Share

Bab 98 Pelakor

Penulis: squidturtle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Happy reading

***

Saat pertama kali masuk ke dalam kamar Lisa, benar saja seisinya penuh dengan foto Aluna dan itu sukses membuat si pemilik foto menganga. Apalagi Daffin yang ikut melihat, dia tidak percaya Lisa sebegitu fanatiknya dengan Aluna. Sampai ada banyak kata-kata positfi yang Lisa tuliskan untuk dirinya di bawah foto Aluna.

“Kamu dapat semua foto aku dari mana?” Aluna tahu dia banyak memposting foto di media sosialnya, tapi ada beberapa foto yang tidak pernah Aluna post bisa ada di kamar Lisa.

“Hehe… beberapa foto kakak aku dapatkan dari mama,” cengir Lisa sambil menggaruk kepala yang tak gatal.

“Tante Graze sering memfoto aku?” tunjuk Aluna pada diri sendiri.

Jelas Lisa mengangguk, bahkan tanpa aba-aba Lisa langsung menarik Aluna kedekat meja belajarnnya. Di sana ada tiga foro Aluna yang dibingkai dengan cantik, diberikan hiasan bunga asli yang sudah kering.

“Tiga foto ini mama ambil saat kakak masih kuliah dulu. Kalau yang menghias itu aku, cantikkan?” tanya Lisa sekaligu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 99 Aluna Mengalah

    Happy reading***Tiga puluh menit kediaman Lisa depenuhi dengan keheningan. Setelah Zilla mengatakan iya semuanya langsung diam, tidak membicarakan apa-apa. Bahkan Lisa yang super duper hiperaktif menutup bibir rapat-rapat. Sementara Aluna? Wanita ini hanya diam dalam pelukan Daffin.Istri Daffin itu lebih memilih menenggelamkan kepala dalam ceruk suaminya. Menangis kencang di sana, tanpa suara. Hanya air mata Aluna yang menetes, isaknya tertahan karena mulutnya yang enggan untuk mengeluarkan suara. Bayangkan saja, keluarga yang sudah memperlakukan kalian secara baik, disambut dengan sangat ramah, ternyata menyimpan sakit teramat mendalam.“Sebelumnya saya minta maaf pada semuanya, termasuk istri saya.” Daffin membuka suara. Dia melihat jika tidak ada yang akan bersuara, apalagi melihat istrinya masih menangis dalam pelukannya.“Sebelumnya saya sudah tahu siapa Zilla dan tante Graze,” ungkap Daffin membuat dua orang yang disebut namanya menatap.“Kamu tahu dari mana?” Aluna mendunga,

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 100 Pengakuan Suami

    Happy reading***Awalnya niat Daffin ingin mengajak istrinya untuk menginap di rumah tante Graze selama mereka di Luxembourg. Niatnya juga agar Aluna semakin akur dengan Lisa dan Zilla, selain itu dengan mama tirinya, tante Graze. But, semuanya tidak jadi karena Aluna yang mau pergi ke danau dekat dengan hotel tempat mereka menginap. Jadilah mereka memutuskan malam ini untuk menginap di hotel, besok pagi baru cek out dan datang lagi ke rumah tante Graze.“Bagaimana rasanya?” mulai Daffin membuka pembicaraan.Saat ini dia dan Aluna tengah duduk di kursi pengunjung di pinggir danau Echternach. Mereka menunggu matahari yang akan terbenam sebentar lagi. Ya seperti kata Aluna, dia sedang rindu dengan senja di Luxembourg.“Apanya?” tanya balik Aluna, menolehkan kepala menatap Daffin.“Mengetahui semuanya dan mendapat keluarga baru,” jelas Daffin. Dia fokus menatap wajah Aluna yang terkena pantulan matahari sore. Sungguh kalau boleh Daffin jujur, saat ini istrinya sangat cantik walau dalam

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 101 Say You Love Me

    Happy reading***‘Apa yang harus aku lakukan pada wanita ini?’ hati dan otak Daffin sudah kehabisan cara untuk membuat Aluna paham.Tap.Daffin membawa telapak tangan Aluna masuk ke dalam genggamannya, menatap istrinya dalam. Tidak ada cara lain selain Daffin mengungkapkan secara langsung.“Aluna, listen,” pinta Daffin.“Aku tidak akan menggunakan perumpaan pria lain lagi sekarang.” Serius Daffin berucap.Satu alis Aluna terangkat, bingung dengan ucapan suaminya, tadi menceritakan kisah rumah tangga orang lain. Sekarang berkata tidak akan menggunakan perumpaan, jadi yang dari tadi Daffin ceritakan itu apa?“Tell me, kamu mau apa dari aku?”“Haaa?” Mulut Aluna terbuka membentuk huruf o, ya jelas bingung. Tiba-tiba ditanya pertanyaan random oleh Daffin.“Maksudnya?” tanya Aluna mencoba memperjelas.“Ya itu, kamu mau apa dari aku?” ulang Daffin bertanya. Kali ini dia serius tidak ada yang bercanda.“Apa pun yang kamu inginkan akan aku kabulkan.” Seratus persen Daffin berucap, bahkan ti

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 102 I Love You

    Happy reading***“Kenapa diam?”Aluna menatap dalam kedua mata Daffin, dia sudah melontarkan permintaannya dan tanggapan suaminya hanya diam tanpa membalas. Lima menit Aluna menunggu, dan selama itu yang Daffin lakukan hanya bernapas sambil menatap dirinya.“Permintaan aku tidak sesuai harapan kamu ya?” Mode bawel Aluna sudah dimulai.“No,” tolak Daffin.“Terus? Kenapa aku hanya kamu diamkan, tidak dibalas gitu? Setidaknya jangan buat aku seperti patung,” cerocos Aluna dengan wajah merengut seperti induk ayam yang didekati jantan.“Kamu mau jawaban seperti apa?”Ini kenapa kalian dari tadi saling menanyai terus sih? Tidak ada gitu yang bisa memberikan jawaban pasti. Gak bosen apa ya bertanya terus, heran juga dengan Daffin, pria satu ini apa maunya. Kenapa memberikan kepastian saja susah? Sudah seperti ingin melaporkan tahunan pada presiden saja yang butuh waktu untuk berpikir.“Kok nanya aku, ya kamu tanya diri kamu sendiri,” sewot Aluna dengan kedua bola mata memutar malas. Dia sud

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 103 Cinta Pertama

    Happy reading***Harus dari mana kita mulai cerita ini? Agaknya sedikit bingung karena masih terlalu speechless dengan pengakuan yang semalam kedua tokoh utama dalam cerita ini. Pagi ini pun masih dibuat kaget juga, pasalnya belum percaya. Oke! Mungkin mengira Daffin sudah mulai ada rasa pada Aluna itu sudah bisa ditebak. Tapi mengaku cinta dengan karangan plus berlutut? Who knows?“Pagi husband!”“Hati-hati sayang.”Lebih gilanya lagi adalah panggilan husband yang terlontar dari bibir Aluna untuk Daffin. Dahsyatnya lagi, kata sayang dari Daffin sebagai panggilan istemewa untuk Aluna. Wow! Kita sudah seperti diajak bermain roler coaster.“Aku hati-hati kok, hanya menuangkan teh hangat.” Senyum Aluna sudah mengalahkan sinar matahari. Kalian ingin tahu posisi mereka saat ini? Duduk berdampingan di pantry kamar hotel dengan tangan Daffin tidak mau melepas pelukan dari pinggang Aluna.“Hari ini jadi mau berpamitan ke Lisa dan keluarganya?”tanya Daffin dengan dagu yang dia topang di atas

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 104 Membawa Lisa

    Happy reading***“Selamat pagi!!”Lihat-lihat, Aluna memang sudah benar mengikhlaskan semua cerita masa lalunya. Dulunya masih menyimpan dendam yang teramat mendalam pada wanita ketiga dari hubungan orang tuanya, sekarang justru melupakan. Aluna sekarang sudah seperti menemukan keluarga baru saat bertemu Lisa beserta ibu dan kakaknya.“Pagi kak Aluna,” balas Lisa tak kalah senang menyambut kedatangan Aluna dan Daffin.“Wah-wah pagi begini pasangan suami istri ini sudah berkunjung,” komentas Zilla sedikit meledek Aluna yang menyerahkan sekantong buah-buahan.“Kenapa emangnya? Gak bolehya?” sewot Aluna dengan bibir manyun. Melengos begitu saja, menarik Lisa masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Zilla dan Daffin di teras depan.Zilla yang melihat sikap dan mimik cemberut Aluna hanya mengerutkan kening bingung. Menoleh menatap Daffin yang masih berdiri di depannya dengan penuh maksud.“Dia lagi datang bulan ya?” tanya Zilla yang dibalas hendikan bahu oleh Daffin.“Entahlah, dari tadi pag

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 105 Cerita Di Pesawat

    Happy reading***“Mama jaga diri baik-baik ya, kalau ada apa-apa harus langsung telpon Lisa,” pinta Lisa langsung pada sang mama.Saat ini Lisa dan keluarganya tengah berada di bandara, begitu juga dengan Aluna dan Daffin. Hari menjelang malam adalah jadwal keberangkatan Aluna, Daffin, dan Lisa ke Canada. Bisa secepat ini karena memang paspord Lisa sudah aktif sejak dia dinyatakan lulus untuk melanjutkan kuliah di Inggris. Untuk masalah yang lain untuk keberangkatan Lisa diurus oleh Daffin. Suami Aluna itu punya banyak teman dikedutaan, sudah pasti untuk masalah bepergian ke luar negeri sangat mudah.“Iya sayang, kamu juga jaga diri di sana, turuti apa yang dikatakan kak Aluna dan kak Daffin,” ucap mama memberikan petuah. Sebenarnya sangat berat melepaskan anak gadis keduanya untuk pergi jauh, tapi apa boleh buat. Demi mimpi Lisa yang ingin menjadi seorang dokter, dan juga ada Aluna yang bisa mama Graze percaya untuk menjaga anaknya.“Jangan nakal di sana, ingat kamu menumpang,” peri

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 106 Perkara Toilet Pesawat

    Happy reading***Detik dimana kelakuan Aluna semakin diluar nalar Daffin, jelas itu membuat si suami kalang kabut.“Daff…” panggil Aluna, sama sekali tidak melepas kegilaan tangannya. Bahkan, sekarang sudah sampai membuka releting celana Daffin.“Ayo,” ajak Aluna tidak mau berhenti.Cup.Tidak mau hilang akal, Aluna mengecup genit daun telinga Daffin yang masih pura-pura sibuk dengan majalahnya. Sumpah demi apa pun Daffin ingin sekali menghilang detik dimana adiknya yang berada dibawah bangun dalam genggaman tangan Aluna.“Kita bisa di toilet husband.” Suara yang sengaja dibuat semenggoda mungkin, Aluna gencar saat merasa suaminya sudah mampus kalang kabut.Tap.“Sayang please, ini di pesawat.” Akhirnya Daffin menutup juga majalah bisnis yang dia baca, sepenuhnya menatap Aluna. Tidak lupa juga Daffin mengeluarkan tangan istri gilanya itu dari dalam celana dan kembali menutup resleting celana miliknya.Fine! Beribu doa sudah hati Daffin rafalkan agar semua iblis yang menggerayangi tub

Bab terbaru

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 166 Cerita Kita

    Happy reading***“Saya berterima kasih kepada seluruh tamu undangan, para investor yang telah menyempatkan diri hadir pada acara 12 tahun Royal Group.” Daffin berdiri di atas podium dalam acara ulang tahun perusahaan yang dirinya dan sang Papa rintis.Selesai dengan masa jabatan sebagai duta besar, Daffin benar-benar terjun dalam dunia bisnis dan mengambil alih perusahaan atas permintaan sang Papa. Ada begitu banyak kemajuan yang terjadi selama Daffin menjabat sebagai CEO Royal Group. Satu-persatu investor mulai mendekat dan mengajak kerja sama yang membuat Royal Group melebarkan sayap kesegala bidang. Malam ini sebagai pembuktian, Daffin yang berdiri dengan Aluna dan kedua buah hatinya dihadapan begitu banyak tamu undangan memaparkan keuntungan Royal Group selama satu tahun terakhir.“Tidak etis rasanya jika saya tidak membiarkan dewan direksi sekaligus pemegang saham terbesar di Royal Group hanya diam tanpa memberikan sambutan,” ucap Daffin, menoleh menatap Aluna yang masih terseny

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 165 Happy Aniversary

    Happy reading***“Sayang!”Daffin melambaikan tangan saat dirinya melihat Aluna celingak-celinguk menatap seisi ballroom. Jelas teriakan Daffin yang cukup menggelegar itu membuat banyak pasang mata menatap ke arah Aluna dan Alisia yang tengah berjalan menghampiri suami masing-masing.“Halo anak Papa.” Adnan langsung membawa Haresh ke dalam gendongannya.“Ini acara apa sebenarnya?” tanya Alisia yang masih belum tahu dirinya tengah menghadiri acara apa. “Teman kamu yang mana yang mengundang? Aku kenal mereka? Atau mereka kenal aku tidak?” cecar Alisia membuat suaminya terkekeh.“Bukan acara teman aku,” jawab Adnan, melirik Daffin yang tengah merapikan rambut Aluna. “Tapi acara kita,” lanjutnya.“Ha?” Aluna menatap kakaknya. “Kita?” Jujur Aluna semakin tidak mengerti dengan maksud acara kita.Baru saja Aluna ingin membuka mulut ada sep

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 164 Hotel

    Happy reading***Aluna sudah kelimpungan mengurus Ara dan Haresh, belum lagi Aziel yang sedari tadi terus merengek. Pagi-pagi kepalanya sudah dibuat pecah, mana Ara susah sekali diatur sejak Haresh datang. Kedua bocah itu hobi sekali berlari-lari membuat Aluna kewalahan untuk memasangkan pakaian.“Sini biar Aziel sama kakak.” Alisia muncul dengan gaun biru dongker miliknya.Mengembuskan napas lega, Aluna menganggukkan kepala lantas berjalan keluar kamar mencari Ara yang belum dikuncir rambutnya. Pagi ini mereka membagi tugas, tapi karena Gail tiba-tiba demam membuat Alisia haru benar-benar mengurus anaknya, jadilah Haresh Aluna yang mengurus.Aluna ingin menyumpah rasanya, tadi Daffin dan Adnan meminta mereka semua berdandan dengan rapi dan akan dijemput pukul sepuluh yang artinya tiga puluh menit lagi. Tidak ada penjelasan Daffin dan Adnan pergi begitu saja, menyerahkan tugas mengurus dan menyiapkan anak-anak pada istri masing-masing.

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 163 Menuju Akhir

    Happy reading***Daffin menahan tawanya saat menatap Aziel berjalan dengan sempoyongan. Bayi yang baru saja menginjak umur dua tahun itu tengah berjalan menghampiri Aluna yang tengah menguncir rambut Ara. Tersenyum lucu menatap putranya yang berjalan tertatih dengan menjaga keseimbangan tubuh. Jujur saja melihat Aziel yang pantatnya masih dilapisi popok dengan langkah sempoyongan membuat perut Daffin tergelitik.“Buahahahahaha…”Tawa Daffin tidak bisa ditahan lagi saat Aziel jatuh terduduk kala kakinya gagal menjaga keseimbangan tubuh. Anak laki-laki itu yang tahu tengah ditertawai langsung menangis kencang.“Hahaha…” bukannya berhenti tertawa Daffin malah menjadi-jadi, terpingkal-pingkal dengan melihat wajah memerah Aziel dengan air mata membanjiri wajah.“Daffin!” Aluna menatap tajam suaminya.“Haha… iya-iya.” Daffin mengangkat tangan, lekas bangun dari duduknya m

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 162 Baby

    Happy reading***Semuanya mengerubungi si tampan yang berada pada ranjang khusus bayi. Anak laki-laki Daffin dan Aluna telah lahir dengan berat normal dan kondisi sehat. Alisia bahkan menangis saat dirinya yang diizinkan menggendong bayi Aluna pertama kali karena Daffin masih dalam kondisi bergetar setelah menemani Aluna melahirkan.“Lihat sayang, adiknya tampan sekali,” tunjuk Lisa yang tengah menggendong Ara. “Mirip banget sama Papa,” lanjutnya dengan senyum mengembang. Kepala Lisa mendunga menatap ke arah Aluna yang tengah istirahat karena tenaganya habis terkuras. Senyum bangga Lisa berikan pada Aluna walau kakaknya itu tidak melihat, Lisa bahagia kakaknya telah melewati rasa sakit saat melahirkan.“Mirip Ara ya adik kecilnya,” girang Ara melihat adiknya yang masih memejamkan mata.“Ih mirip tante tahu, tidak ada tuh mirip Ara sama sekali.” Salina menggelengkan kepala, waktunya menggoda Ara akhir

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 161 Final Day

    Happy reading***Alisia menggandeng Haresh dengan langkah terburu-buru melewati lorong rumah sakit, dibelakangnya ada Adnan dengan wajah panik. Suami Alisia itu sibuk menghubungi nomor telpon Daffin sejak sampai di rumah sakit. Sialnya, Daffin justru tidak mengangkat satu pun panggilan darinya.“Anak ini kemana sebenarnya,” gerutu Adnan, sudah ada puluhan panggilan hanya untuk Daffin saja tapi tak satu pun diangkat.“Gimana? Daffin ada angkat telpon?” tanya Alisia saat mereka sudah berada di depan salah satu ruangan VVIP rumah sakit.Adnan menggelengkan kepala. “Buru-buru diangkat, operator yang jawab terus,” ujarnya dengan napas berembus kasar. “Kita masuk saja dulu,” pinta Adnan. Menarik gagang pintu dan mendorong pelan.Pertama kali yang terlihat adalah Aluna yang meringis di atas ranjang rumah sakit, disamping Aluna ada kedua orang tua Daffin yang sudah terbang dari Australia ke Canada sej

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 160 Double Check

    Happy reading***Daffin dan Adnan berjalan masuk ke dalam kediaman baru milik Daffin dan Aluna. Semenjak masa jabatan Daffin sebagai duta besar berakhir, dia beserta semua keluarganya pindah dari kondominium, membeli rumah yang jaraknya cukup jauh dari rumah awal mereka. Walau tidak sebesar kondominium tapi rumah yang dibeli Daffin bisa dibilang cukup besar karena memiliki fasilitas yang lengkap. Rumah yang Daffin dan keluarganya tinggali sekarang adalah hasil dari bantuan dari Adnan yang mencarikan mereka rumah.“Aku suka rumah ini,” ujar Adnan saat melihat kolam renang yang mereka lewati untuk sampai ke ruang keluarga. “Untung saja kemarin kamu mau membeli rumah ini, jika tidak aku yang ambil,” canda Adnan yang dibalas kekehan oleh Daffin.“Terima kasih yang ke seratus kali,” ucap Daffin mengingat dia dan Aluna berterima kasih berkali-kali pada Adnan yang membantu mereka mencari rumah, dan mendapat harga diskon karen

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 159 7PM

    Happy reading***Tepat seperti judul untuk bab ini, jam tujuh pagi Aluna dan Alisia tengah menikmati usapan lembut angin yang menerpa kulit mereka. Jalan-jalan pagi sekitaran komplek mereka memang menyenangkan, tak lupa juga dengan Haresh dan Ara yang menemani. Agenda mereka hari ini adalah piknik di taman komplek, hanya mereka berempat karena Daffin dan Adnan tengah keluar karena ada urusan bisnis.“Kandungan kamu gimana? Sehat kan?” Alisia mengusap perut Aluna yang sudah membuncit memasuki umur delapan bulan.“Sejauh ini kata dokter aku dan si kecil sehat-sehat saja,” jawab Aluna. “Semoga saja tidak ada hal buruk terjadi sampai satu bulan kedepan,” harap Aluna.Selama masa kehamilannya Aluna benar-benar menjaga dirinya dengan baik. Dia sama sekali tidak pernah mengerjakan hal berat, pekerjaan rumah pun hanya mencuci piring saja, selebihnya Aluna serahkan pada ART. Aluna terus memikirkan hal positif agar tidak

  • Aku Mau Kamu di Kamarku   Bab 158 Gift

    Happy reading***Tatapan tajam Alisia membuat Adnan sudah seperti buruh upah yang bekerja tiada henti, sejak pagi buta Adnan seperti setrikaan bolak balik mengangkat barang. Ingin rasanya Adnan mengeluh pada istrinya, tapi Alisia malah acuh dan lebih fokus bermain dengan Haresh. Memang nasib melawan istri, tidak ada yang akan membela apalagi kata-kata Alisia.“Ini itu buat adik kamu.” Adnan sih langsung angkat tangan.“Ini mau ditaruh di mana sayang?” tanya Adnan saat mendorong tempat tidur bayi yang memiliki roda.Alisia menatap seluruh isi kamar yang kata Daffin menjadi kamar sementara anak Daffin dan Aluna. “Di mana ya?” bingung Alisia saat tidak menemukan space yang tepat.Adnan mengembuskan napas, setidaknya dia bisa istirahat sebentar selama istrinya berpikir. “Kamu sih, banyak banget belinya,” ucap Adnan. No! Dia tidak mengeluh karena pengeluaran sang istri yang diluar nalar demi membel

DMCA.com Protection Status