Beranda / Urban / Aku Sang Pria Pemuas / Bab 112: Mulai Berani Menaksir Teman Sekolah

Share

Bab 112: Mulai Berani Menaksir Teman Sekolah

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-01 18:27:23

Begitu jam istirahat pukul 10.15, semua siswa SMUN 4 Bagoya menatap heran dan takjub, saat Kandi masuk ke sekolah ini dan memarkir motor mehongnya ini.

“Woww…dapat jackpot ya bro, bagus banget motor ente!” Joni dan Bona dua teman akrabnya langsung memegang motor Kandi.

“Iya…dapat jackpot!” sahut Kandi kalem, sambil melepas helm-nya. Lucunya saat keduanya mencoba menaiki motor besar ini bergantian, kaki kedua sahabatnya ini harus jinjit. Karena tingginya motor!

Joni hanya bertinggi badan 165 centimeteran. Sedangkan Bona lebih pendek lagi, hanya 158 centimeteran.

Kandi hanya senyum saja dengan ulah kedua sahabatnya ini. “Mau nyoba ngga?” tawar Kandi sambil menyerahkan kuncinya.

Inilah sifat yang di sukai kedua sahabatnya ini, Kandi terkenal tak pernah pelit, apapun itu. Termasuk ringan hati memberikan soal jawaban kala sedang ulangan (ujian).

“Nanti saja bro, takut aku, lihat kakiku jinjit, mana masih baru lagi…kalau jatuh dan penyok, nggak cukup uang jajanku memperbaikinya!” sahut Jo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Narno
bagus cuma harus beli koin ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 113: Pahitnya Cinta Pertama

    Hadi Baramuli dan Tante Tuti menatap Kandi yang kini ngapeli Irwina di malam minggu. Kandi langsung berdiri lalu mengangguk hormat, kedua pasangan suami istri berlalu dan langsung masuk ke mobil mewahnya.“Papa dan Mama kamu kemana Win?” tanya Kandi berbasa-basi.“Katanya ada undangan makan malam dari Om Langga Kasela!”“Oh yaa…Om Langga yang ngasih aku motor itu berarti yaa..?” ceplos Kandi kaget.“Bisa jadi…soalnya kata Papa, Om Langga itu pengusaha asal Banjarmasin, yang rencananya akan jalin kerjasama dengan perusahaan papa, atau lebih tepatnya papa sedang menawarkan kerjasama dengan perusahaan Om Langga!”Kandi hanya mengangguk. Irwina lalu menawarkan Kandi mau minum apa. Keduanya malam ini hanya di rumah saja. Apalagi cuaca mendung dan mulai gerimis, sehingga tak mungkin jalan-jalan di malam minggu dengan cuaca begini. Naik motor pula.Karena ini pertama kalinya Kandi mengapeli Irwina, keduanya awalnya kaku bicara, tapi lama-lama mulai mencair. Bagi orang yang sedang berbahagia,

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 114: Ditaksir Tante Cantik

    “Kandi…Kandi..!” remaja yang memarkir motor sportnya ini kaget melihat Bona dan Dewi datang menyusulnya ke parkiran, keduanya sebelumnya duluan sampai di sekolah. “Ada apa…?” Kandi menatap keduanya keheranan. “Irwina…!” sahut Bona, sambil menatap Dewi, seakan minta gadis mungil ini yang cerita. “Irwina pindah sekolah Kandi, mulai hari ini…!” Kandi langsung terdiam sambil menatap Dewi, si mungil ini kembali menganggukan kepala, tanda apa yang tadi barusan dia ucapkan benar adanya. “Kenapa…harus pindah..!” gumam Kandi tanpa sadar. “Katanya…ayahnya yang minta…setelah ketemu kamu di sebuah bengkel.” Dewi selanjutnya menceritakan Hadi Barmuli ayah Irwina marah karena Kandi hanya seorang anak montir…dan tak setara dengan keluarga mereka. Intinya Kandi tak boleh memacari anaknya, karena status mereka yang beda! “Sabar ya bro…kalau jodoh kelak tak akan kemana…ayo kita masuk kelas lagi, lonceng sudah bunyi!” ajak Bona, sambil menepuk bahu Kandi. Ketiganya kini jalan beriringan ke kelas 1

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 115: Akhirnya Ikuti Jejak Ayah Kandung…!

    Tante Ola menatap sumringah remaja tampan yang datang dengan pakaian sederhana, hanya kenakan jeans dan kaos, dilapisi him lengan pendek, khas remaja.“Kirain nggak jadi datang…sini dongg…peluk tante sayang..!” Tante Ola langsung memeluk tubuh jangkung Kandi, sampai harus ber-jinjit kakinya saat mengecup bibir Kandi, karena tinggi Tante Ola hanya 165 centimeteran.“Tunggu tante…!” Kandi sedikit mendorong tubuh wanita gemoy ini.“Kenapa sayang…tante udah basah nihhh…!” desah Tante Ola. Sambil menarik tangan Kandi dan membimbingnya ke hutannya yang lebat.“Mana uang yang tante janjikan…!” sahut Kandi kalem.“Ha-ha…ga percaya amirr sihh…!” tante Ola lalu melepaskan pelukan dan mengambil uang di tasnya yang berharga mahal dan…melemparnya ke atas meja dua bebat uang warna biru, 10 juta rupiah.Kandi tersenyum sinis…dia bukanlah remaja bodoh…karena hari ini dia jadi gigolo buat Tante Ola!Kandi tak sadar, dia benar-benar mengulang apa yang dilakukan ayah kandungnya dulu, yakni jadi pria pem

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 116: Pindah ke Jakarta

    “Jakarta…?” Kandi menatap si ngondek ini yang mengajaknya pindah ke sana.“Iya nekk…di sini kota kecil Kandi, tarif kamu itu kemehongan, Linda ajee nggak sanggup boking kamu tiap minggu…walaupun dia bilang kangen banget ama pelayanan yee!” Arthur menatap body Kandi yang bikin dirinyapun ikut leleran. Namun Kandi sudah menegaskan, berapapun dibayar, dia tak bakal mau melayani gay.Arthur juga bilang, di Jakarta Kandi bisa sekalian kuliah di kedokteran dan bebas milih kampus.“Eike banyak teman di sana, kamu tenang saja. Eike jamin ye bakalan kelimpungan terima order kakap. Wajah ye itu lebih tampan dari artis Rezky Aditya, tubuh ye juga woww…oh ya, sekalian eike mau daftarkan ye di lomba susu formula kebugaran…mau yaa?”Kandi diam sejenak, memang harus ia akui, dengan tarifnya yang ‘selangit’ itu, hanya Linda dan Tante Ola yang sanggup, yang lain rata-rata nawar maunya 10 jutaan atau malah hanya 5 jutaan, dan Kandi langsung menolak mentah-mentah. Akhirnya, di saat kawan-kawannya pesta

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 117: Biaya Kuliah Tinggi…Akhirnya?

    Kandi duduk termenung, dia baru saja membayar semua biaya awal masuk fakultas kedokteran, 125 juta uang pangkal dan 75 juta untuk UKT awal, plus 25 juta biaya buku-buku.Terkuras habislah tabungannya, uang hasil lomba kebugaran dan endorse habis untuk biaya masuk kedokteran.“Hmm…pantes berobat ke dokter itu mahal…ternyata baru masuk jadi mahasiwa saja sudah begini biayanya,” keluh Kandi. Tapi sudah terlanjur, dia tak mungkin mundur di tengah jalan.Bingunglah Kandi, sebentar lagi bayaran kostnya…! Kemana harus cari duit?Saat itulah ponsel-nya berdering, ternyata dari Mami Aci. “Kandi kamu ke sini ya sekarang, Mami tunggu, ada job besar buat kamu…!” Mami Aci tanpa basa-basi minta anak asuhnya segera datang ke kantor PH nya.Kandi kini menatap uang 5 juta di depannya. “Kamu di sukai seorang istri penjabat penting di negeri ini, dia berani bayar kamu 25 juta shortime…nih depe 5 juta…apakah kamu bersedia dan kamu akan terima bersih…15 juta?” Mami Aci menatapnya.Kagetlah Kandi, besar se

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 118: Cerita Mami Aci Bikin Kaget!

    Sejak saat itulah, Kandi seminggu 3X harus melayani wanita-wanita berbeda, andai tak dia batasi, mungkin dirinya harus tiap hari melayani tante-tante kehausan.Tante-tante yang punya uang tak berseri namun kesepian, lalu mencari pria brondong komersil tampan seperti dirinya.Kandi kini terpaksa rajin minum vitamin dan rutin olahraga, agar fisiknya tetap prima dan tidak letoy. Hingga tubuhnya makin kekar dan berisi.Tapi Kandi tetap mempertahankan tubuhnya agar jangan sampai se-kekar binaraga top Ade Rai.Sehingga pundi-pundi uangnya kini makin bertambah, Kandi pun kini sudah pindah ke apartemen yang sewanya hampir 30 juta/setahun.Bahkan Kandi berani mencicil mobil jenis SUV berharga 350 jutaan dan tiap bulan dia harus bayar angsuran 6 jutaan. Karena Jakarta semakin panas dan sering hujan tiba-tiba, sehingga Kandi akhirnya beli mobil ini.Namun itu tak masalah, karena dengan rata-rata penghasilan dari 3X melayani wanita-wanita yang rata-rata STW alias setengah tua. Kandi dapat penghas

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 119: Vania Anak Tante Risa

    Kandi dan Vania kini masuk ke kelas, dan mereka hampir barengan masuknya dengan dosen yang masih cantik, dokter Ussy.Walaupun sudah berumur 50 tahunan lebih, namun dokter Ussy tetap terlihat cantik dan fashionable. Tentu saja Kandi tak tahu, kalau dosennya ini adalah salah satu bekas kekasih Langga Kasela.Saat jalan-jalan di ruangan kelas, sambil menjelaskan ini dan itu, dokter Ussy terlihat kaget saat menatap wajah Kandi, yang saat ini serius menyimak mata kuliah yang dia berikan, tentang anatomi tubuh manusia.Usai kuliah, dokter Ussy langsung meminta Kandi bertahan, pemuda inipun mengangguk, Vania hanya melihat heran, kenapa Kandi di minta bertahan. Tapi bersama mahasiswa lainnya dia tetap keluar.“Kandi…ibu mau bicara secara pribadi!”“Ya bu dosen, ada apa?’ Kandi mendekati meja dosennya ini. “Pasti si bu dosen ini cantik sekali saat muda, tua saja masih cakep,” batin Kandi memandang kagum si dosen senior, dokter Ussy ini.“Apakah kamu berasal dari Banjarmasin Kandi?”“Nggak bu,

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 120: Lily Belum Move On dari Langga

    Kandi kini sudah berada di depan pintu rumah mewah yang ada di Jakarta Barat, baru kali ini dirinya melayani seorang klien ke rumahnya langsung. Biasanya di hotel atau villa!Awalnya ia ragu, namun Mami Aci bilang, kalau klien kakapnya ini masih singel dan tidak menikah.“Jangan kaget, walaupun usianya 45 tahunan, tapi body nya bak usia 25 tahun, nggak rugi deh kamu…aku saja andai jadi lelaki bakalan leleran liatnya!” Mami Aci menyakinkan anak didik kesayangannya ini.Inilah yang membuat Kandi akhirnya mau menerima klien ini. Biasanya Kandi membatasi usia paling tinggi 40 tahun.“Kalau ketuaan, saya bak bercinta dengan ibu kandung sendiri atau malah nenek sendiri!” alasan Kandi, hingga Mami Aci terbahak mendengarnya.Setelah dua kali memencet bel, ada langkah kaki menuju pintu, ternyata yang membukakan seorang ART.“Ini mas Kandi kan…!” ART itu menatap Kandi dan pemuda ini mengangguk.“Mari mas ganteng, sudah di tunggu tuan putri di kamar pribadinya!” ajak si ART ini dengan senyum man

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04

Bab terbaru

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 477: Cemburu Tanda Cinta

    Bannon hanya menunduk, gayanya tak ubahnya seorang anak TK yang bersiap kena marah bu gurunya. ‘Si guru’ ini antara gemas, marah dan kesal campur aduk. Syahila menghela nafas panjang, andai saja lengan kirinya tak di pasangi infus, sejak tadi dia ingin menabok wajah suaminya menumpahkan kekesalan hatinya. Tapi saat melihat kelakuan suaminya ini, hati siapa yang tak gemas sekaligus ingin tertawa! Dua perawat yang tadi bantu proses persalinan membiarkan kedua suami istri sepadan ini bicara. Tapi mereka sepakat, iri melihat sang suami yang sangat ganteng dan istrinya yang jelita ini dan kini lahirlah seorang junior tampan yang mewarisi keduanya. “Ehemm, cantik banget yaa mami si Banina itu, keibuan lagi dan…sangat dewasa!” cetus Syahila. “I-ya…cakep kayak artis si Celine Evaaa….!” Bannon mengatupkan lagi rahangnya saat mata Syahila yang indah bak bintang kejora melotot. Namun saat melihat sang suami langsung menunduk, mata indah indah ini kembali normal. “Bang, jujur deh, apakah s

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 476: Tak Sengaja di Tolong Angel

    Bannon sudah memensiunkan baju seragam militernya. Dia kini menjadi eksekutif muda, kerjasama dengan perusahaan Abu Magun sepupunya, juga pastinya perusahaan ayahnya.Bannon juga menempati gedung perkantoran Sulaimin Group yang berada di lantai 17, dari 37 lantai gedung mewah ini.Dari berseragam militer, Bannon kini kini sering tampil trendy dengan jas dan dasi.Ritme kehidupan Bannon berjalan baik sampai usia kandungan Syahila sudah memasuki usia 9 bulanan. tapi diam-diam, Bannon tetap jalin komunikasi dengan Angel dan anaknya Banina.Hingga suatu hari usai bertemu sesama pengusaha lainnya, di sebuah kafe yang berada di Plaza Indonesia, Bannon tak sengaja melihat Angel dan Banina.Setelah meminta dua stafnya dan sekretarisnya duluan ke kantor, dengan senyum lebar pria ini mendekati ibu dan anak ini.Hati tak bisa di bohongi, amor cinta sudah begitu mendalam dengan si janda jelita ini.Angel apalagi, tak menyangka bertemu mantan kekasihnya yang makin tampan dan pastinya makin kelihat

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 475: Pingin Nambah Bini, Tapi...?

    Angel tak langsung mengiyakan, dia menatap Bannon. “Bang…bagaimana dengan Syahila, istri Abang itu,” Bannon terdiam.Melihat pria ini terdiam, Angel tersenyum maklum, walupun usianya dengan Bannon hanya terpaut satu tahun lebih muda dari pria ini. Tapi Angel memiliki pikiran dewasa.Kedewasaan ini lah yang membuat Bannon selalu teringat Angel hingga saat ini. Benar-benar mirip mendiang Yurica sifatnya. Juga pengertiannya yang itu yang tak bisa Bannon lupakan hingga kini.Angel seorang wanita dan paham, belum tentu Syahila ikhlas menerima dia sebagai madunya.“I-itu…nanti akan aku bicarakan dengan Syahila..!” agak tergagap juga Bannon bicara.“Bang…aku akan mengiyakan ajakan Abang menikah…syaratnya adalah, pertemukan aku dengan Syahila dan ingat…seandainya Abang menikahiku, karir Abang di militer habis…pikirkanlah lagi. Abang masih muda, masih bisa meraih pangkat bintang di bahu Abang!”Kaget lah Bannon, mempertemukan kedua wanita cantik ini, bagaimana tanggapan Syahila, mana lagi hami

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 474: Angel Tiba-tiba Muncul

    Kakek Langga tersenyum memandang hasil tes DNA, hasilnya adalah 99,9 persen Malik Sulaimin identik.Kini tak ada keraguan lagi dari si kakek ini, kalau Malik adalah memang benar buyutnya, anak dari Aldi Sulaimin dan Selena, ibu dari si bocil ini.Kakek Langga sengaja lakukan itu, untuk menyakinkan hatinya, kalau Malik adalah buyutnya...karena Kakek Langga ingin berikan warisan besar buat Malik.Hasil inipun langsung dia kirim ke Kandi Sulaimin, pria setengah tua ini pun bahagia, sama seperti ayahnya Langga Kasela, Kandi Sulaimin juga plong.Besoknya, Kandi dan Nadia langsung terbang dengan private jet ke Banjarmasin.Hati tak bisa di bohongi rasa sayang pada cucu sendiri sangat besar. Kandi langsung memeluk cucunya ini.Kali ini Malik lagi-lagi menerima dengan baik kakek kandungnya sendiri. Melihat ketampanan kakeknya, ceplosan Malik bikin Nadia melotot sambil tertawa."Kakek ganteng banget, nggak pingin nambah nenek baru buat Malik ya kek!" cerocos Malik, telinganya langsung di jewer

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 473: Kabur ke Banjarmasin

    Bungki ternyata menurun kecerdasan ayahnya, walaupun tak punya uang, tapi akal cerdiknya jalan. Dia jual ponsel mahalnya yang dibelikan Bannon, seharga 15 jutaan.Ponsel berharga hampir 30 juta ini tentu saja langsung di beli pemilik gerai ponsel. Si pemilik gerai tahu ini ponsel premium dan baru 4 bulanan di pakai Bungki.Bungki langsung ke bandara dan tujuannya bukan ke Timur Tengah, tapi ke Kalimantan. Dia ingin ke Banjarmasin. Tempat yang belum pernah ia datangi.Siapa yang di temuinya…?Inilah yang membuat Abu Magun gagal mencarinya, juga aparat kepolisian dan tentara di Jakarta. Sebab di saat bersamaan Bungki sudah berada di Bandara Syamsudinor, Banjarbaru.“Om Bannon pernah bilang kakek buyut dan nenek buyut ada di Banjarmasin,” batin si bocil ini.Dalam hati Bungki, sebenarnya sudah mengakui kalau Abu Magun ayah kandungnya.Saat melihat wajah Abu Magun, Bungki sudah kagum sekali. “Tak heran Umi jatuh cinta dengan Abi….ganteng soalnya!” bibirnya malah senyum sendiri.Tapi pikir

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 472: Bungki Menghilang

    “Bang…tenang dulu, biar nanti aku bujuk pelan-pelan, entah kenapa Bungki eh si Malik jadi mendadak berubah, begitu tahu Abang adalah ayah kandungnya?” Bannon mencegah Abu Magun yang ingin kejar Bungki.Abu Magun terdiam dan mengangguk.Bungki ternyata kabur dari rumah dan tak pulang hingga malam hari, ponselnya pun sengaja tak di aktifkan. Setelah berkali-kali Bannon mencoba mengontaknya.Bannon apalagi Abu Magun bingung juga dengan perubahan si Bungki, kenapa bisa mendadak berubah dan agaknya marah dengan Abu Magun.Marahnya kenapa? Seharusnya dia bahagia akhirnya tahu kalau Abu Magun adalah ayah kandungnya. Dan tak sengaja malah di temukan Bannon, yang ternyata Om nya sendiri.Bannon sampai menelpon guru dan beberapa teman Bungki di sekolah Paket A. Apakah anak itu ada ke sana. Namun semuanya bilang tidak ada.Abu Magun langsung khawatir dengan anak sulungnya ini.“Jangan khawatir Bang, Bungki itu anak yang

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 471: Bungki Menolak Abu Magun

    “Katakan siapa yang membuat Selena sakit?” kali ini Abu Magun melunak dan menunggu.“Abu Jarrah, dialah pelakunya. Dia dendam dengan orang yang bernama Abu Magun, lalu saat dengar ceritaku, dia menembak Selena, tapi kena punggung dan inilah yang bikin Selena sakit parah""Karena aku yang melindungi saat itu. Aku juga terpaksa membuang Malik, karena dia tahu itu anak Abu Magun dan Selena dan ingin membunuhnya..!”Abu Magun terdiam sesaat.“Hmm…ceritamu menolong nyawamu, di mana sekarang si bangsat Abu Jarrah itu bersembunyi.” dengus Abu Magun marah.Dalam hati Abu Magun kaget juga, di pikirnya Abu Jarrah sudah tewas, ketika dulu markas mereka dia serbu bersama Kendra, juga Nancy, Ashi serta Soleh di distrik Al Iqro (baca bab-bab terdahulu).Tanpa ragu Afok Yousef sebutkan persembunyian Abu Jarrah. Tapi Afok Yousef bilang, dia sudah lama tak tahu kabar soal Abu Jarrah setelah insiden itu.Jadi dia tak tahu apakah Abu Jarrah masih hidup, atau malah sudah mati. “Tuan..jadi kamulah yang b

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 470: Bertemu Sersan Afok

    Peringatan itu di ingat betul Abu Magun. “Berarti ni orang benar-benar berbahaya,” pikir Abu Magun, sambil memacu mobil ke alamat yang di sebutkan pria setengah mabuk tadi.Abu Magun membuka penutup kain di jok depannya, ternyata di bawah kain ada sebuah senjata otomatis, yang bisa menembakan 100 peluru.Walaupun lama tak ikut berperang, tapi kemampuan Abu Magun tetap terjaga, dia malah sangat antusias menghadapi musuhnya kali ini.Tempat ini berada di pinggiran kota Al Balla. Daerah ini terlihat ramai, namun Abu Magun sudah melihat ada beberapa mata tajam menatap mobilnya.Di balik kacamata hitamnya, Abu Magun bisa melihat pandangan curiga pada dirinya. Tapi tanpa takut dia terus maju.Di sebuah tikungan, Abu Magun tersenyum sendiri, di depannya sudah berjejer 10 orang sekaligus dengan senjata terkokang.Abu Magun tak ada ketakutan sama sekali, dia keluar dari mobilnya dan menghadap ke 10 orang ini.“Stop, siapa kamu?” bentak pemimpin komplotan ini.“Maaf, aku tak ingin bermusuhan de

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 469: Memburu Yousef Rauf

    Iman makan dengan sangat lahap, benar-benar lapar sekali si bocil ini. Tanpa malu-malu dia sampai minta tambah hingga 2X ke pemilik kafe.Si pemilik kafe ini sempat ragu, apakah si bocil ini bsa membayar makanannya tersebut.Tapi keraguan itu terjawab, setelah Abu Magun taruh uang di atas meja. “Ambil ini, sisanya buat kamu!” si pemilik kafe langsung mengangguk hormat, lalu buru-buru ambilkan pesanan Iman.Abu Magun membiarkan saja bahkan meminta Iman jangan sungkan nambah dan ambil lauk yang mana dia suka.Saking kenyangnya, Iman pun bersendawa lumayan nyaring, hingga Abu Magun senyum sendiri melihat kelakuan spontan anak ini.“Makasih Tuan, enak sekali, baru kali ini Iman makan sekenyang ini!” Iman sampai mengelus-ngelus perut kurusnya yang terlihat membuncit.“Bagus…sekarang aku mau tanya, benarkah kamu dan Bungki itu bersaudara angkat?” Abu Magun agaknya langsung saja ke topik, dia malas bertele-tele.“Betu sekali tuan, Bungki waktu itu nangis di tengah pasar kelaparan, lalu aku d

DMCA.com Protection Status