Home / Urban / Aku Sang Pria Pemuas / Bab 146: Bertaruh Nyawa Demi Sebutir Intan

Share

Bab 146: Bertaruh Nyawa Demi Sebutir Intan

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2023-08-13 09:44:16

Kandi tetap bersikap tenang, walaupun kini dia bersiap-siap juga, karena nyawanya kini benar-benar dalam bahaya. Salah ucap, maka mandau tajam dan panjang itu akan mampir ke tubuhnya.

Kupas ternyata sangat cerdik, dia mulai curiga. “Tak mungkin anak muda kebetulan nekat ke sini…pasti batu itu tersembunyi dan dia tahu tempatnya,” batin Kupai.

“Sekarang kamu tunjukan di mana batu itu disembunyikan si Jardo! Asal kamu tahu Kandi, Jardo itu musuh bebuyutanku di dalam judi, kami kalah dan menang seimbang!” sentak Kupai.

“Tenang dulu Bang Kupai, kalau aku tahu tempatnya. Ngapain aku sampai rela jauh-jauh ke sini, pastinya akan aku cari sendiri bukan? Apalagi batu itu berharga mahal.” Kandi masih coba bernegoisasi.

“Benar juga Bang Kupai, mending Abang gunakan kemampuan Abang untuk deteksi di mana batu itu berada kini!” sela salah satu anak buahnya kini mulai terpengaruh ucapan Kadin.

Kandi mulai lega, kini ucapannya yang ‘beracun’ mulai pengaruhi anak buah Kupai, Kandi perhatikan Kupai sepe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Qurotul Ayunina
tambah lagi thor babnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 147: Rencana Licik Kandi Terbaca Kupai

    Kedua anak buah Kupai kini sudah di makamkan, mereka kini menjauh dari kuburan itu. Kupai Cs sepertinya trauma, kalau-kalau ada ular kobra lagi mendekat dan mematuk mereka.Kini anak buahnya yang asalnya 6 tinggal 4 orang, Kandi kembali cari akal, bagaimana menyingkirkan yang 4 orang ini.Rencana Kandi ini sangat berbahaya, tapi dia tak punya pilihan lain, Kandi paham, Kupai cs ini bukan orang baik. Kenapa sampai saat ini mereka masih baik dengan Kandi? Karena batu intan belum di temukan.Satu hal lagi, Kandi menyebutkan di mana Jardo merasa tercecer batu intan itu, inilah yang bikin Kandi belum di apa-apakan Kupai cs. Setelah berjalan kembali hampir 2 jam, cuaca berubah gelap, karena sudah dekat malam. Kupai memerintahkan anak buahnya kembali beristirahat dan diminta salah satu membuat api unggun.Kupai menatap heran saat Kandi membuka sebungkus garam, lalu menaburkan di sekitar mereka. “Itu buat apa?” tegur Kupai rada-rada curiga, sampai kini dia masih kurang yakin dengan Kandi.“I

    Last Updated : 2023-08-13
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 148: Hutan Angker

    Tentu Kandi tak mau konyol, dia sama seperti Toro melompat menghindar, hingga tebasan itu luput. Tapi anehnya Kupai bak orang kesurupan. Bukan hanya Kandi yang mau di timpas nya (bacok), Toro juga di kejarnya, seakan tak kenal lagi dengan anak buah sendiri.Kandi tentu saja merasa ada yang tak beres dengan Kupai, kini dia melihat bagaimana kalang kabutnya Toro menghindar timpasan Kupai. Sambil teriak-teriak kalau dia anak buahnya.Craakkkk…lengan Toro kena tebasan mandau tajam ini, Kandi akhirnya tak tinggal diam, kalau dibiarkan Toro bisa tewas.Bukk…sebuah pukulan di punggung dan tengkuk Kupai dari Kandi, membuat pria setengah tua ini pingsan seketika.Kandi mengikat tangan dan kaki Kupai di sebatang pohon, dengan gunakan tali rapia yang sejak berangkat dari markas selalu di bawa Toro.Setelahnya, Kandi mengobati lengan Toro, Kandi membawa obat luka dan perban di tas ranselnya, sehingga luka Toro berhenti mengucur.“Gawat mas Kandi, si Kupai kesambet…hutan ini emank angker hiii..!”

    Last Updated : 2023-08-14
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 149: Ular Raksasa dan Telor-telornya, Ternyata?

    Kandi tenang-tenang saja, dia tidak se-gugup Toro, Kandi juga kini memegang mandau milik Kupai, yang sengaja di bawanya. Setelah pentolan penjahat itu saat kesurupan terjun ke lumpur maut.Toro berteriak sambil melompat menjauh, saat muncul kepala ular sawa alias piton segede kepala bayi. Kandi justru sebaliknya menunggu dengan mandau tergenggam erat di tangannya.Ular piton ini agaknya terganggu dengan bau asap ikan di bakar, sehingga dia keluar dari gua ini. Desisan ular ini makin nyaring dan agaknya dia akan menyerang Kandi, yang sama sekali tak menjauh dari tempatnya semula.Begitu kepala ular ini menerjang, agaknya dia ingin sekalian memilit tubuh Kandi, pemuda ini melompat ke samping ular sebesar pohon pinang dewasa ini. Kandi sebenarnya gentar juga melihat besarnya ular ini.Badan ular ini langsung melilit batang pohon ulin, atau di sebut kayu besi yang tadi berada di belakang Kandi. Inilah yang sebenarnya di kehendaki Kandi. Saat melilit, crassss…dengan sekuat tenaga Kandi m

    Last Updated : 2023-08-14
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 150: Jadi Miliuner Berkat Intan

    “Tunggu pa polisi, ini Bang Kadin teman saya,” tiba-tiba nongol seorang remaja dan 5 polisi berpakaian preman ini kaget dan langsung menurunkan senjatanya.“Kalo yang satu ini siapa?” polisi itu langsung menatap Toro.“Dia teman saya pa polisi…!” kali ini Kandi yang menjawab sambil menatap Pahali, agar jangan buka mulut. Karena Toro termasuk orang yang dulu mengejar remaja ini dengan mandau, gara-gara kepergok memfoto komplotan Kupai. Toro yang sudah serba salah kini menarik nafas lega.“Lantas di mana Kupai dan anak buahnya?” polisi yang berpakaian preman dan jadi pemimpin ke 5 polisi ini, lalu bertanya langsung ke Kandi.“Sebaiknya kita cari tempat yang enak buat bercerita,” tawar Kandi, si polisi ini langsung mengangguk.Kini..polisi itu lalu mengajak Kandi dan Toro ke balai desa Kampung Enyah. Disinilah akhirnya Kandi mengungkapkan secara blak-blakan kematian tragis Kupai cs, mulai di patok ular hingga masuk ke lumpur maut.Kandi juga ngaku, dialah yang membakar rumah, yang jadi t

    Last Updated : 2023-08-15
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 151: Gara-gara Diremehkan, Langsung Borong Dua Sekaligus!

    Kandi duduk termenung seorang diri di rumahnya, Kandi saat ini dan beberapa hari yang lalu berbeda 180 derajat.Sebelumnya dia jutawan berkat Lily Rudino, kini dia miliuner berkat Paman Jardo, nasib Kandi benar-benar berubah total.Siapa sangka, Kandi yang dulunya seorang bayi yang secara ajaib selamat dari kecelakaan mobil, yang secara tragis menewaskan ibu dan kakak kandungnya.Lalu hampir saja jadi anak panti asuhan, sebelum di angkat anak Mak Rojiah dan suaminya. Kemudian jadi anak kecil berbadan dekil, hitam dan kelaparan, dan hampir terlunta-lunta, hingga sempat nyasar ke Surabaya. Pernah kerja di bengkel Mang Atoy, setelah sebelumnya di tolong dan di tampung Nova, seorang wanita baik dan berhati mulia walaupun jadi Open BO.Kemudian, nyambi jadi pria pemuas lantas bertemu Lily Rudino dan mampu selesaikan kuliah kedokterannya, sekaligus pensiun total sebagai laki-laki pemuas nafsu,Kini…Kandi adalah seorang miliuner…seorang crazy rich, yang berharta hampir 10 triliun (uangnya di

    Last Updated : 2023-08-15
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 152: Tak Sengaja Kembali Bertemu Langga

    Dukkk…Kandi kaget bukan main, saking kepalanya penuh dengan berbagai macam pikiran, dia malah ketabrak seseorang saat akan masuk ke kafe ini.“Ma-maf Om…saya yang salah, jalan tak lihat-lihat,” Kandi cepat-cepat menangkap tubuh orang yang dia tabrak, karena tubuh pria ini agak limbung. Bahkan ponselnya si pria ini sampai terlepas dari tangannya.Kandi buru-buru mengambil ponsel itu, lalu dengan hormat sambil membungkuk dalam, mengembalikan kembali ponsel ini ke pria yang dia tabrak ini.“Tak apa anak muda, lain kali hati-hati kalau jalan,” pria lalu mengambil ponselnya dari tangan Kandi. Bahkan dia memberi tanda saat pengawalnya terlihat ingin menegur Kandi, yang dianggap lancang dengan bos nya ini.“Ehh ni anak, kenapa jalan nggak lihat-lihat!” terdengar suara seorang wanita, yang ternyata sekretaris pria yang tadi di tabrak Kandi.“Tak apa Nomi, dia nggak sengaja, ayo kita kembali ke kantor!” lalu dengan buru-buru laki-laki tadi jalan lagi.Kandi dan pria ini sempat bertatapan, Kand

    Last Updated : 2023-08-15
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 153: Bertemu Orang Kepercayaan Langga

    Kandi ikuti saran Nomi, ia memutuskan ke Banjarmasin sebelum ke Kalimantan Timur kembali, untuk bertugas sebagai sarjana kedokteran.Inilah untuk kedua kalinya Kandi ke daerah yang berjuluk Kota Seribu Sungai dan Seribu Mesjid ini. Padahal dulu, saat usianya masih 13 tahunan, niat pertama kali merantau adalah ingin ke daerah ini untuk cari ayah kandungnya.Saat berada di daerah ini, yang pertama dulu dia sempat bertemu dengan istri Langga, Andina dan tiga anaknya, Astrid, Kendra dan Imelia.Kandi bahkan sempat menolong ‘adik nomor duanya’ Kendra Sulaimin, yang hampir tenggelam saat berenang di kolam.Kini…3 tahun setelah yang pertama, Kandi kembali menginjakan akan kakinya di sini lagi. Kandi merasa aneh, seolah-olah dia pulang kampung ke daerah ini. Sejak naik pesawat dan kini sudah duduk di kursi VIP di kabin milik maskapai plat merah ini.Seolah-olah ada ikatan batin, yang tak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata, ikatan aneh yang membuat batinnya tenang.Tak sulit mencari kantor be

    Last Updated : 2023-08-16
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 154: Dibawa ke Rumah Bertemu Adi Wibowo

    “Maksud bapak?” Kandi yang kebingungan dan hati berdebar langsung bertanya lagi ke pria depannya ini. “Mas Kandi…nggak terburu-buru bukan?” Bambang Salihin malah bertanya balik ke Kandi, hingga pemuda ini makin tak karuan rasa. “Ti-tidak pa Bambang…!” sahut Kandi agak gugup. “Ayoo sekarang juga kita ke Banjarmasin!’ Bambang Salihin kini berdiri dan mengambil jasnya. Mau tak mau Kandi kembali mengikuti pria setengah tua ini. Kandi benar-benar kebingungan dengan ulah Bambang Salihin ini. Tapi dia tak enak hati mendesak. Kandi diam saja dan mengikuti mau di bawa kemana oleh pria setengah tua ini. Bambang Salihin minta Kandi ikut mobilnya. Kandi lalu memanggil Onai, agar mengikuti mobil sang Dirut ini. “Kita ke Banjarmasin!” itulah ucapan singkat Kandi, lalu masuk ke mobil mewah milik Bambang Salihin ini. Sepanjang jalan Bambang Salihin kembali bertanya jati diri Kandi. sejak kecil kemana saja Kandi bersama orang tua angkatnya dan apa sekarang kegiatan Kandi. Kandi yang beranggapan

    Last Updated : 2023-08-16

Latest chapter

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 477: Cemburu Tanda Cinta

    Bannon hanya menunduk, gayanya tak ubahnya seorang anak TK yang bersiap kena marah bu gurunya. ‘Si guru’ ini antara gemas, marah dan kesal campur aduk. Syahila menghela nafas panjang, andai saja lengan kirinya tak di pasangi infus, sejak tadi dia ingin menabok wajah suaminya menumpahkan kekesalan hatinya. Tapi saat melihat kelakuan suaminya ini, hati siapa yang tak gemas sekaligus ingin tertawa! Dua perawat yang tadi bantu proses persalinan membiarkan kedua suami istri sepadan ini bicara. Tapi mereka sepakat, iri melihat sang suami yang sangat ganteng dan istrinya yang jelita ini dan kini lahirlah seorang junior tampan yang mewarisi keduanya. “Ehemm, cantik banget yaa mami si Banina itu, keibuan lagi dan…sangat dewasa!” cetus Syahila. “I-ya…cakep kayak artis si Celine Evaaa….!” Bannon mengatupkan lagi rahangnya saat mata Syahila yang indah bak bintang kejora melotot. Namun saat melihat sang suami langsung menunduk, mata indah indah ini kembali normal. “Bang, jujur deh, apakah s

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 476: Tak Sengaja di Tolong Angel

    Bannon sudah memensiunkan baju seragam militernya. Dia kini menjadi eksekutif muda, kerjasama dengan perusahaan Abu Magun sepupunya, juga pastinya perusahaan ayahnya.Bannon juga menempati gedung perkantoran Sulaimin Group yang berada di lantai 17, dari 37 lantai gedung mewah ini.Dari berseragam militer, Bannon kini kini sering tampil trendy dengan jas dan dasi.Ritme kehidupan Bannon berjalan baik sampai usia kandungan Syahila sudah memasuki usia 9 bulanan. tapi diam-diam, Bannon tetap jalin komunikasi dengan Angel dan anaknya Banina.Hingga suatu hari usai bertemu sesama pengusaha lainnya, di sebuah kafe yang berada di Plaza Indonesia, Bannon tak sengaja melihat Angel dan Banina.Setelah meminta dua stafnya dan sekretarisnya duluan ke kantor, dengan senyum lebar pria ini mendekati ibu dan anak ini.Hati tak bisa di bohongi, amor cinta sudah begitu mendalam dengan si janda jelita ini.Angel apalagi, tak menyangka bertemu mantan kekasihnya yang makin tampan dan pastinya makin kelihat

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 475: Pingin Nambah Bini, Tapi...?

    Angel tak langsung mengiyakan, dia menatap Bannon. “Bang…bagaimana dengan Syahila, istri Abang itu,” Bannon terdiam.Melihat pria ini terdiam, Angel tersenyum maklum, walupun usianya dengan Bannon hanya terpaut satu tahun lebih muda dari pria ini. Tapi Angel memiliki pikiran dewasa.Kedewasaan ini lah yang membuat Bannon selalu teringat Angel hingga saat ini. Benar-benar mirip mendiang Yurica sifatnya. Juga pengertiannya yang itu yang tak bisa Bannon lupakan hingga kini.Angel seorang wanita dan paham, belum tentu Syahila ikhlas menerima dia sebagai madunya.“I-itu…nanti akan aku bicarakan dengan Syahila..!” agak tergagap juga Bannon bicara.“Bang…aku akan mengiyakan ajakan Abang menikah…syaratnya adalah, pertemukan aku dengan Syahila dan ingat…seandainya Abang menikahiku, karir Abang di militer habis…pikirkanlah lagi. Abang masih muda, masih bisa meraih pangkat bintang di bahu Abang!”Kaget lah Bannon, mempertemukan kedua wanita cantik ini, bagaimana tanggapan Syahila, mana lagi hami

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 474: Angel Tiba-tiba Muncul

    Kakek Langga tersenyum memandang hasil tes DNA, hasilnya adalah 99,9 persen Malik Sulaimin identik.Kini tak ada keraguan lagi dari si kakek ini, kalau Malik adalah memang benar buyutnya, anak dari Aldi Sulaimin dan Selena, ibu dari si bocil ini.Kakek Langga sengaja lakukan itu, untuk menyakinkan hatinya, kalau Malik adalah buyutnya...karena Kakek Langga ingin berikan warisan besar buat Malik.Hasil inipun langsung dia kirim ke Kandi Sulaimin, pria setengah tua ini pun bahagia, sama seperti ayahnya Langga Kasela, Kandi Sulaimin juga plong.Besoknya, Kandi dan Nadia langsung terbang dengan private jet ke Banjarmasin.Hati tak bisa di bohongi rasa sayang pada cucu sendiri sangat besar. Kandi langsung memeluk cucunya ini.Kali ini Malik lagi-lagi menerima dengan baik kakek kandungnya sendiri. Melihat ketampanan kakeknya, ceplosan Malik bikin Nadia melotot sambil tertawa."Kakek ganteng banget, nggak pingin nambah nenek baru buat Malik ya kek!" cerocos Malik, telinganya langsung di jewer

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 473: Kabur ke Banjarmasin

    Bungki ternyata menurun kecerdasan ayahnya, walaupun tak punya uang, tapi akal cerdiknya jalan. Dia jual ponsel mahalnya yang dibelikan Bannon, seharga 15 jutaan.Ponsel berharga hampir 30 juta ini tentu saja langsung di beli pemilik gerai ponsel. Si pemilik gerai tahu ini ponsel premium dan baru 4 bulanan di pakai Bungki.Bungki langsung ke bandara dan tujuannya bukan ke Timur Tengah, tapi ke Kalimantan. Dia ingin ke Banjarmasin. Tempat yang belum pernah ia datangi.Siapa yang di temuinya…?Inilah yang membuat Abu Magun gagal mencarinya, juga aparat kepolisian dan tentara di Jakarta. Sebab di saat bersamaan Bungki sudah berada di Bandara Syamsudinor, Banjarbaru.“Om Bannon pernah bilang kakek buyut dan nenek buyut ada di Banjarmasin,” batin si bocil ini.Dalam hati Bungki, sebenarnya sudah mengakui kalau Abu Magun ayah kandungnya.Saat melihat wajah Abu Magun, Bungki sudah kagum sekali. “Tak heran Umi jatuh cinta dengan Abi….ganteng soalnya!” bibirnya malah senyum sendiri.Tapi pikir

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 472: Bungki Menghilang

    “Bang…tenang dulu, biar nanti aku bujuk pelan-pelan, entah kenapa Bungki eh si Malik jadi mendadak berubah, begitu tahu Abang adalah ayah kandungnya?” Bannon mencegah Abu Magun yang ingin kejar Bungki.Abu Magun terdiam dan mengangguk.Bungki ternyata kabur dari rumah dan tak pulang hingga malam hari, ponselnya pun sengaja tak di aktifkan. Setelah berkali-kali Bannon mencoba mengontaknya.Bannon apalagi Abu Magun bingung juga dengan perubahan si Bungki, kenapa bisa mendadak berubah dan agaknya marah dengan Abu Magun.Marahnya kenapa? Seharusnya dia bahagia akhirnya tahu kalau Abu Magun adalah ayah kandungnya. Dan tak sengaja malah di temukan Bannon, yang ternyata Om nya sendiri.Bannon sampai menelpon guru dan beberapa teman Bungki di sekolah Paket A. Apakah anak itu ada ke sana. Namun semuanya bilang tidak ada.Abu Magun langsung khawatir dengan anak sulungnya ini.“Jangan khawatir Bang, Bungki itu anak yang

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 471: Bungki Menolak Abu Magun

    “Katakan siapa yang membuat Selena sakit?” kali ini Abu Magun melunak dan menunggu.“Abu Jarrah, dialah pelakunya. Dia dendam dengan orang yang bernama Abu Magun, lalu saat dengar ceritaku, dia menembak Selena, tapi kena punggung dan inilah yang bikin Selena sakit parah""Karena aku yang melindungi saat itu. Aku juga terpaksa membuang Malik, karena dia tahu itu anak Abu Magun dan Selena dan ingin membunuhnya..!”Abu Magun terdiam sesaat.“Hmm…ceritamu menolong nyawamu, di mana sekarang si bangsat Abu Jarrah itu bersembunyi.” dengus Abu Magun marah.Dalam hati Abu Magun kaget juga, di pikirnya Abu Jarrah sudah tewas, ketika dulu markas mereka dia serbu bersama Kendra, juga Nancy, Ashi serta Soleh di distrik Al Iqro (baca bab-bab terdahulu).Tanpa ragu Afok Yousef sebutkan persembunyian Abu Jarrah. Tapi Afok Yousef bilang, dia sudah lama tak tahu kabar soal Abu Jarrah setelah insiden itu.Jadi dia tak tahu apakah Abu Jarrah masih hidup, atau malah sudah mati. “Tuan..jadi kamulah yang b

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 470: Bertemu Sersan Afok

    Peringatan itu di ingat betul Abu Magun. “Berarti ni orang benar-benar berbahaya,” pikir Abu Magun, sambil memacu mobil ke alamat yang di sebutkan pria setengah mabuk tadi.Abu Magun membuka penutup kain di jok depannya, ternyata di bawah kain ada sebuah senjata otomatis, yang bisa menembakan 100 peluru.Walaupun lama tak ikut berperang, tapi kemampuan Abu Magun tetap terjaga, dia malah sangat antusias menghadapi musuhnya kali ini.Tempat ini berada di pinggiran kota Al Balla. Daerah ini terlihat ramai, namun Abu Magun sudah melihat ada beberapa mata tajam menatap mobilnya.Di balik kacamata hitamnya, Abu Magun bisa melihat pandangan curiga pada dirinya. Tapi tanpa takut dia terus maju.Di sebuah tikungan, Abu Magun tersenyum sendiri, di depannya sudah berjejer 10 orang sekaligus dengan senjata terkokang.Abu Magun tak ada ketakutan sama sekali, dia keluar dari mobilnya dan menghadap ke 10 orang ini.“Stop, siapa kamu?” bentak pemimpin komplotan ini.“Maaf, aku tak ingin bermusuhan de

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 469: Memburu Yousef Rauf

    Iman makan dengan sangat lahap, benar-benar lapar sekali si bocil ini. Tanpa malu-malu dia sampai minta tambah hingga 2X ke pemilik kafe.Si pemilik kafe ini sempat ragu, apakah si bocil ini bsa membayar makanannya tersebut.Tapi keraguan itu terjawab, setelah Abu Magun taruh uang di atas meja. “Ambil ini, sisanya buat kamu!” si pemilik kafe langsung mengangguk hormat, lalu buru-buru ambilkan pesanan Iman.Abu Magun membiarkan saja bahkan meminta Iman jangan sungkan nambah dan ambil lauk yang mana dia suka.Saking kenyangnya, Iman pun bersendawa lumayan nyaring, hingga Abu Magun senyum sendiri melihat kelakuan spontan anak ini.“Makasih Tuan, enak sekali, baru kali ini Iman makan sekenyang ini!” Iman sampai mengelus-ngelus perut kurusnya yang terlihat membuncit.“Bagus…sekarang aku mau tanya, benarkah kamu dan Bungki itu bersaudara angkat?” Abu Magun agaknya langsung saja ke topik, dia malas bertele-tele.“Betu sekali tuan, Bungki waktu itu nangis di tengah pasar kelaparan, lalu aku d

DMCA.com Protection Status