Kalau sebelumnya Qawiya malu-malu dengan Kendra, kini dia sudah tak ragu lagi, menyenderkan kepalanya di bahu pria yang amat dia cintai ini. Ketika berada dalam pesawat kecil mewah ini.Selama dalam perjalanan sekitar 2,5 jam ini, Kendra pun menjelaskan keluarganya yang ada di Banjarmasin pada calon istrinya ini.“Kita ke Banjarmasin ketemu papa dan bundaku, kakakku yang nomor dua namanya Astrid, dia sudah menikah dan memiliki 2 anak. Adikku Imelia juga sudah menikah, dan kini miliki satu anak. Ada lagi satu cewek kecil, ini anak Abang Kandi dari mendiang istri pertama. Adiknya Aldi alias si pecicilan Abu Magun, namanya Arini. Usianya masih 8 tahunan. Si putri manja ini kesayangan bunda dan papa juga kakek dan nenek,”“Bang, aku baru ingat, setelah Abang sebut Banjarmasin. Abi Amir (ayahnya Qawiya), pernah bilang punya kerabat loh di Banjarmasin. Kakek Qawiya dan kakek kerabat di Banjarmasin itu bersaudara, jadi kerabat itu sepupu-nya Abi!”“Oh yaa…siapa kerabat Abi itu sayang..?”“Se
Langga Kasela ternyata tak keberatan, padahal rencana awal menikah sekalian resepsi kelak, setelah keluarga Qawiya datang dari Irak.Namun mendengar laporan Kendra, keluarga kaya raya inipun tak keberatan, pernikahan akan di dahulukan, tidak jadi di barengkan dengan resepsi.4 hari kemudian, Langga Kasela dan rombongan datang ke pesantren sekaligus kediaman Abi Husein, dengan 5 buah mobil mewah dan di kawal depan belakang bak rombongan pejabat.Pernikahan Kendra dan Qawiya pun di gelar di tempat ini. Kandi dan Nadia juga datang dari Jakarta dengan private jet, tak ketinggalan Salman dan Biani anak-anak mereka.Astrid dengan suami serta Imelia berikut keluarganya komplet hadir, hanya Abu Magun yang tidak datang. Namun dia janji saat resepsi pasti datang, bersama Kakek Rompas Wagira dan Bik Ata.“Kenapa harus mendadak, jangan-jangan udah nggak sabaran jebol betina Arab nih he-he-he! Ya udah lah pas resepsi aku pasti hadir Om,” olok Abu Magun pada Kendra, sambil tertawa di seberang telpo
Sepeninggal Kendra dan Qawiya yang berangkat ke Banjarmasin, Abu Magun tanpa kesulitan berarti sudah bisa menaklukan Celica, Asisten Undi SH yang memiliki tubuh menggiurkan.Sejak melihat si denok ini, Abu Magun sudah jelalatan menatap body wanita berkulit putih ini. Undi tutup mata saja melihat kelakuan anak sahabatnya ini, lagian dia juga bukan pria alim, istrinya saja 3 orang.“Kamu mau Celica, ambil saja, yang penting si wanitanya mau. Jangan pakai dukun ya, malu donk wajah ganteng pake dukun..!” kelakar Undi SH MH ini dan baru saja lolos sebagai doktor di bidang hukum terbahak, hingga Abu Magun tertawa senang.Celica, tentu saja ikut senyum malu-malu (pura-pura), padahal dia sejak kenal Abu Magun, sudah saling lirik dengan pria tampan yang kini suka bercanda tersebut.Walaupun suka bercanda, tapi Abu Magun tetap sopan, tak pernah bercanda kelewatan, apalagi pelecehan seksual. Inilah yang bikin Celica klepek-klepek dengan Abu Magun, di tambah bonus wajah sang flamboyan sangat tamp
Wanita ini sangat cantik, tinggi semampai, berkulit putih dengan rambut tergerai berombak dan di semir dikit kuning. Sepintas dia bak gadis blasteran, walaupun aslinya dari Bagoya.Dengan dres sebatas lutut dan di padu heel, kakinya jenjang putih mulus, dengan bulu-bulu tipis, penampilannya sungguh sempurna. Walaupun gayanya memang agak angkuh.Wanita jelita ini dari tadi menatap tajam seorang pria dengan bola mata indah, dan selalu tersenyum ketika menatapnya.Kadang wanita jelita ini salting, karena pemuda itu seolah menembus mata langsung ke jantungnya. Dia pun lalu buru-buru meneruskan makannya sambil memalingkan wajah, karena jengah dan malu.Setelah itu dia pun buru-buru ke memanggil waitress, bermaksud ingin membayar makanannya.“Maaf kaka, makanan kaka dan asisten kaka sudah di bayarkan bapak yang itu!” tunjuk si waitres ini ke arah pemuda tampan itu, yang pas menatapnya lalu mengangguk sambil tersenyum.Waitres ini pun berlalu, si wanita jelita ini lalu meminta asistennya dul
Abu Magun melempar senyum, saat Ranti datang sesuai janji, mereka malam ini sengaja bertemu di sebuah pub eksklusife dan hanya orang yang memiliki member saja bisa masuk.Harga member nya pun sangat mahal, hampir 75 juta.Tanpa ragu Abu Magun langsung memeluk dan mengecup bibir Ranti, wanita jelita ini pun dengan senang hati menyambut ciuman pemuda bermata indah ini, hingga banyak yang melirik iri.“Kita ke sana saja sayang di lantai dua, lebih private dan tak ada gangguan,” bisik Abu Magun sambil menggandeng tangan wanita cantik ini, Ranti pun mengangguk senang.“Kamu cantik sekali malam ini sayang, bikin nggak sabaran bertemu dan aku bermimpi hampir tiap malam!” bisik Abu Magun sambil menciumi leher Ranti, hingga wanita ini bergelinjang, antara geli dan nikmat.“Huhh gombal banget sihh…!” balas Ranti manja dan tak ragu bergelayut di pelukan Abu Magun. Wajah Ranti memang mirip artis Angel Karamoy, Abu Magun pernah kenal dengan artis itu kala di kenalkan Kendra dulu di Jakarta, dalam
Hari ke 4 berada di hotel mewah ini, Ranti kini bak kucing, jinak dan maunya selalu di belai. Ranti seolah menemukan sosok pria dambaannya selama ini.Tampan, tajir dan bisa bikin dia mabuk kepayang siang malam, Abu Magun mampu membuatnya takluk luar dalam. Ranti yang bersemangat dan haus kasih sayang ini meluapkan semuanya dengan Abu Magun.Dia bahkan tak segan meminta Abu Magun puaskan semua tempat yang ada di tubuhnya. Sehingga inilah pertama kalinya Abu Magun harus memuaskan seorang wanita di dua tempat sekaligus.Abu Magun tak sadar, gayanya bak seorang pemuas wanita saja, sebuah profesi yang dulu di lakoni kakek dan ayahnya. Sebelum akhirnya tobat dari kelakuan minor itu. Ranti memang hyper, walaupun tahu perabotan Abu Magun di atas rata-rata.Tapi hawa nafsu nya yang tinggi mengalahkan rasa perih itu, dan lama-lama dia pun menikmati penyatuan di dua tempat itu, tak ubahnya adegan film dewasa.“Ughhh…kamu emank penjantan tangguh sayangg…!” jerit Ranti, bak kuda betina liar saat
Inilah cerita Tante Sona, mantan istri Erik, si pewaris harta Tante Lily Rudino…!Istri kedua Jhony Rudino adalah Lisa, dia ternyata saudara Tante Amora, mantan istri kedua Rompas Wagira, ibunya mendiang Toni, ayah tiri Abu Magun alias Aldi Sulaimin.Sama seperti Amora, Lisa pun punya masalalu yang kelam, dia pernah menikah dan memiliki seorang anak bernama Erik. Siapa suami Tante Lisa dan ayah Erik? Sampai kini tak ada yang tahu.Bahkan saat menikah dengan Jhony Rudino, tanpa diketahui Lisa yang suka dugem ini justru sedang hamil satu bulan dan tidak di ketahui siapakah pria yang menghamilinya.Kata Bibi Sona, saat mabuk, Lisa malah di gilir beberapa teman-temannya sendiri di sebuah apartemen, setelah dugem di sebuah pub.Ketika kenal dengan Jhoni dan akhirnya menikah, Erik di titipkan pada Hadi Barmuli, karena Tante Tuti, istri Hadi Barmuli ternyata sepupu misan Tante Tuti ini.Mendengar tali temali yang rumit dari keluarga mendiang ibu kandungnya ini, Abu Magun sampai menghela nafa
Abu Magun sampai terdiam dan termenung, kisah ini benar-benar hebat dan di luar dugannya. Walaupun sebagian kisah ini sudah Abu Magun ketahui dari Kendra dan ayahnya, Kandi Sulaimin.Kalau Toni yang saat itu hilang ingatan, secara tak sengaja menolong Tante Lily dari mobil yang sengaja ingin menabrak lari ibu kandung Mahalini itu.Akibat menolong Tante Lily-lah, pria itu tewas di tempat kejadian, karena menderita luka-luka berat dan kepalanya kepentuk ke aspal.Tapi sebelum meninggal, Toni sempat bicara dengan Kandi lalu minta maaf pada ayah Abu Magun ini. Itulah anehnya saat menjelang aja, kesadaran Toni pulih dan dia meninggal dalam keadaan waras.Abu Magun sampai geleng-geleng kepala, ternyata Erik ini benar-benar hidup bergelimang darah dan juga sangat kejam pada Tante Lily dan juga saudara sendiri, Jani.Abu Magun kini menatap Angel, sepupu misannya ini. Trenyuh juga dia melihat pakaian Angel lusuh, bahkan ada sobek di bagian lengan.Apalagi saat mata nya mengitari rumah sederhan
Bannon hanya menunduk, gayanya tak ubahnya seorang anak TK yang bersiap kena marah bu gurunya. ‘Si guru’ ini antara gemas, marah dan kesal campur aduk. Syahila menghela nafas panjang, andai saja lengan kirinya tak di pasangi infus, sejak tadi dia ingin menabok wajah suaminya menumpahkan kekesalan hatinya. Tapi saat melihat kelakuan suaminya ini, hati siapa yang tak gemas sekaligus ingin tertawa! Dua perawat yang tadi bantu proses persalinan membiarkan kedua suami istri sepadan ini bicara. Tapi mereka sepakat, iri melihat sang suami yang sangat ganteng dan istrinya yang jelita ini dan kini lahirlah seorang junior tampan yang mewarisi keduanya. “Ehemm, cantik banget yaa mami si Banina itu, keibuan lagi dan…sangat dewasa!” cetus Syahila. “I-ya…cakep kayak artis si Celine Evaaa….!” Bannon mengatupkan lagi rahangnya saat mata Syahila yang indah bak bintang kejora melotot. Namun saat melihat sang suami langsung menunduk, mata indah indah ini kembali normal. “Bang, jujur deh, apakah s
Bannon sudah memensiunkan baju seragam militernya. Dia kini menjadi eksekutif muda, kerjasama dengan perusahaan Abu Magun sepupunya, juga pastinya perusahaan ayahnya.Bannon juga menempati gedung perkantoran Sulaimin Group yang berada di lantai 17, dari 37 lantai gedung mewah ini.Dari berseragam militer, Bannon kini kini sering tampil trendy dengan jas dan dasi.Ritme kehidupan Bannon berjalan baik sampai usia kandungan Syahila sudah memasuki usia 9 bulanan. tapi diam-diam, Bannon tetap jalin komunikasi dengan Angel dan anaknya Banina.Hingga suatu hari usai bertemu sesama pengusaha lainnya, di sebuah kafe yang berada di Plaza Indonesia, Bannon tak sengaja melihat Angel dan Banina.Setelah meminta dua stafnya dan sekretarisnya duluan ke kantor, dengan senyum lebar pria ini mendekati ibu dan anak ini.Hati tak bisa di bohongi, amor cinta sudah begitu mendalam dengan si janda jelita ini.Angel apalagi, tak menyangka bertemu mantan kekasihnya yang makin tampan dan pastinya makin kelihat
Angel tak langsung mengiyakan, dia menatap Bannon. “Bang…bagaimana dengan Syahila, istri Abang itu,” Bannon terdiam.Melihat pria ini terdiam, Angel tersenyum maklum, walupun usianya dengan Bannon hanya terpaut satu tahun lebih muda dari pria ini. Tapi Angel memiliki pikiran dewasa.Kedewasaan ini lah yang membuat Bannon selalu teringat Angel hingga saat ini. Benar-benar mirip mendiang Yurica sifatnya. Juga pengertiannya yang itu yang tak bisa Bannon lupakan hingga kini.Angel seorang wanita dan paham, belum tentu Syahila ikhlas menerima dia sebagai madunya.“I-itu…nanti akan aku bicarakan dengan Syahila..!” agak tergagap juga Bannon bicara.“Bang…aku akan mengiyakan ajakan Abang menikah…syaratnya adalah, pertemukan aku dengan Syahila dan ingat…seandainya Abang menikahiku, karir Abang di militer habis…pikirkanlah lagi. Abang masih muda, masih bisa meraih pangkat bintang di bahu Abang!”Kaget lah Bannon, mempertemukan kedua wanita cantik ini, bagaimana tanggapan Syahila, mana lagi hami
Kakek Langga tersenyum memandang hasil tes DNA, hasilnya adalah 99,9 persen Malik Sulaimin identik.Kini tak ada keraguan lagi dari si kakek ini, kalau Malik adalah memang benar buyutnya, anak dari Aldi Sulaimin dan Selena, ibu dari si bocil ini.Kakek Langga sengaja lakukan itu, untuk menyakinkan hatinya, kalau Malik adalah buyutnya...karena Kakek Langga ingin berikan warisan besar buat Malik.Hasil inipun langsung dia kirim ke Kandi Sulaimin, pria setengah tua ini pun bahagia, sama seperti ayahnya Langga Kasela, Kandi Sulaimin juga plong.Besoknya, Kandi dan Nadia langsung terbang dengan private jet ke Banjarmasin.Hati tak bisa di bohongi rasa sayang pada cucu sendiri sangat besar. Kandi langsung memeluk cucunya ini.Kali ini Malik lagi-lagi menerima dengan baik kakek kandungnya sendiri. Melihat ketampanan kakeknya, ceplosan Malik bikin Nadia melotot sambil tertawa."Kakek ganteng banget, nggak pingin nambah nenek baru buat Malik ya kek!" cerocos Malik, telinganya langsung di jewer
Bungki ternyata menurun kecerdasan ayahnya, walaupun tak punya uang, tapi akal cerdiknya jalan. Dia jual ponsel mahalnya yang dibelikan Bannon, seharga 15 jutaan.Ponsel berharga hampir 30 juta ini tentu saja langsung di beli pemilik gerai ponsel. Si pemilik gerai tahu ini ponsel premium dan baru 4 bulanan di pakai Bungki.Bungki langsung ke bandara dan tujuannya bukan ke Timur Tengah, tapi ke Kalimantan. Dia ingin ke Banjarmasin. Tempat yang belum pernah ia datangi.Siapa yang di temuinya…?Inilah yang membuat Abu Magun gagal mencarinya, juga aparat kepolisian dan tentara di Jakarta. Sebab di saat bersamaan Bungki sudah berada di Bandara Syamsudinor, Banjarbaru.“Om Bannon pernah bilang kakek buyut dan nenek buyut ada di Banjarmasin,” batin si bocil ini.Dalam hati Bungki, sebenarnya sudah mengakui kalau Abu Magun ayah kandungnya.Saat melihat wajah Abu Magun, Bungki sudah kagum sekali. “Tak heran Umi jatuh cinta dengan Abi….ganteng soalnya!” bibirnya malah senyum sendiri.Tapi pikir
“Bang…tenang dulu, biar nanti aku bujuk pelan-pelan, entah kenapa Bungki eh si Malik jadi mendadak berubah, begitu tahu Abang adalah ayah kandungnya?” Bannon mencegah Abu Magun yang ingin kejar Bungki.Abu Magun terdiam dan mengangguk.Bungki ternyata kabur dari rumah dan tak pulang hingga malam hari, ponselnya pun sengaja tak di aktifkan. Setelah berkali-kali Bannon mencoba mengontaknya.Bannon apalagi Abu Magun bingung juga dengan perubahan si Bungki, kenapa bisa mendadak berubah dan agaknya marah dengan Abu Magun.Marahnya kenapa? Seharusnya dia bahagia akhirnya tahu kalau Abu Magun adalah ayah kandungnya. Dan tak sengaja malah di temukan Bannon, yang ternyata Om nya sendiri.Bannon sampai menelpon guru dan beberapa teman Bungki di sekolah Paket A. Apakah anak itu ada ke sana. Namun semuanya bilang tidak ada.Abu Magun langsung khawatir dengan anak sulungnya ini.“Jangan khawatir Bang, Bungki itu anak yang
“Katakan siapa yang membuat Selena sakit?” kali ini Abu Magun melunak dan menunggu.“Abu Jarrah, dialah pelakunya. Dia dendam dengan orang yang bernama Abu Magun, lalu saat dengar ceritaku, dia menembak Selena, tapi kena punggung dan inilah yang bikin Selena sakit parah""Karena aku yang melindungi saat itu. Aku juga terpaksa membuang Malik, karena dia tahu itu anak Abu Magun dan Selena dan ingin membunuhnya..!”Abu Magun terdiam sesaat.“Hmm…ceritamu menolong nyawamu, di mana sekarang si bangsat Abu Jarrah itu bersembunyi.” dengus Abu Magun marah.Dalam hati Abu Magun kaget juga, di pikirnya Abu Jarrah sudah tewas, ketika dulu markas mereka dia serbu bersama Kendra, juga Nancy, Ashi serta Soleh di distrik Al Iqro (baca bab-bab terdahulu).Tanpa ragu Afok Yousef sebutkan persembunyian Abu Jarrah. Tapi Afok Yousef bilang, dia sudah lama tak tahu kabar soal Abu Jarrah setelah insiden itu.Jadi dia tak tahu apakah Abu Jarrah masih hidup, atau malah sudah mati. “Tuan..jadi kamulah yang b
Peringatan itu di ingat betul Abu Magun. “Berarti ni orang benar-benar berbahaya,” pikir Abu Magun, sambil memacu mobil ke alamat yang di sebutkan pria setengah mabuk tadi.Abu Magun membuka penutup kain di jok depannya, ternyata di bawah kain ada sebuah senjata otomatis, yang bisa menembakan 100 peluru.Walaupun lama tak ikut berperang, tapi kemampuan Abu Magun tetap terjaga, dia malah sangat antusias menghadapi musuhnya kali ini.Tempat ini berada di pinggiran kota Al Balla. Daerah ini terlihat ramai, namun Abu Magun sudah melihat ada beberapa mata tajam menatap mobilnya.Di balik kacamata hitamnya, Abu Magun bisa melihat pandangan curiga pada dirinya. Tapi tanpa takut dia terus maju.Di sebuah tikungan, Abu Magun tersenyum sendiri, di depannya sudah berjejer 10 orang sekaligus dengan senjata terkokang.Abu Magun tak ada ketakutan sama sekali, dia keluar dari mobilnya dan menghadap ke 10 orang ini.“Stop, siapa kamu?” bentak pemimpin komplotan ini.“Maaf, aku tak ingin bermusuhan de
Iman makan dengan sangat lahap, benar-benar lapar sekali si bocil ini. Tanpa malu-malu dia sampai minta tambah hingga 2X ke pemilik kafe.Si pemilik kafe ini sempat ragu, apakah si bocil ini bsa membayar makanannya tersebut.Tapi keraguan itu terjawab, setelah Abu Magun taruh uang di atas meja. “Ambil ini, sisanya buat kamu!” si pemilik kafe langsung mengangguk hormat, lalu buru-buru ambilkan pesanan Iman.Abu Magun membiarkan saja bahkan meminta Iman jangan sungkan nambah dan ambil lauk yang mana dia suka.Saking kenyangnya, Iman pun bersendawa lumayan nyaring, hingga Abu Magun senyum sendiri melihat kelakuan spontan anak ini.“Makasih Tuan, enak sekali, baru kali ini Iman makan sekenyang ini!” Iman sampai mengelus-ngelus perut kurusnya yang terlihat membuncit.“Bagus…sekarang aku mau tanya, benarkah kamu dan Bungki itu bersaudara angkat?” Abu Magun agaknya langsung saja ke topik, dia malas bertele-tele.“Betu sekali tuan, Bungki waktu itu nangis di tengah pasar kelaparan, lalu aku d