Share

Bab 2

Penulis: Elfira Syifa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-23 10:58:17
Aldi adalah satu-satunya pewaris Keluarga Noran, jadi tentu saja teman-temanku menghormatinya dan menasihatiku, "Iya, Agnes, kamu 'kan sudah resmi menikah dengan Tuan Muda Aldi. Masa kamu khawatir Tuan Muda Aldi akan mengkhianatimu?"

"Iya, iya, menurutku Melinda juga cuma khawatir denganmu."

"Bukannya Melinda itu sahabat yang selalu kamu banggakan? Mana mungkin dia tega menyakitimu?"

"Kamu punya suami dan sahabat yang kaya. Kami semua saja iri padamu, jadi kamu juga harus berpuas hati."

Aku mengepalkan tanganku dan menggertakkan gigiku dengan kesal, tetapi aku menahan amarahku dan duduk kembali.

Melinda pun mengangkat alisnya ke arahku dengan bangga, lalu duduk di sebelahku dan dengan sengaja meletakkan tas kulitnya yang terbuat dari kulit buaya edisi terbatas di atas meja.

Begitu teman-temanku melihat tas itu, mereka langsung berseru dengan heboh, "Wah, Melinda! Ternyata kamu yang dapat tas ini!"

"Ya ampun! Tas ini cuma ada tiga buah di seluruh dunia dan salah satunya milik orang terkaya di kota ini. Jangan-jangan kamu ...."

Melinda mungkin tidak menyangka tas ini semahal itu, jadi dia langsung menyahut dengan sombong, "Ah, ini bukan apa-apa. Aku punya banyak tas seperti ini di rumah."

Rasanya aku mau tertawa terbahak-bahak.

Jelas-jelas tas ini milik ibuku, kenapa bisa-bisanya dia yang pakai?

Di kehidupan yang sebelumnya, Melinda mencuri perhiasan ibuku dan menyewakannya demi mendapatkan uang agar dia bisa terus berpura-pura menjadi seorang sosialita.

Seorang teman pun menatapku dengan curiga, lalu beralih ke Melinda. "Tapi, bukannya Keluarga Noran menikah dengan keluarga terkaya itu? Kalau kamu adalah putri dari keluarga terkaya itu, bukannya itu berarti Agnes ...."

Dia berhenti bicara sebentar, lalu bertanya lagi dengan suara pelan, "Apa benar gosip di luar yang mengatakan kalau Agnes cuma putri angkat dari keluarga terkaya itu?"

"Iya, iya, katanya keluarga itu mengadopsi putri sopir mereka sebagai bentuk balas budi!" timpal yang lain. "Katanya mereka memperlakukan putri angkat mereka seperti putri kandung. Sepertinya, yang dimaksud itu Agnes, ya."

"Demi balas budi, pernikahan putri kandung yang membahagiakan itu sampai direlakan. Wah, benar-benar nggak paham lagi."

"Ya ampun, apa sih yang mereka pikirkan? Masa iya mereka menikahkan putri angkat mereka? Itu sama saja merendahkan Keluarga Noran!"

"Menurutku, Melinda serasi sekali dengan Tuan Muda Aldi!"

Ekspresi Melinda sontak berubah. Bagaimanapun juga, Aldi dan aku melakukan pernikahan dadakan. Dia tidak tahu bahwa hubungan kami hanya sebatas kontrak.

Ekspresi Aldi juga langsung berubah menjadi lebih serius. Sudah pasti harga dirinya terpukul.

Aku pun mengeluarkan ponselku dan menelusuri sebuah aplikasi. "Hmm, sepertinya aku pernah banyak selebgram kota ini menggunakan tas ini ...."

Aku sengaja berhenti sejenak dan melihat ke arah Melinda. "Tapi, mereka semua mengaku sebagai putri dari keluarga yang kaya dan berkuasa itu .... Apa jangan-jangan kalian bergiliran menyewa tas ini?"

Wajah Melinda sontak menjadi pias. Dia menatapku seolah-olah ingin memakanku hidup-hidup.

Wajar saja. Aku yang dulu begitu bodoh sampai-sampai tidak akan mempermalukannya di depan umum seperti ini, tetapi juga berterima kasih padanya karena sudah "menguji" sifat pasanganku.

Saat teman-teman kami mulai menjadi ragu, Melinda pun menjadi marah dan mengambil gunting di meja depan. Dia menggunting-gunting tas itu sambil berseru, "Tas ini milikku! Kenapa kamu menuduhku? Nih, kamu nggak bisa komentar apa-apa kalau kugunting-gunting seperti ini, 'kan!"

Semua orang sontak terkesiap, tidak ada yang berani berbicara. Tas kulit buaya bernilai miliaran itu hancur berkeping-keping.

Aku pun mendecakkan lidahku sambil berujar mengejek, "Wah, guntinganmu rapi sekali. Kamu sudah memikirkan cara untuk memberi tahu ibuku?"

Melinda sontak menjadi panik, gunting yang dia pegang pun terjatuh dan melukai tangannya.

Melinda sontak menjerit dengan kesakitan, darah mengucur keluar.

Dia langsung menangis dengan tersedu-sedu sambil menatapku dengan sedih. "Sudah puas kamu, Agnes?"

Aldi buru-buru memegang tangan Melinda dan mengisap darah yang mengucur, lalu membalutnya dengan tisu dan mengajak Melinda keluar. "Ayo ke rumah sakit."

Namun, aku hanya duduk diam. Aldi pun berujar dengan marah, "Agnes, Melinda bukan cuma sahabatmu, tapi juga adikmu! Tega-teganya kamu begini kepadanya?"

"Kamu adalah istriku sekarang, jadi aku melakukan ini demi reputasi Keluarga Noran! Aku akan memberi tahu ayahku soal ini! Kamu renungkan perbuatanmu baik-baik!"

Bab terkait

  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 3

    Aku berjalan keluar dengan santai, sementara Aldi membantu Melinda naik ke kursi di samping sopir.Setelah itu, Aldi langsung menginjak pedal gas dan melaju pergi bahkan tanpa melirik ke arahku.Aku berjalan mengelilingi mal untuk membunuh waktu, lalu pulang ke rumah Keluarga Noran.Begitu aku pulang, aku langsung melihat Melinda yang sedang duduk di sofa di ruang tamu. Ekspresinya terlihat gembira.Saat melihatku pulang, dia pun memijat pelipisnya sambil berkata, "Agnes, Kak Aldi mengundangku untuk tinggal sebentar di sini sampai lukaku sembuh. Kamu nggak keberatan, 'kan?"Aku meletakkan barang yang kubawa dan bertanya dengan nada mengejek, "Kamu sudah nggak punya batas privasi, ya?""Agnes! Ngapain kamu di sini!" tegur Aldi dengan dingin. "Apa mungkin Melinda akan terluka kalau bukan karena kamu menakut-nakutinya?""Dia akan tinggal beberapa lama di sini untuk memulihkan diri! Kamu yang menyebabkan semua ini, jadi kamu juga yang harus merawatnya!"Ah, aku mengerti. Aldi berharap aku,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 4

    Aldi pun langsung menunjuk ke arah aku sambil melayangkan protes, "Ayah! Keluarga Sanara ternyata memberikan putri angkat mereka untuk jadi menantu keluarga kita! Benar-benar keterlaluan! Sejak kapan Keluarga Noran punya menantu anak angkat!"Ekspresi Farhat Noran, ayahnya Aldi, sontak berubah. Dia balas menunjuk-nunjuk Aldi sambil memaki, "Aldi Noran! Omong kosong apa yang kamu bicarakan!"Dia pun menoleh, lalu tersenyum meminta maaf kepada ayahku. "Maaf, Roman, anakku nggak tahu apa-apa. Tolong jangan masukkan ke dalam hati."Ibuku menarikku ke belakangnya sambil menatapku dengan sedih. "Agnes, Ibu nggak akan tahu kamu ternyata semenderita ini kalau bukan karena kamu yang ngomong hari ini ...."Ayahku menunjuk ke arah Farhat dengan lebih marah lagi sambil membentak, "Siapa yang tadi bilang mau memutuskan pertunangan, hah! Putus, ya putus! Memangnya putriku sebegitunya mengincar posisi sebagai menantu Keluarga Noran? Dasar kurang ajar!""Sejak kapan putriku diperlakukan semenjijikkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 5

    Di kehidupan yang sebelumnya, ke-20 bajingan itu begitu terpesona dengan status Melinda sebagai "putri kandung", sampai-sampai mereka bersekongkol untuk membunuhku demi menyenangkan hatinya.Setelah terlahir kembali, hal pertama yang kulakukan adalah mencari nomor ke-20 bajingan itu, lalu membuat mereka tersadar dengan memberikan bukti-bukti bahwa akulah sang putri kandung.Saat melihat foto-foto masa kecilku dengan Melinda, mereka pun langsung mengejek, "Berani-beraninya dia bilang dia itu cantik alami? Memangnya ada bagian tubuhnya yang belum dipermak?""Sejujurnya, aku bahkan nggak akan meliriknya kalau bukan karena dia selalu menurunkan kerah bajunya."…Aku menatap ke-20 bajingan itu dan merasa agak bersyukur.Selama aku tidak punya titik lemah, tidak akan ada yang bisa memanfaatkan itu. Melinda memang jahat, tetapi mereka juga bukan orang baik-baik.Mereka bahkan langsung berbalik mencaci setelah melihat semua bukti yang kuberikan. Sebagai bentuk rasa bersalah, mereka akhirnya me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 6

    Dia masih membawa tas kulit buaya milik ibuku, tetapi sudah dia permak. Dia menutupi hasil guntingannya dengan hiasan murahan agar dari jauh tidak terlihat bahwa tas itu sebenarnya sudah rusak.Dia sama sekali tidak terlihat panik saat melihatku, dia bahkan sedang memeluk pria di sebelahnya dengan penuh kasih sayang. Dia menatapku dengan saksama, sorot tatapannya tampak sedikit mengejek. "Agnes? Sudah lama sekali kita nggak bertemu. Ternyata kamu masih ... sama payahnya kayak dulu."Aku balas meliriknya dengan dingin. "Bukannya kamu yang payah? Buktinya kamu ternyata nggak rela membuang tas yang kamu rusak sendiri.""Kamu tahu apa sih soal mode?" sahutnya sambil bersandar di tubuh pria itu dengan manja. "Aku sengaja memodifikasinya sesuai keinginanku. Ini barang yang unik!"Aku berhenti menjawab. Entah kenapa, aku merasa kasihan dengan pria di depanku.Padahal beberapa hari yang lalu, aku dengar dari orang lain bahwa Melinda masih bersama dengan Aldi.Karena aku diam saja, Melinda pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 7

    Semua orang sontak terkejut dengan kehebohan yang dramatis ini.Juru lelang buru-buru angkat bicara untuk menengahi, "Nona, tolong jangan membuat keributan di sini atau kami akan meminta pengawal menyeretmu keluar!"Melinda tidak mengacuhkan peringatan itu dan meraih lengan Aldi. "Aldi! Berani-beraninya kamu mengkhianatiku!"Aldi langsung balas mencibir dan mengejeknya tanpa ampun, "Bisa-bisanya seorang sosialita palsu sepertimu bertanya kayak gitu kepadaku? Apanya yang mengkhianatimu hah? Kita saja nggak pernah resmi menjalin hubungan!"Aldi terdiam sejenak, lalu melanjutkan dengan nada bicara yang lebih dingin, "Mana mungkin aku bisa menikahimu di saat orangtuaku saja sangat membencimu? Kamu nggak punya otak, ya?"Gio pun berjalan menghampiri dengan ekspresi dingin. "Melinda, apa maksud ucapannya tadi?"Belum sempat Melinda menjawab, Aldi sudah mendorong Gio menjauh sambil membentak, "Melinda! Ternyata kebiasaanmu merebut pacar orang masih belum berubah, ya!""Berani-beraninya kamu m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 8

    Polisi itu menatap bukti yang kuberikan tanpa ekspresi, lalu menoleh pada Melinda dan berkata dengan nada serius, "Nona, sekarang kita sedang bertindak sesuai hukum. Mohon bekerja sama dalam penyelidikan dan tunjukkan tas Anda."Melinda menggelengkan kepalanya mati-matian dan berkata, "Ini barang pribadiku, punya hak apa kalian lihat-lihat? Memangnya polisi siapa sampai berani lancang melanggar hak privasi orang lain?"Aku mencibir, mengeluarkan ponselku dan menunjukkan pada mereka semua selebgram yang pernah kuhubungi dulu.Para selebgram ini pernah mengambil foto dengan tas ini. Supaya mereka dapat memberitahuku asal usul tas ini, aku hanya perlu mengeluarkan sedikit uang untuk membayar iklan dan tentu saja mereka sangat senang.Seperti dugaanku, mereka semua menunjuk ke blogger yang sama, Melinda.Melinda tidak bisa berkata-kata, wajahnya terlihat sangat jelek, bibirnya bergetar tetapi dia tidak mengatakan apa-apa.Aku memanfaatkan momen kemenangan ini dan mengeluarkan rekaman video

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 9

    Saking marahnya, Farhat sampai jatuh sakit dan akhirnya menutup matanya untuk selamanya. Aldi meyakini bahwa ini semua adalah ulah Melinda, jadi dia mengunggah satu per satu transkrip obrolan Melinda dengan ke-20 mantanku di media sosial.Selama beberapa hari ini, berita tentang Melinda sudah viral di dunia maya. "Ya ampun, benar-benar menjijikkan! Ini yang namanya sahabat? Dasar munafik!""Agnes terlalu baik! Menyebalkan sekali punya sahabat macam begini!""Satu pergi, lalu datang lagi satu yang lain. Apa dia pikir dia itu tukang saring pria atau semacamnya?""Aduh, komentar di atasku ini masih terlalu polos. Dia itu iri dengan sahabatnya dan sengaja menggunakan status sebagai sahabat untuk merebut semua yang sahabatnya miliki!""Padahal sudah lama sekali aku jadi penggemarnya .... Kupikir dia memang seorang sosialita, ternyata cuma bohongan .... Dia mencuri tas dan juga merebut pacar orang .... Benar-benar munafik dan murahan .....""Kalau dari urutan waktunya, dia mengobrol dengan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 1

    …Saat aku berkata seperti itu, teman-temanku pun mengerumuni kami. Wajah Melinda tampak begitu malu, dia membutuhkan waktu beberapa menit untuk kembali normal seperti biasa. Dia buru-buru menyeka kue dari wajahnya sambil bertanya dengan nada tajam, "Agnes, kok kamu bilang begitu sih?""Kalau bukan karena aku yang membuktikan ke-20 orang itu adalah bajingan selama ini, kamu mana mungkin bisa menikah dengan Kak Aldi sekarang?"Aldi refleks mengernyit seperti yang kuduga. Dia memang tahu aku punya mantan, tetapi dia tidak tahu bahwa jumlahnya sangat mengejutkan.Aku pun tersenyum menatap Melinda sambil menyahut, "Dulu setiap kali aku punya pacar, kamu pasti sok menguji mereka dengan memamerkan implan dadamu itu! Itu sebabnya setiap dua bulan sekali aku pasti ganti pacar. Bukannya itu normal?""Lagi pula, aku belum pernah tidur dengan mantan pacarku, tapi kamu pasti sudah pernah tidur dengan beberapa orang, 'kan?"Sebenarnya, Melinda adalah putri sopir keluargaku. Waktu aku masih SD, sopi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23

Bab terbaru

  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 9

    Saking marahnya, Farhat sampai jatuh sakit dan akhirnya menutup matanya untuk selamanya. Aldi meyakini bahwa ini semua adalah ulah Melinda, jadi dia mengunggah satu per satu transkrip obrolan Melinda dengan ke-20 mantanku di media sosial.Selama beberapa hari ini, berita tentang Melinda sudah viral di dunia maya. "Ya ampun, benar-benar menjijikkan! Ini yang namanya sahabat? Dasar munafik!""Agnes terlalu baik! Menyebalkan sekali punya sahabat macam begini!""Satu pergi, lalu datang lagi satu yang lain. Apa dia pikir dia itu tukang saring pria atau semacamnya?""Aduh, komentar di atasku ini masih terlalu polos. Dia itu iri dengan sahabatnya dan sengaja menggunakan status sebagai sahabat untuk merebut semua yang sahabatnya miliki!""Padahal sudah lama sekali aku jadi penggemarnya .... Kupikir dia memang seorang sosialita, ternyata cuma bohongan .... Dia mencuri tas dan juga merebut pacar orang .... Benar-benar munafik dan murahan .....""Kalau dari urutan waktunya, dia mengobrol dengan b

  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 8

    Polisi itu menatap bukti yang kuberikan tanpa ekspresi, lalu menoleh pada Melinda dan berkata dengan nada serius, "Nona, sekarang kita sedang bertindak sesuai hukum. Mohon bekerja sama dalam penyelidikan dan tunjukkan tas Anda."Melinda menggelengkan kepalanya mati-matian dan berkata, "Ini barang pribadiku, punya hak apa kalian lihat-lihat? Memangnya polisi siapa sampai berani lancang melanggar hak privasi orang lain?"Aku mencibir, mengeluarkan ponselku dan menunjukkan pada mereka semua selebgram yang pernah kuhubungi dulu.Para selebgram ini pernah mengambil foto dengan tas ini. Supaya mereka dapat memberitahuku asal usul tas ini, aku hanya perlu mengeluarkan sedikit uang untuk membayar iklan dan tentu saja mereka sangat senang.Seperti dugaanku, mereka semua menunjuk ke blogger yang sama, Melinda.Melinda tidak bisa berkata-kata, wajahnya terlihat sangat jelek, bibirnya bergetar tetapi dia tidak mengatakan apa-apa.Aku memanfaatkan momen kemenangan ini dan mengeluarkan rekaman video

  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 7

    Semua orang sontak terkejut dengan kehebohan yang dramatis ini.Juru lelang buru-buru angkat bicara untuk menengahi, "Nona, tolong jangan membuat keributan di sini atau kami akan meminta pengawal menyeretmu keluar!"Melinda tidak mengacuhkan peringatan itu dan meraih lengan Aldi. "Aldi! Berani-beraninya kamu mengkhianatiku!"Aldi langsung balas mencibir dan mengejeknya tanpa ampun, "Bisa-bisanya seorang sosialita palsu sepertimu bertanya kayak gitu kepadaku? Apanya yang mengkhianatimu hah? Kita saja nggak pernah resmi menjalin hubungan!"Aldi terdiam sejenak, lalu melanjutkan dengan nada bicara yang lebih dingin, "Mana mungkin aku bisa menikahimu di saat orangtuaku saja sangat membencimu? Kamu nggak punya otak, ya?"Gio pun berjalan menghampiri dengan ekspresi dingin. "Melinda, apa maksud ucapannya tadi?"Belum sempat Melinda menjawab, Aldi sudah mendorong Gio menjauh sambil membentak, "Melinda! Ternyata kebiasaanmu merebut pacar orang masih belum berubah, ya!""Berani-beraninya kamu m

  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 6

    Dia masih membawa tas kulit buaya milik ibuku, tetapi sudah dia permak. Dia menutupi hasil guntingannya dengan hiasan murahan agar dari jauh tidak terlihat bahwa tas itu sebenarnya sudah rusak.Dia sama sekali tidak terlihat panik saat melihatku, dia bahkan sedang memeluk pria di sebelahnya dengan penuh kasih sayang. Dia menatapku dengan saksama, sorot tatapannya tampak sedikit mengejek. "Agnes? Sudah lama sekali kita nggak bertemu. Ternyata kamu masih ... sama payahnya kayak dulu."Aku balas meliriknya dengan dingin. "Bukannya kamu yang payah? Buktinya kamu ternyata nggak rela membuang tas yang kamu rusak sendiri.""Kamu tahu apa sih soal mode?" sahutnya sambil bersandar di tubuh pria itu dengan manja. "Aku sengaja memodifikasinya sesuai keinginanku. Ini barang yang unik!"Aku berhenti menjawab. Entah kenapa, aku merasa kasihan dengan pria di depanku.Padahal beberapa hari yang lalu, aku dengar dari orang lain bahwa Melinda masih bersama dengan Aldi.Karena aku diam saja, Melinda pun

  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 5

    Di kehidupan yang sebelumnya, ke-20 bajingan itu begitu terpesona dengan status Melinda sebagai "putri kandung", sampai-sampai mereka bersekongkol untuk membunuhku demi menyenangkan hatinya.Setelah terlahir kembali, hal pertama yang kulakukan adalah mencari nomor ke-20 bajingan itu, lalu membuat mereka tersadar dengan memberikan bukti-bukti bahwa akulah sang putri kandung.Saat melihat foto-foto masa kecilku dengan Melinda, mereka pun langsung mengejek, "Berani-beraninya dia bilang dia itu cantik alami? Memangnya ada bagian tubuhnya yang belum dipermak?""Sejujurnya, aku bahkan nggak akan meliriknya kalau bukan karena dia selalu menurunkan kerah bajunya."…Aku menatap ke-20 bajingan itu dan merasa agak bersyukur.Selama aku tidak punya titik lemah, tidak akan ada yang bisa memanfaatkan itu. Melinda memang jahat, tetapi mereka juga bukan orang baik-baik.Mereka bahkan langsung berbalik mencaci setelah melihat semua bukti yang kuberikan. Sebagai bentuk rasa bersalah, mereka akhirnya me

  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 4

    Aldi pun langsung menunjuk ke arah aku sambil melayangkan protes, "Ayah! Keluarga Sanara ternyata memberikan putri angkat mereka untuk jadi menantu keluarga kita! Benar-benar keterlaluan! Sejak kapan Keluarga Noran punya menantu anak angkat!"Ekspresi Farhat Noran, ayahnya Aldi, sontak berubah. Dia balas menunjuk-nunjuk Aldi sambil memaki, "Aldi Noran! Omong kosong apa yang kamu bicarakan!"Dia pun menoleh, lalu tersenyum meminta maaf kepada ayahku. "Maaf, Roman, anakku nggak tahu apa-apa. Tolong jangan masukkan ke dalam hati."Ibuku menarikku ke belakangnya sambil menatapku dengan sedih. "Agnes, Ibu nggak akan tahu kamu ternyata semenderita ini kalau bukan karena kamu yang ngomong hari ini ...."Ayahku menunjuk ke arah Farhat dengan lebih marah lagi sambil membentak, "Siapa yang tadi bilang mau memutuskan pertunangan, hah! Putus, ya putus! Memangnya putriku sebegitunya mengincar posisi sebagai menantu Keluarga Noran? Dasar kurang ajar!""Sejak kapan putriku diperlakukan semenjijikkan

  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 3

    Aku berjalan keluar dengan santai, sementara Aldi membantu Melinda naik ke kursi di samping sopir.Setelah itu, Aldi langsung menginjak pedal gas dan melaju pergi bahkan tanpa melirik ke arahku.Aku berjalan mengelilingi mal untuk membunuh waktu, lalu pulang ke rumah Keluarga Noran.Begitu aku pulang, aku langsung melihat Melinda yang sedang duduk di sofa di ruang tamu. Ekspresinya terlihat gembira.Saat melihatku pulang, dia pun memijat pelipisnya sambil berkata, "Agnes, Kak Aldi mengundangku untuk tinggal sebentar di sini sampai lukaku sembuh. Kamu nggak keberatan, 'kan?"Aku meletakkan barang yang kubawa dan bertanya dengan nada mengejek, "Kamu sudah nggak punya batas privasi, ya?""Agnes! Ngapain kamu di sini!" tegur Aldi dengan dingin. "Apa mungkin Melinda akan terluka kalau bukan karena kamu menakut-nakutinya?""Dia akan tinggal beberapa lama di sini untuk memulihkan diri! Kamu yang menyebabkan semua ini, jadi kamu juga yang harus merawatnya!"Ah, aku mengerti. Aldi berharap aku,

  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 2

    Aldi adalah satu-satunya pewaris Keluarga Noran, jadi tentu saja teman-temanku menghormatinya dan menasihatiku, "Iya, Agnes, kamu 'kan sudah resmi menikah dengan Tuan Muda Aldi. Masa kamu khawatir Tuan Muda Aldi akan mengkhianatimu?""Iya, iya, menurutku Melinda juga cuma khawatir denganmu.""Bukannya Melinda itu sahabat yang selalu kamu banggakan? Mana mungkin dia tega menyakitimu?""Kamu punya suami dan sahabat yang kaya. Kami semua saja iri padamu, jadi kamu juga harus berpuas hati."Aku mengepalkan tanganku dan menggertakkan gigiku dengan kesal, tetapi aku menahan amarahku dan duduk kembali.Melinda pun mengangkat alisnya ke arahku dengan bangga, lalu duduk di sebelahku dan dengan sengaja meletakkan tas kulitnya yang terbuat dari kulit buaya edisi terbatas di atas meja.Begitu teman-temanku melihat tas itu, mereka langsung berseru dengan heboh, "Wah, Melinda! Ternyata kamu yang dapat tas ini!""Ya ampun! Tas ini cuma ada tiga buah di seluruh dunia dan salah satunya milik orang terk

  • Aku dan "Sahabatku"   Bab 1

    …Saat aku berkata seperti itu, teman-temanku pun mengerumuni kami. Wajah Melinda tampak begitu malu, dia membutuhkan waktu beberapa menit untuk kembali normal seperti biasa. Dia buru-buru menyeka kue dari wajahnya sambil bertanya dengan nada tajam, "Agnes, kok kamu bilang begitu sih?""Kalau bukan karena aku yang membuktikan ke-20 orang itu adalah bajingan selama ini, kamu mana mungkin bisa menikah dengan Kak Aldi sekarang?"Aldi refleks mengernyit seperti yang kuduga. Dia memang tahu aku punya mantan, tetapi dia tidak tahu bahwa jumlahnya sangat mengejutkan.Aku pun tersenyum menatap Melinda sambil menyahut, "Dulu setiap kali aku punya pacar, kamu pasti sok menguji mereka dengan memamerkan implan dadamu itu! Itu sebabnya setiap dua bulan sekali aku pasti ganti pacar. Bukannya itu normal?""Lagi pula, aku belum pernah tidur dengan mantan pacarku, tapi kamu pasti sudah pernah tidur dengan beberapa orang, 'kan?"Sebenarnya, Melinda adalah putri sopir keluargaku. Waktu aku masih SD, sopi

DMCA.com Protection Status