Beranda / Rumah Tangga / Aku Tak Membencimu / 128. Ayyara Tanpa Kieran

Share

128. Ayyara Tanpa Kieran

Penulis: Niniluv
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-20 06:00:24

Tiga hari sudah, Kieran belum juga siuman. Seorang perempuan tengah hamil tua masih duduk di kursi samping brankar tempat Kieran terbaring. Setiap hari dia duduk di sana, menunggu sang suami membuka mata. Pandangannya sedikitpun tak teralihkan dari wajah pucat Kieran, menatapnya dengan sorot kosong.

"Ayyara."

Ayyara masih tak menghiraukan panggilan barusan. Seorang wanita masuk ke ruangan itu, menghampiri Ayyara.

"Kamu belum makan sayang. Sudah tiga hari ini kamu terus seperti ini, kemarin kamu juga hanya makan satu suap nasi. Ayyara, kamu sedang hamil. Mama tidak mau bayi di dalam kandunganmu kenapa-napa."

Ayyara menggeleng lemah. Dia sebenarnya juga lapar, tapi setiap ingin menyuap makanan ke mulutnya Ayyara selalu teringat dengan kondisi Kieran, dan membuatnya tak sanggup untuk menelan makanan itu. Melihat Kieran tak kunjung sadarkan diri, tentu perasaan takut terus saja menghantui Ayyara. Entah kenapa Ayyara selalu merasa jika tanpa Kieran, s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Tak Membencimu   129. Siuman

    Daria menggeleng tetap tak memberi izin sang menantu untuk pergi. Dia menyesal telah menceritakan pada Ayyara apa yang Raymond ceritakan padanya. "Jangan Ayyara, tolong dengarkan mama!""Tapi ma -""Ayyara ..."Ayyara dan Daria seketika tertegun. Mereka menoleh menatap laki-laki yang masih terbaring di atas brankar. Matanya masih belum terbuka, tapi baru saja Ayyara mendengar suaranya."Mas Kieran," panggil Ayyara berharap laki-laki itu akan menyebut namanya lagi. "Mas, kamu sudah sadar kan mas?"Kedua sudut bibir Daria perlahan mengukir senyum lega. Dia bisa mendengar suara putranya kembali itu saja bisa membuatnya lebih tenang. "Lihatlah Ayyara, Kieran memanggilmu. Apa kamu ingin pergi? Bagaimana jika saat Kieran bangun dia mencarimu? Apa kamu tega meninggalkannya?"Ayyara kembali terduduk di kursi yang dia duduki semula. Menatap wajah Kieran yang masih tenang, dia lalu menggeleng pelan. "Ayyara tidak akan pergi ma. Ayyara akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Aku Tak Membencimu   130. Takut Kehilangan Bukan Berarti Sayang

    Pandangan Kieran kini mengarah pada sang istri yang tengah menangis tanpa suara. Nyaris tak percaya dengan apa yang dikatakan mamanya barusan, tapi saat ini Kieran juga melihat Ayyara sedih. Benarkan perempuan itu mengkhawatirkannya?"Ayyara ...""Mas." Ayyara memeluk Kieran, sambil terisak. Dia tak bisa menghentikan tangisnya. "Kenapa kamu sedih?" tanya Kieran dengan nada pelan. Dia masih tak mempunyai tenaga untuk berbicara nyaring, bahkan saat dirinya bersuara saja nyeri di perutnya semakin bertambah. Tangannya yang masih lemas, Kieran paksakan untuk bergerak. Mengusap rambut sang istri secara perlahan, berusaha memberikan ketenangan. "Jangan menangis.""Bagaimana aku tidak menangis mas? Kamu membuatku takut. Kamu tidak sadar selama tiga hari. Aku takut jika kamu tidak bangun lagi, apa yang harus aku lakukan tanpamu? Siapa yang akan menemaniku saat aku melahirkan nanti?""Jadi kamu berpikir jika aku akan meninggal?" Kieran tersenyum m

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Aku Tak Membencimu   131. Tidak Akan Membuat Khawatir Lagi

    "Aku sudah katakan padamu mas, aku tidak akan pernah mencintaimu. Jadi jangan katakan seperti itu lagi!"Kieran hanya tersenyum. Pandangannya kini mengarah ke langit-langit ruangan itu. "Kamu mungkin ingin berbohong, tapi sayangnya ... matamu tidak bisa menutupinya. Kenapa kamu harus malu mengatakan yang sebenarnya? Jika kamu sudah mencintaiku katakan saja. Aku justru akan senang jika kamu mengatakannya dengan jujur padaku.""Aku tidak mencintaimu mas, aku hanya mencintai Bagas!" Kieran kembali menatap Ayyara. Perempuan itu kini sudah tidak sedih, tapi justru menatapnya dengan sorot marah. Secepat itukah Ayyara berubah? Namun Kieran masih yakin jika Ayyara hanya tak mau mengakui perasaan yang sebenarnya padanya, padahal perempuan itu sudah memiliki rasa itu. Kieran harap, suatu saat nanti Ayyara akan mengakuinya. "Sudahlah mas, jangan bahas itu lagi. Kamu baru saja siuman. Aku tidak mau kita kembali berdebat di saat seperti ini."Kieran

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • Aku Tak Membencimu   132. Ingin Berdua Saja

    Siang itu Ayyara baru saja datang ke rumah sakit kembali untuk menemani Kieran. Daria yang menyuruhnya pulang sebentar untuk mandi dan berganti pakaian. Ayyara juga tak mungkin menolak, karena tubuhnya sudah terasa tidak nyaman karena keringat. Setelah selesai membersihkan diri, Ayyara kembali ke rumah sakit."Ayyara kamu sudah kembali?" tanya Daria saat melihat menantunya baru saja memasuki ruangan. Ayyara tersenyum lalu mengangguk mengiyakannya.Di sana ada seorang suster yang tengah membantu Kieran untuk duduk. Di atas meja samping brankar tempat Kieran terbaring, ada sebuah nampan berisi semangkuk bubur dan satu gelas air putih. Ayyara yakin itu adalah makan siang yang disediakan rumah sakit ini untuk Kieran. "Sudah selesai. Sekarang pak Kieran boleh makan. Kalau begitu saya permisi dulu.""Terimakasih suster," ucap Kieran sebelum suster itu keluar dari ruangannya. "Kieran, mau mama suapi?" tanya Daria menawarkan diri. "Ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • Aku Tak Membencimu   133. Obat Untuk Luka Kieran

    "Jika kamu tahu aku tidak bisa bersabar, maka jangan menguji kesabaranku mas! Cepatlah buka mulutmu, tidak perlu banyak bicara jika memang ingin aku suapi!" Raut perempuan itu sudah kembali berubah, menatap sang suami dengan sorot kesal. Padahal Ayyara merasa dirinya kali ini sudah sangat bersabar mau menjaga Kieran, tapi Kieran masih menganggapnya tidak sabaran. Dia kemudian menyodorkan satu suap bubur ke depan mulut kieran. Namun laki-laki itu tak kunjung membuka mulutnya, membuat Ayyara semakin geram. "Jangan sampai aku marah hanya karena kamu lama membuka mulut!"Kieran tersenyum gemas. Dia kemudian melahap suap bubur dari Ayyara. Padahal saat ini Ayyara sudah marah-marah, tapi perempuan itu bicara seolah belum marah. "Ayyara, apa kamu membenciku?"Tanpa pikir panjang. Ayyara mengangguk, mengiyakan pertanyaan Kieran barusan. "Aku sangat membencimu mas. Sejak kita mulai dijodohkan, aku sudah membencimu."Kieran tahu, seharu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • Aku Tak Membencimu   134. Kedatangan Nasya

    Kieran akhirnya melepas rangkulannya pada pinggang Ayyara, membuat perempuan itu kini bisa mengambil jarak darinya. Namun ciuman singkat yang diberikan Kieran barusan, berhasil membuat Ayyara tak bisa berkata apa-apa. Dia gugup dan juga malu."Ayyara," panggil Kieran sambil tersenyum. Ayyara menatapnya dengan ragu. Kieran semakin gemas melihat sang istri yang sepertinya salah tingkah karena ulahnya barusan. "Terimakasih."Ayyara gugup, tapi dia berusaha keras untuk tetap terlihat tenang. "Untuk apa?""Untuk semuanya. Terimakasih."Ayyara mengalihkan pandangannya ke arah lain, menatap Kieran membuat jantungnya semakin berdegup tak karuan. Dia kemudian mengalihkan pembicaraan, "Kamu tadi masih makan satu suap saja, jadi ayo lanjutkan makan siangmu." Ayyara kembali duduk di kursi yang dia duduki tadi, lalu mengambil semangkuk bubur itu dan berniat untuk menyuapi suaminya kembali. Belum sempat Ayyara menyuapi Kieran, mendadak pintu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Aku Tak Membencimu   135. Pelaku Ditemukan

    "Dia adalah pria yang belakangan ini sering memohon pada pak Kieran di depan perusahaan, agar pak Kieran mau membantu perusahaannya yang bangkrut. Kami berpikir, bisa saja tujuannya menusuk pak Kieran yaitu karena dia benci pada pak Kieran yang tak mau membantunya." Nasya kemudian menunduk setelah selesai menjelaskan. Tak berani menatap Ayyara dan Kieran. Karena dia tahu, jika pria yang dia sebutkan barusan adalah kakak ipar Kieran. "Apa maksudnya ... yang menusukmu adalah suaminya kak Ayuma, mas?" tanya Ayyara pada sang suami. Dia nyaris tak percaya dengan apa yang dijelaskan Nasya barusan. Benarkan kakaknya yang telah melakukan itu semua?Tentu Kieran juga terkejut mendengar informasi ini. Tapi jika dipikir sekali lagi, memang Ayuma ataupun suaminya terlihat sedikitpun tak mempunyai perasaan. "Nasya, apa buktinya jika pria itu yang menusuk saya?""Di tempat kejadian pak Kieran ditusuk waktu lalu, ternyata ada CCTV jalan yang mengarah

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Aku Tak Membencimu   136. Keras Kepala

    "Ayya -" panggil Kieran tertahan. Dia ingin mencegah istrinya agar tidak pergi, namun Ayyara sudah terlanjur meninggalkan ruangan itu. Kieran ingin menyusul Ayyara, namun nyeri diperutnya justru semakin menyiksa saat dia bawa untuk bergerak."Pak Kieran, jangan banyak bergerak. Pasti lukanya belum sembuh total kan?" Cegah Nasya saat mengetahui laki-laki itu nyaris saja turun dari brankar."Nasya, jangan sampai Ayyara bertemu dengan kakaknya. Saya takut jika kakaknya akan melukai Ayyara. Dia sedang hamil, Nasya. Tolong susul dia, bawa dia kembali kepada saya!"Nasya mengangguk, menuruti apa yang Kieran perintahkan. Dia lalu menatap kedua pria yang masih berdiri di belakangnya. "Kalian, tolong bantu saya untuk mencegah ibu Ayyara agar tidak pergi dari sini."Kedua pria itu mengangguk mengiyakan. Mereka kemudian bergegas menyusul Ayyara yang sudah berjalan cukup jauh di koridor rumah sakit."Ibu Ayyara," panggil Nasya saat pandangannya sudah

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22

Bab terbaru

  • Aku Tak Membencimu   194. Akhir Yang Menyakitkan

    Pemakaman selesai, seorang perempuan berpakaian serba hitam masih setia duduk di samping makam tersebut. Tangannya tak berhenti mengusap pelan nisan yang bertulis nama Kieran Bimantara.Kini Ayyara tak bisa melihat suaminya lagi, kini Ayyara tak bisa memeluk tubuh Kieran lagi. Terakhir dia melihat Kieran hanya di rumah sakit, setelah dibawa pulang dia tak diijinkan lagi melihat jasad suaminya. Proses pemakaman pun juga terlaksana cukup tertutup, tak ada yang bisa melihat wajah Kieran terakhir kalinya kecuali Raymond dan beberapa orang suruhan Raymond. Entah kenapa, Ayyara juga tak paham. "Ayyara. Ayo kita pulang," bisik Daria yang sejak tadi masih berada di samping sang menantu tersebut. Namun Ayyara menggeleng pelan, menandakan bahwa dirinya tak mau pergi dari sana."Ayyara ingin tetap di sini ma." Mata sembabnya kini menatap gundukan tanah yang masih basah di hadapannya, dia lalu tersenyum sedih. "Dulu, mas Kieran pernah berjanji pada Ayyara.

  • Aku Tak Membencimu   193. Penyesalan

    Di depan sebuah ruang IGD, seorang perempuan terisak. Dia berjongkok sambil memeluk seorang anak laki-laki. Rasa bersalah dan takut bercampur menjadi satu. Bara yang sejak tadi berada di pelukan sang mama hanya bisa diam, tak peduli bau amis darah begitu menusuk ke penciumannya dan akan ikut mengotori seragam sekolahnya. Dia tak bisa menenangkan tangisan sang mama.Jujur, Bara sendiri juga masih shock melihat papanya tertabrak di hadapannya. Tapi dia tak bisa menangis, dia hanya bisa menahan rasa khawatir di pelukan mamanya. "Papa enggak apa-apa kan ma?"Akhirnya Bara bersuara, namun Ayyara tak sanggup untuk menjawabnya."Ayyara!"Bara menoleh, dari arah kejauhan sepasang suami istri menghampiri keberadaan Ayyara dan Bara. Mereka adalah Raymond dan Daria. Tampak jelas kekhawatiran di raut keduanya. Daria langsung berjongkok di hadapan sang menantu, memegang bahu Ayyara. Menyadarkan Ayyara bahwa mereka sudah datang.

  • Aku Tak Membencimu   192. Takdir Yang Begitu Kejam

    Setelah Bagas dan Viona melangkah pergi, mata Ayyara mulai menggenang. Hatinya benar-benar sakit dan hancur, Bagas tidak seperti dulu lagi. Ayyara telah kehilangan laki-laki yang dia cintai.Dia terpaksa menikah dengan laki-laki yang tak dia cintai, melahirkan anak dari laki-laki yang dia benci, ibunya kini meninggal, dan sekarang Ayyara benar-benar dilupakan oleh seseorang yang sangat dia sayangi. Sepahit itukah kehidupannya? Kenapa takdir begitu sangat kejam?"Jika tidak ada kebahagiaan dalam hidupku, kenapa aku harus dilahirkan?" Satu tetes air mata akhirnya terjatuh. Ayyara mulai berjalan gontai memasuki mobilnya kembali, dengan air mata yang semakin mengalir deras. Mobil berwarna merah itu mulai melaju kencang, menyusuri jalanan yang ramai. Ayyara seakan tak peduli dengan keselamatannya maupun sekitarnya. Tatapannya kosong, pikirannya kembali mengingat rantai kehidupannya sejak pertama dia menikah dengan Kieran. Dia sudah tak mempunyai kebahagiaan, bahkan tak tau lagi tujuan unt

  • Aku Tak Membencimu   191. Menerima Kenyataan

    Kieran yang masih menemani anaknya bermain di ruang tengah, sejak tadi tak bisa tenang setelah tahu istrinya ternyata meninggalkan rumah secara diam-diam. Apalagi berita tentang dirinya dan Ayyara terus saja semakin menyebar. Kieran takut akan terjadi sesuatu pada sang istri di luar sana.Namun tak beberapa lama, terdengar suara pintu utama terbuka. Kieran segera beringsut berdiri tanpa mempedulikan anaknya, dan langsung menghampiri ke arah pintu utama. Melihat Ayyara berjalan gontai sambil menghapus bekas air mata di pipinya yang masih basah, membuat Kieran seketika khawatir. "Apa yang terjadi padamu Ayyara?"Langkah Ayyara terhenti, tepat di samping Kieran. Pertanyaan laki-laki itu justru membuat air matanya mengalir deras, Ayyara mulai terisak.Kieran semakin bingung, istrinya sedikit pun tak mau menjelaskan. Dia ingin memeluk tubuh Ayyara untuk memberi ketenangan, namun tertunda saat Bara datang dan langung menggenggam salah satu ta

  • Aku Tak Membencimu   190. Pilihan Terbaik

    Saat ini Bagas tertunduk, merasa frustasi dengan apa yang baru saja terjadi padanya. Dia berada di sebuah kafe, bersama Kieran dan juga Nasya. Bagas sudah menceritakan semuanya apa yang terjadi pada Kieran maupun Nasya. Karena Bagas tak punya siapa-siapa lagi untuk meminta bantuan selain pada mereka. "Sebenarnya saya tidak masalah jika harus menikahi Viona, walau karena kesalahpahaman ini. Tapi masalahnya, ayah Viona meminta saya untuk melunasi hutangnya pada pak Raymond sebelum pernikahan berlangsung. Jika saya tidak mau melunasi dan tidak mau melunasi hutangnya, ayah Viona akan melaporkan saya ke polisi karena telah melecehkan Viona. Saya yakin polisi juga tidak akan menyalahkan saya karena tidak ada bukti yang kuat jika saya telah melecehkan Viona, tapi Viona bilang jika saya tidak mengikuti keinginan ayahnya kemungkinan Viona yang akan dalam masalah."Nasya mengangguk paham. "Walau hanya melihatnya sekali saja, tapi saya tahu bagaimana sifat ayah Viona. Saya s

  • Aku Tak Membencimu   189. Sebuah Jebakan

    Seminggu setelah pemakaman Mira. Ayyara tak pernah lagi bertemu ataupun berniat untuk menemui sang kakak, Ayuma. Agra, yang saat ini sudah masuk di bangku SMP, Kieran yang membiayai sekolahnya di luar kota. Sesuai permintaan Ayyara, yang tak mau jika sang adik sampai diurus oleh sang kakak. Sampai saat ini kematian Mira membuat Ayyara berpikiran buruk pada sang kakak. Dari sifatnya Ayyara sudah tau, mana mungkin Ayuma mau mengurus adiknya. Bahkan Ayyara masih berpikiran, mungkin saja penyakit ibunya semakin parah hingga menyebabkan kematian pasti karena Ayuma yang tak merawat ibunya dengan baik.Sebenarnya Ayyara ingin menginterogasi Ayuma atas kematian ibunya, namun dicegah oleh Kieran. Dengan alasan, tak mau Ayyara semakin mendapat masalah di saat masalahnya bersama Kieran kini belum juga usai."Apa yang dikatakan mas Kieran memang benar. Kak Ayuma bisa saja balik menuduhku, menyalahkanku karena sudah sangat tak menjenguk ibu. Tapi aku kan mel

  • Aku Tak Membencimu   188. Apa Ini Salah Ayyara?

    Pagi itu, Kieran akhirnya membawa istri dan anaknya ke rumah Mira. Namun sampai sana rumah ibu mertuanya itu terlihat sangat sepi, padahal yang Ayyara katakan Ayuma juga berada di sana."Sepertinya tidak ada orang?" ucap Ayyara menebak. Tapi dia juga tak yakin, mengingat ibunya itu tidak suka meninggalkan rumah terlalu lama. "Tapi kita tunggu di teras saja, mungkin ibu sedang keluar ke suatu tempat dan akan segera pulang."Kieran mengangguk mengikuti saran sang istri. Mereka kemudian keluar dari mobil, Kieran menuntun Bara dan mengikuti Ayyara yang mulai berjalan menuju teras rumah Mira.Karena penasaran apakah di rumah benar tidak ada orang, Ayyara akhirnya memutuskan untuk membuka pintu utama tersebut. Dan anehnya pintu ternyata tidak dikunci, membuat Ayyara mengernyit bingung. "Jika di dalam rumah tidak ada orang, kenapa pintunya tidak dikunci?" Firasat Ayyara berubah buruk. Dia memutuskan untuk masuk ke rumah itu begitu saja, Kieran yang masi

  • Aku Tak Membencimu   187. Luka Yang Terus Disembunyikan

    Pukul lima pagi, Kieran terbangun dari tidurnya. Dia mengedipkan matanya sesaat lalu mengedarkan pandangannya. Dia sadar saat ini telah tertidur di sofa karena Ayyara mengusirnya dari kamar tadi malam. Padahal di rumahnya juga masih banyak kamar yang tidak terpakai, namun Kieran memilih untuk tidur di sana saja.Dia mulai beringsut duduk, membuat selimut tebal berwarna cokelat yang tadinya menutupi tubuhnya kini merosot turun. Kieran mengernyit bingung. "Seingatku, tadi malam aku tidak membawa selimut. Apa Ayyara yang memakaikannya padaku?""Bibi yang memakaikan selimut itu untuk tuan," sahut seorang wanita dari kejauhan yang sudah sadar jika sang tuan telah bangun. Kieran kini menatap ke arahnya, tampak kecewa dengan ucapan wanita itu barusan, namun Kieran menutupinya dengan senyuman tipis. Bi Sarah mulai menghampiri. "Terimakasih bi.""Tuan kenapa tidur di sini? Apa nyonya yang menyuruh tuan untuk tidur di sini?" Bi Sarah memasang raut khawatir

  • Aku Tak Membencimu   186. Hanya Orang Baru

    "Sebenarnya aku tidak apa-apa, maaf telah merepotkan kalian. Seharusnya kalian tidak perlu mendengarkan perkataan ayahku." Viona menunduk bersalah. Melihat hal itu Bagas tak tega. "Tidak Viona, ini sama sekali tidak merepotkan kami." Bagas kemudian menoleh ke arah Nasya yang juga masih bersama mereka. "Benarkan Nasya?"Nasya mengangguk menyetujui pertanyaan Bagas "Benar Viona, tidak perlu terlalu dipikirkan seperti itu."Viona tersenyum, setidaknya dia harus bersyukur karena bertemu dengan orang sebaik Bagas dan Nasya. Andai orang lain yang akan menabraknya tadi, pasti tentu akan marah saat Darka memintanya pertanggung jawaban padahal Viona nyaris tertabrak karena ulah ayahnya sendiri."Oh ya Bagas, Viona. Kalian tunggu di sini sebentar ya, biar aku yang menebus obatnya di apotek."Bagas dan Viona mengangguk mengizinkan, Nasya kemudian melangkah pergi meninggalkan mereka yang masih duduk di kursi tunggu yang ada di rumah sakit itu.

DMCA.com Protection Status