat saat orang-orang itu mengangkat batang besi di tangan untuk memukul Fandy, sebuah teriakan keras terdengar dan Edrick-lah yang keluar dari vila dengan pakaian rapi, jelas akan keluar."Sialan! Siapa yang berani ikut campur urusanku?"Pemuda itu menoleh sambil mengumpat, tetapi ekspresinya langsung berubah."Kak Edrick?"Wajah Edrick memucat, lalu menunjuk ke arah pemuda itu dan berkata."Lucky, kulitmu gatal lagi sampai melakukan hal seperti ini di siang hari bolong? Sudah berapa hari ayahmu nggak memukulmu?"Dari percakapan tersebut bisa diketahui kalau keduanya saling kenal dan Lucky agak takut pada Edrick."Kak Edrick, apa maksudmu itu? Aku cuma bercanda untuk menakut-nakutinya, mana mungkin aku akan benar-benar menyerang? Sekarang aku sudah mau pergi, pergi dulu!"Setelah Lucky pergi bersama bawahannya, Fandy tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Edrick."Terima kasih, Tuan Edrick. Jujur saja aku benar-benar bingung. Aku baru saja datang k
Gadis ini memiliki niat yang baik, Fandy berkata sambil tersenyum."Kalau begitu, maaf merepotkanmu."Ini adalah pertama kalinya Fandy pindah dan harus membeli banyak barang. Naik taksi memang agak merepotkan.Saat keduanya masuk ke dalam mobil dan pergi bersama, ada dua orang di depan pintu yang melihat seluruh proses dengan wajah marah."Sialan! Awalnya vila ini diberikan kepadaku, tapi nggak kusangka ada orang yang benar-benar akan membelinya. Malah menguntungkan bocah sialan ini."Yang lainnya mencibir."Inilah takdir! Cukup bagi kita untuk mendapat penghasilan dari menjual beberapa rumah sekaligus. Bukankah Naning cukup kolot? Biasanya dia menjaga jarak dari pelanggannya, tapi kali ini dia benar-benar berinisiatif untuk turun tangan.""Haha, itu semua cuma akting! Pria bernama Fandy ini masih muda dan kaya. Selama seseorang bukan idiot, siapa yang nggak punya angan-angan? Kalau benar-benar berhasil, kelak dia akan menjadi wanita kaya. Siapa yang masih menjual rumah? Tapi wanita it