Home / Rumah Tangga / Aku Tak Membencimu / 102. Beruntung Memiliki Kieran

Share

102. Beruntung Memiliki Kieran

Author: Niniluv
last update Last Updated: 2023-06-11 10:00:38

Kieran yang baru saja keluar dari kamar, langsung menghampiri sang istri yang sejak tadi sudah menunggunya di ruang tengah. Laki-laki itu saat ini menggunakan setelan jas berwarna senada dengan dress yang dipakai sang istri, mereka akan bersiap untuk berangkat ke acara rekan kerja Kieran tersebut.

"Ayyara," panggil Kieran berhasil menyadarkan Ayyara yang sejak tadi sedang melamun. Perempuan itu menatapnya sesaat, lalu beringsut berdiri. Hanya melihat raut sang istri saja, Kieran sudah bisa menebak jika Ayyara saat ini sedang banyak pikiran. Membuat Kieran khawatir. "Apa yang sedang kamu pikirkan?"

Ayyara hanya menggeleng pelan, menyembunyikan sesuatu pada Kieran. "Bukan apa-apa. Ayo kita berangkat."

Perempuan itu nyaris lebih dulu melangkah mendahului Kieran, namun dengan segera Kieran menahannya.

"Apa kamu sedang memikirkan kakakmu?" tebak Kieran tepat sasaran. Memang sejak tadi Ayyara terus memikirkan, bagaimana perasaan ibunya jika mengetahui
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Tak Membencimu   103. Di Antara Orang-orang Penting

    Kieran menatap Ayyara sesaat, Ayyara tengah menahan malu karena ucapan pria itu barusan. Kieran hanya bisa tersenyum setelah rekan kerjanya itu memberi pujian pada istrinya. "Kalau begitu silakan duduk pak Kieran. Saya sudah menyiapkan tempat duduk spesial untuk pak Kieran dan istri." Pria itu kemudian berbalik berjalan lebih dulu, menunjukan tempat yang sudah di sediakan untuk Kieran. Kieran dan Ayyara kemudian mengikutinya dari belakang. Hingga sampai di salah satu tempat duduk para tamu undangan, Bayu mempersilakan Kieran dan Ayyara untuk duduk di sana. "Silakan pak Kieran.""Terimakasih pak Bayu."Kieran kemudian duduk bersampingan dengan Ayyara. "Kalau begitu saya permisi dulu pak kieran, saya mau menyambut tamu undangan saya yang lainnya. Pak Kieran nikmati saja hidangan yang ada sambil menunggu acara dimulai."Kieran hanya mengangguk mengiyakan. Pria di hadapannya itu kemudian kembali melangkah pergi."Mas," Ay

    Last Updated : 2023-06-11
  • Aku Tak Membencimu   104. Glen

    Setelah cukup lama berada di dalam toilet, Ayyara akhirnya keluar. Namun saat di depan toilet dia dikagetkan oleh seorang laki-laki yang sudah berdiri di sana entah sejak kapan, padahal saat Ayyara ingin ke toilet tadi dia lihat laki-laki itu masih berbicara dengan Kieran. "Hai," sapa Glen pada perempuan di hadapannya itu. Ayyara tidak terlalu suka pada Glen. Entah sejak pertama kali melihat Glen tadi, firasatnya sudah buruk. Cara Glen menatapnya saja Ayyara merasa sangat risih. "Aku sudah berkenalan dengan suamimu, tapi aku belum berkenalan denganmu." Glen mengulurkan tangannya, mengajak Ayyara untuk bersalaman. Dengan ragu Ayyara akhirnya membalas salaman itu."Aku Ayyara."Glen mengangguk, mengiyakan. Perempuan itu dengan segera menarik tangannya, tak mau berlama-lama bersalaman dengan Glen. Membuat Glen justru merasa semakin gemas dengan tingkah perempuan di hadapannya itu. "Kalau begitu, aku permisi dulu."

    Last Updated : 2023-06-12
  • Aku Tak Membencimu   105. Kecantikan Ayyara Yang Membahayakan

    Mata Ayyara seketika melebar. Spontan dia langsung mendorong Glen sekuat tenaganya, hingga membuat laki-laki itu terhuyung ke belakang. "Berani sekali kau bicara seperti itu padaku? Bagaimana jika aku mengatakan semua ini pada suamiku, ha?"Glen segera menggeleng tak mengizinkan. "Tolong jangan katakan ini pada pak Kieran. Aku sangat mengidolakannya, aku tidak mau jika sampai pak Kieran membenciku. Aku tadi hanya bercanda.""Bercanda?" Ayyara tersenyum sinis. Tentu dia tak bisa dibohongi begitu saja oleh anak muda itu. "Kau pikir aku tidak bisa membedakan mana yang bercanda dan tidak? Aku akan katakan ini semua pada suamiku. Lihat saja nanti apa yang akan dia berikan padamu sebagai hukuman karena telah berani bersikap kurang ajar padaku!"Ayyara berbalik, dia ingin segera pergi dari sana dan kembali pada suaminya. Namun lagi-lagi Glen mencekal pergelangan tangannya, menahan Ayyara untuk pergi. "Tolong jangan katakan apapun pada pak Kier

    Last Updated : 2023-06-12
  • Aku Tak Membencimu   106. Marah Lagi

    Pukul sepuluh malam. Ayyara dan Kieran baru saja sampai di rumah. Setelah acara peresmian itu selesai, Kieran langsung mengajak Ayyara pulang. Tentu karena Ayyara saat ini sedang hamil, Kieran tidak ingin membawa Ayyara ke luar rumah terlalu lama saat malam hari. Angin malam yang dingin tentu tidak baik untuk kandungan Ayyara.Sampai di kamar, Ayyara melepas jas hitam milik Kieran yang tadinya dia pakai. Karena tadi saat dalam perjalanan pulang Ayyara merasa sangat kedinginan, Kieran meminta Ayyara untuk memakai jas miliknya. Perempuan itu kemudian duduk di sisi kasur sambil memijat betis kakinya yang terasa sangat pegal, mungkin karena tadi dia menggunakan high heels jadi sekujur kakinya sekarang terasa pegal. Sedangkan Kieran yang baru saja berganti pakaian, dia langsung menghampiri sang istri yang sudah duduk di sisi kasur. Dia menatap Ayyara dengan sorot khawatir saat melihat perempuan itu tampak begitu kelelahan. "Kakimu kenapa?"

    Last Updated : 2023-06-12
  • Aku Tak Membencimu   107. Apa Kieran Baik-baik Saja?

    Dengan kesal, Ayyara merebahkan tubuhnya dan menarik selimut tebalnya untuk menutupi seluruh tubuh sampai bawah dagunya. Dia memiringkan tubuhnya membelakangi Kieran. Kieran hanya menghela nafas sabar melihat sang istri kembali marah padanya. "Maaf Ayyara. Tapi Glen adalah keponakannya pak Bayu yang memiliki acara itu tadi. Jika aku memberinya hukuman, itu bisa saja membuat acara itu berantakan. Aku hanya merasa tidak nyaman saja dengan pak Bayu."Tak ada jawaban dari Ayyara. Perempuan itu sudah menutup matanya, tak mau bicara lagi pada Kieran. Kieran hanya pasrah. Sudah biasa baginya, Kieran selalu yang salah dan mendapat amarah dari sang istri. Kieran kemudian ikut merebahkan tubuhnya di samping perempuan itu. Besok mungkin amarah perempuan itu juga akan reda. ***Perlahan kelopak mata Kieran terbuka. Dia berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk pada pandangannya. Kieran kemudian memijat keningnya saat me

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Membencimu   108. Melepas Rindu

    Di depan sebuah gedung, Ayyara berdiri menatap tempat itu dengan sorot ragu. Dia menarik nafasnya dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. Ayyara sengaja datang ke tempat kerjanya itu saat siang hari.Kemarin dia tidak bisa datang, dan Ayyara harap hari ini dia bisa berbicara pada Bagas. Dengan penuh percaya diri akhirnya Ayyara melangkah memasuki gedung itu. Beberapa karyawan di sana menyapa Ayyara dengan ramah. Namun Ayyara tak mau berbicara banyak pada mereka, karena tujuannya datang ke sini hanya untuk bertemu dengan Bagas."Ayyara."Dia menoleh saat mendengar namanya dipanggil, seorang pria berjalan menghampirinya. "Pak Ardi.""Kamu masih masuk kerja?" tanya Ardi sambil menghela nafas pelan. Dia menatap perut Ayyara yang sudah semakin besar. Entah kenapa Ardi merasa takut saja, apa Kieran tak akan marah melihat istrinya masih masuk kerja diusia kehamilan yang sudah tua seperti itu? "Ayyara sebaiknya mulai sekarang kam

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Membencimu   109. Perpisahan

    Bagas hanya diam. Hatinya ikut terasa sakit mendengar ucapan Ayyara barusan. Jujur masih ada rasa di hatinya untuk Ayyara, namun Bagas tak mau mengatakan hal itu. Sampai sekarang dia terus berusaha melupakan Ayyara. Bagas tak ingin hidupnya dan Ayyara akan semakin menderita karena cinta mereka. Tak mendapat jawaban lagi dari Bagas. Ayyara memutuskan untuk pergi saja dari sana. Dia rasa, itu saja sudah cukup. Setidaknya dia bisa melihat laki-laki itu hari ini. Ayyara kemudian berbalik, dan nyaris melangkah. "Ayyara."Langkah Ayyara tertunda. Matanya berbinar nyaris tak percaya. Apa dia tak salah dengar? Bagas memanggilnya? Dengan segera Ayyara kembali berbalik, menatap Bagas yang masih berdiri di sana. Laki-laki itu perlahan menghampirinya. "Bolehkah aku memelukmu sebentar saja?" pinta Bagas dengar rasa ragu. Dia sadar, seharusnya dia tak boleh melakukan ini pada Ayyara. Dia tak boleh menyentuh perempuan itu lagi. Tapi Bagas sendiri juga sangat

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Tak Membencimu   110. Menemui Kieran

    "Siapa dia pak?" tanya Nasya penasaran. Tentu ini pertama kalinya Nasya melihat perempuan itu, tapi jika dilihat dari wajahnya Nasya merasa perempuan itu mirip seseorang. Tapi siapa?"Istri pria yang beberapa hari ini memaksa ingin bertemu saya. Hari ini pria itu tidak datang lagi ke sini, tapi justru istrinya yang datang."Nasya mengangguk paham. Namun ada satu hal yang masih membuatnya bingung. "Saya tidak pernah melihat perempuan itu. Tapi kenapa wajahnya seperti mirip seseorang yang pernah saya temui?"Kali ini Kieran diam. Dia tak mungkin mengatakan pada Nasya jika perempuan itu ternyata adalah kakak kandung istrinya. "Sudahlah tidak penting. Sekarang ayo kita masuk ke mobil."Nasya hanya mengangguk, mengiyakan apa yang diperintahkan Kieran. Namun saat mereka berjalan menuju parkiran, pandangan Ayuma justru terarah pada mereka. Ayuma ingin menghampiri Kieran, namun para satpam di hadapannya terus menghalanginya. "Kieran Bi

    Last Updated : 2023-06-14

Latest chapter

  • Aku Tak Membencimu   194. Akhir Yang Menyakitkan

    Pemakaman selesai, seorang perempuan berpakaian serba hitam masih setia duduk di samping makam tersebut. Tangannya tak berhenti mengusap pelan nisan yang bertulis nama Kieran Bimantara.Kini Ayyara tak bisa melihat suaminya lagi, kini Ayyara tak bisa memeluk tubuh Kieran lagi. Terakhir dia melihat Kieran hanya di rumah sakit, setelah dibawa pulang dia tak diijinkan lagi melihat jasad suaminya. Proses pemakaman pun juga terlaksana cukup tertutup, tak ada yang bisa melihat wajah Kieran terakhir kalinya kecuali Raymond dan beberapa orang suruhan Raymond. Entah kenapa, Ayyara juga tak paham. "Ayyara. Ayo kita pulang," bisik Daria yang sejak tadi masih berada di samping sang menantu tersebut. Namun Ayyara menggeleng pelan, menandakan bahwa dirinya tak mau pergi dari sana."Ayyara ingin tetap di sini ma." Mata sembabnya kini menatap gundukan tanah yang masih basah di hadapannya, dia lalu tersenyum sedih. "Dulu, mas Kieran pernah berjanji pada Ayyara.

  • Aku Tak Membencimu   193. Penyesalan

    Di depan sebuah ruang IGD, seorang perempuan terisak. Dia berjongkok sambil memeluk seorang anak laki-laki. Rasa bersalah dan takut bercampur menjadi satu. Bara yang sejak tadi berada di pelukan sang mama hanya bisa diam, tak peduli bau amis darah begitu menusuk ke penciumannya dan akan ikut mengotori seragam sekolahnya. Dia tak bisa menenangkan tangisan sang mama.Jujur, Bara sendiri juga masih shock melihat papanya tertabrak di hadapannya. Tapi dia tak bisa menangis, dia hanya bisa menahan rasa khawatir di pelukan mamanya. "Papa enggak apa-apa kan ma?"Akhirnya Bara bersuara, namun Ayyara tak sanggup untuk menjawabnya."Ayyara!"Bara menoleh, dari arah kejauhan sepasang suami istri menghampiri keberadaan Ayyara dan Bara. Mereka adalah Raymond dan Daria. Tampak jelas kekhawatiran di raut keduanya. Daria langsung berjongkok di hadapan sang menantu, memegang bahu Ayyara. Menyadarkan Ayyara bahwa mereka sudah datang.

  • Aku Tak Membencimu   192. Takdir Yang Begitu Kejam

    Setelah Bagas dan Viona melangkah pergi, mata Ayyara mulai menggenang. Hatinya benar-benar sakit dan hancur, Bagas tidak seperti dulu lagi. Ayyara telah kehilangan laki-laki yang dia cintai.Dia terpaksa menikah dengan laki-laki yang tak dia cintai, melahirkan anak dari laki-laki yang dia benci, ibunya kini meninggal, dan sekarang Ayyara benar-benar dilupakan oleh seseorang yang sangat dia sayangi. Sepahit itukah kehidupannya? Kenapa takdir begitu sangat kejam?"Jika tidak ada kebahagiaan dalam hidupku, kenapa aku harus dilahirkan?" Satu tetes air mata akhirnya terjatuh. Ayyara mulai berjalan gontai memasuki mobilnya kembali, dengan air mata yang semakin mengalir deras. Mobil berwarna merah itu mulai melaju kencang, menyusuri jalanan yang ramai. Ayyara seakan tak peduli dengan keselamatannya maupun sekitarnya. Tatapannya kosong, pikirannya kembali mengingat rantai kehidupannya sejak pertama dia menikah dengan Kieran. Dia sudah tak mempunyai kebahagiaan, bahkan tak tau lagi tujuan unt

  • Aku Tak Membencimu   191. Menerima Kenyataan

    Kieran yang masih menemani anaknya bermain di ruang tengah, sejak tadi tak bisa tenang setelah tahu istrinya ternyata meninggalkan rumah secara diam-diam. Apalagi berita tentang dirinya dan Ayyara terus saja semakin menyebar. Kieran takut akan terjadi sesuatu pada sang istri di luar sana.Namun tak beberapa lama, terdengar suara pintu utama terbuka. Kieran segera beringsut berdiri tanpa mempedulikan anaknya, dan langsung menghampiri ke arah pintu utama. Melihat Ayyara berjalan gontai sambil menghapus bekas air mata di pipinya yang masih basah, membuat Kieran seketika khawatir. "Apa yang terjadi padamu Ayyara?"Langkah Ayyara terhenti, tepat di samping Kieran. Pertanyaan laki-laki itu justru membuat air matanya mengalir deras, Ayyara mulai terisak.Kieran semakin bingung, istrinya sedikit pun tak mau menjelaskan. Dia ingin memeluk tubuh Ayyara untuk memberi ketenangan, namun tertunda saat Bara datang dan langung menggenggam salah satu ta

  • Aku Tak Membencimu   190. Pilihan Terbaik

    Saat ini Bagas tertunduk, merasa frustasi dengan apa yang baru saja terjadi padanya. Dia berada di sebuah kafe, bersama Kieran dan juga Nasya. Bagas sudah menceritakan semuanya apa yang terjadi pada Kieran maupun Nasya. Karena Bagas tak punya siapa-siapa lagi untuk meminta bantuan selain pada mereka. "Sebenarnya saya tidak masalah jika harus menikahi Viona, walau karena kesalahpahaman ini. Tapi masalahnya, ayah Viona meminta saya untuk melunasi hutangnya pada pak Raymond sebelum pernikahan berlangsung. Jika saya tidak mau melunasi dan tidak mau melunasi hutangnya, ayah Viona akan melaporkan saya ke polisi karena telah melecehkan Viona. Saya yakin polisi juga tidak akan menyalahkan saya karena tidak ada bukti yang kuat jika saya telah melecehkan Viona, tapi Viona bilang jika saya tidak mengikuti keinginan ayahnya kemungkinan Viona yang akan dalam masalah."Nasya mengangguk paham. "Walau hanya melihatnya sekali saja, tapi saya tahu bagaimana sifat ayah Viona. Saya s

  • Aku Tak Membencimu   189. Sebuah Jebakan

    Seminggu setelah pemakaman Mira. Ayyara tak pernah lagi bertemu ataupun berniat untuk menemui sang kakak, Ayuma. Agra, yang saat ini sudah masuk di bangku SMP, Kieran yang membiayai sekolahnya di luar kota. Sesuai permintaan Ayyara, yang tak mau jika sang adik sampai diurus oleh sang kakak. Sampai saat ini kematian Mira membuat Ayyara berpikiran buruk pada sang kakak. Dari sifatnya Ayyara sudah tau, mana mungkin Ayuma mau mengurus adiknya. Bahkan Ayyara masih berpikiran, mungkin saja penyakit ibunya semakin parah hingga menyebabkan kematian pasti karena Ayuma yang tak merawat ibunya dengan baik.Sebenarnya Ayyara ingin menginterogasi Ayuma atas kematian ibunya, namun dicegah oleh Kieran. Dengan alasan, tak mau Ayyara semakin mendapat masalah di saat masalahnya bersama Kieran kini belum juga usai."Apa yang dikatakan mas Kieran memang benar. Kak Ayuma bisa saja balik menuduhku, menyalahkanku karena sudah sangat tak menjenguk ibu. Tapi aku kan mel

  • Aku Tak Membencimu   188. Apa Ini Salah Ayyara?

    Pagi itu, Kieran akhirnya membawa istri dan anaknya ke rumah Mira. Namun sampai sana rumah ibu mertuanya itu terlihat sangat sepi, padahal yang Ayyara katakan Ayuma juga berada di sana."Sepertinya tidak ada orang?" ucap Ayyara menebak. Tapi dia juga tak yakin, mengingat ibunya itu tidak suka meninggalkan rumah terlalu lama. "Tapi kita tunggu di teras saja, mungkin ibu sedang keluar ke suatu tempat dan akan segera pulang."Kieran mengangguk mengikuti saran sang istri. Mereka kemudian keluar dari mobil, Kieran menuntun Bara dan mengikuti Ayyara yang mulai berjalan menuju teras rumah Mira.Karena penasaran apakah di rumah benar tidak ada orang, Ayyara akhirnya memutuskan untuk membuka pintu utama tersebut. Dan anehnya pintu ternyata tidak dikunci, membuat Ayyara mengernyit bingung. "Jika di dalam rumah tidak ada orang, kenapa pintunya tidak dikunci?" Firasat Ayyara berubah buruk. Dia memutuskan untuk masuk ke rumah itu begitu saja, Kieran yang masi

  • Aku Tak Membencimu   187. Luka Yang Terus Disembunyikan

    Pukul lima pagi, Kieran terbangun dari tidurnya. Dia mengedipkan matanya sesaat lalu mengedarkan pandangannya. Dia sadar saat ini telah tertidur di sofa karena Ayyara mengusirnya dari kamar tadi malam. Padahal di rumahnya juga masih banyak kamar yang tidak terpakai, namun Kieran memilih untuk tidur di sana saja.Dia mulai beringsut duduk, membuat selimut tebal berwarna cokelat yang tadinya menutupi tubuhnya kini merosot turun. Kieran mengernyit bingung. "Seingatku, tadi malam aku tidak membawa selimut. Apa Ayyara yang memakaikannya padaku?""Bibi yang memakaikan selimut itu untuk tuan," sahut seorang wanita dari kejauhan yang sudah sadar jika sang tuan telah bangun. Kieran kini menatap ke arahnya, tampak kecewa dengan ucapan wanita itu barusan, namun Kieran menutupinya dengan senyuman tipis. Bi Sarah mulai menghampiri. "Terimakasih bi.""Tuan kenapa tidur di sini? Apa nyonya yang menyuruh tuan untuk tidur di sini?" Bi Sarah memasang raut khawatir

  • Aku Tak Membencimu   186. Hanya Orang Baru

    "Sebenarnya aku tidak apa-apa, maaf telah merepotkan kalian. Seharusnya kalian tidak perlu mendengarkan perkataan ayahku." Viona menunduk bersalah. Melihat hal itu Bagas tak tega. "Tidak Viona, ini sama sekali tidak merepotkan kami." Bagas kemudian menoleh ke arah Nasya yang juga masih bersama mereka. "Benarkan Nasya?"Nasya mengangguk menyetujui pertanyaan Bagas "Benar Viona, tidak perlu terlalu dipikirkan seperti itu."Viona tersenyum, setidaknya dia harus bersyukur karena bertemu dengan orang sebaik Bagas dan Nasya. Andai orang lain yang akan menabraknya tadi, pasti tentu akan marah saat Darka memintanya pertanggung jawaban padahal Viona nyaris tertabrak karena ulah ayahnya sendiri."Oh ya Bagas, Viona. Kalian tunggu di sini sebentar ya, biar aku yang menebus obatnya di apotek."Bagas dan Viona mengangguk mengizinkan, Nasya kemudian melangkah pergi meninggalkan mereka yang masih duduk di kursi tunggu yang ada di rumah sakit itu.

DMCA.com Protection Status