Yang namanya keenakan, kedua remaja tanggung ini pun makin tak tahan untuk tidak mengulang. Sampai hampir jam 9 malam, barulang Bannon pulang dari rumah Yurica.Untungnya rumah gadis cilik yang makin menunjukan kecantikannya ini berada di kompleks perumahan kelas menengah, sehingga tetangga kiri kanan tak kepo.Besoknya, Bannon kembali menemui Yurica di rumahnya, ortu angkatnya tak bertanya kemana Bannon jam 10 an sudah jalan lagi, padahal ini masih liburan semester. Begitu bertemu, keduanya kembali mengulang apa yang terjadi kemarin, keduanya makin candu dengan hubungan terlarang ini.Bahkan kini mereka mulai praktekan gaya-gaya persis seperti yang ada di video kiriman Imron.Dan itu terus berlangsung selama Ortu Yurica masih ada di Malang dan hari ke 4 pulang kembali ke rumah. Saat mereka tiba, Yurica dan Bannon baru saja bercinta hingga 2 ronde dan sudah berpakain rapi di ruang tengah, ketika mobil ortu Yurica datang.Bannon pun pamit dengan kedua ortu Yurica. “Kok cepat pulangny
Gegerlah pasar ini melihat aksi sadis Bannon ini, remaja bukannya kabur, dengan golok berlumuran darah, dia menuju ke pos polisi di pasar itu.Semua orang merasa serem dan ngeri melihat Bannon berjalan santai, menuju ke pos polisi yang berjarak hanya 150 meteran dari tempat pembantaian ini.Dua polisi yang berjaga kaget bukan kepalang, melihat seorang remaja tanggung datang dengan golok berdarah, dan bilang baru saja membunuh dua orang preman di pos yang berada di pasar itu.“Gila ni anak, di mana kejadiannya,” sentak polisi saking kagetnya hingga tak memperhatikan ucapan Bannon barusan.Bannon pun terpaksa mengulang lagi ucapannya. Dua polisi inipun tergopoh-gopoh mendatangi pos tersebut, yang kini penuh dengan manusia dan menghebohkan pasar itu.Bannon tetap duduk santai di pos polisi ini, dan tidak ada niat melarikan diri. Malam itu juga, Bannon di bawa ke Mapolres Surabaya dan langsung di jebloskan ke tahanan.Gara-gara inilah dia tak diapa-apakan, semua polisi salut dan segan den
“Hati-hati dengan kerasnya dunia di luar sana, jangan sampai kamu jadi pembunuh lagi. Ingat kalau sampai kamu membunuh, hukuman sangat berat menanti. Karena kamu kini sudah bukan lagi anak d bawah umur. Lihat-lihat di internet atau di kantor Kodim dan Korem kapan pendaftaran jadi tentara yaa!” nasehat Iptu Bowo.Setelah mencium tangan polisi yang dia anggap sangat berjasa padanya, termasuk dulu Iptu Jonas, Bannon pun kini melangkah mantap keluar dari tempat ini. Ia bertekad ini adalah pertama dan terakhir jadi napi.Tentu saja tujuan Bannon adalah tempat tinggal ortu angkatnya…! Namun tiba-tiba dia ingat, rumah ortu angkatnya itu sudah di jual ibunya, saat dia baru 6 bulan mendekam dalam penjara.Tapi…wajah Yurica membuatnya tetap menuju ke sana…Bannon kangen dengan si cantik yang berwajah mirip artis-artis drakor ini.Bannon mendatangi Imron sahabat dekatnya, Imron yang ternyata juga baru lulus SMU kaget dan senang bukan kepalang. Melihat sang sahabat kini sudah bebas murni, waktu 4
Bannon langsung memanfaatkan ini dengan mendatangi rumah kakak angkatnya. Linda dan Mpok Narti sampai tak kenal saat Bannon berkunjung. Mpok Narti menangis saking kaget dan terharunya.Si anak angkat yang ‘hilang’ selama delapan tahun, kini datang kembali sebagai seorang perwira muda angkatan darat.Tak puas-puasnya Mpok Narti yang kini makin sepuh, termasuk kakak angkatnya Linda dan Bono suaminya bertanya, bagaimana kisahnya Bannon kini bisa jadi seorang tentara. Padahal dulu seorang tahanan kasus kriminal.Bannon bercerita dari A sampai Z, mengisahkan dengan runtut perjalanan hidupnya selama 8 tahunan ini. Dan keluarganya ini akhirnya mengucap syukur, Bannon kenal orang-orang baik.Melihat kehidupan kakak angkatnya sederhana saja, Bannon memohon izin agar Mpok Narti bisa dia bawa dan tinggal bersamanya. Tapi Linda langsung menggeleng tidak berizin niatan Bannon.Walaupun paham niat adik angkatnya ini mulia, yakni ingin membalas kebaikan Mpok Narti.“Bannon, biarlah ibu di sini denga
Entah kenapa, akhir-akhir ini Kendra malah teringat anaknya dengan mendiang Helena, dia masih yakin, anaknya itu masih hidup dan entah tinggal di mana kini.Inilah batin seorang ayah, yang namanya anak tetap akan jadi pikiran sampai kapanpun, apalagi belum ada kejelasan, apakah anaknya tersebut sudah meninggal ataukah sudah wafat.Kendra yang memiliki 3 istri, kini memiliki 3 anak, dengan Qawiya istri pertamanya memiliki anak perempuan yang kini sudah berusia 12 tahunan, dengan Nancy seorang lelaki yang sudah berusia 10 tahunan dan adiknya perempuan yang kini berusia sama dan lahir dari rahim Ashi, istri ke 3 nya.Hanya 2 minggu berdinas di Kodim, Bannon pun di tugaskan sebagai komandan di kecamatan yang agak terpencil di wilayah Jawa Tengah ini juga. Menjadi Koramil atau Komando Rayon Militer, mengganti pejabat sebelumnya yang masuk masa pensiun.Anak buahnya ada 15 orang, dengan pangkat paling tinggi Sersan Mayor, paling rendah Kopral, dan rata-rata sudah berusia 40 tahunan lebih.K
Bannon pun setuju mampir dan kini dia masuk ke rumah sederhana ini. Rumah ini lumayan bagus. Sudah beton walaupun kecil, tapi di tata rapi oleh Bibi Ani. Ada dua kamar, satu ruang tamu dan dapur.Ibunya Bibi Ani yang sudah tua dan kadang lali terlihat aseek nonton sinetron di TV di ruang tengah rumah kecil ini. Kadang terkekeh sendiri, dan cuek saja dengan sekitarnya.Bannon pun maklum dengan kondisi orang tua ini, yang di katakan Bibi Ani kalau sudah di depan TV tak peduli lagi dengan siapapun.Saat Bibi Ani balik lagi dengan baju daster, Bannon sampai nanar menatap body denok janda yang sempat jadi wanita jadi simpanan om-om ini, yang hasilnya Bibi Ani bisa bikin rumah, yang kini dia tempati bersama ibunya.Biarpun usianya sudah 37 tahunan, tapi body Bibi Ani tetap terpelihara baik. Hingga tak aneh si Kades di sini naksir berat denganya, pikir Bannon. Dia pun harus meneguk liur menatap body wanita ini.“Hemm…matanya itu loh, kenapa sih dari tadi bibi lihat menatap mulu. Ingat loh, B
Setiap bulan, lebih separu gaji Bannon di serahkan ke dirinya, tapi dia merasa capek juga meladeni keperkasaan Bannon ini. Walaupun sejak ada Bannon, Bibi Ani bisa beli perhiasan dan belanja-belanja sepuas hati.Bannon rupanya menurun Kendra ayah dan Abu Magun, sepupunya, yakni royal! Gaji Bannon yang 12 jutaan, antara 7 sampai 8 juta dia berikan buat Bibi Ani!Lucunya Bibi Ani lah yang mengajari Bannon cara berpakaian yang baik dan bagus. Sehingga selusin pakaian sipil Bannon, semuanya dibelikan Bibi Ani.Inilah yang bikin pemuda ini makin sayang ke wanita yang lebih cocok jadi Tante atau ibunya sendiri. Bibi Ani kadang manjakan Bannon bak bocil saja. Apalagi Bannon pada dasarnya haus kasih sayang, karena sejak bayi sudah kehilangan ibu kandung.Kini, selama 1 bulan sebelum bertugas ke Timteng, Bannon pun sibuk lakukan persiapan-persiapan keberangkatannya ke Lebanon.Latihan-latihan intensif di tambah bimtek pun di lakukan Bannnon bersama 50 prajurit yang akan berangkat. Hingga tingg
“Anak muda ini agaknya brangasan, aku tak berani jamin dia patuhi perintahku, kalau kelak kembali di provokasi pasukan yang bertikai,” batin Kolonel Paul, sambil melihat punggung Bannon yang keluar dari ruangannya. Perbuatan Bannon sudah bikin geger seluruh pasukan penjaga perdamaian, yang berjumlah hampir 1000 an orang, yang terdiri dari puluhan negara ini.Karena baru kali ini prajurit penjaga perdamaian tanpa ampun bunuh serdadu yang bikin ulah. Nama Bannon mulai di segani, bahkan diam-diam ada julukan baru buatnya, yakni ‘Singa Gurun’ alias Abu Sigu.Bannon bak mengikuti jejak ayah kandung dan sepupunya, yang juga punya julukan mengerikan, yakni Si Penjagal Gurun dan Macan Gurun.Namun Bannon tak peduli, beberapa hari kemudian, setiap berpatroli dan ada yang coba-coba mengganggu pasukannya, tanpa ampun akan dia tembaki balik.Hingga para serdadu yang menembaki pasukannya kocar kacir kabur, tak sedikit yang terluka parah bahkan tewas.Jatuhnya korban jiwa akibat tembakan akuratnya
Bannon hanya menunduk, gayanya tak ubahnya seorang anak TK yang bersiap kena marah bu gurunya. ‘Si guru’ ini antara gemas, marah dan kesal campur aduk. Syahila menghela nafas panjang, andai saja lengan kirinya tak di pasangi infus, sejak tadi dia ingin menabok wajah suaminya menumpahkan kekesalan hatinya. Tapi saat melihat kelakuan suaminya ini, hati siapa yang tak gemas sekaligus ingin tertawa! Dua perawat yang tadi bantu proses persalinan membiarkan kedua suami istri sepadan ini bicara. Tapi mereka sepakat, iri melihat sang suami yang sangat ganteng dan istrinya yang jelita ini dan kini lahirlah seorang junior tampan yang mewarisi keduanya. “Ehemm, cantik banget yaa mami si Banina itu, keibuan lagi dan…sangat dewasa!” cetus Syahila. “I-ya…cakep kayak artis si Celine Evaaa….!” Bannon mengatupkan lagi rahangnya saat mata Syahila yang indah bak bintang kejora melotot. Namun saat melihat sang suami langsung menunduk, mata indah indah ini kembali normal. “Bang, jujur deh, apakah s
Bannon sudah memensiunkan baju seragam militernya. Dia kini menjadi eksekutif muda, kerjasama dengan perusahaan Abu Magun sepupunya, juga pastinya perusahaan ayahnya.Bannon juga menempati gedung perkantoran Sulaimin Group yang berada di lantai 17, dari 37 lantai gedung mewah ini.Dari berseragam militer, Bannon kini kini sering tampil trendy dengan jas dan dasi.Ritme kehidupan Bannon berjalan baik sampai usia kandungan Syahila sudah memasuki usia 9 bulanan. tapi diam-diam, Bannon tetap jalin komunikasi dengan Angel dan anaknya Banina.Hingga suatu hari usai bertemu sesama pengusaha lainnya, di sebuah kafe yang berada di Plaza Indonesia, Bannon tak sengaja melihat Angel dan Banina.Setelah meminta dua stafnya dan sekretarisnya duluan ke kantor, dengan senyum lebar pria ini mendekati ibu dan anak ini.Hati tak bisa di bohongi, amor cinta sudah begitu mendalam dengan si janda jelita ini.Angel apalagi, tak menyangka bertemu mantan kekasihnya yang makin tampan dan pastinya makin kelihat
Angel tak langsung mengiyakan, dia menatap Bannon. “Bang…bagaimana dengan Syahila, istri Abang itu,” Bannon terdiam.Melihat pria ini terdiam, Angel tersenyum maklum, walupun usianya dengan Bannon hanya terpaut satu tahun lebih muda dari pria ini. Tapi Angel memiliki pikiran dewasa.Kedewasaan ini lah yang membuat Bannon selalu teringat Angel hingga saat ini. Benar-benar mirip mendiang Yurica sifatnya. Juga pengertiannya yang itu yang tak bisa Bannon lupakan hingga kini.Angel seorang wanita dan paham, belum tentu Syahila ikhlas menerima dia sebagai madunya.“I-itu…nanti akan aku bicarakan dengan Syahila..!” agak tergagap juga Bannon bicara.“Bang…aku akan mengiyakan ajakan Abang menikah…syaratnya adalah, pertemukan aku dengan Syahila dan ingat…seandainya Abang menikahiku, karir Abang di militer habis…pikirkanlah lagi. Abang masih muda, masih bisa meraih pangkat bintang di bahu Abang!”Kaget lah Bannon, mempertemukan kedua wanita cantik ini, bagaimana tanggapan Syahila, mana lagi hami
Kakek Langga tersenyum memandang hasil tes DNA, hasilnya adalah 99,9 persen Malik Sulaimin identik.Kini tak ada keraguan lagi dari si kakek ini, kalau Malik adalah memang benar buyutnya, anak dari Aldi Sulaimin dan Selena, ibu dari si bocil ini.Kakek Langga sengaja lakukan itu, untuk menyakinkan hatinya, kalau Malik adalah buyutnya...karena Kakek Langga ingin berikan warisan besar buat Malik.Hasil inipun langsung dia kirim ke Kandi Sulaimin, pria setengah tua ini pun bahagia, sama seperti ayahnya Langga Kasela, Kandi Sulaimin juga plong.Besoknya, Kandi dan Nadia langsung terbang dengan private jet ke Banjarmasin.Hati tak bisa di bohongi rasa sayang pada cucu sendiri sangat besar. Kandi langsung memeluk cucunya ini.Kali ini Malik lagi-lagi menerima dengan baik kakek kandungnya sendiri. Melihat ketampanan kakeknya, ceplosan Malik bikin Nadia melotot sambil tertawa."Kakek ganteng banget, nggak pingin nambah nenek baru buat Malik ya kek!" cerocos Malik, telinganya langsung di jewer
Bungki ternyata menurun kecerdasan ayahnya, walaupun tak punya uang, tapi akal cerdiknya jalan. Dia jual ponsel mahalnya yang dibelikan Bannon, seharga 15 jutaan.Ponsel berharga hampir 30 juta ini tentu saja langsung di beli pemilik gerai ponsel. Si pemilik gerai tahu ini ponsel premium dan baru 4 bulanan di pakai Bungki.Bungki langsung ke bandara dan tujuannya bukan ke Timur Tengah, tapi ke Kalimantan. Dia ingin ke Banjarmasin. Tempat yang belum pernah ia datangi.Siapa yang di temuinya…?Inilah yang membuat Abu Magun gagal mencarinya, juga aparat kepolisian dan tentara di Jakarta. Sebab di saat bersamaan Bungki sudah berada di Bandara Syamsudinor, Banjarbaru.“Om Bannon pernah bilang kakek buyut dan nenek buyut ada di Banjarmasin,” batin si bocil ini.Dalam hati Bungki, sebenarnya sudah mengakui kalau Abu Magun ayah kandungnya.Saat melihat wajah Abu Magun, Bungki sudah kagum sekali. “Tak heran Umi jatuh cinta dengan Abi….ganteng soalnya!” bibirnya malah senyum sendiri.Tapi pikir
“Bang…tenang dulu, biar nanti aku bujuk pelan-pelan, entah kenapa Bungki eh si Malik jadi mendadak berubah, begitu tahu Abang adalah ayah kandungnya?” Bannon mencegah Abu Magun yang ingin kejar Bungki.Abu Magun terdiam dan mengangguk.Bungki ternyata kabur dari rumah dan tak pulang hingga malam hari, ponselnya pun sengaja tak di aktifkan. Setelah berkali-kali Bannon mencoba mengontaknya.Bannon apalagi Abu Magun bingung juga dengan perubahan si Bungki, kenapa bisa mendadak berubah dan agaknya marah dengan Abu Magun.Marahnya kenapa? Seharusnya dia bahagia akhirnya tahu kalau Abu Magun adalah ayah kandungnya. Dan tak sengaja malah di temukan Bannon, yang ternyata Om nya sendiri.Bannon sampai menelpon guru dan beberapa teman Bungki di sekolah Paket A. Apakah anak itu ada ke sana. Namun semuanya bilang tidak ada.Abu Magun langsung khawatir dengan anak sulungnya ini.“Jangan khawatir Bang, Bungki itu anak yang
“Katakan siapa yang membuat Selena sakit?” kali ini Abu Magun melunak dan menunggu.“Abu Jarrah, dialah pelakunya. Dia dendam dengan orang yang bernama Abu Magun, lalu saat dengar ceritaku, dia menembak Selena, tapi kena punggung dan inilah yang bikin Selena sakit parah""Karena aku yang melindungi saat itu. Aku juga terpaksa membuang Malik, karena dia tahu itu anak Abu Magun dan Selena dan ingin membunuhnya..!”Abu Magun terdiam sesaat.“Hmm…ceritamu menolong nyawamu, di mana sekarang si bangsat Abu Jarrah itu bersembunyi.” dengus Abu Magun marah.Dalam hati Abu Magun kaget juga, di pikirnya Abu Jarrah sudah tewas, ketika dulu markas mereka dia serbu bersama Kendra, juga Nancy, Ashi serta Soleh di distrik Al Iqro (baca bab-bab terdahulu).Tanpa ragu Afok Yousef sebutkan persembunyian Abu Jarrah. Tapi Afok Yousef bilang, dia sudah lama tak tahu kabar soal Abu Jarrah setelah insiden itu.Jadi dia tak tahu apakah Abu Jarrah masih hidup, atau malah sudah mati. “Tuan..jadi kamulah yang b
Peringatan itu di ingat betul Abu Magun. “Berarti ni orang benar-benar berbahaya,” pikir Abu Magun, sambil memacu mobil ke alamat yang di sebutkan pria setengah mabuk tadi.Abu Magun membuka penutup kain di jok depannya, ternyata di bawah kain ada sebuah senjata otomatis, yang bisa menembakan 100 peluru.Walaupun lama tak ikut berperang, tapi kemampuan Abu Magun tetap terjaga, dia malah sangat antusias menghadapi musuhnya kali ini.Tempat ini berada di pinggiran kota Al Balla. Daerah ini terlihat ramai, namun Abu Magun sudah melihat ada beberapa mata tajam menatap mobilnya.Di balik kacamata hitamnya, Abu Magun bisa melihat pandangan curiga pada dirinya. Tapi tanpa takut dia terus maju.Di sebuah tikungan, Abu Magun tersenyum sendiri, di depannya sudah berjejer 10 orang sekaligus dengan senjata terkokang.Abu Magun tak ada ketakutan sama sekali, dia keluar dari mobilnya dan menghadap ke 10 orang ini.“Stop, siapa kamu?” bentak pemimpin komplotan ini.“Maaf, aku tak ingin bermusuhan de
Iman makan dengan sangat lahap, benar-benar lapar sekali si bocil ini. Tanpa malu-malu dia sampai minta tambah hingga 2X ke pemilik kafe.Si pemilik kafe ini sempat ragu, apakah si bocil ini bsa membayar makanannya tersebut.Tapi keraguan itu terjawab, setelah Abu Magun taruh uang di atas meja. “Ambil ini, sisanya buat kamu!” si pemilik kafe langsung mengangguk hormat, lalu buru-buru ambilkan pesanan Iman.Abu Magun membiarkan saja bahkan meminta Iman jangan sungkan nambah dan ambil lauk yang mana dia suka.Saking kenyangnya, Iman pun bersendawa lumayan nyaring, hingga Abu Magun senyum sendiri melihat kelakuan spontan anak ini.“Makasih Tuan, enak sekali, baru kali ini Iman makan sekenyang ini!” Iman sampai mengelus-ngelus perut kurusnya yang terlihat membuncit.“Bagus…sekarang aku mau tanya, benarkah kamu dan Bungki itu bersaudara angkat?” Abu Magun agaknya langsung saja ke topik, dia malas bertele-tele.“Betu sekali tuan, Bungki waktu itu nangis di tengah pasar kelaparan, lalu aku d