Clara beranjak dan berlari kecil untuk melihat siapa yang baru saja berjalan melewatinya. Ternyata itu memang Aland. Pria tampan yang mengaku sebagai suaminya itu masuk ke dalam satu ruangan yang Clara tidak tahu apa isi ruangan tersebut.Tiba-tiba ada seorang pelayan wanita yang lewat dengan membawa nampan dengan satu cangkir coffe. Clara yakin jika itu di siapkan untuk Aland. Seketika Clara memberhentikannya dan mengambil alih nampan berisikan cangkir coffe tersebut.“Nona-”“Biar aku saja yang mengantarkanya.” ucap Clar lalu berjalan menuju ruangan Aland. Sementara pelayan itu terlihat sangat resah. Karena ini tak lain merupakan tugasnya. Bagaimana jika Clara melakukan kesalahan? Dan tentu saja pelayan tersebut yang akan terkena hukuman dari tuan mudanya. Lord! Semoga semuanya akan baik-baik saja.Clara mengetuk pintu perlahan, lalu tak lama terdengar suara Aland yang mempersilahkannya untuk masuk. Wanita cantik itu membuka pintu kemudian masuk ke dalam ruangan Aland. Sementara di
Clara beringsut turun dari ranjangnya dan keluar kamar untuk mengambil satu gelas air putih. Namun ketika baru saja dia keluar dari kamarnya, langkahnya langsung terhenti ketika dia melihat seorang wanita cantik yang baru saja keluar dari ruangan Aland.Tidak mau bertanya-tanya dan berprasangka buruk, Clara langsung berjalan untuk menghampirinya sebelum wanita cantik tersebut pergi terlalu jauh.“Tunggu.” seru Clara, dan seketika membuat wanita cantik itu menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arahnya.Clara berjalan mendekatinya lalu bertanya. “Siapa kau? Mengapa kau berada di sini dan keluar dari ruangan suamiku?” tanyanya dengan nada yang sedikit canggung. Dia tidak menampilkan raut wajah heran, malah sebaliknya. Clara bertanya dengan sopan. Dia hanya takut akan menuduh orang lain tanpa alasan.Sementara dia malah menatap Clara dengan tatapan heran. “Kau belum tidur?” tanya seseorang yang suaranya terdengar sangat tidak asing bagi indera pendengaran Clara.Clara langsung menolehk
Di dalam ruangan khusus. Beberapa pelayan tengah berjejer dan Aland berada di hadapan mereka. Tidak usah di tanya apa alasannya kenapa Aland mengumpulkan mereka di dalam satu ruangan. Alasanya sudah sangat jelas. Beberapa pelayan itu tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Siapa yang terakhir menjaga Clara, hingga wanita cantik itu keluar dari kamarnya tanpa sepengetahuan siapapun. Bagaimana dengan pelayan yang bertugas hanya untuk mengisi air minum di dalam gelasnya? Bagaimana dengan keamanan di mansion Washington? Siapa yang terakhir kali menjaga ruang keamanan dan melihat Clara sebelum dia di temukan pingsan? Semua itu sangat di pertanyakan Aland.“Tidak becus!” geram Aland dengan suara yang lantang. Sudah di pastikan jika ruangan khusus yang dia pakai kedap suara.Dan semua yang berada di sana akan mendapatkan hukuman yang setimpal.Sementara di sisi lain. Clara tengah duduk di atas ranjangnya sembari di periksa oleh Jonathan untuk yang kedua kalinya, dengan di bantu oleh beberap
“Aku sangat sibuk.”Tiga kalimat yang selalu Clara dengar semenjak satu minggu terakhir. Entah mengapa, Clara merasa jika Aland kini selalu menghindarinya. Atau mungkin pria itu memang sangat sibuk. Namun untuk yang kedua kalinya, Clara memergoki satu orang wanita yeng berjalan keluar dari ruang kerja suaminya. Dan kali ini dia melihat seorang wanita yang berbeda.Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam tepat. Sudah lebih dari dua jam semenjak Clara menyelesaikan makan malamnya. Namun Clara masih duduk di kursi meja makan. Wanita cantik itu belum berniat untuk kembali ke dalam kamarnya.Hal itu tentunya membuat para pelayan dan koki yang berada di sana merasa resah. Karena Clara merupakan tanggung jawab mereka. Satu kesalahan saja yang Clara buat dan mereka tidak bisa mengatasinya. Maka merekalah yang akan mendapatkan hukuman.“Nona, obat anda.” ujar salah seorang pelayan. Dan untuk yang ke sekian kalinya pelayan itu mengingatkan Clara perihal obat yang harus Clara minum.“Aku akan memi
21+Happy Reading ....Sudah satu setengah jam berlalu semenjak Aland memerintahkan pengawalnya untuk membawa masuk Helena ke dalam mansion. Sementara pria tampan itu kini tengah berada di balkon ruang bacanya. Berdiri menatap hujan lebat yang turun dengan satu gelas redwine di genggamannya.Hanya dengan menggunakan bathrobe untuk menutupi tubuhnya. Aland tidak memperdulikan seberapa dinginnya cuaca di luar sana. Dia hanya ingin menenangkan pikiranya di iringi dengan suara air yang jatuh dari langit.Aland meneguk sisa redwinenya hingga tandas. Kemudian dia masuk ke dalam ruangannya kembali dan meraih ponselnya di atas meja. Dia menekan satu nomor yang langsung terhubung dengan seseorang.“Bagaimana?” tanya Aland kepada seseorang di seberang sana.“Nona Helena sudah sadar, Tuan muda.”“Bagaimana dengan pekerjaanmu?”“Selesai, Tuan. Semuanya berjalan sesuai keinginan Anda.”Aland langsung memutuskan sambungan teleponya. Dia melangkah masuk ke dalam ruangan yang masih berada di dalam ru
Clara membuka matanya perlahan. Merasakan cahaya mentari yang menyeruak masuk ke dalam kamarnya melalui selah gorden yang tidak tertutup dengan rapat. Wanita cantik itu merasakan ada yang melingkar pada pinggangnya. Dan itu tak lain adalah lengan seseorang.Dia menolehkan wajahnya ke samping. Melihat sosok Aland yang masih terlelap tepat di sana. Ada senyum tipis yang terukir pada wajah cantik Clara. Mendapati pria yang berada di sampingnya ketika dia terbangun.Namun sangat di sayangkan, Clara tidak bisa mengingat apapun semalam. Clara yakin, setelah dirinya meminum obat itu dirinya langsung terlelap. Mungkin ketika Aland masih berada di dalam kamar mandi.Perlahan Clara melepaskan lengan Aland pada tubuhnya, kemudian beringsut turun dari ranjang. Wanita cantik itu berdiri di tepi ranjang sembari menatap wajah Aland yang tengah tertidur pulas itu. Tampan, sangat tenang, membuat senyuman manis Clara terukir pada wajah cantiknya.Is he really my husband? Batin Clara.Setelah memandangi
“Sejak kapan kalian menikah?”Sebelum menjawab pertanyaan dari Helena. Clara ingin bertanya terlebih dahulu mengenai wanita di hadapanya. Siapa dia? apakah dia adalah sodara Aland? Jika memang ya, lalu mengapa dia tidak mengetahui perihal pernikahan Clara dengan Aland. Bahkan jika dia adalah teman Aland, tidak mungkin jika Aland menikah tanpa sepengetahuan teman-temanya.Dan … Mereka bertemu hampir setiap hari?Helena sendiri menganggap perkataan Aland itu benar. Jika Clara memang istri Aland, maka tugas Hele sekarang adalah untuk menyingkirkannya dari sisi Aland, kemudian menggantikan posisinya. Pada kenyataanya, Aland tidak mencintai wanita tersebut. Hele tau itu.Lord! Adegan semalam terus-menerus muncul di pikiranku. Dan pria ini tidur bersama wanita lain ketika istrinya berada di dalam satu rumah. Ckck. Clara yang malang. Batin Helena.“Kami sudah menikah semenjak tiga bulan yang lalu.” jawab Aland.Seketika Helena terhenyak. Tiga bulan yang lalu? Jelas saja tiga bulan yang lalu
Clara duduk di kursi taman, di temani oleh Jonathan di hadapanya. Di atas meja sudah tersedia dua cangkir teh hangat untuk menemani percakapan mereka. Clara mengajak Jonathan berbincang sejenak setelah pria itu selesai memeriksa kondisinya.“Kau mengenal Aland dengan baik, bukan?” tanya Clara kepada Jonathan.Pria tampan itu menatap Clara dengan tatapan yang sangat lekat.“Tentu.”Clara terdiam sejenak, menatap cangkir berisikan teh di atas meja dengan nanar. “Benarkah? Bisakah kau ceritakan sedikit tentangnya?” tanya Clara lagi sembari mengangkat wajahnya dan menatap Jonathan.Jonathan terdiam. Clara anggap diamnya itu adalah sebuah penolakan. “Setidaknya beri tahu kepadaku, apa yang sebenarnya terjadi.” pinta Clara dengan penuh harap.Jonathan menghela napas panjang, menyenderkan tubuhnya pada senderan kursi taman. “Apakah aku punya hak? Seharusnya kau bertanya langsung kepada Aland, Clara.” jawab Jonathan yang tentunya begitu mengecewakan untuk Clara.Kemudian dokter tampan itu ber
Happy Reading …. Clara baru saja kembali dari ruang rapat, sebelum masuk ke dalam ruangan sekretarisnya mengatakan jika Aland sedang menunggunya. Clara langsung masuk ke dalam ruangan, melihat pria yang sedang berdiri menatap keluar dinding kaca.“Sepertinya kau memiliki banyak waktu senggang,” ucap Clara seraya menghampirinya.Aland berbalik, menyambut Clara dengan pelukan hangat. “Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa tidak merindukanmu.”Clara tersenyum. “Mulutmu itu sangat manis.”“Aku tahu, karena itu kau sangat menyukainya, bukan?” goda Aland.Clara berdecak, melepaskan pelukannya pada tubuh Aland. “Jangan membicarakan hal seperti itu di dalam ruanganku.”“Baiklah, Nyonya Clara.”Kemudian, Clara duduk di atas sofa dan Aland mengikutinya. Dia menuangkan teh ke dalam gelas, lalu memberikannya kepada Aland.“Aland, apa kau tidak sibuk?” tanya Clara.“Aku menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat hari ini, dan aku juga tidak memiliki pertemuan penting.”Clara melihat arloji yang melingka
Happy Reading ….“Clara, apa kau sudah selesai bersiap?” teriak Aland dari dalam kamar.Clara sedang berada di dalam walk in closet, wanita cantik itu tengah berdandan, memoleskan make up pada wajahnya. Malam ini, mereka akan hadir di pesta pernikahan William. Dan Clara sudah berdandan sangat lama hampir satu jam penuh. Membuat Aland bosan menunggunya.“Aku sudah selesai,” ucap Clara seraya keluar dari ruangan pakaiannya.Clara mengenakan sebuah gaun berwarna peach tanpa lengan, berpadu cantik dengan higheels yang di kenakannya. Rambut legamnya yang terurai semakin memperindah penampilannya malam ini.Aland beranjak dari duduknya, berjalan mendekati Clara lalu meraih pinggang ramping wanita cantik itu. “Baby, kau sangat cantik. Apa malam ini kau berencana memikat para pria?” goda Aland.“Aku tidak ingin memikat mereka. Tapi mereka sendiri yang akan terpikat olehku,” ucap Clara dengan bangga.Aland tersenyum, mencium ceruk leher istrinya. “Kau sangat cantik. Aku tidak senang jika orang
Happy Reading ….Setelah menyelesaikan makan malam, mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Kini Clara sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, sementara Aland masih sibuk dengan macbook di atas pangkuannya.Seketika Clara teringat dengan sebuah undangan pernikahan yang Jessie berikan padanya kemarin. Karena sibuk dengan pekerjaan, Clara belum sempat untuk memberitahunya kepada Aland.Setelah mengikatkan mantel tidurnya, dia pergi menuju walk in closet dan mengambil tas yang kemarin dia pakai. Mengambil sebuah undangan dari sana, lalu kembali ke dalam kamar dan menemui Aland.“Aland, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”“Katakan, Clara,” ucap Aland tanpa mengalihkan pandangannya dari layar macbook.Clara berdecak samar, duduk di samping Aland lalu mengambil macbook tersebut dan menggentikannya dengan sebuah undangan yang dia bawa. Kemudian Aland membuka undangan itu, dan membacanya.“Kemarin Jessie memberikannya padaku,” tutur Clara.Aland menyimpan undangan tersebut ke
Happy Reading ….Wanita cantik itu melenggang masuk ke dalam mansion, menaiki anak tanggan dan pergi menuju kamarnya. Sesampainya di sana, dia menyimpan tasnya ke atas nakas, menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.“Aku sangat lelah,” gumamnya rendah.Aland keluar dari kamar mandi, dia baru saja menyelesaikan acara mandinya. Melihat Clara yang sedang berbaring di atas ranjang, dia langsung menghampiri istri cantiknya itu.“Kau sudah pulang?” “Ya.” Clara mengangguk.“Ada apa? Kau bahkan memiliki jam kerja lebih banyak dariku,” ucap Aland.Clara beranjak duduk, menatap Aland dengan wajahnya yang lesu. “Ini sangat melelahkan ….”Aland tersenyum, duduk di samping Clara di tepi ranjang. “Sudah aku katakan, kau hanya cukup menjadi Nyonya Aland Wahsington, dan aku akan menjamin hidupmu. Kau akan bahagia, hanya perlu duduk manis, dan mengatakan apa yang kau inginkan, aku akan menurutinya. Bagaimana?”“Tidak … itu membosankan.”“Apa membosankan menjadi istriku?” tanya Aland sedikit kesal.Cl
Happy Reading ….Keluarga kecil itu tengah sarapan di meja makan bersama. Keempatnya sudah bersiap untuk pergi dan menjalani kegiatan mereka masing-masing. Fiona dan Fillio terlebih dulu menghabiskan sarapan mereka, karena keduanya harus segera pergi ke sekolah.“Mami, kau akan menjemput kami di sekolah hari ini, kan?” tanya Fillio.Clara tersenyum. “Tentu, Sayang.”Setelah memeluk ringan dan mencium mami dan papinya, kedua anak itu pergi ke sekolah dengan di anatarkan oleh supir. Sementara Clara dan Aland masih berada di meja makan, dengan santai memakan sarapan mereka.“Bagaimana pertemuanmu dengan investor kemarin?” tanya Aland.“Semuanya berjalan lancar, mereka setuju untuk berinvestasi meskipun awalnya mereka ragu.”“Ragu?”“Ya.” Clara mengangguk. “Karena aku baru menjabat sebagai pemimpin perusahaan, mereka takut jika perusahaanku sedang tidak stabil. Tapi tenang saja, aku bisa menyakinkan mereka,” imbuhnya dengan bangga.Jika Aland tahu bahwa orang yang aku temui kemarin adalah
Happy Reading ….Clara berada di dalam kamarnya, berdiri di depan cermin seraya mengikatkan tali mantel tidur miliknya. Kini waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, namun Aland belum juga kembali. Clara sudah terlalu lama menunggu pria itu, dia memutuskan untuk tidur terlebih dulu dan tidak akan menunggunya lagi.“Aku harap dia tidak menganggu tidurku,” gumam Clara rendah.Aland selalu meminta jatahnya sebagai seorang suami, tapi dia sendiri yang tidak bisa menepati waktu untuk melakukannya. Pria itu selalu sibuk dengan pekerjaan, lalu meminta pada Clara disaat waktu yang tidak tepat. Contohnya seperti di perusahaan Clara tadi siang. Membuat Clara kesal.Wanita cantik itu baru membaringkan dirinya di atas ranjang, menarik selimut dan hendak memejamkan mata. Tapi tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, Aland masuk ke dalam kamar dan langsung naik ke atas ranjang, berbaring di samping istrinya, memeluk tubuh Clara dengan erat.“Aland … menyingkirlah dariku.”“Tidak, Clara.”Clara berde
Happy Reading ….Clara baru saja kembali dari rapat para pemegang saham. Mereka mendiskusikan untuk pengangkatan CEO baru perusahaan Royce. Sebagai pemegang saham tertinggi dan pendidikan yang memadai, dia berhasil menjadi pemimpin baru dari perusahaan keluarganya.Awalnya, mereka semua meragukan kemampuan Clara. Namun Clara memberikan beberapa bukti jika selama belajar di luar negeri, dia telah berhasil menderikan sebuah perusahaan kecil yang bisa terbilang sukses. Mereka tidak bisa meragukan kemampuan Clara lagi.Wanita cantik itu baru saja diantar ke ruang kerjanya yang baru, ruang kerja CEO. Clara meraba meja kerja, menatap kursi yang dulunya ditempati oleh Robert Royce. Dia teringat kembali kenangan masa kecilnya ketika pertama kali di bawa ke ruangan itu.Clara kecil menangis dan ingin ikut Robert bekerja, ibunya tidak berdaya untuk menolak permintaannya. Terpaksa Robert membawa Clara ke perusahaan, duduk menemaninya selama bekerja. Semuanya sangat indah disaat kehancuran belum t
Happy Reading ….Pria itu melangkah dengan cepat masuk ke dalam mansion. Pergi menuju kamar buah hatinya. Namun seketika langkahnya terhenti saat dia mendapati seorang wanita cantik berdiri di hadapannya. Wanita itu menatapnya dengan senyuman penuh.“Hai, apa kabar?”“Clara ….”“Ya, aku kembali.”Aland tersenyum, berjalan cepat menghampiri wanita cantik itu kemudian memeluknya erat. Clara membalas pelukannya dengan hangat. Mereka tidak saling bertemu hampir setengah tahun, dan kini waktunya mereka untuk saling melepaskan rindu satu sama lain.Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari lantai dua. Fiona dan Fillio sedang menonton kedua orang tuanya yang sedang berpelukan. Menyadari hal itu, Aland dan Clara langsung melepaskan pelukan mereka.Fiona dan Fillio berlari menuruni tangga, lalu menghambur ke dalam pelukan mami papinya. “Kami juga ingin dipeluk,” ucap mereka bersamaan.Rasanya kini keluarga kecil mereka sudah lengkap kembali, kebahagiaan mereka akan bertambah setiap harinya.
EMPAT TAHUN KEMUDIAN.Happy Reading ….Di dalam sebuah kelas sekolah taman kanak-kanak. Beberapa anak kecil sedang berlarian dan bermain. Meskipun guru di depan kelas meminta mereka untuk mengikuti pelajaran, namun beberapa anak nakal hanya sibuk bermain dan tidak memerdulikan pelajaran.“Papiku membelinya kembarin, ini sangat bagus,” ucap seorang anak laki-laki seraya memperlihatkan mainannya pada beberapa anak yang lain.“Aku akan meminta papiku untuk membelikannya juga.”“Aku mau!”“Aku mau!”Seorang guru mendatangi kerumunan anak laki-laki yang berada di sudut kelas itu. Mengambil sebuah mainan yang sejak tadi menjadi perhatian mereka.“Fillio, kau membawa mainanmu lagi ke sekolah. Apa kau ingin Bu guru mengambilnya?”“Aku hanya ingin memperlihatkannya kepada mereka,” jawab Fillio.“Baiklah.” Guru muda dan cantik itu memberikan mainannya kembali pada Fillio. “Besok kau bisa melakukannya ketika istirahat, tidak pada jam pelajaran.”Anak laki-laki itu mengangguk paham.“Fiona Fiona,