Home / Urban / Aku Sang Pria Pemuas / Bab 138: Datangi Kampung Masa Kecil

Share

Bab 138: Datangi Kampung Masa Kecil

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2023-08-10 11:13:43

“Sini Bik, biar aku yang bawa, keliatannya berat ini!”

“Ehh jangan nanti pakaian kamu kotor, kamu siapa, kenapa bisa ke sini dan kenal denganku?” Bik Asma tentu saja pangling, ada orang kota tampan dengan mobil mewah nangkring di halaman rumahnya, justru kenal dengannya.

Kandi tersenyum dan saat itulah Bik Asma mulai rasa-rasa kenal. “Kamu…rasa-rasa kenal, tapi di mana yaa?”

“Masa Bik Asma lupa dengan kemenakan sendiri, aku Kandi bik!”

“Hahhhh…Kandi…ahh bohong, si Kandi mah hitam dekil, kurus…masa bisa berubah seperti kamu, tinggi gede ‘bungassss’ lagi. Jangan bercanda ahhh!” cetus Bik Asma tak percaya (Bungas artinya tampan atau cantik).

Kandi membuka ponselnya, lalu dia memperlihatkan foto masa kecilnya bersama ibu angkatnya Mak Rojiah, yang dia retro dan simpan di ponselnya.

“Nah ini siapa…?”

“Ka Rojiah dan Kandi..!” sahut Bik Asma.

“Darimana aku dapat foto ini, kalau bukan akulah si Kandi, yang dulu hitam dan dekil serta kurus?”

“Ja-jadi…ini kamu Kandi, ya Allahhhhh….!” Bik Asma s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nurlela Aritonang
panjang banget perjalanan Kendi ,tapi sukurlah dia tidak lupa saat dia di usir dan rumahnya dijual karena dia hanya anak angkat ,masih ada yg berbaik hati yaitu adik ibu angkatnya , sekarang Kendi membantu bibik nya itu sukurlah.
goodnovel comment avatar
Qurotul Ayunina
kok cuma satu satu sih gk sabar kandi ktemu bpaknya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 139: Pesan Rahasia Paman Jardo..!

    Jardo masih menatap tak percaya ‘keponakannya’ yang dulu sering dia marahi ini, Kandi sengaja mengajak pamannya ke rumah dinasnya, dan dia pun menceritakan jati dirinya.Awalnya Jardo menolak, namun saat Kandi memperkenalkan dirinya, terbelalaklah mata Jardo.Tak menyangka sang ‘keponakan’ yang sering dia jewer, menjelma menjadi seorang pemuda tinggi besar, tampan dan seorang dokter.Kandi malah berbalik iba melihat penampilan Jardo yang usianya baru 52 tahunan! Tapi penampilannya bak usia 65 tahunan lebih. Badannya sangat kurus, hingga Kandi pun hampir saja pangling, dulu pamannya agak gemuk berisi dan berkulit putih.Bahkan wajah Jardo lumayan tampan, hingga sempat di juluki ‘baungnya’ Desa Ukani (Baung, bahasa daerah di sana, yang artinya Playboy).Hoby mabuknya bikin tubuh Jardo jauh lebih tua dari usia sebenarnya. Bahkan sesekali Jardo batuk-batuk, hingga Kandi jadi khawatir. Jangan-jangan pamannya ini kena TBC, karena setiap batuk langsung memegang dada, seperti nyeri.“Paman, b

    Last Updated : 2023-08-10
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 140: Bidan Cate yang Ceria

    “Kemana saja kamu lama sekali cutinya, harusnya kan hanya seminggu, tapi ini sudah lewat 3 hari,” tegur Kandi pada Bidan Cate. Ketika mereka berbicang santai, setelah pagi hingga jam 1 siang sibuk layani pasein.“Maaf pa dokter, saya harus ngurus harta gono-gini. Soalnya rumah yang pernah kami tempati di Samarinda itu sebagian hasil jerih payahku. Enak saja si mantan suami mau kuasai!” Bidan Cate blak-blakan menceritakan soal perceraian, yang dia alami dengan mantan suaminya.Bidan Cate bilang, mereka berumah tangga hampir 5 tahun, namun terpaksa bercerai, setelah suaminya ketahuan…gay.Kandi sampai hampir keselek gorengan saat tahu ‘musibah’ yang dialami Bidan Cate.“Aku jadi ingat kasus yang heboh baru-baru ini. Seorang selebgram memiliki suami yang suka sesama jenis…eh ternyata kamu juga alami!” ceplos Kandi tertawa kecil.Bidan Cate bukannya marah, dia ikutan tertawa dan bilang ini murni kesalahannya. Karena hanya lihat ganteng dan sudah mapan, karena kerja sebagai ASN. Tapi tak t

    Last Updated : 2023-08-11
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 141: Nyoba Jamu Perawan

    Kandi hanya bisa terdiam, saat bidan Cate melepas kerudungnya, hingga rambut panjangnya yang ternyata di semir agak pirang dan berbau harum sampo tergerai.Lalu Cate juga melepas baju luarnya, dengan hanya CD dan beha doang dengan cueknya mengambil handuk. Kemudian cuci muka dan gosok gigi ke toilet, kebiasaan sebelum tidur yang biasa Cate lakukan.Tubuh Cate ternyata putih bersih, bak warga keturunan. Karena Cate memang ada darah warga asli Kalimantan. Ditambah sehari-hari dia juga berpakaian tertutup.Kandi juga baru nyadar, mereka memang tak bawa pakaian ganti. Karena tak ada rencana nginap di kota kabupaten Muara Hitam ini.Begitu Cate selesai, Kandi melakukan hal yang sama, untungnya ada dua sikat gigi baru dan pasta gigi, juga sabun yang sengaja di sediakan pihak hotel.Kamar bertarif 500 ribu satu malam ini lumayan luas, juga bersih dan harum. Serta di lengkapi AC, TV dan ada mini barnya.Sehingga barang belanjan Cate yang banyak tadi di bantu roomboy mengangkatnya, tidak bikin

    Last Updated : 2023-08-11
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 142: Langga Curiga dengan Kandi

    Di sebuah kantor mewah yang berada di Jakarta…!“Mohon maaf pa Langga…kenapa bapak begitu ngotot ingin bertemu Kandi?” Ryana menatap pria yang sempat dia kagumi, dan kini tetap tampan di usia hampir 50 tahunan.Ryana hari ini menghadap Langga di ruang kerjanya yang mewah. Setelah mereka gagal bertemu Kandi, padahal sudah 2X ke rumah pemuda itu yang terkunci rapat. Tanda tak ada orang di rumah tersebut.Langga menatap Ryana, lalu menghela nafas panjang. “Maaf Ryana, aku tak bisa menceritakan pada kamu…ini soal pribadi!”Ryana terdiam dan tentunya tak berani bawel bertanya.“Hmm…jangan-jangan si Kandi anaknya pa Langga, astaga iya aku baru ingat, Kandi kan mencari suami kedua ibunya, apakah pa Langga ini orangnya, suami kedua ibu Nelly Agustin?” batin Ryana, seakan baru ngeh.Tapi tentu saja Ryana tak berani lancang bertanya, apalagi kini dia diminta bos besarnya ini kembali kerja ke ruangannya.Langga setiap 2 minggu sekali berkantor di Jakarta dan 2 minggu berkantor di Banjarmasin. Sa

    Last Updated : 2023-08-11
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 143: Kampung Aneh, Warganya Takut Orang Asing

    Bukan perjalanan yang mudah bagi Kandi, selain berupa hutan karet, jalan yang ia lewati juga hutan-hutan perawan dan hanya ada jalan setapak.Bahkan ada bekas pertambangan batubara yang menyisakan lubang-lubang yang dalam, tanpa pernah di reklamasi (reboisasi).Kandi sampai berhenti dan memfoto lubang-lubang besar ini.“Potret negeriku…kaya raya, tapi alam hancur, sisakan lubang besar. Yang kaya raya para cukong, warga di sini tetap miskin dan tinggal terpencil…penguasa yang serakah, memberi izin beginian!” batin Kandi geleng-geleng kepala.Kandi melanjutkan perjalanannya, sudah hampir 2,5 jam Kandi memasuki hutan ini, tapi Kampung Enyah yang ingin di tuju belum juga sampai.Kandi terus memacu motor dengan hati-hati, karena tempat yang ia tuju sesuai peta masih jauh. Andai saja jalanan mulus, sebetulnya dekat, tapi ini hutan dengan jalan setapak yang kadang berlumpur, kadang bebatuan cadas.Sehingga Kandi tak bisa memacu motor trailnya dengan kecepatan penuh, harus hati-hati dan waspa

    Last Updated : 2023-08-12
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 144: Bakar Rumah Dukun Emas

    Yang membuat Kandi terbelalak, selain terlihat beberapa orang sedang asek menghitung uang, yang agaknya setoran dari warga desa.Juga terlihat beberapa orang aseek mengeloni tiga orang wanita, yang pakaiannya hampir tak utuh lagi, nyaris terbuka semuanya.Wajah wanita-wanita itu agaknya warga desa itu juga, karena postur wajahnya itu khas. Kandi hapal sekali! Kandi lama di Kalimantan ini, sampai usia 13 tahun lalu merantau ke Surabaya, Bagoya hingga ke Jakarta.Mereka agaknya tengah berpesta ria, memanfaatkan keluguan warga kampung di Kampung Enyah ini.“Siapa kamu sebenarnya?” Kandi menatap pemuda ini, awalnya dia pikir pemuda ini polisi yang menyamar.“Aku Pahali, mahasiswa yang kebetulan pulang kampung dan mendengar aktivitas tak lazim di sini. Aku lalu nekat masuk ke kampung ini dan mengintai aktivitas mereka tersebut. Agaknya mereka itu komplotan penipu yang ngaku-ngaku dukun dan bisa rubah tanah liat jadi emas,” bongkar Pahali, hingga Kandi terdiam, nekat juga ni orang pikir Kan

    Last Updated : 2023-08-12
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 145: Kupai Cs Ternyata Musuh Jardo dan Batu Itu Ternyata..?

    Kandi mengejap-ngejapkan matanya, saat di bangunkan dengan paksa dan tangannya di tarik agar berdiri. Benar-benar tak pernah mengira kalau dia akan di tangkap komplotan ini.Kandi membiarkan dirinya di bawa ke dekat bangunan yang sudah hangus jadi arang tersebut. Kandi hampir tertawa dalam hati, melihat gundukan tanah yang dikatakan bakal jadi emas kini ikutan terbakar.Setelah sukmanya agak tenang dan dia di suruh duduk di halaman bangunan ini, Kandi lalu menatap wajah ke 7 orang ini, terlihat 3 wanita yang dikatakan Pahali selama ini jadi budak ke 7 nya pucat, agaknya pengaruh hipnotis mulai hilang, hingga mereka terlihat ketakutan.“Jangan menuduh sembarangan, aku malah tak tahu apa-apa isi rumah kalian ini, kenapa menuduh aku membakar rumah kalian, lalu buat apa?” kata Kandi dalam bahasa daerah dengan tenang.Kagetlah Kupai mendengar Kandi malah bisa bahasa daerah sini.“Dia bohong, kemarin dia menolong seorang yang kami kejar, karena memfoto-foto rumah kita ini,” bantah anak buah

    Last Updated : 2023-08-12
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 146: Bertaruh Nyawa Demi Sebutir Intan

    Kandi tetap bersikap tenang, walaupun kini dia bersiap-siap juga, karena nyawanya kini benar-benar dalam bahaya. Salah ucap, maka mandau tajam dan panjang itu akan mampir ke tubuhnya.Kupas ternyata sangat cerdik, dia mulai curiga. “Tak mungkin anak muda kebetulan nekat ke sini…pasti batu itu tersembunyi dan dia tahu tempatnya,” batin Kupai.“Sekarang kamu tunjukan di mana batu itu disembunyikan si Jardo! Asal kamu tahu Kandi, Jardo itu musuh bebuyutanku di dalam judi, kami kalah dan menang seimbang!” sentak Kupai.“Tenang dulu Bang Kupai, kalau aku tahu tempatnya. Ngapain aku sampai rela jauh-jauh ke sini, pastinya akan aku cari sendiri bukan? Apalagi batu itu berharga mahal.” Kandi masih coba bernegoisasi.“Benar juga Bang Kupai, mending Abang gunakan kemampuan Abang untuk deteksi di mana batu itu berada kini!” sela salah satu anak buahnya kini mulai terpengaruh ucapan Kadin.Kandi mulai lega, kini ucapannya yang ‘beracun’ mulai pengaruhi anak buah Kupai, Kandi perhatikan Kupai sepe

    Last Updated : 2023-08-13

Latest chapter

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 477: Cemburu Tanda Cinta

    Bannon hanya menunduk, gayanya tak ubahnya seorang anak TK yang bersiap kena marah bu gurunya. ‘Si guru’ ini antara gemas, marah dan kesal campur aduk. Syahila menghela nafas panjang, andai saja lengan kirinya tak di pasangi infus, sejak tadi dia ingin menabok wajah suaminya menumpahkan kekesalan hatinya. Tapi saat melihat kelakuan suaminya ini, hati siapa yang tak gemas sekaligus ingin tertawa! Dua perawat yang tadi bantu proses persalinan membiarkan kedua suami istri sepadan ini bicara. Tapi mereka sepakat, iri melihat sang suami yang sangat ganteng dan istrinya yang jelita ini dan kini lahirlah seorang junior tampan yang mewarisi keduanya. “Ehemm, cantik banget yaa mami si Banina itu, keibuan lagi dan…sangat dewasa!” cetus Syahila. “I-ya…cakep kayak artis si Celine Evaaa….!” Bannon mengatupkan lagi rahangnya saat mata Syahila yang indah bak bintang kejora melotot. Namun saat melihat sang suami langsung menunduk, mata indah indah ini kembali normal. “Bang, jujur deh, apakah s

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 476: Tak Sengaja di Tolong Angel

    Bannon sudah memensiunkan baju seragam militernya. Dia kini menjadi eksekutif muda, kerjasama dengan perusahaan Abu Magun sepupunya, juga pastinya perusahaan ayahnya.Bannon juga menempati gedung perkantoran Sulaimin Group yang berada di lantai 17, dari 37 lantai gedung mewah ini.Dari berseragam militer, Bannon kini kini sering tampil trendy dengan jas dan dasi.Ritme kehidupan Bannon berjalan baik sampai usia kandungan Syahila sudah memasuki usia 9 bulanan. tapi diam-diam, Bannon tetap jalin komunikasi dengan Angel dan anaknya Banina.Hingga suatu hari usai bertemu sesama pengusaha lainnya, di sebuah kafe yang berada di Plaza Indonesia, Bannon tak sengaja melihat Angel dan Banina.Setelah meminta dua stafnya dan sekretarisnya duluan ke kantor, dengan senyum lebar pria ini mendekati ibu dan anak ini.Hati tak bisa di bohongi, amor cinta sudah begitu mendalam dengan si janda jelita ini.Angel apalagi, tak menyangka bertemu mantan kekasihnya yang makin tampan dan pastinya makin kelihat

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 475: Pingin Nambah Bini, Tapi...?

    Angel tak langsung mengiyakan, dia menatap Bannon. “Bang…bagaimana dengan Syahila, istri Abang itu,” Bannon terdiam.Melihat pria ini terdiam, Angel tersenyum maklum, walupun usianya dengan Bannon hanya terpaut satu tahun lebih muda dari pria ini. Tapi Angel memiliki pikiran dewasa.Kedewasaan ini lah yang membuat Bannon selalu teringat Angel hingga saat ini. Benar-benar mirip mendiang Yurica sifatnya. Juga pengertiannya yang itu yang tak bisa Bannon lupakan hingga kini.Angel seorang wanita dan paham, belum tentu Syahila ikhlas menerima dia sebagai madunya.“I-itu…nanti akan aku bicarakan dengan Syahila..!” agak tergagap juga Bannon bicara.“Bang…aku akan mengiyakan ajakan Abang menikah…syaratnya adalah, pertemukan aku dengan Syahila dan ingat…seandainya Abang menikahiku, karir Abang di militer habis…pikirkanlah lagi. Abang masih muda, masih bisa meraih pangkat bintang di bahu Abang!”Kaget lah Bannon, mempertemukan kedua wanita cantik ini, bagaimana tanggapan Syahila, mana lagi hami

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 474: Angel Tiba-tiba Muncul

    Kakek Langga tersenyum memandang hasil tes DNA, hasilnya adalah 99,9 persen Malik Sulaimin identik.Kini tak ada keraguan lagi dari si kakek ini, kalau Malik adalah memang benar buyutnya, anak dari Aldi Sulaimin dan Selena, ibu dari si bocil ini.Kakek Langga sengaja lakukan itu, untuk menyakinkan hatinya, kalau Malik adalah buyutnya...karena Kakek Langga ingin berikan warisan besar buat Malik.Hasil inipun langsung dia kirim ke Kandi Sulaimin, pria setengah tua ini pun bahagia, sama seperti ayahnya Langga Kasela, Kandi Sulaimin juga plong.Besoknya, Kandi dan Nadia langsung terbang dengan private jet ke Banjarmasin.Hati tak bisa di bohongi rasa sayang pada cucu sendiri sangat besar. Kandi langsung memeluk cucunya ini.Kali ini Malik lagi-lagi menerima dengan baik kakek kandungnya sendiri. Melihat ketampanan kakeknya, ceplosan Malik bikin Nadia melotot sambil tertawa."Kakek ganteng banget, nggak pingin nambah nenek baru buat Malik ya kek!" cerocos Malik, telinganya langsung di jewer

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 473: Kabur ke Banjarmasin

    Bungki ternyata menurun kecerdasan ayahnya, walaupun tak punya uang, tapi akal cerdiknya jalan. Dia jual ponsel mahalnya yang dibelikan Bannon, seharga 15 jutaan.Ponsel berharga hampir 30 juta ini tentu saja langsung di beli pemilik gerai ponsel. Si pemilik gerai tahu ini ponsel premium dan baru 4 bulanan di pakai Bungki.Bungki langsung ke bandara dan tujuannya bukan ke Timur Tengah, tapi ke Kalimantan. Dia ingin ke Banjarmasin. Tempat yang belum pernah ia datangi.Siapa yang di temuinya…?Inilah yang membuat Abu Magun gagal mencarinya, juga aparat kepolisian dan tentara di Jakarta. Sebab di saat bersamaan Bungki sudah berada di Bandara Syamsudinor, Banjarbaru.“Om Bannon pernah bilang kakek buyut dan nenek buyut ada di Banjarmasin,” batin si bocil ini.Dalam hati Bungki, sebenarnya sudah mengakui kalau Abu Magun ayah kandungnya.Saat melihat wajah Abu Magun, Bungki sudah kagum sekali. “Tak heran Umi jatuh cinta dengan Abi….ganteng soalnya!” bibirnya malah senyum sendiri.Tapi pikir

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 472: Bungki Menghilang

    “Bang…tenang dulu, biar nanti aku bujuk pelan-pelan, entah kenapa Bungki eh si Malik jadi mendadak berubah, begitu tahu Abang adalah ayah kandungnya?” Bannon mencegah Abu Magun yang ingin kejar Bungki.Abu Magun terdiam dan mengangguk.Bungki ternyata kabur dari rumah dan tak pulang hingga malam hari, ponselnya pun sengaja tak di aktifkan. Setelah berkali-kali Bannon mencoba mengontaknya.Bannon apalagi Abu Magun bingung juga dengan perubahan si Bungki, kenapa bisa mendadak berubah dan agaknya marah dengan Abu Magun.Marahnya kenapa? Seharusnya dia bahagia akhirnya tahu kalau Abu Magun adalah ayah kandungnya. Dan tak sengaja malah di temukan Bannon, yang ternyata Om nya sendiri.Bannon sampai menelpon guru dan beberapa teman Bungki di sekolah Paket A. Apakah anak itu ada ke sana. Namun semuanya bilang tidak ada.Abu Magun langsung khawatir dengan anak sulungnya ini.“Jangan khawatir Bang, Bungki itu anak yang

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 471: Bungki Menolak Abu Magun

    “Katakan siapa yang membuat Selena sakit?” kali ini Abu Magun melunak dan menunggu.“Abu Jarrah, dialah pelakunya. Dia dendam dengan orang yang bernama Abu Magun, lalu saat dengar ceritaku, dia menembak Selena, tapi kena punggung dan inilah yang bikin Selena sakit parah""Karena aku yang melindungi saat itu. Aku juga terpaksa membuang Malik, karena dia tahu itu anak Abu Magun dan Selena dan ingin membunuhnya..!”Abu Magun terdiam sesaat.“Hmm…ceritamu menolong nyawamu, di mana sekarang si bangsat Abu Jarrah itu bersembunyi.” dengus Abu Magun marah.Dalam hati Abu Magun kaget juga, di pikirnya Abu Jarrah sudah tewas, ketika dulu markas mereka dia serbu bersama Kendra, juga Nancy, Ashi serta Soleh di distrik Al Iqro (baca bab-bab terdahulu).Tanpa ragu Afok Yousef sebutkan persembunyian Abu Jarrah. Tapi Afok Yousef bilang, dia sudah lama tak tahu kabar soal Abu Jarrah setelah insiden itu.Jadi dia tak tahu apakah Abu Jarrah masih hidup, atau malah sudah mati. “Tuan..jadi kamulah yang b

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 470: Bertemu Sersan Afok

    Peringatan itu di ingat betul Abu Magun. “Berarti ni orang benar-benar berbahaya,” pikir Abu Magun, sambil memacu mobil ke alamat yang di sebutkan pria setengah mabuk tadi.Abu Magun membuka penutup kain di jok depannya, ternyata di bawah kain ada sebuah senjata otomatis, yang bisa menembakan 100 peluru.Walaupun lama tak ikut berperang, tapi kemampuan Abu Magun tetap terjaga, dia malah sangat antusias menghadapi musuhnya kali ini.Tempat ini berada di pinggiran kota Al Balla. Daerah ini terlihat ramai, namun Abu Magun sudah melihat ada beberapa mata tajam menatap mobilnya.Di balik kacamata hitamnya, Abu Magun bisa melihat pandangan curiga pada dirinya. Tapi tanpa takut dia terus maju.Di sebuah tikungan, Abu Magun tersenyum sendiri, di depannya sudah berjejer 10 orang sekaligus dengan senjata terkokang.Abu Magun tak ada ketakutan sama sekali, dia keluar dari mobilnya dan menghadap ke 10 orang ini.“Stop, siapa kamu?” bentak pemimpin komplotan ini.“Maaf, aku tak ingin bermusuhan de

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 469: Memburu Yousef Rauf

    Iman makan dengan sangat lahap, benar-benar lapar sekali si bocil ini. Tanpa malu-malu dia sampai minta tambah hingga 2X ke pemilik kafe.Si pemilik kafe ini sempat ragu, apakah si bocil ini bsa membayar makanannya tersebut.Tapi keraguan itu terjawab, setelah Abu Magun taruh uang di atas meja. “Ambil ini, sisanya buat kamu!” si pemilik kafe langsung mengangguk hormat, lalu buru-buru ambilkan pesanan Iman.Abu Magun membiarkan saja bahkan meminta Iman jangan sungkan nambah dan ambil lauk yang mana dia suka.Saking kenyangnya, Iman pun bersendawa lumayan nyaring, hingga Abu Magun senyum sendiri melihat kelakuan spontan anak ini.“Makasih Tuan, enak sekali, baru kali ini Iman makan sekenyang ini!” Iman sampai mengelus-ngelus perut kurusnya yang terlihat membuncit.“Bagus…sekarang aku mau tanya, benarkah kamu dan Bungki itu bersaudara angkat?” Abu Magun agaknya langsung saja ke topik, dia malas bertele-tele.“Betu sekali tuan, Bungki waktu itu nangis di tengah pasar kelaparan, lalu aku d

DMCA.com Protection Status