Beranda / Romansa / Aku Mengalah / jeruji besi

Share

jeruji besi

Penulis: Maey Angel
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-14 16:13:36

Istirahat di rumah dulu, Al?" tanya Mami saat sedang di dalam taksi.

"Langsung saja, Mi! Kita ke rumah mengambil berkas lalu ke pengadilan setelah itu baru ke kantor polisi. Semua harus selesai hari ini juga, Aldo tak ingin nanti berubah pikiran lagi setelah apa yang terjadi," ucap Aldo.

Mami hanya mengangguk dan menginstruksikan sopir taksi agar ke rumah terlebih dahulu sebelum ke pengadilan.

Setelah berkas di ambil, kini Aldo melangkah masuk ke pengadilan. Hawa mencekam saat memasuki ruang pendaftaran membuat Aldo kembali teringat Afi. Apakah dulu ia merasakan hal yang sama dengan apa yang ia rasakan kini saat berada di pengadilan? Sungguh bukan sebuah cita-cita bisa masuk dan bahkan mendaftarkan perceraian yang sangat dibencinya ini.

Tapi ia harus melakukannya, Alin sudah sangat keterlaluan. Semua perbuatannya tidak layak mendapatkan kata maaf lagi.

Setelah mendaftar kini Aldo melangkah pergi menuju kantor polisi. Ia bahkan tak seperti kelelahan di saat sakit begini, membuat Mami b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Mengalah   Abg

    "Kak, sibuk nggak?" tanya Nissa saat memutuskan menelpon kakaknya, Rendra. Nissa ingin menanyakan kabar Haris yang sudah lama tak diketahui keberadaannya dan ingin menanyakan lebih lanjut masalah tes DNA Haris."Kenapa?" tanya Rendra tanpa menjawab pertanyaan Nissa."Aku mau ke kantor, Kakak ada di sana nggak?""Aku lagi di Bogor, sore nanti kemungkinan Kakak pulang. Ada hal penting kah yang harus dibicarakan?""Hm, penting nggak penting sih.""Masalah apa?"Nissa tak menjawab pertanyaan Rendra membuat ia menebak, jika adiknya ini sedang memikirkan sesuatu."Bicara di telpon saja, Kakak dengarkan sambil bekerja," ujar Rendra serius."Nanti saja lah, aku hari ini ambil cuti. Aku ingin menyusul Kakak saja ke Bogor. Boleh?" ucap Nissa lirih."Ngga! Apakah hal sangat penting hingga membuatmu begitu ingin menemui Kakak sekarang? Jarak Surabaya-Bogor jauh. Kakak nggak mau kamu kenapa-napa. Tunggu saja sampai sore, nanti Kakak langsung pulang ke rumah menemuimu." Rendra memang sangat menyaya

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Aku Mengalah   kasmaran

    Nissa tersenyum dan kembali memeluk kakaknya dengan hangat. Rendra bahkan seperti ayah bagi Nissa, kedewasaan dan cara berpikir yang sungguh sangat berwibawa membuat Nissa sangat menyayangi kakaknya ini."Waduh, anak-anak Bunda lagi pada kenapa ini. Pake pelukan segala? Ceritanya sedang akur ya?" ucap Bunda Nilam yang baru saja dari kebun langsung bergegas mencari anak sulungnya setelah mendapati kabar jika ia pulang dengan terburu-buru.Nissa tersenyum pada Bunda dan berpindah memeluk Bundanya."Bunda gimana sih, kita kan selalu akur. Ya nggak, Kak?"Rendra hanya mengangkat kedua bahunya dan memasukan tangannya ke saku kemudian melenggang pergi meninggalkan Nissa dan Bunda.Rendra memang seperti itu, terlihat dingin ketika di luar dan akan hangat ketika orang yang ia sayang membutuhkannya."Bunda dari mana sih? Tadi kita nyariin loh?" tanya Nissa."Masa? Nyariin kok di kamar. Nyari itu ke belakang atau ke dapur. Aneh anak Bunda ini. Ohya, kok tumben kakakmu pulang cepet. Ada apa?" ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Aku Mengalah   Maafkan aku

    Suasana malam yang sunyi, seakan menambah dinginnya hawa di sekitar halaman rumah Rendra. Bunda yang sedang duduk dengan memandangi para kunang-kunang yang beterbangan menambah suasana semakin syahdu.Rendra yang berniat memberitahukan rencananya meminang Afi, memilih mendekati Bundanya dan meminta restu darinya."Bunda kenapa di luar? Nanti kedinginan," ucap Rendra. Ia mendudukan badannya di samping Bunda Nilam."Nggak papa, cuma sebentar ini. Nggak bakalan bikin Bunda sakit, lagian kunang-kunang itu sangat sayang untuk diabaikan. Lihat, cantik kan?" tanya Bunda memperlihatkan kunang-kunang yang menempel di jari telunjuknya."Cantik, sama kaya Bunda," ucap Rendra tersenyum diiringi senyuman balasan dari Bunda Nilam."Bun, ada yang mau Rendra sampaikan," ucap Rendra menghadap wanita yang sudah melahirkannya ini."Kenapa? Tumben ngomongnya tegang begini?" tanya Bunda saat mengetahui keanehan sifat anaknya yang tiba-tiba."Bunda, Rendra mau izin melamar Afi. Apakah Bunda merestuinya?" u

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Aku Mengalah   Nisa

    Rendra ada janji ketemu temen sama Nissa. Bunda nanti Rendra jemput setelah kami dari sana ya? Nggak papa kan, Bun?" tanya Rendra."Tentu, seenaknya kalian saja. Nanti buat hantarannya, aku minta para maid buat membantu Bunda."Suara panggilan Nissa menggema di meja makan, membuat Bunda Nilam berdecak heran pada anak gadisnya ini."Pagi, Bun." Nissa mencium pipi Bundanya dan langsung menarik kursi untuknya duduk di samping Bunda Nilam,"Pagi sayang, sudah rapi juga anak Bunda. Cantik dan ganteng pokoknya," ucap Bunda Nilam tersenyum."Anak-anak Bunda memang begini dari lahir, makannya pada nempel tuh mereka ingin merebut hati kita," ungkap Nissa pede."Kamu jangan kebanyakan muji diri, nggak baik. Ayo cepat kita sarapan! Nanti keburu siang."Nissa melirik kakaknya kesal dan langsung mengambil sarapannya.Setelah sarapan usai, kini Rendra dan Nissa pamit pada bunda untuk pergi ke kantor polisi.Mobil melesat membelah ramainya kota Surabaya. Dan kini, raut muka Nissa berubah saat mobil

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Aku Mengalah   Khitbah

    "Assalamualaikum, Bun!" "Waalaikumsalam," balas Bunda Nilam.Nissa langsung naik ke atas menuju kamarnya dengan muka yang sendu, membuat Bunda merasa aneh dengan sikap putrinya."Adikmu kamu apakan, Ren?""Biarkan saja, Bun. Bentar lagi juga dia turun lagi," balas Rendra santai."Bun, Bunda membeli keperluan sama Rendra saja ya. Nissa sepertinya sedang buruk moodnya, nanti Rendra bantuin bawakan sekalian," ujar Rendra.Rendra tak mau menambah beban Nissa sekarang, pertemuannya dengan Haris barusan pasti membuat hatinya terpukul."Yakin, Nissa nggak di ajak? Nanti dia ngambek, gimana?""Nggak lah, kalau ngambek nanti Rendra yang bujuk.""Baiklah, Bunda siap-siap dulu ya!"Bunda bergegas ke kamarnya untuk memakai baju dan beberapa penunjang penampilannya bepergian."Lama banget dandannya, Bun! Sampai lumutan nungguin," protes Rendra."Ayo, mau pergi apa mau ngedumel, buru! Keburu sore nanti. Ini juga gara-gara kamu, pake bikin acara penting kaya gini malah mendadak," grundel Bunda Nila

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Aku Mengalah   berdua

    Sambungan terputus, ia berpikir untuk menemui Haris besok untuk membicarakan hal bisnis ini. Hanya dia yang tahu seluk beluk perusahaan Aldo. Perusahaan Granendra grup saja, sudahmembuat ia sibuk karena cabang yang ada di mana-mana. Jika ditambah dengan perusahaan Aldo, pasti nanti ia tak ada waktu untuk keluarganya.Rendra sudah rapi dengan pakaian kemejanya, ia memandang cermin dan tersenyum melihat pantulan wajahnya sendiri.Ekhm!Suara Nissa membuat Rendra yang tersenyum tiba-tiba kembali datar."Kenapa? Masuk nggak pake ketuk pintu dulu!""Ditunggu Bunda buat shalat berjamaah di bawah. Habis itu kita baru berangkat," ucap Nissa."Kamu turun duluan, nanti Kakak nyusul!""Udah nggak usah lama, ini waktu maghrib keburu habis nanti.""Baru juga Adzan, Dek! Ini bentar lagi siap," jawab Rendra.Nissa mendengus kesal dan pergi meninggalkan Rendra. Selesai sholat berjamaah, Rendra mendekati Bunda Nilam dan mencium punggung tangannya."Bun, doakan Rendra malam ini semoga acaranya lancar

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Aku Mengalah   Bebas

    "Sudah lega sekarang, Ren, diterima lamarannya sama Afi?" goda Bunda Nilam saat di dalam mobil hendak pulang dari panti.Rendra hanya membalas dengan senyuman dan menatap lurus ke depan. Iseng, Nissa meniup telinga kakaknya dari samping karena ia duduk di sebelah Rendra sedangkan Bunda Nilam di depan bersebelahan dengan supir. "Dek!" sungut Rendra merasa risih dengan kejahilan adiknya."Apa sih, Kak?" balas Nissa dengan cekikikan."Bisa diem nggak?""Dari tadi juga Nissa diem, Kakak aja yang nggak lihat. Mata fokus ke depan, tapi pikiran kemana-mana," kelit Nissa.Rendra tetap diam dan tak menanggapi ucapan Nissa, adiknya ini memang kerap jahil padanya."Nis, jangan ganggu Abangmu!" ucap Bunda dengan nada mengejek."Iya, Abang." Nissa dan Bunda tertawa terbahak-bahak dengan keanehan Afi yang memanggil Rendra Abang."Diam nggak kalian? Kalau nggak, Rendra turun sekarang juga!" omel Rendra."Iya, Abangku yang comel. Jangan marah, nanti gantengnya ilang." Nissa berusaha menahan tawanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • Aku Mengalah   bersyarat

    "Apa maksud kamu? Tiba-tiba bilang Haris masuk penjara? Kasus apa? Dan apa kamu berniat akan mengeluarkannya dari sana?" tanya Ferdi bingung dengan maksud Rendra."Dia menghamili istri orang, dan dia menyerahkan dirinya sendiri ke polisi atas saranku agar dia menyesali perbuatannya di sana. Tapi, sekarang aku jadi bingung. Haris aku percayakan mengurus bisnisku sebagian, termasuk perusahaan mantan suami Afi. Dan kini perusahaannya terancam bangkrut! Sahamku yang di sana bisa lenyap jika aku tak segera mengurusnya. Apa aku harus membantu Haris untuk hal ini? Di samping ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, aku juga membutuhkan dirinya untuk mengurus banyak perusahaan yang selama ini aku limpahkan padanya. Kamu kan tahu, Grarendra Grup saja kadang sudah membuatku sangat sibuk, jika di tambah mengurusi perusahaan lain, bisa gagal acara nikahanku karena tak ada waktu buat mengurusnya.Aku memintamu datang dan meminta saran terbaik dari pengacara yang katanya cerdas dan handal in

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14

Bab terbaru

  • Aku Mengalah   akhirnya

    Rendra mencium perut besar Afi, sekarang usia kandungannya memasuki sembilan bulan."Kamu pasti lelah bnget ya, Fi! Ibu jadi ikut merasakan kehamilan kamu. Kamu harus berhati-hati, usia kehamilan sudah tinggal menunggu hari. Kalau ada sedikit rasa tak nyaman, bilang sama Rendra. Biar dia siap siaga membawa ke rumah sakit," ucap Bunda khawatir melihat perut Afi yang terlihat begah."Nggak usah Bunda bilang, Rendra selalu siap siaga 24 jam. Cuma Afi yang dibilangin suka ngeyel mau ngelakuin pekerjaan rumah, besok kita cek up ke dokter lagi. Biar tahu kondisimu setiap hari," ucap Rendra tegas."Nissa kan ada, ngapain ke dokter," sanggah Afi."Ya Mungkin Kak Rendra mau cari dokter ahli yang lain, dia nggak yakin kayaknya sama keahlian adiknya ini," sahut Nissa yang baru datang dari luar bersama Vino.Ditatapnya aneh lelaki yang bersama Nissa, membuat Vino merasa canggung."Nis, udah acara pestanya?" tanya Afi."Nggak jadi, udah nggak mood pergi ke sana. Vin, lo pulang aja gih! Kakak gue s

  • Aku Mengalah   baby twins

    Sejak kehamilannya, Rendra menjadi sedikit cerewet. Afi yang hanya ingin sekedar membantu Bunda nilam memasak, ia pun melarangnya. "Bang, Afi bosan! Boleh ya, ikut Bunda bikin cake! Pengen buat yang spesial buat Abang!" ucap Afi merengek pada Rendra yang sedang sibuk memeriksa berkasnya di ruang keluarga. Biasanya ia akan bekerja di ruang kerja khusus miliknya. Namun sekarang ia menjadi overprotektif dengan Afi mengingat istrinya sedang mengandung dua buah hati sekaligus."Nggak usah bikin cake spesial. Kamu aja udah spesial untuk Abang, sini! Duduk dekat Abang," ucap Rendra sambil menepuk sofa di sebelahnya.Afi melengos dan memilih mengalah dan duduk di samping suaminya."Abang ini, nggak di mana-mana fokus kerja terus! Begitu dibilang sayang! Huft!" Afi kesal karena dari tadi suaminya tak melihatnya dan masih sibuk dengan laptop dan kertas yang ada di depannya. Rendra melirik Afi yang membuang mukanya jengkel, dan Rendra memilih menyingkirkan semua pekerjaannya dan mencium pipi is

  • Aku Mengalah   bahagia

    Afi menatap Rendra dengan binar bahagia, begitu juga Rendra. Afi diperiksa dokter Elsa lewat monitoring USG di perutnya. Tampak jelas di sana gumpalan yang masih sangat kecil."Wah, janinnya ada dua. Kemungkinan kembar, Bu!" Rendra yang di samping Afi mendampingi dan melihat gambar anaknya tersenyum bahagia. Dia mencium kening Afi tanpa malu di depan dokter Elsa."Bang!" Afi melirik Dokter Elsa yang tampak senang dengan perlakuan Rendra padanya yang sangat manis.Setelah USG kelihatan, dokter menganalisis umur dan juga jadwal persalinan untuk Afi."Kandungan Bu Nafisah memasuki minggu ke enam. Dan kondisi kehamilan sangat rentan untuk banyak beraktivitas berat. Sebaiknya, Ibu istirahat dan mengurangi aktivitas agar tak terlalu lelah. Apa Ibu mengalami gejala ngidam?" tanya Dokter Elsa."Nggak Dok, sepertinya suami saya yang nyidam. Dia kalau pagi suka pusing, dan sekarang lebih menyukai di dekat saya. Seperti ini!" Afi menunjuk suaminya, dan Rendra mendelik kesal."Hahaha, kalian lu

  • Aku Mengalah   Buah kesabaran

    "Fi, Abang lapar! Kita cari makanan yuk!" ucap Rendra saat sedang berbaring di kasur dengan Afi."Malam-malam pengen makan? Abang nggak salah? Apa Afi masak lagi aja di dapur?" Afi memandang jam di dinding, padahal sekarang pukul sepuluh malam. Tetapi suaminya ingin makan di luar. "Nggak usah masak, Abang pengennya makan di luar bareng kamu." Pernikahan Afi dan Rendra sudah berjalan hampir lima bulan, dan akhir-akhir ini Rendra memang kelihatan aneh. Dia yang biasanya dingin, berubah sangat manja dan suka sekali mencium rambut Afi yang baru saja keramas."Besok saja ya, Bang!" bujuk Afi.Dengan wajah kecewanya, Rendra menekuk wajahnya dan berbalik memunggungi Afi. Afi yang melihat tingkah lucu suaminya, mencubit pipinya pelan."Abang kayak wanita lagi datang bulan, suka ngambek. Dan keinginan Abang yang aneh seperti wanita ngidam. Apa mungkin Abang ngidam?" ucap Afi terkikik geli.Rendra kembali berbalik badan menghadap Afi. "Kamu terakhir datang bulan kapan?" tanya Rendra serius.

  • Aku Mengalah   membahagiakan

    Pipi Afi merona karena malu, ia menghabiskan malam ini dengan pesta dansa yang amat membuat malam begitu indah."Dan kamu, harus membayar mahal nanti malam dengan ku, Sayang!" Rendra membisikan kalimat yang membuat Afi begitu merinding. Rendra, lelaki normal yang sedang di mabuk asmara. Gelora cintanya pada Afi, membuat ia semangat sekali untuk menggoda Afi dan membuatnya salah tingkah.Afi kaget ketika melihat Nissa dan juga Yuna dengan seorang lelaki dan mereka juga ikut berdansa. "Mereka memaksa minta ikut, katanya ingin menikmati suasana Bali yang indah. Namun, jangan khawatir. Mereka tak akan menginap di resort ini, mereka akan menginap di hotel keluarga Dirgantara. Jadi, kita nggak ada yang bisa ganggu!" goda Rendra membuat pipi Afi kembali bersemu merah. Ternyata ia tahu, jika dirinya kaget melihat kehadiran Nissa dan Yuna.*Malam ini, dansa dan pesta kembang api digelar. Di luar resort, semua tamu menikmati indahnya bintang dan juga kembang api yang meriah. Banyak kekaguman

  • Aku Mengalah   Kejutan

    Malam ini Rendra mengajak Afi berbulan madu ke Bali. Rendra menutup mata istrinya dengan kain penutup agar ia sukses dalam memberikan kejutan. Afi dan Rendra sampai di Bali, tepatnya resort Stary angel milik istrinya."Apa sih, Bang? Afi penasaran banget!"Rendra mengajak Afi berjalan dan berhenti tepat di depan Resort. Semua orang yang diperintahkan Rendra sudah siap dengan tugas masing-masing. Mereka sampai di resort malam hari, membuat suasana begitu sangat romantis.Rendra memberikan aba-aba pada semua orang dan ia membuka penutup mata Afi perlahan."Sudah boleh buka mata?" tanya Afi. "Sudah! Dan lihatlah, Sayang!" Afi membuka matanya dan terkejut dengan surprise yang di buat suaminya. Karpet permadani merah dan juga bunga mawar putih kesukaannya, berjejer rapi di setiap pinggir jalan menuju pintu masuk resort. Beberapa orang yang tampak berseragam melebarkan senyum dan menunduk hormat."Suka?" tanya Rendra."Suka banget! Makasih, Bang!" jawab Afi tersenyum riang."Ini belum seb

  • Aku Mengalah   POV Afi

    "Kenapa melihat Abang seperti itu? Abang memang tampan," ucapnya percaya diri."Tampan tapi mes*um!" ucapku asal. Kami keluar kamar hotel dan mengetuk pintu kamar Nissa. Ia juga telah siap dari tadi. "Cie, pengantin baru. Seger amat! Habis berapa ronde tadi malam?" goda Nissa membuatku sedikit malu."Dek, kamu jadi ikut pulang nggak! Cepat! Abang tunggu di bawah," ucap Bang Rendra dingin."Yuna mana, Niss?" tanyaku karena tak melihat Yuna."Dia di jemput sama cowoknya tadi," ucapnya."Kamu nggak dijemput cowokmu?" ledekku membuat ia mencebikkan bibirnya."Ya iya, yang sudah laku. Sombong amat!" sahutnya dengan nada kesal.Aku, Nissa, dan Bang Rendra pulang ke rumah Bunda. Kami akan berkumpul bersama keluarga besar."Di sana nanti ada Haris juga, Bang?" tanyaku melirik Nissa. Ia tampak tak suka ketika aku menyebut nama Haris. Aku tahu, Nissa masih marah dengan Haris dan Nissa bukan wanita yang mudah memaafkan sepertiku."Mungkin. Tapi kalau dia sadar diri, seharusnya nggak usah datan

  • Aku Mengalah   Aku bahagia

    Pov Afi"Pagi, Sayang!" ucap lelaki di sampingku yang sah bergelar menjadi suami. Rendra mencium pipiku dan mengusap rambutku perlahan. Aku yang baru tidur diperlakukan suamiku dengan hangat membuat hatiku berbunga-bunga."Bang! Jam berapa ini? Aku kesiangan ya?" ucapku mengucek mataku mengedarkan pandangan ke dinding. Jam menunjukkan pukul setengah lima pagi."Nggak, Sayang! Tapi kalau kamu mau nambah lagi, kita kesiangan!" godanya. Senyum genitnya membuatku mencubit lengannya. Suamiku hanya terkekeh pelan. Senyum yang jarang ia tampakkan pada semua orang, kini bahkan sangat mudah aku dapatkan.Aku melemaskan ototku, semalam bahkan Bang Rendra sangat membuatku kelelahan. "Mandi dulu, Sayang! Atau mau Abang mandikan?" ucap Bang Rendra menaik turunkan alisnya. Genit! Aku hendak berdiri dan pergi ke kamar mandi tapi Bang Rendra malah mengangkat tubuhku hingga aku kaget."Bang! Aku bisa mandi sendiri!" ucapku meminta turun. Namun, bang Rendra hanya tersenyum dan meletakkanku di bathub ya

  • Aku Mengalah   halal

    Sholat jamaah selesai, Afi mendekati Rendra dan meminta salim padanya lalu mencium punggung tangan suaminya . Rendra sangat senang dengan status barunya kini sebagai suami. Rendra mencium pucuk kepala Afi sambil melafadzkan doa."Allohuma innii as aluka khayraha wa khayra wa jabaltahaa 'alaihi wa a'uudzibika min syarriha wa min syarri maa jabaltahaa 'alaihi.Ya Allah, limpahkanlah keberkahan dalam rumah tangga kami. Turunkanlah rasa cinta di hati kami berdua. Cinta yang senantiasa menambah kecintaan kami kepada-Mu.""Aamiin." Setelah melafalkan doa dan mencium kening Afi, Rendra kini duduk bersila menghadap sang istri. Dipandanginya wajah cantik nan sholeh yang kini sudah sah menjadi istrinya ini. Afi yang merasa malu dipandang suaminya, memilih melepas mukena dan melipatnya."Udah Bang, lihatinya!" ucap Afi salah tingkah. Ia hendak berdiri untuk menaruh mukena yang tadi ia pakai ke dalam lemari. Rendra masih menatap Afi, membuat Afi memilih tiduran di ranjangnya.Rendra berdiri dan

DMCA.com Protection Status