Beranda / Urban / Aku Sang Pria Pemuas / Bab 242: Cinta Buat Selena

Share

Bab 242: Cinta Buat Selena

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-26 17:28:26

Namun semua keheranannya itu hanya dia ungkapkan ke Soha, istrinya, Selena pun tak tahu. Soha sama dengan Kapten Hasan, aneh dengan sepak terjang ke dua anak muda yang sangat menarik ini.

Apalagi keduanya tak punya catatan kriminal di negaranya. Tapi Kendra malah punya julukan seram, si Penjagal Gurun dan kabarnya sangat di takuti komplotan bersenjata.

Hari kedua, dengan alasan mau berbelanja buat makan malam, Selena minta temani Aldi ke pasar. Berangkatlah keduanya dengan mobil Kapten Hasan.

Kapten Hasan pun bertanya hati-hati, apa misi Kendra dan Aldi berpetualang di Timteng ini. Awalnya ragu terbuka, tapi Kendra yakin Kapten Hasan yang lusa akan balik ke Amman, dan akan naik pangkat jadi Mayor bisa di percaya.

Akhirnya dengan blak-blakan dia menceritakan misinya, yakni sebenarnya sedang mencari seorang wanita bernama Ratna dan anaknya. Yang lenyap sejak meninggalkan Mesir hampir 2,5 tahunan ini. Pencarian itulah yang jadi sebab dia berpetualang ke sana ke mari di Timteng ini.

“Apak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 243: Culik Mayor Rauf dan Teman Wanitanya

    Kendra melatih fisiknya dengan kerja keras, dia tak segan berlarian di atas gurun pasir, untuk kembalikan tenaganya yang sempat lama beristirahat. Akibat babak belur di siksa Mayor Rauf dan anak buahnya.Sambil bercucuran keringat, Kendra memperhatikan keponakannya yang selalu termenung, semenjak Kapten Hasan dan keluarganya balik ke Ibukota.“Hmm…kenapa, patah hati ya?” pancing Kendra. Aldi hanya diam sambil memaksakan senyum.“Aku paham…aku juga tak menyalahkan kamu dan Selena sampai bablas…berdoa saja agar jangan sampai masuk angin gadis cantik itu. Kalau ya, kamu harus berani temui ortunya dan bertanggung jawab!”“Hahh…apa nggak di parang ortunya Om?” tentu saja Aldi kaget bukan kepalang.“Resiko…kamu berani menabrak pagar ayu anak orang, ya berani tanggung jawab lah!” sahut Kendra cuek, hingga wajah Aldi langsung pucat. Terbayanglah bagaimana murkanya wajah ortu Selena kalau dia nekat datang dan ingin ambil Selena sebagai istrinya. Nyali Aldi ciut seketika, berhadapan dengan mus

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-27
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 244: Wanita Itu Ternyata…?

    “Katakan di mana sekarang agen Helena kamu sembunyikan?” suara Kendra dingin sekali, Aldi dan wanita cantik yang tadi malam bersama Mayor Rauf saja saling pandang, mendengar suara Kendra yang terlihat menahan kemarahannya tersebut.Mayor Rauf malah menyumpah serapah ke arah Kendra, pemuda ini pun akhirnya hilang ke sabaran. Tanpa ampun tamparan dan pukulan Kendra layangkan sampai perwra ini setengah mampus, wajahnya berdarah-darah, mukanya bengap tak karuan.Dada Mayor Rauf sampai ampek menahan pukulan bertubi-tubi yang datang ke tubuhnya, Kendra seakan ingin membayar lunas penyiksaan yang dilakukan Mayor Rauf padanya, selama satu minggu di sekap di tahanan militer.“Nahh, kamu tahu sekarang apa julukanku, aku bisa akan menyiksamu pelan-pelan. Lalu memotong-motong tubuhmu sekerat demi sekerat, sampai kamu mati dengan sangat tersiksa!” desis Kendra, hingga Mayor Rauf yang setengah pingsan hanya bisa melolong kesakitan dan minta ampun.“Dia aku serahkan pada Abu Mashod Al Panani, pimpin

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-27
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 245: Serangan Kejutan 3 Jurusan

    Kendra terdiam sesaat, lalu menghela nafas panjang, sambil menyedot sigaretnya. “Mau gimana lagi…itulah yang terjadi!” terdengar pelan suara Kendra, hingga Tasya hanya mengangguk maklum.Keduanya kembali ke mobil dan akhirnya ikut memejamkan mata, karena sama-sama sudah mengantuk.“Sabar yaa…semoga Helena bisa kita temukan, saran aku…kalau baik-baik saja, secepatnya kamu bawa ke Indonesia. Jadilah pasangan yang saling mencintai!” bisik Tasya.Kendra tersenyum dan ucapkan terima kasih, lalu tanpa di duga Tasya mengecup bibir Kendra dan mereka sesaat saling melumat. Kemudian sama-sama merendahkan jok, tidur untuk beristirahat.Aldi…pura-pura ngorok saja, padahal dia kaget juga Om-nya dan Tasya sempat-sempatnya main cipokan, lalu kini ketiduran. “Untung nggak main raba,” pikirnya tertawa dalam hati.Paginya, mereka kini menikmati kopi khas gurun pasir yang enak. Tasya rupanya sempat beli alat memanaskan air yang di colok ke mobil, kini 3 gelas kopi dan roti mereka nikmati sebagai sarapan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 246: Kutitip Anak Kita

    “Ratna…!” tanpa sadar Kendra menyebut nama itu, tapi wanita ini buru-buru memasang cadarnya dan melengus lalu melompat dari jendela itu, menyusul 4 orang yang sudah duluan pergi.Gerakan wanita ini terlihat luwes, padahal se ingat Kendra, Ratna adalah wanita yang lembut dan bicara pun pelan, kenapa kini berubah 180 derajat?Kendra kemudian terpaksa berlindung lagi, berondongan senjata datang bak air bah. Kendra yang kaget dengan pertemuan tak sengaja dengan wanita yang pernah ia cintai ini marah bukan main.Tanpa mau berlindung lagi, bahkan seolah mau bunuh diri saja, pemuda ini balas menembaki semua orang yang ada di ruangan ini.Kendra bahkan tak memberi ampun, siapapun yang ada tak luput dari terjangan peluru dari senjata otomatisnya.“Bangsaattttt kalian semua, gara-gara kalian Ratna jadi begini…!” Kendra berteriak bak kesetanan dan semua komplotan yang tersisa pontang panting menyelamatkan diri.Bagaimana tak gentar melihat pemuda ini mengamuk dengan senjata mesin otomatis yang b

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 247: Lembah Anai Markas Besar Red Blue

    Kendra ajak Aldi dan Tasya kembali ke tempat markas Red Blue sebelumnya. Melihat wajah pemuda itu keruh, keduanya tak membantah. Hanya waspada buat apa Kendra ajak kembali ke tempat itu.Apalagi baru 2 hari yang lalu mereka lakukan pembantaian di sana, dan pastinya akan ada komplotan Red Blue atau warga setempat yang memakamkan jasad-jasad yanag bergelimpangan itu.Ternyata Kendra balik ke sana ada tujuan! Tempat ini sudah bersih dari jasad-jasad yang mereka bantai.Tapi bau amis bekas darah masih tercium jelas, kini tak ada satupun anggota komplotan yang berada di sana.Saat melihat seorang warga sedang berjalan-jalan di seputaran gedung ini. Kendra keluar dari persembunyiannya dan mendekati orang ini.Mulanya orang ini ingin kabur, dikiranya Kendra ini aparat pemerintah, karena masih pakai pakaian loreng. Tapi saat melihat Kendra menodongkan pistolnya, orang ini dengan wajah ketakutan mengangkat tangannnya.“Ampun tuaann…jangan tembak saya, saya hanya warga biasa, bukan anggota komp

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 248: Sengaja Bikin Aksi Teror

    Ketiga tiga orang komplotan Red Blue ini keluar kafe ini, Kendra dan Tasya mulai mengikutinya, ketiga terlihat berjalan agak sempoyongan dan agaknya mulai mabuk. Saat di jalan sepi dan masuk ke sebuah gang, Kendra dan Tasya langsung bertindak cepat, pukulan keras dan juga tendangan kilat yang Kendra lancarkan membuat dua orang tersungkur, sedangkan satu orang yang di hajar Tasya ternyata agak alot, bahkan melakukan perlawanan sengit. “Heyy siapa kamu…!” orang malah sempat berteriak sambil membentak. Duppp…satu tembakan pistol berperedam membuat orang ini terdiam selamanya. Tasya sampai melongo melihat berdarah dinginnya pemuda ini menghabisi anggota komplotan ini. “Daripada dia terus berteriak dan memanggil rekan-rekannya, mending di habisi sekalian!” bisik Kendra enteng. Dua orang yang pingsan ini lalu di tarik Kendra dan Tasya ke sebuah bangunan kosong. Sedangkan jasad yang di tembak tadi sengaja di biarkan tergeletak. “Kita bikin aksi teror, biarkan mayat ini di situ, agar pas

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 249: Akhirnya Bertemu Ratna Kembali

    Tasya mencubit hidung Kendra, saat ini tubuhnya menindih tubuh pemuda ini, karena mereka berada di bawah ranjang, yang berada di kamar milik Kodami.“Ayo kita keluar, aku paling geli kalau sampai ada tikus di sini!” bisik Tasya, Kendra tersenyum dan bilang maaf.Kodami lega melihat dua orang ini ternyata sembunyi di kolong ranjangnya. “Syukurlah kalian cepat sembunyi di sini!” Kodami melihat Kendra dan Tasya yang kini sudah keluar lagi dari kolong ranjang ini.Untung saja kolong ranjang ini sering di bersihkan Kodami, sehingga Tasya tidak terlalu kegelian berada di tempat begini. Tasya palin geli dengan tikus apalagi kecoa.Dan kini Kendra dan Tasya lah yang kaget saat tahu siapa sosok Kodami ini, dia ternyata mantan polisi wanita Suriah.Setelah terjadi perang saudara, Kodami penisun dini dan berubah jadi warga biasa. Tapi dia tetap pro dengan pemerintah saat ini. Inilah yang membuat kelompok Red Blue selalu curiga dengan wanita setengah tua yang sudah berusia 52 tahunan ini.“Sebaik

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-30
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 250: Kembali Saksikan Orang Tercinta Meninggal Tragis

    Wanita yang baru bicara ini kaget bukan kepalang, orang yang barusan dia bicarakan kini sudah berdiri di depannya. Dengan baju ala tentara dan senjata otomatis di tangan.Secara refleks Seena, teman Ratna langsung mengambil senjata. Tapi Kendra lebih cepat, di tangannya sudah tertenteng senjata otomatis.“Tenang…aku tidak bermaksud jahat, tolong lepaskan pistol itu…!” dengus Kendra, hingga Seena saling pandang dengan Ratna, lalu diapun pelan-pelan melepas pistol dari tangannya.“Kendra, buat apa kamu menyusup ke sini, kamu tahu resikonya, ini adalah markas utama Red Blue, apakah kamu ingin mati di sini..?” terdengar ketus suara Ratna, yang masih kaget kenapa Kendra bisa muncul tiba-tiba di tempat yang sangat berbahaya ini.“Ratna, ayo kita pergi dari sini, aku sudah dengar apa yang kalian bicara!” Kendra mulai membujuk mantan kekasihnya ini dan tak pedulikan ucapan Ratna barusan.“Ratna, inikah orang yang bernama Kendra dan berjuluk si Penjagal Gurun?” wanita berwajah ke Arab-araban i

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-30

Bab terbaru

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 477: Cemburu Tanda Cinta

    Bannon hanya menunduk, gayanya tak ubahnya seorang anak TK yang bersiap kena marah bu gurunya. ‘Si guru’ ini antara gemas, marah dan kesal campur aduk. Syahila menghela nafas panjang, andai saja lengan kirinya tak di pasangi infus, sejak tadi dia ingin menabok wajah suaminya menumpahkan kekesalan hatinya. Tapi saat melihat kelakuan suaminya ini, hati siapa yang tak gemas sekaligus ingin tertawa! Dua perawat yang tadi bantu proses persalinan membiarkan kedua suami istri sepadan ini bicara. Tapi mereka sepakat, iri melihat sang suami yang sangat ganteng dan istrinya yang jelita ini dan kini lahirlah seorang junior tampan yang mewarisi keduanya. “Ehemm, cantik banget yaa mami si Banina itu, keibuan lagi dan…sangat dewasa!” cetus Syahila. “I-ya…cakep kayak artis si Celine Evaaa….!” Bannon mengatupkan lagi rahangnya saat mata Syahila yang indah bak bintang kejora melotot. Namun saat melihat sang suami langsung menunduk, mata indah indah ini kembali normal. “Bang, jujur deh, apakah s

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 476: Tak Sengaja di Tolong Angel

    Bannon sudah memensiunkan baju seragam militernya. Dia kini menjadi eksekutif muda, kerjasama dengan perusahaan Abu Magun sepupunya, juga pastinya perusahaan ayahnya.Bannon juga menempati gedung perkantoran Sulaimin Group yang berada di lantai 17, dari 37 lantai gedung mewah ini.Dari berseragam militer, Bannon kini kini sering tampil trendy dengan jas dan dasi.Ritme kehidupan Bannon berjalan baik sampai usia kandungan Syahila sudah memasuki usia 9 bulanan. tapi diam-diam, Bannon tetap jalin komunikasi dengan Angel dan anaknya Banina.Hingga suatu hari usai bertemu sesama pengusaha lainnya, di sebuah kafe yang berada di Plaza Indonesia, Bannon tak sengaja melihat Angel dan Banina.Setelah meminta dua stafnya dan sekretarisnya duluan ke kantor, dengan senyum lebar pria ini mendekati ibu dan anak ini.Hati tak bisa di bohongi, amor cinta sudah begitu mendalam dengan si janda jelita ini.Angel apalagi, tak menyangka bertemu mantan kekasihnya yang makin tampan dan pastinya makin kelihat

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 475: Pingin Nambah Bini, Tapi...?

    Angel tak langsung mengiyakan, dia menatap Bannon. “Bang…bagaimana dengan Syahila, istri Abang itu,” Bannon terdiam.Melihat pria ini terdiam, Angel tersenyum maklum, walupun usianya dengan Bannon hanya terpaut satu tahun lebih muda dari pria ini. Tapi Angel memiliki pikiran dewasa.Kedewasaan ini lah yang membuat Bannon selalu teringat Angel hingga saat ini. Benar-benar mirip mendiang Yurica sifatnya. Juga pengertiannya yang itu yang tak bisa Bannon lupakan hingga kini.Angel seorang wanita dan paham, belum tentu Syahila ikhlas menerima dia sebagai madunya.“I-itu…nanti akan aku bicarakan dengan Syahila..!” agak tergagap juga Bannon bicara.“Bang…aku akan mengiyakan ajakan Abang menikah…syaratnya adalah, pertemukan aku dengan Syahila dan ingat…seandainya Abang menikahiku, karir Abang di militer habis…pikirkanlah lagi. Abang masih muda, masih bisa meraih pangkat bintang di bahu Abang!”Kaget lah Bannon, mempertemukan kedua wanita cantik ini, bagaimana tanggapan Syahila, mana lagi hami

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 474: Angel Tiba-tiba Muncul

    Kakek Langga tersenyum memandang hasil tes DNA, hasilnya adalah 99,9 persen Malik Sulaimin identik.Kini tak ada keraguan lagi dari si kakek ini, kalau Malik adalah memang benar buyutnya, anak dari Aldi Sulaimin dan Selena, ibu dari si bocil ini.Kakek Langga sengaja lakukan itu, untuk menyakinkan hatinya, kalau Malik adalah buyutnya...karena Kakek Langga ingin berikan warisan besar buat Malik.Hasil inipun langsung dia kirim ke Kandi Sulaimin, pria setengah tua ini pun bahagia, sama seperti ayahnya Langga Kasela, Kandi Sulaimin juga plong.Besoknya, Kandi dan Nadia langsung terbang dengan private jet ke Banjarmasin.Hati tak bisa di bohongi rasa sayang pada cucu sendiri sangat besar. Kandi langsung memeluk cucunya ini.Kali ini Malik lagi-lagi menerima dengan baik kakek kandungnya sendiri. Melihat ketampanan kakeknya, ceplosan Malik bikin Nadia melotot sambil tertawa."Kakek ganteng banget, nggak pingin nambah nenek baru buat Malik ya kek!" cerocos Malik, telinganya langsung di jewer

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 473: Kabur ke Banjarmasin

    Bungki ternyata menurun kecerdasan ayahnya, walaupun tak punya uang, tapi akal cerdiknya jalan. Dia jual ponsel mahalnya yang dibelikan Bannon, seharga 15 jutaan.Ponsel berharga hampir 30 juta ini tentu saja langsung di beli pemilik gerai ponsel. Si pemilik gerai tahu ini ponsel premium dan baru 4 bulanan di pakai Bungki.Bungki langsung ke bandara dan tujuannya bukan ke Timur Tengah, tapi ke Kalimantan. Dia ingin ke Banjarmasin. Tempat yang belum pernah ia datangi.Siapa yang di temuinya…?Inilah yang membuat Abu Magun gagal mencarinya, juga aparat kepolisian dan tentara di Jakarta. Sebab di saat bersamaan Bungki sudah berada di Bandara Syamsudinor, Banjarbaru.“Om Bannon pernah bilang kakek buyut dan nenek buyut ada di Banjarmasin,” batin si bocil ini.Dalam hati Bungki, sebenarnya sudah mengakui kalau Abu Magun ayah kandungnya.Saat melihat wajah Abu Magun, Bungki sudah kagum sekali. “Tak heran Umi jatuh cinta dengan Abi….ganteng soalnya!” bibirnya malah senyum sendiri.Tapi pikir

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 472: Bungki Menghilang

    “Bang…tenang dulu, biar nanti aku bujuk pelan-pelan, entah kenapa Bungki eh si Malik jadi mendadak berubah, begitu tahu Abang adalah ayah kandungnya?” Bannon mencegah Abu Magun yang ingin kejar Bungki.Abu Magun terdiam dan mengangguk.Bungki ternyata kabur dari rumah dan tak pulang hingga malam hari, ponselnya pun sengaja tak di aktifkan. Setelah berkali-kali Bannon mencoba mengontaknya.Bannon apalagi Abu Magun bingung juga dengan perubahan si Bungki, kenapa bisa mendadak berubah dan agaknya marah dengan Abu Magun.Marahnya kenapa? Seharusnya dia bahagia akhirnya tahu kalau Abu Magun adalah ayah kandungnya. Dan tak sengaja malah di temukan Bannon, yang ternyata Om nya sendiri.Bannon sampai menelpon guru dan beberapa teman Bungki di sekolah Paket A. Apakah anak itu ada ke sana. Namun semuanya bilang tidak ada.Abu Magun langsung khawatir dengan anak sulungnya ini.“Jangan khawatir Bang, Bungki itu anak yang

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 471: Bungki Menolak Abu Magun

    “Katakan siapa yang membuat Selena sakit?” kali ini Abu Magun melunak dan menunggu.“Abu Jarrah, dialah pelakunya. Dia dendam dengan orang yang bernama Abu Magun, lalu saat dengar ceritaku, dia menembak Selena, tapi kena punggung dan inilah yang bikin Selena sakit parah""Karena aku yang melindungi saat itu. Aku juga terpaksa membuang Malik, karena dia tahu itu anak Abu Magun dan Selena dan ingin membunuhnya..!”Abu Magun terdiam sesaat.“Hmm…ceritamu menolong nyawamu, di mana sekarang si bangsat Abu Jarrah itu bersembunyi.” dengus Abu Magun marah.Dalam hati Abu Magun kaget juga, di pikirnya Abu Jarrah sudah tewas, ketika dulu markas mereka dia serbu bersama Kendra, juga Nancy, Ashi serta Soleh di distrik Al Iqro (baca bab-bab terdahulu).Tanpa ragu Afok Yousef sebutkan persembunyian Abu Jarrah. Tapi Afok Yousef bilang, dia sudah lama tak tahu kabar soal Abu Jarrah setelah insiden itu.Jadi dia tak tahu apakah Abu Jarrah masih hidup, atau malah sudah mati. “Tuan..jadi kamulah yang b

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 470: Bertemu Sersan Afok

    Peringatan itu di ingat betul Abu Magun. “Berarti ni orang benar-benar berbahaya,” pikir Abu Magun, sambil memacu mobil ke alamat yang di sebutkan pria setengah mabuk tadi.Abu Magun membuka penutup kain di jok depannya, ternyata di bawah kain ada sebuah senjata otomatis, yang bisa menembakan 100 peluru.Walaupun lama tak ikut berperang, tapi kemampuan Abu Magun tetap terjaga, dia malah sangat antusias menghadapi musuhnya kali ini.Tempat ini berada di pinggiran kota Al Balla. Daerah ini terlihat ramai, namun Abu Magun sudah melihat ada beberapa mata tajam menatap mobilnya.Di balik kacamata hitamnya, Abu Magun bisa melihat pandangan curiga pada dirinya. Tapi tanpa takut dia terus maju.Di sebuah tikungan, Abu Magun tersenyum sendiri, di depannya sudah berjejer 10 orang sekaligus dengan senjata terkokang.Abu Magun tak ada ketakutan sama sekali, dia keluar dari mobilnya dan menghadap ke 10 orang ini.“Stop, siapa kamu?” bentak pemimpin komplotan ini.“Maaf, aku tak ingin bermusuhan de

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 469: Memburu Yousef Rauf

    Iman makan dengan sangat lahap, benar-benar lapar sekali si bocil ini. Tanpa malu-malu dia sampai minta tambah hingga 2X ke pemilik kafe.Si pemilik kafe ini sempat ragu, apakah si bocil ini bsa membayar makanannya tersebut.Tapi keraguan itu terjawab, setelah Abu Magun taruh uang di atas meja. “Ambil ini, sisanya buat kamu!” si pemilik kafe langsung mengangguk hormat, lalu buru-buru ambilkan pesanan Iman.Abu Magun membiarkan saja bahkan meminta Iman jangan sungkan nambah dan ambil lauk yang mana dia suka.Saking kenyangnya, Iman pun bersendawa lumayan nyaring, hingga Abu Magun senyum sendiri melihat kelakuan spontan anak ini.“Makasih Tuan, enak sekali, baru kali ini Iman makan sekenyang ini!” Iman sampai mengelus-ngelus perut kurusnya yang terlihat membuncit.“Bagus…sekarang aku mau tanya, benarkah kamu dan Bungki itu bersaudara angkat?” Abu Magun agaknya langsung saja ke topik, dia malas bertele-tele.“Betu sekali tuan, Bungki waktu itu nangis di tengah pasar kelaparan, lalu aku d

DMCA.com Protection Status