Beranda / Rumah Tangga / Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu / BAB 101. Halal, haram, hantam!

Share

BAB 101. Halal, haram, hantam!

Penulis: Kencana Ungu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-10 22:48:31

POV RARA.

***

Lisa 3 Pov Rara 1

“Bibi, nggak boleh, lho, ngomong kayak gitu sama Si Rara. Ingat, Bi! Kalau Bibi itu juga masih punya anak gadis. Nggak mau, kan, kalau anak gadis Bibi nasibnya akan seperti teh Rara,” sahut Susi membelaku.

“Ah! Kamu itu, Susi. Mentang-mentang si Rara kakakmu. Jadi kamu belain begitu. Kalau Bibi nggak khawatir, Sus, anaknya Bibi itu menerima semua orang dengan lapang dada dan apa adanya. Sadar diri, padahal kalau dipikir-pikir anak Bibi itu jauh lebih cantik dari Rara,” jawab Bibi lagi.

“Sudah, sudah! Nggak usah diperpanjang. Nggak usah jadi pertengkaran begini. Seseorang terlihat cantik atau tidaknya itu dari adab dan etika pada orang lain. Kalau aku pribadi lebih setuju dengan pendapatnya Neng Rara, ya, Tante. Doakan, ya, Neng. Semoga dapat jodoh sesuai dengan harapan Eneng.” Aku menggangguk mengiyakan.

“Tante, tadi itu aku sudah tanya sama Teh Ocha. Apakah dia butuh baby sitter atau asisten rumah tangga di rumahnya? Aku mau bekerja di sana. Lumayan b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 102. Persiapan.

    POV RARA. ***“Pokoknya nanti kamu di sana harus kerja dengan maksimal, Neng. Maksimal kerja membantu Teh Ochanya, sama maksimal godain suami Teh Ocha. Pokoknya ini misi antara Neng dan Emak. Yang lain jangan boleh tahu, karena kalau sampai yang lain tahu ... bisa-bisa semuanya berantakan, Neng. Paham, kan, apa yang Emak bilangin ke Neng semalam? Pokoknya kasih servisan terbaik kalau misalnya suaminya Teh Ocha sudah tergoda sama Eneng!” Nasihat Emak padaku saat ini.Kami ada di kamar dan pintu sengaja aku tutup biar Susi dan adikku si Rita tidak asal masuk saja. Mereka biasanya asal nyelonong masuk ke kamarku tanpa ketuk pintu terlebih dahulu. Semalaman memang aku membahas rencanaku yang akan menjadi perebut suaminya Teh Ocha saat nanti kerja di sana dan ternyata Emak sangat memihak padaku. Emang dari dulu Emak selalu mendukung apa yang aku lakukan. Makanya aku tidak segan-segan untuk membeberkan semua rencanaku pada Emak.Bahkan Emak memberikan tips-tips itu padaku agar suami Teh Oc

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 103. Lampu hijau.

    POV RARA. ***“Neng, ini udah jam 07.05, loh. Kok, mereka belum jemput Teteh, ya. Jangan-jangan mereka nggak jadi ngajakin. Jangan-jangan Teh Ocha sama keluarga besarnya sudah berhasil membujuk suami dan juga mertuanya agar tidak jadi bawa kamu, Neng. Kok, Emak jadi curiga sama mereka, ya, sampai jam 07.00 lewat nggak jemput kamu. Jangan-jangan, mereka itu nggak mau kita jadi orang sukses juga, Neng. Mereka maunya yang di atas terus. Sedangkan kita jadi keluarga miskin terus,” ucap Emak yang sejak tadi sudah menunggu kedatangan mereka di teras depan bersama cucunya. Emak mondar-mandir seperti gosokan.“Ih! Iya juga, ya, Mak. Udah jam 07.00 lewat, loh. Biasanya, kan, orang kota selalu on time. Aduh! Gimana, ya, Mak, kalau sampai beneran aku nggak jadi kerja di kota. Pupuslah sudah semua impianku, Mak,” jawabku lesu. Jangan-jangan, apa yang dikatakan Emak benar adanya kalau Teh Ocha berhasil membujuk mereka lagi. Kalau sampai itu terjadi, lihat aja Teh Ocha! Kamu akan jadi salah satu o

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 104. Perjalanan.

    POV Rara.Jika ada baiknya silakan diambil jika tidak abaikan. Bantu follow akunku, ya, teman-teman! Terima kasih.***Pip! Pip!Suara klakson mobil milik suami Teh Ocha sudah terdengar. Emak buru-buru mengambil koperku yang masih ada di dalam dan membawakannya.“Neng, pokoknya hati-hati di sana, ya! Neng ingat pesan Emak! Ingat pesan Bapak! Ingat pesan adik-adikmu. Pokoknya kalau udah sampai di sana, Neng kabarin Emak!” oceh Emak seraya memelukku. Kurasakan bahuku basah pasti Emak menangis. Apalagi ini adalah kali pertamanya kepergianku merantau. Selama 25 tahun ini aku tidak pernah pergi ke mana-mana serta menjadi gadis rumahan adalah pilihanku.“Iya, Mak. Pasti, aku akan jaga diri. aik-baik. Oh, ya, Mak, tadi A' Eko ada balas WhatsApp aku. Dia itu sepertinya tertarik padaku,” bisikku di telinga Emak agar Susi dan Bapak tidak mendengar. Untung saja mereka sedang berbincang-bincang dengan A' Eko dan keluarganya.“Oh, ya? Bagus itu, Neng. Pokoknya kamu harus rayu dia terus sampai dia

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 105. Sampai.

    POV RARA. ***Mungkin maksud Tuhan adalah aku gantian hidup enak dengan Teh Ocha atau mungkin saja ini adalah waktu yang tepat bagiku karena kan, Teh Ocha sedang hamil, tapi dia tidak bisa memuaskan A' Eko. Lagi pula, kalau aku jadi pelakor terlebih dulu, mau melakorin siapa, mau melakorin yang mana, kan, tidak punya kenalan? Masa, iya, aku harus merebut A' Eko? Dulu, kan, A' Eko sama Teh Ocha masih jadi pengantin baru. Masih hangat-hangatnya. Jadi, itu mustahil.“Nak Rara, Tante turun di sini karena Tante juga harus pulang ke kampung. Tante akan diantarkan oleh sopirnya Eko. Pokoknya pesan Tante, kamu harus bekerja dengan baik. Eko, anterin adikmu ke rumahnya! Pastikan dia masuk ke dalam rumah. Jangan lupa apa yang Ibu katakan sama kamu semalam Eko,” ucap Ibu Mertua Teh Ocha. Aku segera membantu menurunkan barang-barang beliau.Tak lama, seorang pria paruh baya mengambilnya. Aku yakin itu adalah sopir mereka. Wah, ternyata Eko benar-benar orang kaya. Ibunya saja diantarkan oleh sopi

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 106. Nakal.

    POV RARA. ***Duh! Emak ke mana, sih? Sudah dua kali panggilan, masa nggak dijawab juga. Padahal, kan, aku udah nggak sabar mau menyampaikan kabar gembira ini. Angkat, dong, Mak! Angkat! Anak Emak ini ingin ngobrol dengan Emak.“Halo, Rara. Kamu sudah sampai, Nak!?” sapa Emak saat video call kami tersambung. Aku lalu tersenyum pada Emak dan melambaikan tangan.“Iya, Mak. Aku sudah sampai sekitarnya 30 menit yang lalu. Lihat, Mak! Ini kamar yang aku tempati. Luas banget dan ada AC-nya. Kasurnya empuk dan ada TV-nya. Lemarinya bagus, lantainya dingin. Pokoknya enak sekali, Mak, di sini,” jawabku seraya kuarahkan kamera ke semua sudut di kamar ini.“Wah. Iya bagus banget, ya, Ra! Beruntung kamu dapat kerja di sana. Pokoknya kamu harus pandai mengambil hatinya si Eko, biar kamu juga hidup enak seperti Teh Ocha, ya? Di mana itu si Ocha? Kok, sepi sekali, sih?”“Ada di kamarnya, Mak. Di lantai atas. Tadi itu dia kedor-kedor pintu minta dibikinin es jeruk, tapi aku nggak mau, Mak. Aku diam

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 107. Mendatangiku.

    POV RARA. ****“Enggak, Teteh. Nggak capek. Tenang aja! Lagi pula, kan, aku bukan pembantu yang nggak menginap di sini. Jadi aku bisa, kan, ngerjainnya santai dan nggak terlalu terburu-buru gitu,” jawabku lagi. Walau kesal, tapi aku senang akhirnya besok aku keluar dari rumah ini. Bisa melihat pemandangan kota dan juga diajak main ke mall. Nggak apa-apalah aku nggak belanja. Nanti kalau aku sudah jadi istri simpanan A' Eko, aku juga pasti bakalan belanja bareng-bareng seperti Teh Ocha.“Ya udah, ya. Besok kita berangkat sekitar jam 09.00 pagi, ya. Setelah kamu beres-beres sama buat sarapan dan satu lagi pinta aku, Ra. Kamu jangan makan di meja makan selama ada A' Eko! Ini adalah privasi tuan rumah. Jadi kalau kami sedang makan, kamu lebih baik masuk ke kamar atau nonton TV, atau beres-beres. Aku nggak mau momen aku sama suamiku terhalang oleh pembantu. Ya, kan, Aa? Pokoknya aku nggak mau, loh, kalau ada Rara di sini ikutan makan bareng kita. Pokoknya aku maunya ruang ini, privasi ki

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 108. Terpaksa.

    POV RARA. Jangan contoh tindakan yang tidak terpuji. Bantu follow akunku ya, teman-teman.! Terima kasih ....***“Nggak mau, Aa' Pokoknya aku nggak mau sesuatu terjadi padaku. Takut Teh Ochanya tahu. Nanti yang ada aku diusir dari sini. Aa' ... balik lagi sana ke kamar Teteh! Ini sudah malam. Aku juga mau tidur. Besok kan, harus bangun pagi menemani Teteh belanja," tolakku.“Justru itu karena besok kamu mau menemani Teh Ocak belanja, makanya Aa' mau ngomong sama kamu. Kamu juga mau, kan, belanja? Nanti Aa kasih uang,” jawab A' Eko. Apa dia mau memberikan aku uang untuk belanja? Oke kalau gitu, aku harus tanya berapa nominalnya.“Alah ... Aa' bohong, kan? Mana mungkin Aa' mau ngasih aku uang belanja? Aku, kan, baru kerja. Lagi pula, belum juga waktunya gajian. Pasti Aa' cuma bohong cuma PHP-in aku.”“Enggak, Neng. Beneran. Makanya buka dulu pintunya.”“Nggak mau, Aa'. Aku bukan anak kecil yang bisa di PHP-in!" tolakku lagi.“Ya ampun, Neng. Aa' itu nggak pernah PHP-in perempuan. Apala

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 109. Siapa Lisa?

    POV Ocha.***“A', pokoknya aku nggak mau tahu deh, buruan kamu lamar aku! Kan, kamu sudah janji sama aku. Ini sudah jalan satu tahun hubungan kita, tapi tidak ada kejelasan sama sekali. Apa kamu itu benar-benar tidak cinta padaku, Aa?! Apa aku ini hanya sebagai pelampiasan nafsumu saja? Pokoknya, aku nggak mau tahu. Kalau kamu nggak mau nikahin aku secepatnya, aku bakalan bilang ke istrimu itu. Pasti, istrimu akan syok. Dia pulang kerja jauh-jauh dari Jepang, suaminya malah selingkuh. Kalau kamu nggak mau, aku laporin pokoknya, sesuai janji ... kamu nikahin aku secepatnya!” cecarku pada A' Eko.“Sabar, dong, Sayang! Kalau kamu mau sabar sedikit lagi, aku pasti akan penuhi janjiku. Lagi pula, kan, aku lagi mengumpulkan uang untuk pernikahan kita. Kamu bilang, nggak mau kalau nikahnya cuma di KUA, sedangkan aku harus mengumpulkan modal untuk pesta. Kamu tahu sendiri, kan, semua barang yang aku punya ini, milik istriku. Kalau aku pakai secara sengaja dengan jumlah yang banyak, dia past

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12

Bab terbaru

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 185. Kebenaran map merah. End.

    POV Lisa. ***“Ibu, aku ada di mana? Di mana Via da Bapak?” tanyaku pada ibu yang sedang mengaji di sampingkuAku pindai ruangan ini dan sekarang aku paham aku ada di mana seingatku memang aku pingsan rupanya aku dirawat di sini.“Alhamdulillah ... Nak, kamu sudah sadar. Bapak ada di luar. Via juga ada di luar sama Mbok. Alhamdulillah sadar, Ibu senang sekali. Kamu pingsan terlalu lama Lisa, sampai membuat Ibu khawatir. Jangan tinggalkan Ibu, ya, Nak, kita hadapi ini sama-sama kalau kamu sakit begini Ibu juga ikut sakit. Kalau kamu lemah, Ibu lemah tidak bisa berbuat apa-apa, tapi kalau kamu kuat menghadapi, Ibu akan jauh lebih kuat lagi. Lisa, maafkan Ibu. Sungguh maafkan Ibu selama ini tidak jadi orang tua yang perhatian padamu sampai-sampai masalah seperti ini harus kamu telan sendiri. Ayo, Sayang, bangkit anak Ibu yang cantik anak ibu yang kuat. Tetaplah bersama Ibu, tetaplah menjadi kebanggaan Ibu yang tidak pernah takut apa pun di luar sana. Ibu akan selalu ada di sampingmu sam

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 184. Kenyataan pahit.

    POV Lisa. ***“Ibu, nggak usah kebiasaan memotong pembicaraan orang lain. Kalaupun orang tuanya teh Ocha mau mengatakan sesuatu ya, biarkan saja dulu berbicara setelah selesai berbicara baru Ibu menyangkalnya tidak begini. Namanya nggak sopan,” kataku.“Mungkin ini akan terdengar aneh, tapi kami harus mengungkapkan kebenarannya. Neng Lisa maafkan Ibu selama ini menyembunyikan padahal sebenarnya awal dari kedatangan kami ke sini ingin memberitahukan kebenaran ini pada Neng Lisa, tapi yang ada banyak sekali kendala-kendalanya dan mungkin hari ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kami untuk mengatakan sejujurnya. Perlu Neng Lisa dan keluarga tahu bahwa Ocha benar-benar istrinya ke dua Eko. Sedangkan Rara istri ketiganya Eko jelas,” bapaknya Teh Ocha.Ibuku jangan ditanya beliau langsung ambruk jatuh ke lantai,meski tidak pingsan, tapi aku yakin hatinya hancur mendengar kejujuran ini semua.“Kenapa begini? Kenapa rumah tangga anakku jadi begini sakit sekali aku mendengarnya. A

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 183. Kejutan lagi.

    POV Lisa. *** “Lapor sana, lapor cepetan aku tidak akan pernah takut! Asal kamu tahu saja ya, perempuan murahan, pezina macam kamu bisa dipenjara. Perselingkuhan yang kamu lakukan dengan Eko bisa kena pasal dan kamu akan membusuk di penjara bersama Eko! Paham kamu?!” teriak ibuku tepat di depan wajahnya Rara sampai dia mundur matanya dan wajahnya merah aku tahu Rara ketakutan. “Jangan sok tahu Ibu tua. Aku dan A Eko itu melakukannya atas dasar suka dan sama suka, jadi tidak ada yang bisa memisahkan kami dan begitu dengan kamu tidak akan pernah bisa memenjarakan kami,” jawab Rara. “Dasar perempuan bodoh! Selain bodoh kamu juga norak. Perselingkuhan zaman sekarang bisa dipenjarakan. Oh, ya, aku baru tahu kalau ternyata seleranya Eko rendahan begini. Lihat besan selingkuhannya Eko bahkan tidak lebih baik daripada Lisa. Udik sudah seperti jemuran jalan nggak jelas begitu. Pokoknya aku mau Eko dan Lisa pisah,” ucap ibuku. “Terserah kamu saja Besan yang penting aku juga tetap pada pendi

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 182. Perang dunia ke-3.

    POV Lisa. **** “Bahkan perempuan yang duduk di seberang Ibu yang diperkenalkan sebagai saudara itu adalah maduku,” kataku lagi. Perih sekali aku harus mengatakan jujur kepada kedua orang tuaku, tapi di sisi lain aku plong karena merasa berhasil mengeluarkan racun yang ada di dalam dadaku. “Apa!” teriak ibuku. “Be—san ... ini masuknya gimana, ya, tolong jelaskan pada kami!” bentak bapak. “Tidak ... ini pasti Lisa dan Besan sedang ngeprank kan, bentar lagi kan Ibu mau ulang tahun jadi pasti kalian bikin surprise kan?” kata ibuku sepertinya beliau memang belum bisa menerima kenyataan ini, tapi air mata sudah membasahi pipinya. “Tenang dulu Bu, kita minta penjelasan mengenai ini dari Besan dan juga Lisa,” sahut Bapak seraya mengusap bahu ibu. “Bapak, tahu ‘kan kalau mereka biasanya memang suka bikin kejutan begini. Bikin hati orang tua cemas ujung-ujungnya nge-prank seperti yang sering kita lihat di YouTube itu loh, Pak dan ujung-ujungnya kita dapat hadiah. Iya, kan, Lisa?” kata i

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 181. Jujur.

    POV Lisa.****“Iya, Besan memang aku yang melarang Lisa untuk memberitahukannya pada kalian karena kami pikir bisa menyelesaikannya. Kasihan kalian juga kan, kalau terbebani dengan masalah anakku. Sudah kukatakan tadi bahwa anakku di sini posisinya bersalah Aku malu jika harus memberitahukan padamu. Aku juga yang mewanti-wanti Lisa agar tidak memberitahukan bukan kami tidak menghargai Besan, tapi sebenarnya malu," jawab ibu mertua aku beliau pasang muka sesedih mungkin.Bapak menatapku meminta penjelasan. Aku mengangguk saja karena memang aku tidak perlu menjelaskan apa-apa. Biarkan saja Ibu mendramatisir apa yang terjadi itu tidak akan pernah merubah keputusanku nantinya jadi aku bebaskan saja Ibu mengarang cerita.“Tapi, ya, enggak boleh gitu juga lah besan. Kita ini kan, keluarga jadi mau sekecil apa pun permasalahan kita harus berdiskusi apalagi ini sampai di penjara loh, si Eko dan sampai dihajar bahkan kritis begitu. Kita bisa menuntut yang menghajar Eko jangan mau kita diinjak

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 180. Syok!

    POV Lisa. ***“Ibu sama Bapak cuma berdua aja si Via nggak nangis kan, Bu," tanyaku mengalihkan pembicaraan. Aku muak mendengar ucapan manis mertuaku yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.“Eggak ... tadi sih, sama Mbok lagi mainan boneka. Happy kok, Ibu sama Bapak ke sini juga nggak sendiri sama saudara besan loh, tadi ketemu di depan rumah si Lisa. karena mereka kaget Eko ada di rumah sakit ya, sudah akhirnya kami ajak ke sini," jawab ibuku. Sementara Salsa dan mertuaku terlihat kaget aku pun sebenarnya iya, tapi mencoba bersikap biasa saja. Saudara yang dimaksud orang tuaku pasti itu Teh Ocha dan kedua orang tuanya kalau begitu moment ini sungguh sangat istimewa. Aku tidak akan menyia-nyiakannya. Saatnya aku membongkar kebusukan mertua dan suamiku di depan orang tuaku.“Saudara yang mana besan? “tanya mertuaku sok tidak tahu. Padahal dari matanya jelas terbaca beliau sangat panik.“Si Ocha sama orang tuanya tapi tadi lagi izin ke toilet katanya kebelet. Oh, ya, Eko sakit apa

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 179. Kedatangan orang tuaku.

    POV Lisa. ***Aku benar-benar tidak menduga bahwa dia otaknya konslet bahkan lebih konslet dari Teh ocha. Ya, Tuhan beginikah selera suamiku? Selera seorang berpendidikan tinggi sungguh turun derajat sekali karena sewaktu dulu kuliah Mas Eko itu termasuk lelaki yang benar-benar pemilih kualitas perempuan giliran selingkuh kok, sama remahan rengginang begini. Astagfirullah dan itu menjadi sainganku kalau diladenin mungkin sampai lebaran monyet tidak akan berhenti. Ya, lebih baik aku diam saja malas ngeladenin orang-orang yang otaknya lebih konslet daripada Teh Ocha.“Diamkan kamu nggak usah balas ucapanku. Makanya kalau mau ngomong itu ngaca dulu kamu itu siapa? Ih ... malas banget meskipun kata Eko kamu adalah wanita yang paling berjasa dalam hidupnya, tapi kalau soal yang lain contohnya soal ranjang A Eko selalu memujiku bawa aku adalah yang terbaik,” kata Rara seraya mengibaskan rambut pirangnya.Astaghfirullahaladzim aku mimpi apa ya, bisa berhadapan dengan pelakor model begini. S

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 178. Konslet.

    POV Lisa. ***“Puas kamu, Lisa, udah buat anak Ibu begini. Pokoknya kamu harus mempertanggungjawabkan semuanya. Lihatlah sekarang Eko kritis. Ibu benar-benar kecewa sama kamu," ucap mertuaku begitu melihat kedatanganku. Untung saja Via tidak aku ajak karena situasi di sini sangat tidak kondusif. Mertuaku bahkan berusaha menyerangku.“Puas banget tuh, aku kira datang ke sini Mas Eko tinggal nama ternyata masih ada orangnya, ya, meskipun dalam keadaan kritis," jawabku pasti mereka semua tidak akan pernah menyangka bahwa aku akan menjawab seperti itu bahkan orang-orang sampai melongo.“Apa kamu bilang, dasar ya, kamu itu istri nggak tahu diri suami sekarat malah Alhamdulillah, benar-benar ya kamu kurang seons otaknya pantas aja dia pergi ninggalin kamu lihatlah, Bu, menantu yang Ibu bangga-banggakan ternyata begitu kan? Licik dan jahat. Bahkan dia mendoakan suaminya meninggal," sahut Rara. Aku hanya tertawa saja mendengarkan ocehannya. Terserah mau ngomong apa aku tak peduli.“Teteh kay

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 177. Kritis?

    POV Lisa. *** “Ya, mau bagaimana lagi Ibu juga khawatir, tapi kalau kita pergi malam ini lebih mengkhawatirkan keselamatan kita. Duh, tiba-tiba kepala Inu jadi pusing begini memikirkan sesuatu yang terjadi semuanya secara tiba-tiba,” keluh mertuaku. “Ayo, Mbok kita pergi dari sini aku nggak mau lagi mendengarkan perdebatan mereka!" ajakku pada Mbok, lalu kumatikan lampu agar mereka benar-benar pulang. “Tuh, kan, lampunya mati lagi, Bu. Sudahlah Ayo, kita pulang!" teriak Salsa. Sampai kamar aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Sejujurnya aku sedikit khawatir pada Mas Eko. Pasti sakit maag-nya kambuh lagi sampai dia dibawa ke rumah sakit begitu. Mas Eko itu orangnya milih-milih soal makanan sedangkan di penjara pasti makan seadanya dan Mas Eko nggak mau makan itu sebabnya dia sakit. “Apakah besok Ibu akan jenguk pak Eko?" tanya Mbok Wati. Aku menggeleng saja belum tahu apa yang akan aku lakukan besok. “Mbok, jadi curiga jangan-jangan Bapak dipenjara digebukin sama na

DMCA.com Protection Status