Hari ke 4 berada di hotel mewah ini, Ranti kini bak kucing, jinak dan maunya selalu di belai. Ranti seolah menemukan sosok pria dambaannya selama ini.Tampan, tajir dan bisa bikin dia mabuk kepayang siang malam, Abu Magun mampu membuatnya takluk luar dalam. Ranti yang bersemangat dan haus kasih sayang ini meluapkan semuanya dengan Abu Magun.Dia bahkan tak segan meminta Abu Magun puaskan semua tempat yang ada di tubuhnya. Sehingga inilah pertama kalinya Abu Magun harus memuaskan seorang wanita di dua tempat sekaligus.Abu Magun tak sadar, gayanya bak seorang pemuas wanita saja, sebuah profesi yang dulu di lakoni kakek dan ayahnya. Sebelum akhirnya tobat dari kelakuan minor itu. Ranti memang hyper, walaupun tahu perabotan Abu Magun di atas rata-rata.Tapi hawa nafsu nya yang tinggi mengalahkan rasa perih itu, dan lama-lama dia pun menikmati penyatuan di dua tempat itu, tak ubahnya adegan film dewasa.“Ughhh…kamu emank penjantan tangguh sayangg…!” jerit Ranti, bak kuda betina liar saat
Inilah cerita Tante Sona, mantan istri Erik, si pewaris harta Tante Lily Rudino…!Istri kedua Jhony Rudino adalah Lisa, dia ternyata saudara Tante Amora, mantan istri kedua Rompas Wagira, ibunya mendiang Toni, ayah tiri Abu Magun alias Aldi Sulaimin.Sama seperti Amora, Lisa pun punya masalalu yang kelam, dia pernah menikah dan memiliki seorang anak bernama Erik. Siapa suami Tante Lisa dan ayah Erik? Sampai kini tak ada yang tahu.Bahkan saat menikah dengan Jhony Rudino, tanpa diketahui Lisa yang suka dugem ini justru sedang hamil satu bulan dan tidak di ketahui siapakah pria yang menghamilinya.Kata Bibi Sona, saat mabuk, Lisa malah di gilir beberapa teman-temannya sendiri di sebuah apartemen, setelah dugem di sebuah pub.Ketika kenal dengan Jhoni dan akhirnya menikah, Erik di titipkan pada Hadi Barmuli, karena Tante Tuti, istri Hadi Barmuli ternyata sepupu misan Tante Tuti ini.Mendengar tali temali yang rumit dari keluarga mendiang ibu kandungnya ini, Abu Magun sampai menghela nafa
Abu Magun sampai terdiam dan termenung, kisah ini benar-benar hebat dan di luar dugannya. Walaupun sebagian kisah ini sudah Abu Magun ketahui dari Kendra dan ayahnya, Kandi Sulaimin.Kalau Toni yang saat itu hilang ingatan, secara tak sengaja menolong Tante Lily dari mobil yang sengaja ingin menabrak lari ibu kandung Mahalini itu.Akibat menolong Tante Lily-lah, pria itu tewas di tempat kejadian, karena menderita luka-luka berat dan kepalanya kepentuk ke aspal.Tapi sebelum meninggal, Toni sempat bicara dengan Kandi lalu minta maaf pada ayah Abu Magun ini. Itulah anehnya saat menjelang aja, kesadaran Toni pulih dan dia meninggal dalam keadaan waras.Abu Magun sampai geleng-geleng kepala, ternyata Erik ini benar-benar hidup bergelimang darah dan juga sangat kejam pada Tante Lily dan juga saudara sendiri, Jani.Abu Magun kini menatap Angel, sepupu misannya ini. Trenyuh juga dia melihat pakaian Angel lusuh, bahkan ada sobek di bagian lengan.Apalagi saat mata nya mengitari rumah sederhan
Dengan tergesa-gesa Ranti mengumpulkan benda-benda ringan dan berharganya. Di ruangan tengah Erik ngamuk berat. Saat bertengkar tadi, tak sengaja Erik melihat ada tanda merah di leher kekasihnya ini.“Perempuan hina, lacurrrrrr…bangsatttttt, kamu ternyata berselingkuh, siapa selingkuhan kamu hahhh….akan ku tembak dan hancurkan kepalanya, juga kepala kamu!” teriak Erik kalap.Ranti saat itu bisa kabur dari amukan kekasihnya ini, karena Erik dalam kondisi setengah mabuk, sehingga tidak begitu gesit.Begitu kabur dari hadapan Erik, Ranti langsung masuk ke kamar dan menguncinya, dia kemudian mengumpulkan semua perhiasannya dan lewat jendela melompat dan kabur dari samping rumah.Brakkkk…pintu kamar jebol, Erik dengan mata memerah karena setengah mabuk, dan tongkat bisbol di tangan, dia makin murka tidak mendapati Ranti di dalam kamarnya. Erik ngamuk di kamar itu, kamar yang jadi tempat mereka bercinta selama ini.“Kemana perempuan hina tak tahu diri itu berada, heiii kalian cari dia, tang
Sopir Ranti dan sopir Erik merangkap centeng, kini mendekati bosnya yang pingsan, Abu Magun tanpa ampun menendang si centeng ini, sehingga ikutan antara pingsan dan tidak.“Ja-jangan tendang saya Om…saya sopir bu Ranti!” si sopir ini menghiba ketakutan, apalagi melihat wajah tampan Abu Magun yang terlihat sangat marah.“Kamu cepat telpon ambulans,” perintah Abu Magun, yang juga langsung kontak kepolisian. Di mana Kapolda Bagoya-nya masih di pegang Irjen Bonaporte, sahabat ayahnya.Tak sampai 15 menitan, polisi dan ambulan berdatangan, Erik yang mulai sadar di borgol dengan sopirnya, jasad Ranti di bawa ke rumah sakit untuk di otopsi.Setelah menjelaskan kronologis di Polda Bagoya, Abu Magun pun di persilahkan pulang. Kini tujuannya adalah menemui Budi Rudino, alias Kakek Hadi Barmuli.Wasiat terakhir Ranti dia pikir belum terlalu urgen, sehingga dia bermaksud mendatangi kakeknya terlebih dahulu.Saat Abu Magun datang, dia melihat pintu rumah tertutup, pelan-pelan pintu rumah dia ketuk
Usai hadiri resepsi perkawinan Kendra dan Qawiya, yang gelar pesta mewah di Banjarmasin. Saat bersanding di pelaminan, Qawiya beberapa kali harus di bawa kebelakang untuk di obati, karena dia lagi ngidam anak pertama.Kepalanya sering pusing, bahkan menahan diri agar tak muntah, hingga Kendra jadi kasian juga melihat istrinya menderita begitu. Qawiya sangat sensitif dengan bau badan, hanya satu bau badan yang bikin dia tak bisa jauh-jauh, yakni bau badan suaminya.Qawiya sangat manja dan kolokan dengan suaminya ini. Abu Magun sampai tertawa melihat kelakuan manja istri Om-nya ini.Abu Magun yang buru-buru ingin kembali balik ke Bagoya lagi lalu berencana terbang ke Surabaya di tahan Kendra, dia penasaran apa terjadi di Bagoya selama 3 bulanan ini.Besoknya di rumah mewah Kendra dan seperti biasa Qawiya yang kolokan, tidur-tiduran di paha suaminya, mendengarkan kisah Abu Magun.Baik Kendra dan Qawiya tentu saja kaget bukan main, setelah tahu apa yang terjadi di Bagoya, ternyata bukan J
“Maafkan aku Aldi…kamu jangan kaget…namaku adalah Vina. Dulu aku dan kakek kamu punya hubungan baik. Tapi saat itu aku sengaja meninggalkan dia, karena masih trauma dengan bekas suamiku…tapi aku baru sadar 2 bulan kemudian, aku ternyata mengandung Ranti, anak kakek kamu!”Dan mengalirkan kisah Nenek Vina, terkait masalalunya dengan Langga Kasela kakek dari Abu Magun. Nenek Vina ternyata bekas istri Sukoco dan hamil dengan Langga, setelah bersama hampir 1,5 bulan, tak lama setelah Sukoco tewas dan Langga menolong wanita yang sangat cantik saat muda ini.Sukoco merupakan mantan Dirut Sulaimin Group yang dulu berkomplot dengan Liana Sulaimin, untuk menguras aset perusahaan. Kisah ini di sajikan lengkap di bab-bab terdahulu, silahkan di buka yaa.Selama Nenek Vina bercerita, Abu Magun bak tak ada tulang, karena dia tanpa sadar justru sudah menggauli tante nya sendiri. Rasa penyesalan menyeruak dalam hatinya. Tapi apa mau di kata, nasi sudah jadi bubur.Dari Nenek Vina ini, Abu Magun baru
Abu Magun sangat memanjakan Marisa, apapun keinginan si bocil ini dia iyakan tanpa bertanya. Rasa sayangnya memang terjadi secara alami, Abu Magun seolah melihat Marisa bak adik kandung yang harus di jaga benar-benar.Abu Magun sampai detik ini memang ada rasa bersalah pada Ranti, ibu dari si bocil cantik ini, yang tak pernah dia sangka kalau wanita jelita itu adalah tante nya sendiri.Marisa terlihat sibuk memilih-milih ponsel berharga premium, Abu Magun memang berjanji belikan Marias ponsel mahal. Padahal Marisa bilang ponsel yang biasa pun tak apa.Saat itulah pandangan Abu Magun tertuju pada seorang wanita cantik, yang terlihat menjual ponselnya di tempat itu.Abu Magun yang masih kenakan kacamata hitam rasa-rasa kenal dengan wanita ini. Tapi lupa di mana, saat di tatap itulah wanita ini juga menatap wajah Abu Magun.Wanita ini langsung melengus dan memalingkan wajahnya, agaknya dia kenal dengan Abu Magun. Wanita ini terlihat agak gugup saat bertatapan dengan Abu Magun.Abu Magun
Bannon hanya menunduk, gayanya tak ubahnya seorang anak TK yang bersiap kena marah bu gurunya. ‘Si guru’ ini antara gemas, marah dan kesal campur aduk. Syahila menghela nafas panjang, andai saja lengan kirinya tak di pasangi infus, sejak tadi dia ingin menabok wajah suaminya menumpahkan kekesalan hatinya. Tapi saat melihat kelakuan suaminya ini, hati siapa yang tak gemas sekaligus ingin tertawa! Dua perawat yang tadi bantu proses persalinan membiarkan kedua suami istri sepadan ini bicara. Tapi mereka sepakat, iri melihat sang suami yang sangat ganteng dan istrinya yang jelita ini dan kini lahirlah seorang junior tampan yang mewarisi keduanya. “Ehemm, cantik banget yaa mami si Banina itu, keibuan lagi dan…sangat dewasa!” cetus Syahila. “I-ya…cakep kayak artis si Celine Evaaa….!” Bannon mengatupkan lagi rahangnya saat mata Syahila yang indah bak bintang kejora melotot. Namun saat melihat sang suami langsung menunduk, mata indah indah ini kembali normal. “Bang, jujur deh, apakah s
Bannon sudah memensiunkan baju seragam militernya. Dia kini menjadi eksekutif muda, kerjasama dengan perusahaan Abu Magun sepupunya, juga pastinya perusahaan ayahnya.Bannon juga menempati gedung perkantoran Sulaimin Group yang berada di lantai 17, dari 37 lantai gedung mewah ini.Dari berseragam militer, Bannon kini kini sering tampil trendy dengan jas dan dasi.Ritme kehidupan Bannon berjalan baik sampai usia kandungan Syahila sudah memasuki usia 9 bulanan. tapi diam-diam, Bannon tetap jalin komunikasi dengan Angel dan anaknya Banina.Hingga suatu hari usai bertemu sesama pengusaha lainnya, di sebuah kafe yang berada di Plaza Indonesia, Bannon tak sengaja melihat Angel dan Banina.Setelah meminta dua stafnya dan sekretarisnya duluan ke kantor, dengan senyum lebar pria ini mendekati ibu dan anak ini.Hati tak bisa di bohongi, amor cinta sudah begitu mendalam dengan si janda jelita ini.Angel apalagi, tak menyangka bertemu mantan kekasihnya yang makin tampan dan pastinya makin kelihat
Angel tak langsung mengiyakan, dia menatap Bannon. “Bang…bagaimana dengan Syahila, istri Abang itu,” Bannon terdiam.Melihat pria ini terdiam, Angel tersenyum maklum, walupun usianya dengan Bannon hanya terpaut satu tahun lebih muda dari pria ini. Tapi Angel memiliki pikiran dewasa.Kedewasaan ini lah yang membuat Bannon selalu teringat Angel hingga saat ini. Benar-benar mirip mendiang Yurica sifatnya. Juga pengertiannya yang itu yang tak bisa Bannon lupakan hingga kini.Angel seorang wanita dan paham, belum tentu Syahila ikhlas menerima dia sebagai madunya.“I-itu…nanti akan aku bicarakan dengan Syahila..!” agak tergagap juga Bannon bicara.“Bang…aku akan mengiyakan ajakan Abang menikah…syaratnya adalah, pertemukan aku dengan Syahila dan ingat…seandainya Abang menikahiku, karir Abang di militer habis…pikirkanlah lagi. Abang masih muda, masih bisa meraih pangkat bintang di bahu Abang!”Kaget lah Bannon, mempertemukan kedua wanita cantik ini, bagaimana tanggapan Syahila, mana lagi hami
Kakek Langga tersenyum memandang hasil tes DNA, hasilnya adalah 99,9 persen Malik Sulaimin identik.Kini tak ada keraguan lagi dari si kakek ini, kalau Malik adalah memang benar buyutnya, anak dari Aldi Sulaimin dan Selena, ibu dari si bocil ini.Kakek Langga sengaja lakukan itu, untuk menyakinkan hatinya, kalau Malik adalah buyutnya...karena Kakek Langga ingin berikan warisan besar buat Malik.Hasil inipun langsung dia kirim ke Kandi Sulaimin, pria setengah tua ini pun bahagia, sama seperti ayahnya Langga Kasela, Kandi Sulaimin juga plong.Besoknya, Kandi dan Nadia langsung terbang dengan private jet ke Banjarmasin.Hati tak bisa di bohongi rasa sayang pada cucu sendiri sangat besar. Kandi langsung memeluk cucunya ini.Kali ini Malik lagi-lagi menerima dengan baik kakek kandungnya sendiri. Melihat ketampanan kakeknya, ceplosan Malik bikin Nadia melotot sambil tertawa."Kakek ganteng banget, nggak pingin nambah nenek baru buat Malik ya kek!" cerocos Malik, telinganya langsung di jewer
Bungki ternyata menurun kecerdasan ayahnya, walaupun tak punya uang, tapi akal cerdiknya jalan. Dia jual ponsel mahalnya yang dibelikan Bannon, seharga 15 jutaan.Ponsel berharga hampir 30 juta ini tentu saja langsung di beli pemilik gerai ponsel. Si pemilik gerai tahu ini ponsel premium dan baru 4 bulanan di pakai Bungki.Bungki langsung ke bandara dan tujuannya bukan ke Timur Tengah, tapi ke Kalimantan. Dia ingin ke Banjarmasin. Tempat yang belum pernah ia datangi.Siapa yang di temuinya…?Inilah yang membuat Abu Magun gagal mencarinya, juga aparat kepolisian dan tentara di Jakarta. Sebab di saat bersamaan Bungki sudah berada di Bandara Syamsudinor, Banjarbaru.“Om Bannon pernah bilang kakek buyut dan nenek buyut ada di Banjarmasin,” batin si bocil ini.Dalam hati Bungki, sebenarnya sudah mengakui kalau Abu Magun ayah kandungnya.Saat melihat wajah Abu Magun, Bungki sudah kagum sekali. “Tak heran Umi jatuh cinta dengan Abi….ganteng soalnya!” bibirnya malah senyum sendiri.Tapi pikir
“Bang…tenang dulu, biar nanti aku bujuk pelan-pelan, entah kenapa Bungki eh si Malik jadi mendadak berubah, begitu tahu Abang adalah ayah kandungnya?” Bannon mencegah Abu Magun yang ingin kejar Bungki.Abu Magun terdiam dan mengangguk.Bungki ternyata kabur dari rumah dan tak pulang hingga malam hari, ponselnya pun sengaja tak di aktifkan. Setelah berkali-kali Bannon mencoba mengontaknya.Bannon apalagi Abu Magun bingung juga dengan perubahan si Bungki, kenapa bisa mendadak berubah dan agaknya marah dengan Abu Magun.Marahnya kenapa? Seharusnya dia bahagia akhirnya tahu kalau Abu Magun adalah ayah kandungnya. Dan tak sengaja malah di temukan Bannon, yang ternyata Om nya sendiri.Bannon sampai menelpon guru dan beberapa teman Bungki di sekolah Paket A. Apakah anak itu ada ke sana. Namun semuanya bilang tidak ada.Abu Magun langsung khawatir dengan anak sulungnya ini.“Jangan khawatir Bang, Bungki itu anak yang
“Katakan siapa yang membuat Selena sakit?” kali ini Abu Magun melunak dan menunggu.“Abu Jarrah, dialah pelakunya. Dia dendam dengan orang yang bernama Abu Magun, lalu saat dengar ceritaku, dia menembak Selena, tapi kena punggung dan inilah yang bikin Selena sakit parah""Karena aku yang melindungi saat itu. Aku juga terpaksa membuang Malik, karena dia tahu itu anak Abu Magun dan Selena dan ingin membunuhnya..!”Abu Magun terdiam sesaat.“Hmm…ceritamu menolong nyawamu, di mana sekarang si bangsat Abu Jarrah itu bersembunyi.” dengus Abu Magun marah.Dalam hati Abu Magun kaget juga, di pikirnya Abu Jarrah sudah tewas, ketika dulu markas mereka dia serbu bersama Kendra, juga Nancy, Ashi serta Soleh di distrik Al Iqro (baca bab-bab terdahulu).Tanpa ragu Afok Yousef sebutkan persembunyian Abu Jarrah. Tapi Afok Yousef bilang, dia sudah lama tak tahu kabar soal Abu Jarrah setelah insiden itu.Jadi dia tak tahu apakah Abu Jarrah masih hidup, atau malah sudah mati. “Tuan..jadi kamulah yang b
Peringatan itu di ingat betul Abu Magun. “Berarti ni orang benar-benar berbahaya,” pikir Abu Magun, sambil memacu mobil ke alamat yang di sebutkan pria setengah mabuk tadi.Abu Magun membuka penutup kain di jok depannya, ternyata di bawah kain ada sebuah senjata otomatis, yang bisa menembakan 100 peluru.Walaupun lama tak ikut berperang, tapi kemampuan Abu Magun tetap terjaga, dia malah sangat antusias menghadapi musuhnya kali ini.Tempat ini berada di pinggiran kota Al Balla. Daerah ini terlihat ramai, namun Abu Magun sudah melihat ada beberapa mata tajam menatap mobilnya.Di balik kacamata hitamnya, Abu Magun bisa melihat pandangan curiga pada dirinya. Tapi tanpa takut dia terus maju.Di sebuah tikungan, Abu Magun tersenyum sendiri, di depannya sudah berjejer 10 orang sekaligus dengan senjata terkokang.Abu Magun tak ada ketakutan sama sekali, dia keluar dari mobilnya dan menghadap ke 10 orang ini.“Stop, siapa kamu?” bentak pemimpin komplotan ini.“Maaf, aku tak ingin bermusuhan de
Iman makan dengan sangat lahap, benar-benar lapar sekali si bocil ini. Tanpa malu-malu dia sampai minta tambah hingga 2X ke pemilik kafe.Si pemilik kafe ini sempat ragu, apakah si bocil ini bsa membayar makanannya tersebut.Tapi keraguan itu terjawab, setelah Abu Magun taruh uang di atas meja. “Ambil ini, sisanya buat kamu!” si pemilik kafe langsung mengangguk hormat, lalu buru-buru ambilkan pesanan Iman.Abu Magun membiarkan saja bahkan meminta Iman jangan sungkan nambah dan ambil lauk yang mana dia suka.Saking kenyangnya, Iman pun bersendawa lumayan nyaring, hingga Abu Magun senyum sendiri melihat kelakuan spontan anak ini.“Makasih Tuan, enak sekali, baru kali ini Iman makan sekenyang ini!” Iman sampai mengelus-ngelus perut kurusnya yang terlihat membuncit.“Bagus…sekarang aku mau tanya, benarkah kamu dan Bungki itu bersaudara angkat?” Abu Magun agaknya langsung saja ke topik, dia malas bertele-tele.“Betu sekali tuan, Bungki waktu itu nangis di tengah pasar kelaparan, lalu aku d