"Apa yang terjadi?" tanya Jodi.Hari baru siuman setelah kejadian dipukul Ghea dengan vas bunga saat dirinya lengah. Ghea pun sudah kabur saat Jodi datang dan menemukan Hari pingsan dengan kepala terluka. "Mana Ghea?" tanya Hari tanpa menjawab pertanyaan dari Jodi sebelumnya. "Aku gak melihatnya sejak sampai di sini. Apa dia kabur?" "SIALAN!" umpat Hari sambil memegangi kepalanya. "Aku panggil dokter dulu biar lukamu segera diobati," putus Jodi karena merasa Hari sedang tidak bisa diajak berkomunikasi dua arah. Hari masih meringis kesakitan sambil menahan amarah karena menyadari istrinya sudah berhasil melarikan diri darinya. Mengingat Ghea mengetahui banyak rahasianya, Hari semakin naik pitam dan membenci Ghea. "Kita harus segera menemukan keberadaan Ghea dan menyingkirkannya. Dia terlalu berbahaya. Apalagi dia mengetahui rahasiaku terlalu banyak. Ah, Sial! Kenapa juga dia tadi berhasil kabur!" "Kamu tenang saja. Aku sudah mengerahkan orang-orang kita untuk mencarinya. Dia tid
Selama Ghea berada di apartemennya, Abimanyu selalu pulang ke apartemen dulu sebelum ke rumah orang tuanya. Meski hanya untuk sekedar makan malam bersama Ghea dan membicarakan beberapa hal sebagai alasan untuk menemuinya. "Tadi suamimu ke rumah sakit. Seperti dugaan kita, dia pasti sedang kalang kabut mencari kamu sejak kemarin." "Tapi dia gak curiga 'kan aku ada dimana?" "Tentu saja tidak. Dia bahkan berbohong padaku dan mengatakan jika kamu sedang ke Singapura untuk menjenguk Tante Gita."Mendengar mamanya disebut, ekspresi Ghea berubah. Dia masih khawatir pada mamanya yang belum diketahui keberadaannya. Meski Abimanyu mengatakan untuk mempercayakan masalah keselamatan mamanya padanya, tapi tetap saja Ghea khawatir jika belum melihat sendiri kondisinya. "Kamu jangan khawatir, Ghe. Mamamu akan dalam perlindunganku." "Kamu sudah berhasil mengamankan mamaku?" Abimanyu mengangguk. Senyum lega terlihat di wajah Ghea. "Bisa aku menemuinya?""Bisa, tapi tidak untuk sekarang. Aku akan
Sudah menjadi lagu lama jika Zahera sering kepo dengan siapa putranya dekat. Dia sangat berharap putra pertamanya segera membawa pasangan untuk diperkenalkan sebagai calon menantu. Jadi begitu Abimanyu memperlihatkan gelagat di luar kebiasaannya, Zahera akan sangat sensitif dan penasaran luar biasa. Sedangkan Abimanyu sendiri, hanya bisa menyesal karena tidak sadar sudah melakukan kesalahan dengan membuat keluarganya menjadi curiga. "Masa iya sih aku jadi sering senyum belakangan ini? Perasaan biasa aja deh," gumamnya menampik kecurigaan apa yang didengar dari ibunya. Meski ingin menyanggah, tetapi dia pun tahu jika Zahera adalah sosok yang paling peka jika itu tentang anak-anaknya. Jadi, tidak mungkin wanita paruh baya itu asal bicara jika sudah berkenaan dengan putra-putrinya. "Bagaimana kalau di lain kesempatan, Eomma kembali bertanya? Apa aku harus menceritakan tentang Ghea? Dengan statusnya yang saat ini masih menjadi istri pria lain, apa Eomma bisa mengerti dan tidak berpiki
"Kamu selidiki lebih lanjut, apakah benar ada permainan di manajemen Gauta Farma atau tidak." "Baik, Mas." Seperti biasa, begitu Abimanyu mengetahui berita mengenai perusahaan Gauta Farma yang tertuduh berskandal dengan para pengedar yang belakangan ini banyak tertangkap oleh polisi bagian Satuan Reserse Narkoba, membuatnya lekas menurunkan titah pada Rusdi untuk mengemban tugas. Di satu sisi, Abimanyu tidak rela jika perusahaan farmasi milik Keluarga Gautama terjerat skandal. Di sisi lain, dia juga ingin memanfaatkannya jika benar terjadi untuk menyeret oknumnya saja ke jeruji besi. "Ternyata makin jauh, kejahatan kamu makin mengerikan" gumam Abimanyu memikirkan satu nama pria yang membuat rahangnya mengeras. Baru dua kasus yaitu kekerasan pada istrinya, juga pembunuhan kepada mertuanya saja sudah membuat Abimanyu jengah. Sekarang ditambah dengan kemungkinan ada bisnis haram yang dijalankannya juga di dalam manajemen perusahaan farmasi yang sejak dulu terkenal bersih. Ghea meman
"Bi, aku khawatir sama Ghea. Apa benar dia di Singapura buat nungguin mamanya? Kenapa perasaanku gak enak ya? Aku takut suaminya bohong dan ternyata Ghea sedang ada dalam bahaya." Frans sudah menahan diri dalam beberapa hari ini untuk tidak panik memikirkan tentang Ghea. Akan tetapi, dia tetap tidak bisa karena terlalu peduli padanya. "Kamu jangan khawatir! Ghea baik-baik aja kok.""Kamu tahu dari mana?" 'Karena Ghea ada di apartemenku,' batin Abimanyu tidak bisa mengaku secara terang-terangan. "Ya karena kata suaminya gitu," balas Abimanyu terpaksa berbohong. "Ck! Kamu gimana sih, Bi? Suaminya tuh mencurigakan, aku gak yakin sama dia." "Ya terus kalau gak percaya sama yang dia bilang, kamu mau percaya sama siapa?" Sebenarnya Abimanyu merasa bersalah karena harus menutupi keberadaan Ghea pada Frans yang jelas-jelas suka dengannya dan sangat mengkhawatirkannya. Hanya saja, dia tidak bisa membocorkan keberadaan Ghea atau nanti akan membahayakan keselamatan Ghea sendiri jika terla
"Tunggu sebentar, ya? Aku beresin kerjaan sebentar. Kamu gak lagi buru-buru, kan?" Abimanyu sedang ada janji temu dengan Davin. Teman bermain semasa di Educa Center yang sekarang sudah menjadi anggota kepolisian. "Gak kok, tenang aja," balas Davin yang sudah duduk di sofa ruang kerja Abimanyu. "Tumben banget aroma ruangan kamu gak steril begini? Kamu habis makan dimsum di ruangan ini?" Abimanyu baru menyadari jika aroma dari makanan kiriman Ghea siang tadi masih menyisakan bau yang khas. Tidak mungkin untuk mengelak, dia pun mengangguk apa adanya. "Serius? Kayak bukan Abimanyu banget, deh!" Abimanyu tidak lagi menanggapi. Dia membiarkan sahabatnya berpikir apapun tentangnya. Dia masih butuh fokus sepenuhnya untuk mengerjakan tumpukan berkas di atas meja. Davin, abdi negara yang hari ini berpakaian casual demi menuruti permintaan kawannya yang mengajak pertemuan, tersenyum samar membayangkan sesuatu yang menyenangkan hatinya sebelum masuk ke ruangan tersebut. 'Kalau tahu Abi bel
"Aku kayak lagi gambar mimpiku sendiri," gumam Ghea sambil menilik sketsa gambar buatannya. Masih di tahap awal pembuatan rancangan karena seharian tadi Ghea lebih banyak mencari ide dan membayangkan seperti apa karya yang ingin dibuatnya. Ghea sudah menikah, tetapi tidak sempat membuat foto pernikahan yang layak bersama suaminya. Jadi, untuk menuruti permintaan Abimanyu membuat foto pernikahan versinya sendiri berdasarkan imajinasinya, Ghea benar-benar dibuat berpikir. "Kira-kira Pak Abi mau pakai lukisan ini buat apa, ya? Apa dia berniat untuk memberikannya kepada calon istrinya? Tapi sepertinya dia gak lagi dekat dengan siapa-siapa."Ghea hanya bisa menerka tanpa berani bertanya secara langsung. Karena menggambarnya sambil memikirkan Abimanyu, tanpa sadar Ghea juga membuat karakter mempelai pria dalam lukisannya seperti Abimanyu. Postur tubuh dan cara bagaimana dia biasanya berdiri dengan pakaian yang biasa membungkus tubuhnya di acara resmi seperti pernikahan tergores begitu s
Keberadaan Ghea pagi ini di Medica Center cukup mengejutkan staf rumah sakit yang jelas tahu wanita itu sudah beberapa hari tidak masuk kerja. Apalagi, kedatangan Ghea hari ini juga bukan untuk bekerja seperti biasanya. Melainkan untuk menjalankan pemeriksaan visum dengan surat permintaan yang sah dari kepolisian atas kasus pelaporan tindak kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suaminya. Salah satu pekerja rumah sakit yang terlihat paling syok tentu saja Frans, si Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Dia menatap nyalang pada Abimanyu yang berusaha tetap tenang. "Ini maksudnya apa, Bi?" cecarnya tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. "Tunggu, nanti aku ceritakan," ujar Abimanyu dengan suara rendah. Frans yang sudah tersulut emosinya merasa tidak bisa menunggu lagi. Dia mencekal kerah kemeja Abimanyu yang dilapisi jas snelli dengan geram. Emosinya meledak-ledak karena merasa sudah dibohongi. "Jelas-jelas kamu tahu aku khawatir banget sama Ghea! Ternyata kamu tah
“Kamu kenapa, Sayang?” Gita melihat Ghea seperti tidak nafsu makan. Makanan di atas piringnya hanya diaduk tanpa berniat dimasukkan ke mulut. “Apa ada masalah yang kamu sembunyikan dari Mama?” tanya Gita lagi, karena Ghea masih bergeming. “Sebenarnya …,” Ghea menjeda ucapannya. “Sebenarnya ada apa, Sayang?” Ghea menatap mata mamanya yang menunggu jawaban. Dengan ragu-ragu, Ghea pun bercerita tentang ajakan Abimanyu untuk bertemu dengannya, dan belum dibalas olehnya. “Sebenarnya Abi ngajak ketemu, Ma. Dan aku belum kasih jawaban dari kemarin.” “Loh, memangnya kenapa? Kamu gak mau ketemu sama dia?”“Aku … bingung, Ma. Aku gak tau gimana dengan perasaanku ini. Aku pengen ketemu dia, tapi aku takut.” “Takut? Takut kenapa?” “Aku takut kebawa perasaan, Ma.”Gita akhirnya paham. Seorang wanita, saat merasa jatuh hati pada seorang pria, tetapi tidak yakin jika perasaannya berbalas, pasti akan merasakan keresahan yang teramat sangat. Dan itulah yang sedang dirasakan Ghea saat ini. “K
Abimanyu hanya terdiam saat ditandaskan dengan pernyataan tegas Gita. Keterdiamannya menjadi asumsi mereka yang melihat, jika cinta tidak benar-benar ada untuk Ghea. “Saya sangat berterima kasih dan mengapresiasi semua bantuan kamu untuk saya dan putri saya, Nak. Namun, jika balasannya adalah pernikahan tanpa cinta, saya minta maaf lebih baik kami membalas budi dengan cara lain. Saya tidak bisa mempertaruhkan kebahagiaan putri saya. Menebus semua kesakitannya saat menikah dengan orang yang sebelumnya saja, saya tidak bisa. Mana mungkin saya akan membiarkannya mengulang kesalahan yang sama.”“Tante, Oppa-ku gak akan nyakitin Eonni Ghea. Aku kenal dia siapa. Dia gak akan memperlakukan Eonni Ghea dengan buruk, Tante.” Keiza yang tidak tahan melihat Abimanyu tanpa pembelaan, akhirnya bersuara lebih dulu. Liam memegang lengan putrinya untuk menghentikan perkataannya karena yang lebih berhak berbicaralah ada Abimanyu sendiri. Barulah Keiza tidak melanjutkan bujukannya. “Saya tau nak, Kei
Kabar tentang hukuman yang dijatuhkan untuk Sanjaya sudah sampai di telinga Alea yang masih di Penang bersama putrinya. Tentu saja berita itu menjadi berita buruk karena lamanya hukuman yang diterima sang suami tidak main-main. “Bagaimana mungkin aku bisa melewati sepuluh tahun tanpa kamu, Mas?” ratapnya. Walaupun Abimanyu memang sudah mengcover segala biaya hidup dan berobat Qila, tetapi dukungan secara moril dan kebersamaan dengan sang suami tentu saja akan dirindukan Alea. Apalagi mendampingi pengobatan panjang putri mereka satu-satunya. Alea terpaksa menyembunyikan kondisi yang sebenarnya pada sang suami dari Qila. Dia tidak mau proses pengobatan putrinya menjadi terganggu jika tahu papanya mendekam di penjara. Apalagi jika tahu alasan papanya sampai dipenjara adalah demi biaya pengobatannya ke Penang selama ini. “Ma.” Alea menoleh dan menghapus air matanya sebelum menghampiri putrinya yang baru terbangun. Dia tidak mau sang anak sampai tahu jika dirinya baru saja menangis. A
Sejak dari persidangan, Ghea menjadi lebih pendiam. Gita yang merupakan ibu kandungnya tentu saja sangat peka akan perubahan putri semata wayangnya. “Mama perhatikan, kamu sepertinya agak berbeda, Sayang. Apa ada yang sedang kamu pikirkan?” tanyanya. Gita hanya menggeleng kecil. “Jujur sama Mama. Apa ini soal putranya Zahera?” “Dari pertama Mama selalu panggil Pak Abi dengan sebutan anaknya Nyonya Zahera, kenapa gak sebut anaknya Tuan Liam? Apa karena Mama sudah tahu kalau Pak Abi Itu bukan putra kandungnya Tuan Liam?” “Mama memang sudah tahu, tapi Mama juga gak tahu siapa papa kandungnya, karena Zahera gak pernah cerita dan Mama juga gak mau tanya karena takut membuatnya teringat masa lalu.” Gita pun menceritakan tentang alasan perceraian Zahera dengan papa kandungnya Abimanyu versi yang dia ketahui. Tentang pengkhianatan Sanjaya pada Zahera selama mereka menikah, dan baru diketahui saat Abimanyu sudah sekolah SD. “Sejak resmi bercerai, setahu Mama mereka memang kehilangan komu
"Gak nyangka ya, Ma. Besok udah hari persidangan aja." Mendekati hari persidangan, Ghea cukup sibuk di Gauta Farma sampai tidak sempat memantau kasus mantan suaminya yang terjerat banyak kejahatan yang berkaitan dengan keluarganya. Dia percayakan semuanya kepada Abimanyu dan tim kuasanya. Memilih untuk mengambil bagian dalam mengembalikan nama baik Gauta Farma sesuai dengan arahan dari Abimanyu. Ghea dibantu Abimanyu membuat klarifikasi mengenai skandal yang membawa nama perusahaan farmasi rintisan Tuan Gautama, papanya Ghea. Ghea dengan dukungan keluarga Evander Lim, meyakinkan masyarakat jika skandal tersebut adalah perbuatan oknum dan bukan menjadi tanggung jawab dari perusahaan tersebut. Ghea juga menjanjikan akan berupaya keras untuk mengawasi Gauta Farma lebih baik lagi sehingga kasus seperti itu tidak pernah kembali terjadi. Dengan begitu, perlahan nama baik Gauta Farna akan kembali membaik, dan bisa beroperasional seperti biasanya, meskipun untuk beberapa bulan ke depan a
Hari Hardana kembali digelandang ke kantor polisi untuk dimintai keterangan terkait pelaporan atas dua kasus baru yang menimpanya. Kasus pelaporan percobaan pembunuhan Loretta juga pembuatan hingga pengedaran obat terlarang. Keduanya mendapatkan bukti dan kesaksian dari Jodi yang difasilitasi bantuan oleh Abimanyu. Jodi akhirnya memutuskan untuk berdiri di sisi Abimanyu dan Ghea. Meskipun itu tidak bisa membuatnya bebas dari jerat hukum, tetapi setidaknya dia tidak sendirian karena otak dari tindakan kriminal itu ikut diseret olehnya. “Brengsek kamu, Jod!” amuk Hari saat bertemu dengan Jodi di tahanan. Jodi hanya terkekeh karena sudah tahu akan mendapatkan respon seperti apa saat Hari kembali masuk ke tahanan bersamanya sambil menunggu waktu sidang. “Kamu tuh yang brengsek! Kamu kira, kamu bisa lepas tangan dengan mengkambinghitamkan aku, gitu? Mimpi!” “SIALAN!” umpat Hari lagi. Hari dan Jodi hampir baku hantam jika penjaga tidak lekas melerai. Apapun yang terjadi di tahanan sam
“Ngapain kamu ke sini?” ketus Jodi saat didatangi Abimanyu di tahanan.“Kamu maunya aku ke sini untuk apa?” Jodi hanya melengos, tidak menjawab dan tidak percaya siapa-siapa untuk saat ini. Bagaimana tidak, orang terdekatnya selama ini saja bisa berkhianat dan melimpahkan semua kesalahan tindak kriminal yang pernah mereka lakukan kepadanya semua. Abimanyu mengetukkan meja kayu di depannya dengan ujung jari. Membuat suasana yang sempat hening menjadi tegang. “Kamu sudah siap menanggung semua hukum pidananya sendirian?” ucal Abimanyu lagi. Jodi masih saja diam. Dalam hati dia sangat marah dengan Hari yang sudah cuci tangan dan membuatnya dalam masalah besar. Tanpa Hari, tentu saja Jodi tidak bisa mendapatkan bantuan hukum karena selama ini dia hanya menjadi kaki tangan tanpa punya kuasa apapun. “Kalau kamu sudah siap mempertanggungjawabkan semuanya sendirian, ya sudah.”Abimanyu berdiri dan bersiap untuk pergi, tetapi Jodi yang sebenarnya sejak tadi penasaran dengan tujuan kedatang
Seperti yang dikatakan oleh Abimanyu, tidak lama setelah hari itu, seorang pria paruh baya dengan tubuh yang menyusut dimakan usia akhirnya menyerahkan diri ke polisi dengan pengakuan ikut terlibat dalam pembunuhan berencana terhadap orang tua Ghea. Sanjaya sebagai sopir truk yang menabrak mobil Gautama dan Gita pada saat itu, menceritakan asal mula dirinya disuruh Hari Hardana melalui asistennya, Jodi Jonathan. Sanjaya mengaku terpaksa menerima pekerjaan kriminal itu demi imbalan uang yang banyak. Dia juga menunjukkan bukti yang sengaja masih disimpannya berupa pesan singkat dan transaksi pembayarannya. Karena kasus itu ditangani oleh Davin sebagai sahabatnya Abimanyu, tentu saja laporan tersebut lekas diproses dan dilakukan panggilan penangkapan untuk Jodi Jonathan juga Hari Hardana. Hari dan Jodi ditangkap saat keduanya masih berada di Gauta Farma. Perusahaan yang bergerak di bidang obat-obatan itu menjadi gempar karena penangkapan si direktur utama berikut asistennya. Apalagi
“Gak, Pa. Mama gak setuju kalau Papa mau ngaku ke polisi.”“Ma, tapi ini demi kita semua. Papa juga gak akan tenang seumur hidup kalau belum mempertanggungjawabkan perbuatan Papa.”“Papa mau tanggung jawab bukan karena Papa gak tenang, tapi karena Abimanyu yang minta, kan? Anak pertama Papa sama Mbak Zahera.” “Alea sayang, dengan atau tanpa permintaan Abimanyu, Papa memang sudah seharusnya bertanggung jawab. Papa berani melakukan tindakan kriminal bahkan perbuatan dosa asal bisa memperjuangkan kehidupan untuk Qila, putri kita. Saat ini Qila sudah makin sehat dan Papa sangat bersyukur atas itu. Papa mau taubat dan memulai lagi dengan cara yang benar, Ma. Jadi contoh yang baik buat Panda dan Qila. Ini buat kebaikan kita semua.” “Papa kenapa tega sama Mama, Pa. Gimana Mama mengurus anak-anak tanpa Papa?” “Abimanyu sudah janji akan penuhi semua kebutuhan kalian selama Papa di penjara, Ma. Papa yakin Abimanyu gak akan ingkar janji. Kehidupan kalian justru akan lebih baik setelah ini. Pa