Share

BAB 121. Takziah.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2023-07-22 21:18:53

POV OCHA.

****

“Benar kata Rini. Kami sedang buru-buru. Tolong jangan halangin jalan kami!” tegasku pada A' Eko.

“Jadi kamu lebih dengerin kata orang lain daripada kataku? Begitu Ocah! Jadi apa bagusnya laki-laki semalam itu? Apa dia lebih menggairahkan, lebih kaya atau lebih memperlakukanmu sebagai Ratu, jadi kamu lebih dengerin dia daripada aku yang sudah menjadi pacarmu selama dua tahun? Gila kamu! Tak pernah kusangka kamu perempuan murahan yang mau tidur dengan siapa pun. Untung saja tidak ada orang di sini. Kalau ada yang pasti kamu akan menjadi tontonan gratis dan akan menjadi gosip!" teriak A Eko.

Plak!

Kali ini aku yang menampar wajah Eko. Antara sadar dan tidak yang jelas ucapan A' Eko sangat menyinggung, membuat kesal dan juga emosi. Kurang ajar sekali aku dikatakan perempuan murahan olehnya. Memang selama ini yang memakai aku siapa? Jika aku perempuan murahan, lalu Eko apa? Okelah kalau aku perempuan murahan, tapi bukan serta merta dia bebas mengatakan aku seperti itu. Toh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 122. Bertemu lagi.

    POV OCHA. ****“Iya aneh. Mereka nggak ada yang nangis. Padahal ini dalam keadaan berduka. Bahkan tidak ada yang membacakan doa di samping jenazah Bapak Sudarsono. Ya begitulah manusia, Cha. Di saat manusia lain dianggap sebagai sampah dan manusia berdosa, maka manusia lainnya pun akan ikut-ikutan menghakimi,” jawab Rini. Aku sedikit paham dengan apa yang diucapkannya. Berarti orang-orang tadi yang ada di sana menganggap Bapak Sudarsono adalah lelaki sampah yang mungkin mereka beranggapan seperti itu karena Bapak Sudarsono sering memakai wanita-wanita muda untuk menemaninya tidur.“Tapi kasihan, loh, Rin. Sungguh Bapak itu kasihan. Padahal sebenarnya Bapak Sudarsono itu, orang baik. Hanya orang-orang yang tidak mau membuka hati saja dan tidak mau mencari tahu lebih dalam yang beranggapan bahwa Bapak Sudarsono itu tidak baik,” jawabku.“Ih! Kamu itu ya, Ocha. Kan, aku sudah bilang sama kamu. Semua laki-laki itu paling akan berperilaku baik sama perempuan yang dibooking-nya. Jadi plea

    Last Updated : 2023-07-23
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 123. Kesaksian.

    POV OCHA. ****Guyuran air yang membasuh seluruh tubuh, membuatku sedikit rileks. Segar sekali. Malam ini aku sengaja mandi wajib taubat dan setelah ini aku akan salat taubat dan juga setelah sholat taubat, aku akan meminta pertanggungjawaban dari A' Eko untuk menikahiku. Jika dia tidak mau, maka aku akan tinggalkan dia. Aku akan memulai kehidupanku dan dengan nominal uang 10 juta yang aku kirimkan ke Emak, akan kuminta untuk membuka usaha.“Rini, kamu kah itu?” Tadi aku dengar dari kamar mandi seperti ada seseorang yang membuka pintu kamarku. Padahal, kan, Rini masih beli makan. Ah, pasti itu dia. Anak ini tidak mungkin tidak mengunci pintu.Klek!Begitu aku buka pintu kamar mandi, ternyata lampu di kamarku mati. Padahal aku waktu ke kamar mandi menyala. Aneh sekali! Apakah ada seseorang di sini? Dengan hati-hati aku meraba-raba dinding dan saat aku hendak menghidupkan lampu, seseorang memelukku dari belakang. Bukan hanya memelukku. Bahkan dia meremas kedua payud*r*ku dan mencium p

    Last Updated : 2023-07-23
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 124. Keputusan.

    POV OCHA. ***“Kok, aku tetap nggak percaya, ya, Cha? Mustahil banget seorang pengusaha kaya raya model Bapak Sudarsono, tidak pernah meniduri perempuan yang di bookingnya. Alasannya itu mustahil, Ocha.”“Tapi, itulah kenyataannya, Rin. Makanya waktu aku dengar Bapak Sudarsono sudah meninggal dunia, aku sangat syok. Makanya aku langsung ingin ke sana dan ingin memberikan penghormatan terakhirku padanya. Dialah yang sudah membuatku menjadi begini dan kamu tahu? Meskipun aku tidak menemaninya tidur, dia tetap memberikan aku uang. Kata dia, gunakan uangnya untuk hal kebaikan. Jangan lagi aku terjun ke dunia haram! Begitu katanya, dan kamu tahu, Rin? Semalam aku disuruh ganti baju sama beliau. Malu rasanya beliau memberikan aku baju. Itu bajunya masih belum aku cuci. Kamu bisa lihat sendiri,” kataku lagi seraya yang menunjuk pada baju kotor di keranjang depan pintu kamar.“Lalu, jika kamu sudah memutuskan begini, bagaimana kelanjutan hubunganmu dengan Eko?” tanya Rini dan ini adalah y

    Last Updated : 2023-07-24
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 125. Kabar buruk.

    POV OCHA ****Satu bulan sudah kujalani tanpa A' Eko. Aku juga sudah menghapus nomornya dan dia pun sudah tidak menghubungiku lagi. Itu artinya keputusanku adalah tepat dan itu artinya keputusan dia juga tepat. Tidak mengapa, memang aku salah dan aku tidak akan menuntut lebih dari mereka. Selama ini yang kami lakukan adalah atas dasar suka sama suka. Jadi aku pun tidak bisa menuntutnya. Ada yang membuatku panik adalah soal datang bulan sampai detik ini belum kedatangan tamu itu. Aku takut sekali kalau aku hamil dan jika itu benar terjadi, aku harus meminta pertanggungjawaban siapa? A' Eko? Tentulah tidak mungkin. Apalagi selama ini dia sudah sangat terlihat bahagia bersama istrinya. Itu aku ketahui dari beberapa kali secara tidak sengaja melihatnya ketika di mall.“Aku di mana, Rin? Kok, seperti di rumah sakit?” tanyaku pada Rini. Perasaan tadi pagi setelah sarapan, aku pergi berangkat kerja dan tiba-tiba semuanya gelap dan kenapa sekarang aku malah ada di sini? Jangan-jangan aku sak

    Last Updated : 2023-07-25
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 126. Ibu kos marah.

    ****POV OCHA. ****“Iya. Katanya, sih, mereka akan datang ke sini, tapi Ibu nggak bilang sama mereka kalau kamu hamil. Ibu hanya bilang sama mereka kalau kamu sakit kritis dan dirawat di rumah sakit,” jawab Ibu kos dan itu benar-benar membuatku lega.“Ya Allah. Makasih, Ibu. Aku kira Ibu akan jujur pada keluarga aku kalau aku di sini sedang hamil. Makasih, Ibu buat aku lega kembali. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau Ibu katakan pada keluargaku kalau aku sakit karena hamil. Pasti mereka akan malu sekali.”“Iya, Ocha. Ibu juga nggak mungkin, dong, gegabah. Ibu tahu perasaanmu. Itu sebabnya Ibu hanya bilang pada mereka kalau kamu sakit. Jadi untuk sekarang, Ibu minta sama kamu untuk hubungi pacar kamu untuk tanggung jawab karena kehamilan itu tidak bisa disembunyikan, Ocha. Semakin hari akan semakin membesar dan anakmu itu butuh seorang Ayah. Kamu harus minta tanggung jawab. Kalau pacarmu tidak mau tanggung jawab kamu datangi keluarganya, Ibu akan bantu.”“Iya, Bu. N

    Last Updated : 2023-07-25
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 127. Bingung dan takut.

    POV OCHA. ***“Ibu, Ibu. Tolong sabar! Ini tidak seperti yang Ibu pikirkan. Ocha dan pacarnya itu, suka sama suka, Bu. Ocha pacaran dengan suami orang itu, awalnya Ocha nggak tahu kalau dia suami orang. Jadi Ibu jangan menghakimi Ocha seperti itu, ya! Kasihan dia,” bela Rini.“Halah ... semua pelakor pun gitu. Akan membela dirinya dengan mengatakan bahwa tidak tahu kalau pacarnya sudah beristri. Itu adalah alasan klasik yang sangat basi, Rini. Dan Ibu sama sekali tidak percaya. Ibu benci pelakor. Mulai sekarang, biarkan Rini yang mengurus keperluan kamu sendiri, Cha. Ibu tidak mau ikut campur. Terlalu sakit kenyataan yang Ibu terima ini. Meskipun Ibu bukan istri dari pacarmu itu, tapi Ibu pernah ada di posisi itu. Jadi Ibu tahu bagaimana rasa sakitnya. Ingat, Ocha! Karma itu tidak semanis kurma, karena itu akan berlaku bagi orang yang melakukan kejahatan. Mungkin sekarang kamu belum mendapatkan balasannya, tapi suatu hari nanti dan suatu saat nanti Ibu yakin. Jika kamu akan mendapatk

    Last Updated : 2023-07-25
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 128. Orang tuaku marah.

    POV OCHA. ***“Ya Allah, Mak!" Aku panik begitu melihat Emak langsung duduk lemas di ambang pintu kos untungnya Rini sigap membantu Emak untuk berdiri. Sedangkan A' Eko tetap saja hanya diam. Dia seperti orang kebingungan atau entah apalah itu yang jelas saat ini kenapa aku tiba-tiba benci sekali dengannya.“Siapa yang hamilin kamu? Siapa? Kenapa kamu tidak dengar nasihat Emak? Kenapa kamu jadi perempuan gampangan, Ocha? Kamu tidak dengerin Mak! Ya Tuhan, dosa apa aku.” Mak menangis seraya memukul-mukul dadanya. Sesak sekali aku melihat pemandangan seperti itu di depan mataku. Maafkan aku, Mak. Kemang aku adalah perempuan gampangan. Maafkan aku! Aku sungguh menyesal.“Ocha, ternyata kecurigaan Bapak selama ini benar. Kamu di kota ini bekerja tidak benar. Kamu menjual dirimu untuk membahagiakan kami. Bapakmu ini tidak butuh uangmu, Nak! Bapakmu ini butuh anak soleha dan berbakti kepada orang tua itu bukanlah dengan uang haram, Nak, tapi dengan rezeki yang halal. Jika kamu tidak sangg

    Last Updated : 2023-07-26
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 129. Mau bertanggung jawab.

    POV OCHA #Semua POV OCHA tentang masa lalunya, sebelum ODGJ***Kini, Bapak lari ke dapur kos, lalu kembali lagi membawa pisau. Kami teriak histeris. Bapak benar-benar sudah tidak terkendali. Bapak benar-benar sangat marah. Anehnya A' Eko tetap diam di tempat. Dia seperti pasrah saja mau dibunuh oleh bapakku. Padahal darah sudah mengucul dari hidungnya dan juga bibirnya sudah pecah bekas dihajar Bapak tadi.“Bapak, Istighfar, Pak! Istighfar! Kalau Bapak masuk penjara, Emak sama siapa? Anak-anak di rumah sama siapa, Pak? Jangan hanya karena perbuatan Ocha, kita semua kena imbasnya begini, Pak! Biarkan saja. Kita buang Ocha, tapi Bapak tolong istighfar! Jangan Bapak melakukan ini! Jangan bunuh dia, Pak! Bukan Mak belain dia, tapi Emak gak mau Bapak masuk penjara. Masih ada anak-anak di rumah. Masih ada Emak yang butuh bahu Bapak, yang butuh perlindungan Bapak. Tolong, Pak, Istigfar!” ucap Mak seraya menangis dan memeluk Bapak dari belakang. Aku rasanya sudah mau pingsan. Mataku berku

    Last Updated : 2023-07-27

Latest chapter

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 185. Kebenaran map merah. End.

    POV Lisa. ***“Ibu, aku ada di mana? Di mana Via da Bapak?” tanyaku pada ibu yang sedang mengaji di sampingkuAku pindai ruangan ini dan sekarang aku paham aku ada di mana seingatku memang aku pingsan rupanya aku dirawat di sini.“Alhamdulillah ... Nak, kamu sudah sadar. Bapak ada di luar. Via juga ada di luar sama Mbok. Alhamdulillah sadar, Ibu senang sekali. Kamu pingsan terlalu lama Lisa, sampai membuat Ibu khawatir. Jangan tinggalkan Ibu, ya, Nak, kita hadapi ini sama-sama kalau kamu sakit begini Ibu juga ikut sakit. Kalau kamu lemah, Ibu lemah tidak bisa berbuat apa-apa, tapi kalau kamu kuat menghadapi, Ibu akan jauh lebih kuat lagi. Lisa, maafkan Ibu. Sungguh maafkan Ibu selama ini tidak jadi orang tua yang perhatian padamu sampai-sampai masalah seperti ini harus kamu telan sendiri. Ayo, Sayang, bangkit anak Ibu yang cantik anak ibu yang kuat. Tetaplah bersama Ibu, tetaplah menjadi kebanggaan Ibu yang tidak pernah takut apa pun di luar sana. Ibu akan selalu ada di sampingmu sam

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 184. Kenyataan pahit.

    POV Lisa. ***“Ibu, nggak usah kebiasaan memotong pembicaraan orang lain. Kalaupun orang tuanya teh Ocha mau mengatakan sesuatu ya, biarkan saja dulu berbicara setelah selesai berbicara baru Ibu menyangkalnya tidak begini. Namanya nggak sopan,” kataku.“Mungkin ini akan terdengar aneh, tapi kami harus mengungkapkan kebenarannya. Neng Lisa maafkan Ibu selama ini menyembunyikan padahal sebenarnya awal dari kedatangan kami ke sini ingin memberitahukan kebenaran ini pada Neng Lisa, tapi yang ada banyak sekali kendala-kendalanya dan mungkin hari ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kami untuk mengatakan sejujurnya. Perlu Neng Lisa dan keluarga tahu bahwa Ocha benar-benar istrinya ke dua Eko. Sedangkan Rara istri ketiganya Eko jelas,” bapaknya Teh Ocha.Ibuku jangan ditanya beliau langsung ambruk jatuh ke lantai,meski tidak pingsan, tapi aku yakin hatinya hancur mendengar kejujuran ini semua.“Kenapa begini? Kenapa rumah tangga anakku jadi begini sakit sekali aku mendengarnya. A

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 183. Kejutan lagi.

    POV Lisa. *** “Lapor sana, lapor cepetan aku tidak akan pernah takut! Asal kamu tahu saja ya, perempuan murahan, pezina macam kamu bisa dipenjara. Perselingkuhan yang kamu lakukan dengan Eko bisa kena pasal dan kamu akan membusuk di penjara bersama Eko! Paham kamu?!” teriak ibuku tepat di depan wajahnya Rara sampai dia mundur matanya dan wajahnya merah aku tahu Rara ketakutan. “Jangan sok tahu Ibu tua. Aku dan A Eko itu melakukannya atas dasar suka dan sama suka, jadi tidak ada yang bisa memisahkan kami dan begitu dengan kamu tidak akan pernah bisa memenjarakan kami,” jawab Rara. “Dasar perempuan bodoh! Selain bodoh kamu juga norak. Perselingkuhan zaman sekarang bisa dipenjarakan. Oh, ya, aku baru tahu kalau ternyata seleranya Eko rendahan begini. Lihat besan selingkuhannya Eko bahkan tidak lebih baik daripada Lisa. Udik sudah seperti jemuran jalan nggak jelas begitu. Pokoknya aku mau Eko dan Lisa pisah,” ucap ibuku. “Terserah kamu saja Besan yang penting aku juga tetap pada pendi

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 182. Perang dunia ke-3.

    POV Lisa. **** “Bahkan perempuan yang duduk di seberang Ibu yang diperkenalkan sebagai saudara itu adalah maduku,” kataku lagi. Perih sekali aku harus mengatakan jujur kepada kedua orang tuaku, tapi di sisi lain aku plong karena merasa berhasil mengeluarkan racun yang ada di dalam dadaku. “Apa!” teriak ibuku. “Be—san ... ini masuknya gimana, ya, tolong jelaskan pada kami!” bentak bapak. “Tidak ... ini pasti Lisa dan Besan sedang ngeprank kan, bentar lagi kan Ibu mau ulang tahun jadi pasti kalian bikin surprise kan?” kata ibuku sepertinya beliau memang belum bisa menerima kenyataan ini, tapi air mata sudah membasahi pipinya. “Tenang dulu Bu, kita minta penjelasan mengenai ini dari Besan dan juga Lisa,” sahut Bapak seraya mengusap bahu ibu. “Bapak, tahu ‘kan kalau mereka biasanya memang suka bikin kejutan begini. Bikin hati orang tua cemas ujung-ujungnya nge-prank seperti yang sering kita lihat di YouTube itu loh, Pak dan ujung-ujungnya kita dapat hadiah. Iya, kan, Lisa?” kata i

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 181. Jujur.

    POV Lisa.****“Iya, Besan memang aku yang melarang Lisa untuk memberitahukannya pada kalian karena kami pikir bisa menyelesaikannya. Kasihan kalian juga kan, kalau terbebani dengan masalah anakku. Sudah kukatakan tadi bahwa anakku di sini posisinya bersalah Aku malu jika harus memberitahukan padamu. Aku juga yang mewanti-wanti Lisa agar tidak memberitahukan bukan kami tidak menghargai Besan, tapi sebenarnya malu," jawab ibu mertua aku beliau pasang muka sesedih mungkin.Bapak menatapku meminta penjelasan. Aku mengangguk saja karena memang aku tidak perlu menjelaskan apa-apa. Biarkan saja Ibu mendramatisir apa yang terjadi itu tidak akan pernah merubah keputusanku nantinya jadi aku bebaskan saja Ibu mengarang cerita.“Tapi, ya, enggak boleh gitu juga lah besan. Kita ini kan, keluarga jadi mau sekecil apa pun permasalahan kita harus berdiskusi apalagi ini sampai di penjara loh, si Eko dan sampai dihajar bahkan kritis begitu. Kita bisa menuntut yang menghajar Eko jangan mau kita diinjak

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 180. Syok!

    POV Lisa. ***“Ibu sama Bapak cuma berdua aja si Via nggak nangis kan, Bu," tanyaku mengalihkan pembicaraan. Aku muak mendengar ucapan manis mertuaku yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.“Eggak ... tadi sih, sama Mbok lagi mainan boneka. Happy kok, Ibu sama Bapak ke sini juga nggak sendiri sama saudara besan loh, tadi ketemu di depan rumah si Lisa. karena mereka kaget Eko ada di rumah sakit ya, sudah akhirnya kami ajak ke sini," jawab ibuku. Sementara Salsa dan mertuaku terlihat kaget aku pun sebenarnya iya, tapi mencoba bersikap biasa saja. Saudara yang dimaksud orang tuaku pasti itu Teh Ocha dan kedua orang tuanya kalau begitu moment ini sungguh sangat istimewa. Aku tidak akan menyia-nyiakannya. Saatnya aku membongkar kebusukan mertua dan suamiku di depan orang tuaku.“Saudara yang mana besan? “tanya mertuaku sok tidak tahu. Padahal dari matanya jelas terbaca beliau sangat panik.“Si Ocha sama orang tuanya tapi tadi lagi izin ke toilet katanya kebelet. Oh, ya, Eko sakit apa

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 179. Kedatangan orang tuaku.

    POV Lisa. ***Aku benar-benar tidak menduga bahwa dia otaknya konslet bahkan lebih konslet dari Teh ocha. Ya, Tuhan beginikah selera suamiku? Selera seorang berpendidikan tinggi sungguh turun derajat sekali karena sewaktu dulu kuliah Mas Eko itu termasuk lelaki yang benar-benar pemilih kualitas perempuan giliran selingkuh kok, sama remahan rengginang begini. Astagfirullah dan itu menjadi sainganku kalau diladenin mungkin sampai lebaran monyet tidak akan berhenti. Ya, lebih baik aku diam saja malas ngeladenin orang-orang yang otaknya lebih konslet daripada Teh Ocha.“Diamkan kamu nggak usah balas ucapanku. Makanya kalau mau ngomong itu ngaca dulu kamu itu siapa? Ih ... malas banget meskipun kata Eko kamu adalah wanita yang paling berjasa dalam hidupnya, tapi kalau soal yang lain contohnya soal ranjang A Eko selalu memujiku bawa aku adalah yang terbaik,” kata Rara seraya mengibaskan rambut pirangnya.Astaghfirullahaladzim aku mimpi apa ya, bisa berhadapan dengan pelakor model begini. S

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 178. Konslet.

    POV Lisa. ***“Puas kamu, Lisa, udah buat anak Ibu begini. Pokoknya kamu harus mempertanggungjawabkan semuanya. Lihatlah sekarang Eko kritis. Ibu benar-benar kecewa sama kamu," ucap mertuaku begitu melihat kedatanganku. Untung saja Via tidak aku ajak karena situasi di sini sangat tidak kondusif. Mertuaku bahkan berusaha menyerangku.“Puas banget tuh, aku kira datang ke sini Mas Eko tinggal nama ternyata masih ada orangnya, ya, meskipun dalam keadaan kritis," jawabku pasti mereka semua tidak akan pernah menyangka bahwa aku akan menjawab seperti itu bahkan orang-orang sampai melongo.“Apa kamu bilang, dasar ya, kamu itu istri nggak tahu diri suami sekarat malah Alhamdulillah, benar-benar ya kamu kurang seons otaknya pantas aja dia pergi ninggalin kamu lihatlah, Bu, menantu yang Ibu bangga-banggakan ternyata begitu kan? Licik dan jahat. Bahkan dia mendoakan suaminya meninggal," sahut Rara. Aku hanya tertawa saja mendengarkan ocehannya. Terserah mau ngomong apa aku tak peduli.“Teteh kay

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 177. Kritis?

    POV Lisa. *** “Ya, mau bagaimana lagi Ibu juga khawatir, tapi kalau kita pergi malam ini lebih mengkhawatirkan keselamatan kita. Duh, tiba-tiba kepala Inu jadi pusing begini memikirkan sesuatu yang terjadi semuanya secara tiba-tiba,” keluh mertuaku. “Ayo, Mbok kita pergi dari sini aku nggak mau lagi mendengarkan perdebatan mereka!" ajakku pada Mbok, lalu kumatikan lampu agar mereka benar-benar pulang. “Tuh, kan, lampunya mati lagi, Bu. Sudahlah Ayo, kita pulang!" teriak Salsa. Sampai kamar aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Sejujurnya aku sedikit khawatir pada Mas Eko. Pasti sakit maag-nya kambuh lagi sampai dia dibawa ke rumah sakit begitu. Mas Eko itu orangnya milih-milih soal makanan sedangkan di penjara pasti makan seadanya dan Mas Eko nggak mau makan itu sebabnya dia sakit. “Apakah besok Ibu akan jenguk pak Eko?" tanya Mbok Wati. Aku menggeleng saja belum tahu apa yang akan aku lakukan besok. “Mbok, jadi curiga jangan-jangan Bapak dipenjara digebukin sama na

DMCA.com Protection Status